BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembangunan di Indonesia telah dimulai jauh sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan mampu untuk berkontribusi. dari pasal tersebut sulit untuk diwujudkan karena terdapat beberapa faktor

BAB V PENUTUP. 1. Perubahan manajemen dalam UU ASN hanya mengenal 2 jenis pegawai

INCE NURAFFA ARFIANI D PEMBIMBING I : NASRUM, S.H., M.H PEMBIMBING II : NURUL MIQAT, S.H., M.Kn

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan Negara Kesatuan Republik

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 41 TAHUN 2017

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan inilah yang membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan di bidang

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi yang ditanggung oleh masyarakat, komunitas, pelaku bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan. Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan bangun perusahaan yang

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI, DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dasar dari setiap warga Negara Indonesia.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PNS.

BAB I PENDAHULUAN. ini disalah gunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai semua struktur

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FK UGM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bunga Rampai Administrasi Publik. Agustinus Sulistyo Tri P., SE., M.Si 2 Benedicta Retna Cahyarini, S. Sos 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Salah satunya UU No.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan manusia lain. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antarbangsa terjadi dengan

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional sekarang, yang menitikberatkan

DISHARMONISASI ATURAN BATASAN USIA PENSIUN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN DI PERUSAHAAN PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang kurang seimbang merupakan faktor yang sangat. adalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA. DR. Adi Suryanto, MSi. Kepala LAN RI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 021 TAHUN 2016 TENTANG MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MERIT SYSTEM AND COMPETENCY BASED TRAINING IN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KASN SEBAGAI PILAR REFORMASI BIROKRASI CERAMAH PADA MUKERTAS KABUPATEN BANGKA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering belum memenuhi harapan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan pelaksanaan

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia tersebut berada dalam keadaan yang tertekan. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

RANCANGAN UNDANG UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu negara, agar tercapainya negara yang baik diperlukanlah

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia telah dimulai jauh sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa penjajahan proses pembangunan tersebut telah mulai dilakukan meskipun pembangunan di Indonesia pada masa itu merupakan pembangunan yang sifatnya guna kepentingan penjajah di Indonesia bukan pembangunan guna kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri. Dalam pembangunan sebuah negara, termasuk di Indonesia, keberadaan tenaga kerja merupakan sebuah kebutuhan yang mendasar. Dengan adanya tenaga kerja, roda perekonomian dalam sebuah negara dapat berjalan sesuai rencana yang telah dibuat sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan untuk jangka waktu tertentu. Tanpa adanya tenaga kerja mustahil hal tersebut dapat terlaksana. Tenaga kerja merupakan ujung tombak dalam proses pembangunan sebuah negara. Pada hakikatnya, hubungan antara pemberi kerja dengan tenaga kerja merupakan sebuah hubungan hukum yang bersifat privat antara pemberi kerja dengan pekerja namun disini terjadi sosialisering proses dimana pemerintah turut campur dalam pengaturan mengenai hubungan kerja antara pemberi kerja dengan pekerja dikarenakan hal tersebut merupakan sebuah hubungan yang menyangkut kepentingan dari banyak orang sehingga pemerintah

2 merasa perlu untuk turut campur drenaalam usaha memberikan perlindungan hukum baik bagi pemberi kerja maupun bagi pekerja. Perubahan dari hukum privat menjadi hukum publik tersebut membawa konsekuensi bahwa hubungan antara pekerja dengan pemberi kerja bukan lagi sebagai sebuah hubungan antara individu yang bersifat privat antar para pihak tetapi juga melibatkan pihak lain yaitu negara. 5 Guna memberikan perlindungan hukum baik bagi pemberi kerja maupun tenaga kerja, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang disebut dengan tenaga kerja memiliki pegertian yakni setiap orang yang melakukan pekerjaan dimana hasil pekerjaan tersebut berupa barang atau jasa dimana hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri maupun msyarakat. Masih dalam undang-undang yang sama juga diberikan pengertian dari pekerja/buruh yakni setiapka orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dari kedua pengertian mengenai tenaga kerja dan pekerja tersebut, dapat dilihat bahwa pekerja merupakan bagian dari tenaga kerja dimana pekerja tersebut bisa bekerja untuk dirinya sendiri atau bekerja untuk orang lain/pemberi kerja. Tenaga kerja di Indonesia dapat digolongkan kedalam dua kelompok besar yakni tenga kerja formal dan tenaga kerja informal. Selain penggolongan tersebut, tenaga kerja formal masih bisa digolongkan lagi 5 Hari Supriyanto, 2004, Perubahan Hukum Privat ke Hukum Publik (Studi Hukum Perburuhan di Indonesia), Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta, hlm. 73

3 menjadi dua kelompok tenaga kerja, yakni tenaga kerja yang bekerja untuk sektor swasta yang biasa disebut dengan karyawan dan tenaga kerja yang bekerja untuk sektor pemerintah yang biasanya disebut sebagai pegawai. Tenaga kerja dalam sektor formal tersebut biasanya dituntut untuk memenuhi kriteria-kriteria tertentu dan memiliki tingkat pendidikan yang dipersyaratkan sebelumnya. Sementara itu, tenaga kerja di sektor informal biasanya merupakan tenaga kerja yang tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu yang harus dipenuhi. Baik pihak swasta/pengusaha maupun pemerintah memerlukan tenaga kerja guna mencapai tujuan dari perusahaan maupun pemerintah yang pada akhirnya akan ikut mempengaruhi pembangunan bangsa Indonesia. Disini bukan hanya pengusaha maupun pemerintah saja yang membutuhkan tenaga kerja tapi juga pihak tenaga kerja membutuhkan pekerjaan yang diberikan/disediakan baik oleh perusahaan maupun oleh pemerintah sebagai pemberi kerja guna mendapatkan upah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jadi disini tampak adanya hubungan saling bergantung satu sama lain. Pada perkembangan selanjutnya, banyak hal berkenaan dengan ranah tenaga kerja ini yang menimbulkan permasalahan, misalnya dalam hal jumlah lapangan kerja yang terbatas yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan. Juga permasalahan mengenai pemenuhan hak-hak dari pekerja yang seharusnya diberikan oleh pemberi kerja. Adanya kebutuhan akan pekerjaan yang mendesak membuat para

4 pekerja sering mengabaikan hak-hak dasar yang seharusnya mereka peroleh meskipun sebenarnya mengenai hak-hak tersebut telah diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para pekerja. Hal tersebut semakin diperparah dengan adanya sikap dari pemberi kerja yang memanfaatkan keadaan tersebut guna kepentingan dan keuntungannya sendiri dengan melakukan eksploitasi terhadap pekerja dengan tidak memberikan hak-hak dari pekerja itu sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Pemerintah sebagai sebuah organisasi yang memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai juga membutuhkan tenaga kerja. Dari jajaran pemerintah pusat hingga pemerintah daerah memerlukan tenaga kerja yang sangat besar jumlahnya. Kebutuhan akan tenaga kerja oleh pemerintah tersebut dipenuhi dengan melakukan proses rekrutmen pegawai yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai denga kebutuhan dalam periode tersebut. Pengangkatan pegawai di pemerintahan diatur dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Yang dimaksud dengan Aparatur Sipil Negara menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (selanjutnya akan disebut sebagai UU ASN dalam penulisan ini) merupakan sebuah profesi bagi

5 pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa ada dua jenis pegawai di pemerintahan menurut Undang-Undang ASN tersebut, yakni Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Menurut UU ASN Pasal 1 angka 3 yang disebut sebagai Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya akan disebut sebgai PNS dalam penulisan ini) yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanian Kerja (selanjutnya akan disebut sebagai PPPK dalam penulisan ini) yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Penerimaan calon PPPK dilakukan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan tersebut berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan mengenai pengangkatan PPPK ditetapkan melalui ketetapan Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengangkatan PPPK merupakan sebuah prosedur yang memiliki karakteristik tersendiri dalam hubungan kerja yang timbul antara pekerja dan pemerintah sebagai pemberi kerja. Pengangkatan dilakukan untuk

6 menunjukkan seorang pekerja yang bekerja di lingkup instansi pemerintahan. Jadi pengangkatan disini lebih bersifat administratif. Dalam hal ini, pengangkatan tetap dilakukan meskipun sudah ada perjanjian kerja antara pekerja dan pemerintah. Dalam UU ASN disebutkan mengenai berbagai hak dari PPPK itu sendiri, misalnya mengenai penggajian dan tunjangan, pemberian kesempatan untuk pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan dan perlindungan bagi PPPK. Selain itu UU ASN juga mengatur mengenai penegakan disiplin bagi PPPK dan mengenai pemutusan hubungan kerja antara instansi pemerintah dengan PPPK itu sendiri. Pengaturan mengenai Manajemen PPPK ini selanjutnya akan diatur melalui Peraturan Pemerintah. Pembentukan peraturan perundang-undangan pada hakikatnya merupakan sebuah bentuk usaha dari pemerintah guna memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat, termasuk didalamnya pemberi kerja dan pekerja. Menurut Sudikno Mertokusumo, yang disebut dengan perlindungan hukum yakni perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap hak dan kewajiban subyek-subyek hukum, sehingga kepentingan dari satu pihak tidak melanggar kepentingan dari pihak lain. 6 Masalah perlindungan hukum merupakan sebuah hal yang krusial dalam kaitannya dengan hubungan kerja antara pemberi kerja dengan pekerjanya. Dalam hubungan tersebut timbul hak dan kewajiban dari para 6 Sudikno Mertokusumo, 2002, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, hlm 110

7 pihak yang perlu dipenuhi sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pemberi kerja. Begitu juga halnya dengan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bertujuan guna memberikan perlindungan hukum bagi pegawai pemerintah, yakni PNS dan PPPK juga untuk melaksanakan manajemen aparatur sipil negara berdasarkan kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Hal yang menarik dari diterbitkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tersebut yakni apakah undang-undang tersebut telah cukup memberikan perlindungan hukum terutama bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Pengaturan mengenai perlindungan hukum bagi pekerja atas dasar perjanjian kerja juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka menarik juga untuk dibahas bagaimana perbandingan perlindungan hukum bagi PPPK dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara dengan perlindungan pekerja atas dasar perjanjian kerja dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

8 B. Rumusan Masalah 1. Apakah Undang-Undang Aparatur Sipil Negara telah memberikan perlindungan hukum bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja? 2. Bagaimana perbandingan perlindungan hukum bagi pekerja dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan? C. Tujuan Penelitian Melaui penelitian ini, Penulis memiliki tujuan untuk : 1. Tujuan Objektif Tujuan objektif dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. b. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan perlindungan hukum bagi pekerja dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. 2. Tujuan Subyektif Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Master pada Program Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

9 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menjadi acuan bagi civitas akademika dalam mempelajari ilmu pengetahuan tentang ilmu hukum, khususnya hukum ketenagakerjaan. 2. Pembangunan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat mengenai hukum ketenagakerjaan terutama yang berhubungan dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara belum pernah dilakukan.