PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM MENJUMLAHKAN SATUAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN BASIS ENAM DAN SEPULUH PADA SISWA KELAS 5 SDN TANGGUL WETAN 05 JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

Yayuk Jatining Rahayu 4

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA JAM MELALUI METODE MEKAR JAMSIA PADA SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR NEGERI TANGGUL WETAN 05 JEMBER.

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS 5 A SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Lilik Suharnanik 37. Kata Kunci : Meningkatkan, Hasil Belajar, Pendekatan Kontekstual. 37 Guru Kelas VIC SDN Tanggul Wetan 02 Kabupaten Jember

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Bambang Supriyanto 36

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGGUNAAN METODE DELICAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI TENTANG ASMAUL HUSNAH PADA SISWA KELAS II SDN MANGGISAN 01 JEMBER.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, yaitu

SUDARIYANTO 43. Kata Kunci: Hasil dan Aktivitas Belajar, Pembelajaran IPS, Media Visual. 43 Guru Kelas V SDN Selodakon 04 Jember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ORGAN TUBUH MANUSIA (TORSO) PADA SISWA KELAS V SDN MANGGISAN 01 TANGGUL KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IV SDN MOJOLUHUR

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS PADA KELAS V B SDN CAKRANEGARA KOTA MATARAM

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan kepada peserta didik (siswa) mengenai angka-angka dan

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR IPA MATERI PROSES TERJADINYA TANAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

Keywords: the result study, Science learning, the living thing, mind mapping method PENDAHULUAN

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA GELAS FAKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BASIN TAHUN 2012/2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Sugiyono 37 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Siswa Kelas IV SDN 2 Lemo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Jurnal Publikasi Ilmiah

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh SUHARNI L G2G

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Oleh: Mukadi SD Negeri Semarum Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Setyagung Budi Cahyono 26

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM MENJUMLAHKAN SATUAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN BASIS ENAM DAN SEPULUH PADA SISWA KELAS 5 SDN TANGGUL WETAN 05 JEMBER Supatmi 44 Abstrak. Matematika merupakan inti dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu matematika perlu diterapkan sejak dini pada anak. Maka dari itu sebelum mengadakan penelitian, dalam menjumlahkan satuan jam, menit, dan detik di kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 menggunakan teknik kesetaraan jam, menit dan detik. Ternyata setelah teknik ini dilaksanakan di kelas 5 hasil belajar yang dicapai siswa selalu tidak memuaskan dengan hasil rata-rata evaluasi hanya mencapai 57, dan sebagian siswa benar-benar mengalami kesulitan dengan perolehan nilai jauh di bawah nilai KKM matematika yang telah ditetapkan yaitu 65. Masalah lain yang timbul yaitu lamanya waktu untuk menyelesaikan. Untuk itu diadakan Penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Menjumlahkan Satuan Waktu dengan Menggunakan Basis Enam dan Sepuluh pada Siswa Kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 kecamatan Tanggul Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Sebagai Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Jember. Teknik pengumpulan data menggunakan obervasi, tes tertulis, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh aktifitas siswa yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya yaitu siswa aktif bertanya meningkat 25%, ketepatan dalam menggunakan basis enam dan sepuluh meningkat 20,2%, dan ketelitian meningkat 23,75%. Sedangkan hasil belajar adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada sikltus I prosentase ketuntasan siswa 66,67% kemudian pada siklus kedua menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan basis enam dan sepuluh dapat meningkatkan keterampilan menjumlahkan satuan waktu pada siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Jember. Kata Kunci : Peningkatan, Hasil Belajar, Basis Enam dan Sepuluh PENDAHULUAN Matematika merupakan inti dari ilmu pengetahuan. Fakta membuktikan hampir semua bidang ilmu tak lepas dari matematika. Oleh karena itu matematika perlu diterapkan sejak dini pada anak. Pelajaran matematika juga memiliki perbedaan dan ciri yang khas dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Ia merupakan dasar bagi perkembangan teknologi modern yang berperan penting dalam memajukan daya pikir. Untuk membekali anak didik agar dapat berpikir logis, kritis, kreatif dan analistis, pelajaran matematika perlu diberikan sejak dini utamanya dari sekolah dasar. Matematika juga dapat menjadikan siswa mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menjalani kehidupan yang dinamis, tidak pasti dan 44 Guru Kelas V SDN Tanggul Wetan 05

200 Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 199-208, Agustus 2014 kompetitif. Agar pelajaran matematika menjadi menyenangkan, tidak membosankan, bahkan tidak menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa, guru diharapkan mampu menemukan, memilih dan menggunakan strategi yang tepat dalam memberikan pengajaran. Satuan waktu dalam pelajaran matematika meliputi abad, windu, tahun, bulan minggu, hari, jam, menit, detik, dan lain-lain sudah diajarkan di sekolah dasar, utamanya di kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Sebelum mengadakan penelitian, dalam menjumlahkan satuan jam, menit, dan detik di kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05, Kecamatan Tanggul menggunakan teknik kesetaraan jam, menit dan detik. Ternyata setelah teknik ini dilaksanakan di kelas 5 hasil belajar yang dicapai siswa selalu tidak memuaskan. Hasil ini peneliti peroleh ketika melakukan pembelajaran di kelas, hasil rata-rata evaluasi hanya mencapai 57, dan sebagian siswa benar-benar mengalami kesulitan dengan perolehan nilai jauh di bawah nilai KKM matematika yang telah ditetapkan yaitu 65. Masalah lain yang timbul yaitu lamanya waktu untuk menyelesaikan. Dari masalah ini, peneliti mencoba untuk mencari penyebabnya. Ternyata, penyebab utamanya adalah teknik pengerjaan yang menggunakan kesetaraan jam, menit, detik. Dengan menggunakan teknik ini, sebagian anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Tahap penyelesaian yang berbelit-belit membuat anak merasa bosan, akhirnya hasil yang dicapai kurang memuaskan. Hal inilah yang mendasari peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Peningkatan Ketrampilan Menjumlahkan Satuan Waktu dengan Menggunakan Basis Enam dan Sepuluh pada Siswa Kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 kecamatan Tanggul Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas, ada beberapa rumusan masalah yang diambil, yaitu : 1) Bagaimana penerapan pembelajaran dengan menggunakan basis enam dan sepuluh siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Kecamatan Tanggul dalam menjumlahkan satuan waktu?; 2) Bagaimana aktivitas siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Kecamatan Tanggul dalam menjumlahkan satuan waktu setelah menggunakan basis enam dan sepuluh?; 3) Bagaimana hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Kecamatan Tanggul dalam menjumlahkan satuan waktu setelah menggunakan basis enam dan sepuluh?. Tujuan penulisan dan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran

Supatmi : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Menjumlahkan Satuan Waktu 201 dengan menggunakan basis enam dan sepuluh dalam menjumlahkan satuan waktu; untuk mengetahui aktivitas siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Kecamatan Tanggul dalam menjumlahkan satuan waktu setelah menggunakan basis enam dan sepuluh; Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap penggunaan basis enam dan sepuluh dalam penjumlahan satuan waktu di kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05, Kecamatan Tanggul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Penggunaan Basis Enam Dan Sepuluh diharapkan dapat Meningkatkan Ketrampilan Menjumlahkan Satuan Waktu Pada Siswa Kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Jember. Belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mengubah tingkah laku manusia dan tingkah ini menjadi tetap, tidak akan berubah lagi dengan modifikasi yang sama. Pendekatan ketrampilan proses adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya, yang diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran yang memperhatikan pengetahuan, nilai hidup, sikap serta ketrampilan sebagai satu kesatuan yang akhirnya semua kegiatan pembelajaran dan hasilnya semua kegiatan tersebut tampak dalam bentuk kreatifitas. Menurut Hamalik (2007:31) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan Perhitungan cepat dapat meningkatkan konsentrasi, membangun ingatan dan meningkatkan kemampuan untuk penguasaan beberapa ide sekaligus. Para siswa belajar untuk bekerja dengan konsep-konsep yang berbeda secara berkesinambungan. Pemahaman matematika akan membantu mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara lateral. Strategi-strategi yang diajarkan dalam matematika cepat akan membantu membangun kemampuan untuk mencoba cara-cara berpikir alternatif. Pengetahuan matematika meningkatkan vasa percaya diri dalam menghitung di luar kepala, kecerdasan, dan kemampuan memecahkan masalah. Semakin mudah metode yang digunakan untuk memecahkan soal, semakin cepat memecahkannya dengan sedikit kemungkinan membuat kesalahan. Menurut Suyatno (2009:26) Pendekatan adalah konsep dasar yang meliputi metode pembelajaran dengan cakupan yang teoritis.pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses dalam pembelajaran dikenal pula sebagai keterampilan proses, guru

202 Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 199-208, Agustus 2014 menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman (Sagala, 2010:74). Selanjutnya pada pertengahan abad ke-20 pendekatan proses dikembangkan menjadi pendekatan keterampilan proses (Poedjiadi, 2005:78). Basis adalah bilangan atau besaran yang dipakai sebagai rujukan. Jadi menjumlahkan satuan waktu dengan menggunakan basis enam dan sepuluh berarti menjumlahkan satuan waktu (jam, menit, detik) dengan bilangan enam dan sepuluh sebagai rujukan (pedoman). Basis enam dan sepuluh ini adalah hasil inovasi dan kreativitas guru dalam pembelajaran Matematika khususnya dalam menjumlahkan satuan waktu. METODE PENELITIAN Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan merefleksi. Setiap tahap dari kegiatan yang dilakukan dalam PTK akan terus berulang, sampai motivasi belajar siswa meningkat. Pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pelaksanaan penelitian dengan dua siklus karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti diantaranya: biaya, waktu dan tenaga. Apabila sampai dua siklus hasil penelitian masih menunjukkan motivasi belajar siswa rendah, maka penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti sendiri bila ada kesempatan atau dilanjutkan oleh peneliti lain. Data yang diperoleh dari pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan kelompok siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci proses dan hasil belajar siswa. sedangkan, data penunjang meliputi data dari hasil observasi, dan catatan lapangan. Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan basis enam dan sepuluh dapat dilakukan dengan rumus : Keterangan : P = S n x 100%

Supatmi : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Menjumlahkan Satuan Waktu 203 P : persentase ketuntasan hasil belajar siswa n : jumlah siswa yang tuntas belajar S : jumlah seluruh siswa Kegiatan penganalisisan data dan penyimpulan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dengan berpijak pada kriteria mendasar prosentase ketercapaian target pembelajaran secara umum, yang diuraikan secara terperinci sebagai berikut: 1. Pemahaman siswa pada materi pembelajaran secara individual yang dinilai dari produk kegiatan penyelesaian tugas dan latihan soal dalam siklus pertama dan kedua serta pengamatan selama kegiatan pembelajaran sepanjang siklus berlangsung adalah sekurang-kurangnya mendapatkan nilai atau pencapaian nilai dari siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85 atau persentase pencapaian ratarata 85 %. 2. Persentase keterlibatan aktif siswa dalam prosedur pembelajaran secara individual yang berlangsung sepanjang siklus, baik siklus pertama maupun kedua adalah sekurang-kurangnya atau persentase keberhasilan pencapaian dari masingmasing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85%. 3. Persentase kemampuan siswa dalam penyelesaian dalam latihan soal yang diberikan secara individual sekurang-kurangnya % atau persentase keberhasilan pencapaian dari masing-masing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85 % HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan dalam penerapan pembelajaran yang menggunakan basis enam dan sepuluh dalam menjumlahlkan waktu berjalan dengan baik, siswa juga terlihat lebih antusias dan tertarik dalam pembelajaran. Pada pembelajaran ini siswa diberikan cara-cara mengerjakan soal dalam menjumlahkan waktu dengan menggunakan basis enam dan sepuluh. Dalam pembelajaran ini ada beberapa kendala yang terjadi antara lain: sebagian anak masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dengan basis enam dan sepuluh. Hasil belajar siswa masih di bawah nilai KKM matematika yang telah ditetapkan yaitu 65. Terdapat beberapa hal yang ditemukan peneliti pada pembelajaran siklus I antara lain: Sebagian siswa masih belum terampil menjumlahkan satuan waktu dengan menggunakan basis enam dan sepuluh, karena

204 Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 199-208, Agustus 2014 siswa masih perlu memahami konsep baru tersebut. Penyelesaian hanya melalui satu tahap saja, contoh : 3 jam 27 menit 51 detik 4 jam 43 menit 37 detik... jam... menit... detik Penyelesaian : 1. Nilai tempat satuan pada angka detik dan menit menggunakan basis sepuluh nilai tempat puluhan pada angka detik dan menit menggunakan basis enam. 2. Hasil yang diperoleh : 3 jam 27 menit 51 detik 4 jam 43 menit 37 detik 8 jam 11 menit 28 detik Keterangan : 1 + 7 = 8 hasil penjumlahan kurang dari 10 (tetap 8) 5 + 3 = 2 ( 5 + 3 ) : 6 = 1 sisa 2 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka disebelah kiri. 7 + 3 + 1 = 1 (7+3+1) : 10 = 1 sisa 1 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka di sebelah kiri. 2 + 4 + 1 = 1 (2+4+1) : 6 = 1 sisa 1 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka di sebelah kiri. 3 + 4 + 1 = 8 setelah jam tidak ada satuan waktu lagi, sehingga penjumlahan menggunakan cara pada umumnya Sebagian siswa antusias karena dapat menyelesaikan soal dengan mudah dan relatif lebih cepat dari pada cara sebelumnya (kesetaraan jam, menit, detik). Dengan hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM dan dari hasil pengamatan terhadap ketrampilan siswa yang masih belum trampil sehingga peneliti masih perlu melaksanakan siklus ke dua. Sedangkan pada siklus II terdapat hal-hal yang ditemukan peneliti pada pembelajaran antara lain : 1. Sebagian besar siswa sudah memahami sehingga terampil menjumlahkan satuan waktu setelah menggunakan basis enam dan sepuluh, karena dengan cara ini penyelesaian hanya melalui satu tahap saja, contoh :

Supatmi : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Menjumlahkan Satuan Waktu 205 3 jam 27 menit 51 detik 4 jam 43 menit 37 detik... jam... menit... detik Penyelesaian : 1. Nilai tempat satuan pada angka detik dan menit menggunakan basis sepuluh nilia tempat puluhan pada angka detik dan menit menggunakan basis enam. 2. Hasil yang diperoleh : 3 jam 27 menit 51 detik 4 jam 43 menit 37 detik 8 jam 11 menit 28 detik Keterangan : 1 + 7 = 8 hasil penjumlahan kurang dari 10 (tetap 8) 5 + 3 = 2 ( 5 + 3 ) : 6 = 1 sisa 2 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka disebelah kiri. 7 + 3 + 1 = 1 (7+3+1) : 10 = 1 sisa 1 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka di sebelah kiri. 2 + 4 + 1 = 1 (2+4+1) : 6 = 1 sisa 1 (yang ditulis) Hasil pembagian (1) ditambahkan pada angka di sebelah kiri. 3 + 4 + 1 = 8 setelah jam tidak ada satuan waktu lagi, sehingga penjumlahan menggunakan cara pada umumnya 2. Siswa senang dan antusias karena dapat menyelesaikan soal dengan mudah dan relatif lebih cepat daripada siklus I. 3. Ada sebagian kecil siswa yang masih memerlukan perhatian khusus karena memang kondisinya lambat dalam belajar. Aktivitas siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Aktivitas Siswa selama proses pembelajaran pada siklus I dan Siklus II Aktivitas Siswa Siklus I (%) Siklus II (%) Aktif bertanya 50,25 75,25 Ketepatan dalam,10 90,30 menggunakan basis enam dan sepuluh Teliti dan terampil 65,75 89,50

206 Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 199-208, Agustus 2014 dalam mengerjakan soal 1,00% 160,00% 140,00% 120,00% 100,00%,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 75,25% 50,25% 90,30% 89,50%,10% 65,75% Aktif Bertanya Ketepatan Teliti dan Terampil Siklus II Siklus I Gambar 1. Grafik Peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II Aktivitas dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Pada siklus I aktifitas siswa yang meliputi: aktif bertanya 50,25%, ketepatan dalam menggunakan basis enam dan sepuluh sebesar,10%, teliti dan terampil dalam mengerjakan soal sebesar 65,75%. Sedangkan pada siklus II aktifitas siswa yang meliputi: aktif bertanya 75,25%, ketepatan dalam menggunakan basis enam dan sepuluh sebesar 90,30%, teliti dan terampil dalam mengerjakan soal sebesar 89,50%. Dengan adanya ketertarikan siswa dalam pembelajaran, siswa juga antusias, siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran serta lebih terampil dalam menjumlahkan satuan waktu. Karena dengan menggunakan basis enam dan sepuluh ini siswa merasa lebih cepat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Pada siklus I dan siklus II dari 15 siswa yang mengerjakan 10 soal, pengamat (teman sejawat) memperoleh data sebagai berikut : Tabel 2. Nilai hasil belajar siswa siklus I dan siklus II NO NAMA SISWA NILAI SIKLUS I NILAI SIKLUS II 1. 2. 3. 4. 5. 6. Muhammad Zainal A Khaifa Arini Khoiril Mala Pipinda Fitriyani Putri Setiawati Susanti 40 50 50 50 85 90 90 85

Supatmi : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Menjumlahkan Satuan Waktu 207 5 4 NO NAMA SISWA NILAI SIKLUS I NILAI SIKLUS II 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Khusnul Khotima Silviatus Sholeha Diah Anjaswari Faiqotul Hikmah Feri Kurniawan Jeki Wirandika Fania Nur latifah Ita Wati Anggu Mandala Putra 50 60 60 60 75 90 95 90 90 75 JUMLAH 930 1140 RATA-RATA 6,2 8,4 PROSENTASE SISWA TUNTAS 66,67% 100% 3 2 Siklus I Siklus II 1 0 40 50 60 90 Gambar 2. Grafik Peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II Data memperlihatkan nilai yang diperoleh pada siklus pertama rata-rata adalah 6,2 10 siswa mendapat nilai 60 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 66,67%, sedangkan sisanya 5 siswa mendapat nilai 60 dengan prosentase 33,33%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 8,4 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 100%. Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan basis enam dan sepuluh pada pembelajaran matematika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Jember. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan metode basis enam dan sepuluh untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tanggul Wetan 05 Jember berjalan

208 Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 199-208, Agustus 2014 dengan baik, siswa juga terlihat lebih antusias dan tertarik dalam pembelajaran. Pada pembelajaran ini siswa diberikan cara-cara mengerjakan soal dalam menjumlahkan waktu dengan menggunakan basis enam dan sepuluh. Meskipun ada beberapa kendala dalam pembelajaran ini, guru mampu mengatasi dengan memberikan bimbinganbimbingan kepada siswa dan menjelaskan secara rinci agar siswa lebih mengerti; 2) Penerapan metode basis enam dan sepuluh dalam menjumlahkan waktu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada analisis aktifitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada siklus I aktifitas siswa yang meliputi: aktif bertanya 50,25%, ketepatan dalam menggunakan basis enam dan sepuluh sebesar,10%, teliti dan terampil dalam mengerjakan soal sebesar 65,75%. Sedangkan pada siklus II aktifitas siswa yang meliputi: aktif bertanya 75,25%, ketepatan dalam menggunakan basis enam dan sepuluh sebesar 90,30%, teliti dan terampil dalam mengerjakan soal sebesar 89,50%; 3) Penerapan metode basis enam dan sepuluh dalam menjumlahkan waktu dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diperoleh dari persentase ketuntasan pada siklus 1 sebesar 66,67% (tuntas) dan pada siklus 2 sebesar 100% (tuntas). Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah : Inovatif dan kreatif harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan memahami apa yang dipelajari; Proses pembelajaran dan bimbingan kepada siswa perlu disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa; Siswa harus dipacu untuk selalu berlatih khususnya pelajaran matematika dengan sering memberikan pekerjaan rumah; Kepada teman-teman guru, penulis mengharapkan teknik penjumlahan satuan waktu dengan menggunakan basis enam dan sepuluh supaya dicoba diterapkan dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan nilai. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoharjo: Masmedia Buana Pustaka.

Supatmi : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Menjumlahkan Satuan Waktu 209 Tim Bina Karya Guru. (2005). Terampil Berhitung Matematika SD Kelas 5. Erlangga.