PROFIL LABORATORIUM KESMAVET KOTA METRO

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan yang telah digariskan dalam propenas. Pembangunan

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

(Rp.) , ,04

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

KAJIAN HASIL MONITORING DAN SURVEILANS CEMARAN MIKROBA DAN RESIDU OBAT HEWAN PADA PRODUK PANGAN ASAL HEWAN DI INDONESIA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DAN PENGUJIAN KEAMANAN DAN MUTU PRODUK HEWAN

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN SURVEILANS RESIDU DAN CEMARAN MIKROBA PADA PRODUK HEWAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2015 TENTANG

Laporan Tahunan Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Tahun BAB I PENDAHULUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagian Keenam Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Pasal 16 (1) Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian

GUBERNUR SUMATERA BARAT

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN. Profil UPTD Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

LAPORAN RAPAT KOORDINASI KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER SE WILAYAH PELAYANAN BALAI VETERINER LAMPUNG TAHUN 2015

.000 WALIKOTA BANJARBARU

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

GUBERNUR SUMATERA BARAT

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGAMANAN PANGAN ASAL HEWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 102 TAHUN 2001 SERI D.99 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

Transkripsi:

PROFIL LABORATORIUM KESMAVET KOTA METRO DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA METRO BIDANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DINAS DAN KESEHATAN HEWAN Jln. Jend. Sudiman No 155, Kota Metro, Lampung Telp. (0725) 41544 fax (0725) 42477

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-nya atas terwujudnya sebuah Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (kesmavet) di Kota Metro. Laboratoium Kesmavet adalah salah satu institusi penunjang yang sangat penting dalam pengawasan akhir keamanan pangan asal hewan yang dikonsumsi masyarakat serta merupakan bagian dari Agribisnis. Agribisnis sangat dipengaruhi oleh banyak hal antara lain ; sumberdaya alam dan manusia, pendanaan, musim, penyakit hewan strategis, kebijakan pemerintah serta perkembangan internasional. Agribisnis tanpa dukungan dari hal-hal tersebut diatas dapat menimbulkan kerawanan pangan dan sandang. Bahan Pangan asal hewan berupa daging susu dan telur merupakan agent development karena mengandung protein dan asam amino essensial yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak bangsa. Selain itu bahan pangan asal hewan memiliki sifat mudah rusak (perishable) sehingga perlu pengawasan secara berkelanjutan. Oleh karena itu kita sadari bersama perlunya dukungan agar laboratorium kesmavet dapat berfungsi sesuai dengan kewenangan dan standar di Kota Metro. Kepala Dinas, Ir. YERI EHWAN, MT. Pembina Tingkat I NIP. 19681002 199703 1 001 Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 2

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan masyarakat veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan bahan-bahan yang berasal dari hewan, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh karena itu kesehatan masyarakat veteriner mempunyai peranan yang penting dalam mencegah penularan penyakit kepada manusia baik melalui hewan maupun bahan makanan asal hewan atau bahan asal hewan lainnya, dan ikut serta memelihara dan mengamankan produksi bahan makanan asal hewan dari pencemaran dan kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis. Pengaturan di bidang kesehatan masyarakat veteriner di Indonesia pada saat sekarang yang meliputi atau mencakup usaha-usaha yang berhubungan dengan bahan makanan asal hewan dan bahan asal hewan serta pencegahan atau pemberantasan zoonosa belum lengkap sebagaimana yang diharapkan. Keadaan ini mempersulit dalam pembinaan teknis pelaksanaan yang dapat berakibat kurangnya pengawasan sehingga menyebabkan timbulnya kerugian baik pada konsumen maupun produsen. Dalam usaha penanganan, pembinaan dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat veteriner, serta mengingat atau memperhatikan kemajuan teknologi di bidang lain maka bidang kesehatan masyarakat veteriner perlu mendapat perhatian bagi pengembangannya. Sebagaimana diketahui bahwa bahan makanan asal hewan atau bahan asal hewan lainnya berhubung dengan sifatnya yang mudah rusak dan dapat menjadi sumber penularan penyakit hewan kepada manusia, maka setiap usaha yang bergerak dan berhubungan dengan bahan-bahan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan masyarakat veteriner agar bahanbahan tersebut tetap sehat dan dapat dikonsumsi manusia (memenuhi persyaratan kesehatan). Dalam pelaksanaannya diperlukan adanya pengawasan Pemerintah terhadap usahausaha tersebut agar syarat-syarat yang telah ditetapkan ditaati. Disamping itu diperlukan pula pengujian-pengijian terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diketahui apakah bahan-bahan tersebut benar-benar memenuhi persyaratan kesehatan. Pengujian merupakan bagian dari pada kegiatan pengawasan, baik pengujian terhadap bahan segar, bahan hasil pengawetan dan bahan asal hewan lain. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengujian ini diperlukan adanya tenaga-tenaga trampil, sarana dan peralatan yang memadai dan biaya operasional. Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 3

Dengan melaksanakan pengawasan dan pengujian ini, maka semua produk bahan asal hewan yang disampaikan kepada pihak konsumen dapat dijamin kebersihan dan keamanannya, sehingga tidak menimbulkan bahaya-bahaya yang tidak diinginkan bila dikonsumsi atau digunakan oleh para konsumen. Bidang pengujian ini cukup luas, pada pokoknya akan mencakup pengujian secara fisik, kimia dan bakteriologis dan dapat diperinci lebih lanjut tergantung pada macam atau kondisi bahan yang akan diuji dan apa yang perlu diperiksa. Pengujian bahan makanan asal hewan (daging, susu dan telur) dan bahan asal hewan lainnya, menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pelaksanaan tanggung jawab pemerintah dalam menjaga keamanan pangan adalah berupa pengawasan dan pembinaan pelaku usaha yang bergerak dalam hal pemenuhan Pangan Asal Hewan (PAH). Proses Pengamanan PAH dilakukan dengan pengawasan yang bersifat internal yang dimulai dari proses pra budidaya, budidaya dan proses produksi (RPH/RPU), transportasi PAH dan tempat penjualan didalam meyakinkan bahwa proses pengawasan internal berjalan sebagaimana mestinya maka diperlukan pengawasan dan pengujian produk hewan yang memerlukan suatu perangkat uji yaitu Laboratorium Kesmavet atau Laboratorium Veteriner. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 95 tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner pasal 50 ayat 3 berbunyi Pemeriksaan dan Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b (produk hewan dalam peredaran) dilakukan di Laboratorium Veteriner milik Pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota yang terakreditasi. B. DASAR PERTIMBANGAN 1. Undang-undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. 2. undang-undang nomor 18 tahun 1998 tentang perlindungan konsumen. 3. Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 95 tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner. 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/PERMENTAN/PD.660/5/2007 tentang Pedoman Berlaboratorium Yang Baik (Good Veterinary Laboratory Practices) 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/PERMENTAN/PD.660/2/2007 tentang pedoman klasifikasi laboratorium kesehatan masyarakat veteriner. 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : /Permentan/OT.140/../2008 tentang Pedoman Pengawasan dan Pengujian Keamanan dan Mutu Produk Hewan Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 4

C. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT a) Tujuan Tujuan kegiatan laboratorium kesmavet adalah: 1. Untuk pengawasan kualitas produksi dalam mendeteksi adanya penyimpangan terhadap praktek pengelolaan yang baik. 2. Untuk memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). 3. Untuk melakukan penyidikan dalam menentukan penyebab penyakit yang ditularkan melalui makanan atau pembusukan makanan asal hewan. b) Sasaran Alur proses pemenuhan Bahan Pangan Asal Hewan dari pasca budidaya, budidaya, proses transformasi (RPH/ RPU), proses pengolahan, transportasi dan penjualan BPAH. c) Manfaat 1. Keamanan Pangan Asal Hewan di Kota Metro 2. Mencegah Penyakit Zoonosis dari hewan ke manusia 3. Menjaga ketentraman batin masyarakat 4. Terciptanya sanitasi dan hygiene di setiap alur proses pemenuhan Bahan Pangan Asal Hewan (BPAH). Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 5

I. STRUKTUR ORGANISASI KEPALA DINAS PERTANIAN PERIKANAN & KEHUTANAN SEKRETARIAT BIDANG TPH BIDANG PETERNAKAN DAN KESWAN BIDANG KEHUTANAN & PERKEBUNAN BIDANG PERIKANAN UPT BALAI BENIH UTAMA UPT PUSKESWAN UPT RUMAH POTONG HEWAN UPT PERBIBITAN UPT BALAI BENIH IKAN Lab. Ksmavet Diatas adalah Struktur Organisasi Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Metro berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor : 12 Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010. II. VISI & MISI Visi Menjadikan laboratorium kesmavet yang sehat dan baik di tingkat kota Misi : 1) Meningkatkan kompetensi sumber daya 2) Melaksanakan pelayanan prima sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3) Meningkatkan daya saing dan keamanan pangan asal hewan dalam perdagangan III. TUGAS POKOK dan FUNGSI, WILAYAH KERJA Fungsi Laboratorium kesmavet melaksanakan sebagian tugas di bidang peternakan dan kesehatan hewan pada Kasie Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dalam pengawasan eksternal yang meliputi keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan bahan pangan asal hewan. Tugas Pokok Laboratorium Kesmavet, yaitu ; a. Melaksanakan Pengambilan Sampel Uji berupa ; Daging, Susu, telur dan produk olahan lainnya secara aktif di 5 Kecamatan se-kota Metro dan Penerimaan sample uji secara pasif baik dari dalam maupun luar Kota Metro. b. Melaksanakan Pengujian terhadap sampel Pangan/ Bahan asal Hewan (BAH) dengan pelayanan pengujian ; Uji Mikrobiologi (cemaran mikroba), Uji residu Antibiotik, Uji Bahan Tambahan Makanan Berbahaya dan Pemalsuan, dan Uji Fisikokimiawi. c. Menyampaikan Laporan hasil Pengujian kepada Pengguna Jasa dan secara berkala kepada Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 6

IV. SUMBER DAYA MANUSIA Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan pengujian dan diagnosa, didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memiliki kapasitas dibidangnya, yang terdiri dari ; No Sumber Daya Manusia Jumlah Spesialisasi SDM Pendidikan Ket 1. S2 - - 2. Dokter Hewan 1 Dokter Hewan Petugas Penguji 3. S1 1 Pendidikan Biologi Petugas Penguji 4. D3 - - 5. SLTA 1 - Petugas Kebersihan V. SARANA DAN PRASARANA Sarana dan Prasarana yang telah dimiliki LABORATORIUM KESMAVET Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro terdiri dari ; a. Gedung Laboratorium b. Peralatan dan Perlengkapan Laboratorium c. Bahan-bahan laboratorium Gedung Laboratorium Laboratorium Kesmavet Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro saat ini beralamat di Jl. Macan No. 22 Kel. Hadimulyo Timur Kec. Metro Pusat tlp. 0725-49163. Gedung Laboratorium tersebut terdiri dari Ruang Administrasi, Ruang Pengujian dan Ruang lain, yang secara lengkap dapat dilihat pada gambar /denah gedung dibawah ini ; PINTU SAMPING A M R U A N G PENGUJIAN B E F J A L A N RUANG ADMINISTRASI L C D I J K Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 7 H G PINTU MASUK L I N G K U N G A N

Keterangan Denah A. Ruang Pengujian B. Ruang Penyimpanan Bahan C. Ruang Penyimpanan Sample D. Ruang Kantor E. Ruang Cuci Peralatan F. Ruang Penyiapan sampel G. Ruang Timbang H. Ruang Penerimaan Sampel I. Ruang Kantor J. Ruang Kantor K. Ruang Kantor L. WC M. WC VI. PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM KESMAVET KOTA METRO saat ini telah Melaksanakan Pengujian terhadap produk Bahan Asal Hewan (BAH) dalam rangka penyediaan produk BAH yang Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH), adapun jenis pengujian tersebut, antara lain ; No Jenis Pengujian Sampel Uji Status Akreditasi Sudah 1 Uji Organoleptik Susu, Telur, Daging, Bakso, Nuget, Sosis, Dendeng, Burger, Mie ayam 2 Uji Alkohol Susu sapi perah, susu kambing perah 3 Uji Mastitis Susu sapi perah, susu kambing perah 4 Uji BJ (Berat Jenis) Susu sapi perah, susu kambing perah 5 Uji Residu Antibiotik Susu segar, susu Susu olahan 6 Uji Apung/Candling Telur (Ayam Ras, Kampung, Itik, Puyuh) 7 Uji PH Daging, Telur 8 Uji Kesempurnaan Pengeluaran darah/daging bangkai Daging Sapi, Daging Ayam 9 Uji Identifikasi Daging Babi Daging Sapi, Bakso, Nuget, Sosis, Dendeng, Burger, Mie ayam 10 Uji Formalin Daging Ayam, Bakso, Nuget, Sosis, Dendeng, Burger, Mie ayam, Ikan Asin 11 Uji Boraks Bakso, Nuget, Sosis, Dendeng, Burger, Mie ayam Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 8

12 Uji Durante (Ayam Tiren) 13 Uji Cemaran Mikroba (Total Plate Count) Daging Ayam Daging Sapi, Daging Ayam, Susu, Telur, Bakso 14 Uji Formalin Kits Daging Ayam, Bakso, Nuget, Sosis, Dendeng, Burger, Mie ayam, Ikan Asin 15 Uji Residu Antibiotik Daging 16 Uji Residu Antibiotik Susu Daging Ayam, Daging Sapi Susu BAGAN ALIR PROSEDUR PELAYANAN PENGUJIAN Sampel : Daging, Olahan Daging, Susu dan olahan susu, telur Permohonan Penyerahan/ Pengambilan sampel Pengguna Jasa Pemberian Kode Sampel Laporan Hasil Pengujian Pengujian Terdiri dari ; Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro 1. Uji Mikrobiologi (Cemaran Mikroba) 2. Uji Residu Antibiotik 3. Uji BMTB&pemalsuan 4. Uji Fisikokimiawi Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 9

VII. POTENSI PENGGUNA JASA PENGUJIAN Pengguna jasa yang sangat berpotensi dalam memanfaatkan Jasa Pengujian Sampel di Laboratorium Kesmavet Kota Metro ini meliputi ; 1. Rumah Potong Hewan (RPH) 2. Rumah Potong Unggas/Tempat Pemotongan Unggas 3. Rumah Penampungan Susu 4. Pengolahan produk Hewan 5. Distributor / Pengirim Produk Hewan 6. Loper Susu 7. Pasar Tradisional / Swalayan 8. Hotel / Rumah Makan / Katering VIII. SISTEM MANAJEMEN MUTU Laboratorium Kesmavet Kota Metro belum diakreditasi berdasarkan ISO 17025 : 2005 dan belum memiliki sertifikasi ISO 9001:2001. IX. RENCANA PENGEMBANGAN Laboratorium Kesmavet Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro yang telah berdiri pada Tahun 2014 akan dioptimalkan operasionalnya. untuk selanjutnya Laboratorium Kesmavet merencanakan pada tahun ini akan mengajukan permohonan akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai Badan akreditasi yang bertanggung-jawab terhadap sistem penilaian kesesuaian di Indonesia ini mengajukan 2 (dua) ruang lingkup pengujian.semoga dengan persiapan yang telah dilakukan selama ini dapat membuahkan hasil dengan terakreditasinya laboratorium kesmavet oleh KAN. Rencana Pengembangan berikutnya adalah melaksanakan sosialisasi Laboratorium Kesmavet dan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kota Metro tentang Retribusi Jasa Pengujian Laboratorium Kesmavet. X. TARIF UJI Saat ini Pengujian contoh/ sampel di Laboratorium Kesmavet belum dikenakan biaya, karena belum ada Peraturan Daerah yang mengaturnya, oleh karenanya diperlukan adanya Peraturan Daerah yang didalamnya memuat tarif uji pelayanan kesmavet. Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 10

XI. PERMASALAHAN DAN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH Masalah 1. Masih kurangnya jumlah personil di Laboratorium Kesmavet Kota Metro untuk dapat memenuhi Standar Akreditasi Laboratorium Kesmavet 2. Laboratorium Kesmavet Kota Metro belum terakreditasi 3. Perlu peningkatan sumber daya manusia di Laboratorium Kesmavet dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang metode-metode pengujian maupun tentang ISO 17025 : 2005 dan ISO 9001 : 2001 Upaya Penyelesaian Masalah 1. Mengusulkan tambahan personil Laboratorium baik melalui Badan Kepegawaian Daerah maupun merekrut tenaga harian lepas dari honor kegiatan Laboratorium Kesmavet. 2. Mengajukan proses fasilitasi akreditasi melalui Dana TP APBN 2015 3. Mengusulkan anggaran untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dimaksud, dan juga memohon bantuan pembinaan Balai Veteriner Lampung untuk dapat menfasilitasi pelatihan tentang metode-metode pengujian. Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 11

XII. DOKUMENTASI BANGUNAN LABORATORIUM KESMAVET PROSES PENYUSUNAN RENCANA SAMPLING Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 12

PROSES SAMPLING PROSES PENGUJIAN Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 13

PRODUK-PRODUK PENGAWASAN LAB KESMAVET Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 14

PENUTUP Laboratorium Kesmavet Kota Metro dalam melaksanakan monitoring dan surveillans residu dan cemaran mikroba dilakukan berdasarkan prinsip integrasi, koordinasi dan sinkronisasi antar laboratorium kesmavet sesuai tanggung jawab dan fungsi masing-masing mengacu pada pedoman monitoring surveillans residu dan cemaran mikroba. Laboratorium Kesmavet Kota Metro saat ini sudah masuk dalam Jejaringan Laboratorium Kesmavet Nasional dan selalu diikutkan dalam pertemuan-pertemuan Laboratorium Kesmavet tingkat nasional. Profil ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali apabila terjadi perubahan dan perkembangan di Laboratorium Kesmavet Kota Metro. Kepala Dinas, Ir. YERI EHWAN, MT. Pembina Tingkat I NIP. 19681002 199703 1 001 Profil Laboratorium Kesmavet Metro 2015 15