BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

Analisis Peranan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Prestasi Olahraga di Kabupaten Maros

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuntutan reformasi disegala bidang membawa dampak terhadap hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB II PROFIL INSTANSI. Berdirinya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2014

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,354,670, BELANJA LANGSUNG 535,173,256,926.00

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahraga Provinsi Jawa Timur. Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi Pelaksanaan urusan :

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN LAMONGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

tercantum dalam salah satu misi yang digariskan GBHN yaitu perwujudan

I P S I KABUPATEN SLEMAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

PERJANJIAN KINERJA DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 14 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, berisi mengenai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. karena olahraga merupakan alat pendidikan agar terjadi keseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. penting. Otonomi daerah yang dilaksanakan akan sejalan dengan semakin

B a n g k o kode pos 37311

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sejalan dengan menguatnya

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Negara Indonesia sedang berada dalam sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB II PROFIL DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA SUMUT. Berdirinya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

PELANTIKAN PENGURUS KONI KABUPATEN MALINAU MASA BAKTI KAMIS, 31 MARET 2016 YSH. KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN MALINAU; YSH.

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era reformasi, desentralisasi menguat sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintahan daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan kekuasaan menjadi landasan reformasi tata kelola manajemen pemerintahan termasuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi. Dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desentralisasi dimaknai sebagai penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan desentralisasi dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah didanai dari APBD, dimana sumber pendanaannya di dapat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Dengan adanya penyerahan kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah maka pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat dinas-dinas yang diharapkan mampu menangani persoalan-persoalan daerah.

2 Salah satu tugas pemerintahan pusat yang kemudian diserahkan kepada daerah adalah mengenai bidang keolahragaan yang memerlukan penanganan, pelayanan dan bimbingan yang cepat untuk meningkatkan prestasi suatu daerah dilihat dari bidang Olahraganya. Untuk saat ini olahraga tidak hanya menjadi sebuah kebiasaan untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi olahraga telah menjadi sebuah alat ukur prestasi seseorang, sebuah daerah, bahkan sebuah negara, sekaligus sebagai parameter kemajuan dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerinta. Hal ini dikarenakan sebuah prestasi tidak kemudian tiba-tiba saja diraih begitu saja, prestasi tentu saja membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintah sebagai penyedia sarana dan prasarana serta bimbingan yang mendukung bagi peningkatan prestasi olahraga. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa, Sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. 1 Undang-Undang tersebut pada Bab VII pasal 21 sampai dengan pasal 30 telah mengatur jelas bagaimana cara Pemerintah 1 UU No 3 Tahun 2005 Bab I, Pasal I butir 3

3 dalam melakukan pembinaan dan pengembangan bidang keolahragaan. Pemerintah Pusat dan Daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Berdasarkan asas otonomi daerah, Pemerintah daerah memiliki hak untuk menyesuaikan kebutuhan sesuai dengan Undang-Undang untuk membuat dinas terkait yang mampu menangani tugas yang dimaksudkan dalam hal ini masalah keolahragaan, termasuk Pemerintah Daerah kabupaten Maros, Kabupaten Maros membuat struktur organisasi, yakni Dinas Pemuda dan Olahraga yang diharapkan mampu mengefektifkan tugasnya untuk lebih kooperatif antara pihak pemerintah dan organisasiorganisasi sosial terkhusus di bidang olahraga. Dinas yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Maros adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Seni yang kemudian disingkat dengan Dispori. Sebagaimana berdasar pada Perda No 08 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah kab. Maros No.21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas daerah Kabupaten Maros, dijelaskan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga diubah dan dibentuk menjadi dua yakni Dinas Pendidikan Kabupaten Maros berdasarkan Ketentuan Bab IV dan Dinas Pemuda Olahraga dan Seni berdasarkan Bab XVII A.

4 Dinas Pemuda Olahraga dan Seni membawahi 3 bidang, yakni bidang Kepemudaan, Keolahragaan dan Kesenian. Bidang Keolahragaan kemudian bertanggung jawab pada Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga Prestasi, Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga Rekreasi dan Masyarakat serta pengadaan sarana dan Prasarana. Dinas Pemuda, Olahraga dan Seni adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sebuah Kabupaten. Disamping itu Dinas Pemuda Olahraga dan Seni mempunyai tugas pokok membantu Pimpinan dalam menyelenggarakan urusan di bidang pemuda olah raga dan seni berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan. Pemerintah memiliki tiga fungsi yakni fungsi Pelayanan, Pemberdayaan dan Fungsi Pembangunan, masalah keolahragaan ini kemudian menjadi tugas pemerintah di bidang pemberdayaan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga dan Seni memberdayakan masyarakat melalui penetapan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan, pendanaan serta pengawasan terkait dengan peningkatan prestasi olahraga ini. Terkait dengan pembahasan di atas, maka dirasa perlu membahas lebih jauh mengenai keterlibatan dispori dalam pelaksanaan pembinaan atlit di

5 Kabupaten Maros sebagai wadah pengembangan prestasi olahraga. Sistem keolahragaan ini juga merupakan wadah yang tepat untuk membantu masyarakat dalam menuangkan kemampuannya guna menggali potensipotensi yang ada pada ruang kreatifitas di bidang Olahraga. Peningkatkan prestasi olahraga menjadi tugas bersama, baik dilihat dari usaha masyarakat itu sendiri maupun peranan pemerintah dalam memberikan arahan, pembinaan bahkan sebagai penyedia sarana dan prasarana. Hal ini sejalan dengan tugas pemerintah sebagai pembuat keputusan dan kebijakan. Menindak lanjuti program peningkatan dan pembinaan olahraga, pemerintah Kabupaten Maros periode 2010-2015 memiliki visi dan misi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Dari 10 misi yang diangkat oleh pemerintah daerah kabupaten Maros periode 2010-2015, pada poin yang ke sembilan disebutkan bahwa misi pemerintah kabupaten Maros adalah Meningkatkan pembinaan pemuda, olahraga, seni dan budaya. Pemerintah Daerah Kabupaten Maros memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan prestasi olahraga Kabupaten Maros, baik ditinjau dari segi pembinaan, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta pemberian penghargaan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan atlit yang berprestasi di tingkat daerah, nasional bahkan di tingkat internasional, serta mewujudkan

6 masyarakat yang sadar akan pentingnya olahraga dan memasyarakatkan olahraga. Setiap orang yang mengikuti pembinaan olahraga bertujuan untuk mendapatkan prestasi yang maksimal, yang sudah didukung oleh berbagai hal sebagai contoh adalah penyediaan sarana dan prasarana. Demikian pula dengan organisasi pemerintah daerah di bidang olahraga yang melaksanakan pembinaan terhadap masyarakatnya, maka sasarannya adalah agar masyarakat mendapatkan prestasi yang maksimal yang secara otomatis juga akan berpengaruh terhadap nama baik suatu daerah.sebagai acuan untuk melihat tingkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros, dapat dilihat berdasarkan data perolehan medali dari Porda ke XIV yang dilaksanakan di Kabupaten Pangkep pada tahun 2010 lalu mencapai urutan ke 6 dari 24 Kabupaten di Sulawesi-selatan dibandingkan dengan perolehan medali pada porda di Kabupaten Bantaeng yang memperlihatkan penurunan dan hanya mampu masuk pada posisi 10 dari 24 Kabupaten di Sulawesiselatan. Penurunan prestasi olahraga di Kabupaten Maros salah satunya dipengaruhi oleh atlet Kabupaten Maros itu sendiri. Atlet yang bertanding pada Porda tahun 2010 di Pangkep, ada yang justru mewakili kabupaten lain di Sulawesi Selatan pada Porda tahun 2014 di Bantaeng. Beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan di Porda yang masuk didalam kontingen

7 Kabupaten Maros justru diwakili oleh atlet-atlet yang berasal dari kabupaten lain. Apabila permasalahan di atas tidak segera diatasi, dikhawatirkan nantinya Atlet-atlet Kabupaten Maros tidak lagi memiliki rasa kecintaan terhadap daerahnya sendiri dan lebih memilih daerah lain, sehingga masyarakat akan bersikap apatis terhadap kondisi keolahragaan yang ada di Kabupaten Maros. Padahal sesungguhnya Kabupaten Maros memiliki potensi yang baik di bidang sumber daya manusia. Hal ini dibuktikan dengan melihat bahwa Kabupaten Maros seringkali mengikutkan masyarakatnya dalam berbagai event olahraga baik di tingkat kabupaten, provinsi ataupun nasional. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri berbagai permasalahan yang ada justru menjadi penghambat dari perkembangan prestasi olahraga masyarakat di bidang olahraga itu sendiri. Dari berbagai permasalahan yang ada maka peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah prestasi atlet ini, dalam hal ini adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Seni. Peran yang dibutuhkan merupakan peran aktif yang akan menghasilkan suatu output berupa hasil prestasi yang akan menunjukkan peningkatan prestasi. Apabila peran pemerintah maksimal, maka masyarakat juga mampu menuangkan minat dan bakatnya, bahkan apabila pembinaan yang dilaksanakan berjalan dengan

8 baik, maka kebiasaan olahraga di masyarakat dapat meningkat dan akan menghasilkan sebuah prestasi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh permasalahan mengenai Kondisi dan upaya peningkatan prestasi olahraga yang dihadapi oleh Kabupaten Maros. Penulis kemudian mengangkat judul Analisis Peranan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Prestasi Olahraga di Kabupaten Maros 1.2 Rumusan Masalah Pada daftar perolehan ranking olahraga se Sulawesi selatan, Kabupaten Maros menduduki posisi ke 6 dari 24 Kabupaten dan Kota yang menjadi peserta pekan olahraga daerah Sulawesi Selatan ke X pada tahun 2010 di Kabupaten Pangkep, pada saat itu Kabupaten Maros mampu memperoleh medali sebanyak 64 buah yang terdiri atas medali emas sebanyak 16 buah, medali perak sebanyak 19 buah dan medali perunggu sebanyak 29 buah. 2 Empat tahun kemudian, perolehan medali di Porda ke XV yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng pada tahun 2014, Kabupaten Maros mampu menempati posisi ke 10 dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi selatan, dengan total perolehan medali yakni sebanyak 58 buah 2 Data peraihan medali Kontingen Kabupaten Maros pada Pekan Olahraga Daerah Tahun 2002-2010 (data di ambil dari data Koni Kabupaten Maros)

9 yang terdiri atas medali emas sebanyak 12 buah, medali perak sebanyak 16 buah, dan peraihan medali perunggu sebanyak 30 buah. 3 Perolehan medali dapat dijadikan suatu alat ukur untuk melihat bagaimana pembinaan yang dilaksanakan terhadap atlit dalam rangka peningkatan prestasi di suatu daerah. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas maka dapat kita lihat bahwa dalam 4 tahun terakhir berdasarkan pada 2 event olahraga tingkat daerah yang sama, Kabupaten Maros mengalami penurunan jumlah medali yang diraih, sehingga menyebabkan posisi peringkat Kabupaten Maros dalam bidang keolahragaan yang diukur berdasarkan event olahraga Pekan Olahraga Daerah menurun dari peringkat 6 besar menuju peringkat 10 besar dari 24 kabupaten dan kota di sulwaesi selatan Penurunan jumlah medali maupun penurunan peringkat ini menjadi sebuah masalah tersendiri di Kabupaten Maros khususnya dinas pemuda olahraga dan seni. Pemerintah Daerah sudah seharusnya bertanggung jawab didalam pembinaan para atlit agar prestasi yang telah diraih oleh para atlet Kabupaten Maros dapat lebih ditingkatkan lagi atau setidaknya di pertahankan. 2014) 3 Data KONI Kabupaten Maros (Peraihan medali Kontingen Kabupaten Maros pada PORDA Tahun

10 Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan diatas maka ditetapkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan olahraga dalam upaya peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui, menggambarkan dan menganalisis pelaksanaan pembinaan olahraga dalam upaya peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros.

11 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di sebutkan di atas, maka diharapkan memberikan dampak positif sebagai berikut : 1. Manfaat secara akademis yakni diharapkan membantu memberikan informasi pengetahuan dan ilmu khususnya perkembangan ilmu pemerintahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi dinas Pemuda Olahraga dan Seni dalam hal ini yang berkaitan dengan keolahragaan sebagai bagian dari pelaksanaan desentralisasi. 2. Manfaat secara praktis, yakni diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait, terkhusus pemerintah daerah Kabupaten Maros dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terkait dengan persoalan keolahragaan berdasarkan dengan realita yang terjadi.