BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang menjujung nilai-nilai demokrasi.

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan

BAHAN AJAR HAK ASASI MANUSIA HAK KEMERDEKAAN MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

LEMBAR SOAL. Lampiran 1. Lembar Instrumen. Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah,

LAMPIRAN 1. HASIL WAWANCARA DENGAN KOMPOL R. SITUMORANG, KASI. OPS. LAT. DIT. SAMAPTA POLDASU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan; menyelenggarakan segala kegiatan

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN I998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan.

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 9 Tahun Tentang. Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang. Hal ini terdapat pada Pasal 28 UUD 1945 yang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

anarkis, Polda yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut; a. upaya melalui pendekatan dan kerjasama demonstran dengan pihak kepolisian.

Pendidikan Kewarganegaraan

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahap interogasi / penyidikan sering terjadi tindakan sewenang-wenang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) HAK MENYATAKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

C. RINCIAN WAKTU. Alokasi

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

ontoh hak warga negara :

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

HAK KEBEBASAN BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah Bangsa demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Surat Edaran Kapolri Tentang Ujaran Kebencian (Hate Speech), Akankah Membelenggu Kebebasan Berpendapat? Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

REKAPITULASI PROGRAM SEMESTER September' No Uraian Kegiatan Jml. Minggu

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah akan mengubah kebijakannya. Unjuk rasa merupakan salah satu bentuk

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PERTANGGUNG JAWABAN PENGHASUT UNTUK MELAKUKAN UNJUK RASA YANG BERAKIBAT ANARKHIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsep hak asasi manusia bukanlah hal yang baru terdengar dewasa ini, namun seakan mendapatkan perhatian yang lebih intens ketika Indonesia memasuki era reformasi. Pernyataan ini didasarkan pada dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD Tahun 1945 sebagai hukum dasar serta lahirnya undangundang yang secara khusus membahas tentang penegakan hak asasi manusia. Secara sederhana dapat dipahami bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki secara otomatis oleh setiap manusia tanpa harus dibeli atau diwarisi serta tidak memandang jenis kelamin, suku, agama maupun ras sejak ia dilahirkan ke dunia sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kebebasan, hak berkomunikasi, hak keamanan, hak kesejahteraan dan hak perlindungan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu bentuk dari hak asasi manusia adalah hak kebebasan. Hal yang paling menarik perhatian adalah hak kebebasan berpendapat. Pernyataan ini didasarkan pada kenyataan yang di alami bangsa Indonesia sebelum masuk pada era reformasi. Berpendapat bukanlah hal yang wajar di kala itu, apalagi bila berpendapat tentang keburukan dari sisitem maupun tata laksana pemerintahan. Pemerintah terkesan seperti mengebiri hak kebebasan rakyat dalam berpendapat. 1

2 Namun angin reformasi membawa perubahan besar pada jaminan dan pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia. Dalam hal kebebasan berpendapat, hak ini tertuang secara jelas di dalam konstitusi Perubahan Keempat UUD Tahun 1945 Pasal 28E ayat (3), Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Bentuk penyampaian pendapat dimuka umum tersebut dapat dilaksanakan dengan unjuk rasa atau demonstrasi, pawai, rapat umum maupun mimbar bebas. Dari beberapa opsi untuk mengemukakan pendapat, demonstrasi atau unjuk rasa adalah media yang paling umum dan paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Demonstrasi dan kebebasan berpendapat merupakan warna dalam pelaksanaan hak asasi manusia, sehingga aksi-aksi demonstrasi ini tidak dapat dihindari. Namun tidak jarang aksi-aksi demonstrasi ini berujung pada tindakan yang mengarah pada anarkhisme. Banyak faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dari para pendemo yang turun ke jalan dalam menyuarakan aksinya. Selain kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah, faktor-faktor lain diantaranya adalah adanya provokator yang memprovokasi para demonstran untuk melakukan aksi anarkhis, tindakan represif aparat kepolisian untuk membubarkan demonstrasi, dan lain sebagainnya. Disinilah kiranya penegakkan hukum perlu dilakukan dengan hati-hati. Meskipun menyatakan pendapat adalah hak setiap orang untuk mengemukakannya, namun bukan dalam artian tidak ada kewajiban ataupun tanggung jawab yang harus dipenuhi. Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum telah diatur

3 bahwa setiap warga negara berhak untuk menyampaikan pendapat dan pikirannya secara bebas, dan berhak mendapat perlindungan untuk mengemukakan pemikiranpemikirannya. Namun dalam Undang-Undang ini juga ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang ingin mengemukakan pendapat serta pemikirannya. Kewajiban tersebut diatur dalam pasal 6 Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Dalam pasal ini disebutkan bahwa tanggung jawab dari setiap orang yang menyampaikan pendapat di muka umum diantaranya adalah menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain, menghomati aturan-aturan moral yang diakui umum, mentaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menjaga dan menghomati keamanan dan ketertiban umum dan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Berdasarkan pasal 6 tersebut terlihat bahwa kebebasan untuk menyampaikan pendapat, bukanlah kebebasan yang tanpa batas, tetapi ada tanggung jawab yang harus dipenuhi. Kendati undang-undang telah mengatur mengenai cara penyampaian pendapat di muka umum yang diperkuat dengan berbagai sanksi, namun pada kenyataannya aksi-aksi demonstrasi anarkhis masih saja terjadi dan seaakan menjadi bagian pelengkap dari aksi demonstrasi. Aksi massa dalam jumlah besar memang rentan menimbulkan tindakan anarkhis. Sebut saja pada saat aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rekan mahasiswa di beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Makassar dan Jakarta. ketika pemerintah hendak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tindakan anarkis serta pengrusakan fasilitas umum tidak dapat dihindarkan. Massa dengan jumlah

4 yang banyak akan lebih mudah tersulut emosi, sehingga tindakan-tindakan anarkhis akan dengan mudah terjadi. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi psikologis massa yang cenderung menjadi lebih berani apabila berada dalam suatu kelompok atau satu gerombolan. Aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada tindakan anarkhis, memang tidak semuanya merupakan tindakan kriminal. Hal ini tergantung dari konteks permasalahan yang memicu aksi anarkhis tersebut. dalam keadaan tertentu, bisa saja aksi anarkhis justru dipicu karena usaha untuk melakukan pembelaan diri. Misalnya karena langkah represif dari aparat kepolisian yang berusaha membubarkan demonstrasi. Dalam keadaan seperti ini demonstran harus melakukan tindakantindakan untuk melindungi dirinya. Pembubaran paksa yang dilakukan oleh pihak kepolisian bukanlah hal yang tanpa dasar. Seringkali kita saksikan aksi demonstrasi yang dilakukan mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Sebut saja tindakan menutup jalan raya sebagai tempat para demonstran untuk melakukan tindakan orasi. Aksi penyanderaan dan perusakan mobil ber-plat merah juga acap kali dilakukan sebagai bentuk pelampiasan para demonstran atas kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah. Ditambah lagi dengan aksi perusakan fasilitas umum yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan esensi dari permasalahan yang ingin diperjuangkan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Implementasi HAM (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan PPKN Angkatan 2013 Universitas Negeri Medan).

5 B. Identifikasi Masalah Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti sehingga menjadi terarah dan jelas tujuannya dan tidak terjadi kesimpangsiuran dan kekaburan di dalam membahas dan meneliti masalah yang ada. Berdasarkan latar belakang, penulis dapat mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Rendahnya pemahaman mahasiswa akan kewajiban dan tanggung jawab yang harus diperhatikan ketika melakukan demonstrasi. 2. Persepsi Mahasiswa yang keliru tentang kebebasan dalam menyampaikan pendapat. 3. Demonstrasi identik dengan tindakan anarkhisme. 4. Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Implementasi HAM. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Persepsi Mahasiswa Tentang Demonstrasi Sebagai Implementasi HAM Dalam Bentuk Kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan PPKN Angkatan 2013 Universitas Negeri Medan).

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi Mahasiswa Jurusan PPKN Angkatan 2013 Universitas Negeri Medan Tentang Demonstrasi Sebagai Implementasi HAM Dalam Bentuk Kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa Jurusan PPKN Angkatan 2013 Universitas Negeri Medan Tentang Demonstrasi Sebagai Implementasi HAM Dalam Bentuk Kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. F. Manfaat Penelitian Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat. Penelitian yang baik, harus dapat dimanfaatkan. Maka seorang penulis harus memikirkan sejak awal manfaat dari penelitian yang akan dilakukannya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi setiap mahasiswa, agar mahasiswa dapat berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat di muka umum dengan penuh tanggung jawab serta kewajiban yang harus dipenuhinya. 2. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi setiap lembaga pendidikan dalam memahami persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai kebabasan menyampaikan pendapat.

7 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi para pembaca dan pihak-pihak lain dan diharapkan dapat memperdalam khazanah pengetahuan serta dapat berguna sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian di masa mendatang.