Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

dokumen-dokumen yang mirip
periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketoprofen [(3-benzophenyl)-propionic acid] adalah turunan asam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PENGGUNAAN ETIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

FORMULASI DAN EVALUASI TABLET BUCCOADHESIVE PROPRANOLOL HCI DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KARBOPOL 940 DAN CMC-Na

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. per oral sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya berkorelasi dengan

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

SKRIPSI SANASHTRIA PRATIWI K Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUCOADHESIVE DRUG DELIVERY SYSTEMS. Prepared By : Adi Yugatama, S.Farm., Apt. Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Natrium CMC, HPMC K100M, dan Etil Selulosa terhadap Karakteristik Tablet Nifedipin dengan Sistem Penghantaran Mukoadhesif

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

I. PENDAHULUAN. Ketoprofen secara luas telah digunakan sebagai obat analgetika antiinflamasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

FORMULASI KOSMETIK UNTUK MENDAPATKAN EFEK YANG MAKSIMAL

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL. Formula Tablet Bukoadhesif

Penghantaran obat secara transdermal dibuat dalam bentuk patch. Dimana patch terdiri dari berbagai komponen, namun komponen yang paling penting dari

Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1 1

Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 1 136

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. al., 2005). Hampir 80% obat-obatan diberikan melalui oral diantaranya adalah

FORMULASI DAN UJI PELEPASAN FILM BUCCOADHESIVE ATENOLOL DENGAN POLIMER KARBOMER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Absorbsi obat dalam tubuh tergantung dari kemampuan obat berpenetrasi melewati membran biologis, struktur molekul obat, konsentrasi obat pada tempat absorpsi, luas area absorpsi, dan waktu transit di saluran cerna. Beberapa obat pada sediaan oral dengan koefisien partikel lemak kecil (log P kecil) mengalami absorpsi yang rendah pada saluran cerna. -bloker yang digunakan sebagai antihipertensi. Atenolol mempunyai log P = 0,23, bersifat hidrofil, absorbsi di GIT hanya 50% dengan t 1/2 6-9 jam. Kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 2-4 jam pemberian obat. Atenolol diekskresikan utuh lewat kemih (Tjay dan Rahardja, 2007). Kadar terapetik dari atenolol adalah 0,20- et al., 2001). Untuk mengatasi masalah absorpsi yang tidak sempurna dan bioavaibilitas yang rendah karena koefisien partisi lemak yang kecil, maka perlu dilakukan modifikasi sediaan untuk meningkatkan absorpsi dan bioavaibilitas obat. Diantara berbagai rute pemberian obat, pemberian secara oral mungkin yang paling disukai. Namun, ada beberapa obat dengan pemberian secara oral memiliki kelemahan seperti mengalami metabolisme lintas pertama di hati dan degradasi enzimatik dalam saluran cerna. Sehingga, pemberian obat secara transmukosa dipilih sebagai pilihan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Rute pengiriman obat secara transmukosa yaitu melalui lapisan mukosa dari hidung, dubur, vagina, mata dan rongga mulut. Dalam mukosa rongga mulut, pengiriman obat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : sublingual, mukosa bukal dan rongga mulut secara lokal (Shojaei, 1998). Ketebalan antar mukosa mulut dan mukosa GIT jauh berbeda, mukosa GIT 1

2 memiliki ketebalan 50- ketebalannya lebih Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui bukal menunjukkan waktu mulai kerja obat yang sangat cepat. Absorpsi obat dalam mulut dikendalikan dengan membiarkan melarutnya zat obat dan ditahan dalam rongga mulut (Ansel, 1989). Karakteristik sediaan bukal yang baik adalah memiliki indeks pengembangan yang baik (> 30%), memiliki kekuatan bioadesif yang baik serta pelepasan obat dapat terkontrol selama berada dalam rongga mulut (Derle et al., 2009). Bahan yang berperan dalam bukoadhesif adalah polimer. Polimer sediaan bukoadhesif harus bersifat tidak terabsorbsi, tidak toksik, terikat dengan cepat pada jaringan, tidak spesifik hanya pada lokasi tertentu, dapat bercampur dengan obat, dan tidak mengalami peruraian selama penyimpanan (Dhawan, Singla, and Sinsha, 2004). Selain itu polimer juga dapat mempengaruhi berat molekul, kelenturan, kapasitas ikatan hidrogen, ikatan silang, muatan, konsentrasi, hidrasi (pengembangan). Ada berbagai macam polimer yang dapat digunakan dalam sediaan bukoadesif, diantaranya adalah karbopol, HPMC, CMC-Na. Karbopol merupakan polimer dengan kemampuan mukoadesif yang baik. Karbomer merupakan golongan asam poliakrilat yang hidrofilik dan memiliki sifat bioadhesif yang baik pada konsentrasi rendah (Shin and Kim, 2000; Mortazafi and Aboofazeeli, 2000). Karbopol digunakan sebagai polimer mukoadesif karena kemampuannya dalam membentuk ikatan bebas yang memungkinkan terjadinya penempelan pada membran mukosa (Duchene, Touchard, and Peppas, 1988). Karbopol dapat memberikan viskositas maksimum pada ph 7,0, viskositas dan kejernihan yang dapat diterima

3 pada ph 4,5 sampai ph 11,0 dan viskositas berkurang pada ph kurang dari 3,0 dan ph lebih dari 12,0. Pada ph 6,0 peningkatan kadar carbopol memberikan peningkatan viskositas dan efek dari bioadesif (Shin and Kim, 2000). Hidroksipropil metil selulosa (HPMC) merupakan polimer yang digunakan secara luas pada formulasi sediaan oral dan topikal. HPMC berfungsi sebagai polimer yang dapat mengendalikan kecepatan pelepasan bahan obat pada sediaan lepas lambat dan dapat juga digunakan sebagai bahan perekat. HPMC larut dalam air dingin. Stabil pada ph 3-11 dalam bentuk larutan. HPMC merupakan polimer mukoadesif yang memiliki daya lekat yang kuat pada mukosa (Kibbe, 2000; Chary, Vani, and Rao, 1999). Penelitian sebelumnya oleh Emami, Varshosaz, and Saljoughian (2008) penggunaan matriks HPMC : carbopol 934P (1:4 ; 1:1 ; 4:1), carbopol 934P : CMC Na (1:4 ; 1:1 ; 4:1), HPMC : CMC Na (1:4 ; 1:1 ; 4:1) pada sediaan tablet bukoadhesif verapamil HCl. Kombinasi matriks HPMC : carbopol 934P (1:4) menunjukkan pelepasan obat yang maksimal. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa kombinasi matriks HPMC : carbopol 934P (1:4) meningkatkan sifat bioadesif. Penelitian lain oleh Shirsand, Swamy, and Keshavsetti (2011) menggunakan atenolol yang diformulasi dalam bentuk tablet bukal yang dikombinasi dengan matriks campuran HPMC 48%b/b, carbopol 934P 2% b/b, mannitol 14% b/b sebagai channeling agent, ethyl selulosa 50% b/b sebagai backing layer menunjukkan pelepasan obat yang maksimal. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penambahan carbopol 934P meningkatkan viskositas dan daya pengembangan tablet (swelling) dengan kontrol pelepasan obat serta meningkatkan sifat bioadesif. Pada penelitian ini digunakan bahan aktif atenolol dengan kombinasi matriks carbopol 940 dan HPMC K4M serta mannitol sebagai pemanis tanpa menggunakan ethyl selulosa, untuk mengetahui pengaruh kombinasi matriks terhadap pelepasan

4 obat. Keuntungan tablet bukal tanpa menggunakan backing layer adalah indeks pengembangan (swelling) lebih baik, pelepasan obat lebih baik untuk jangka waktu pendek, serta memiliki kekuatan mukoadesif lebih besar karena semua bagian tablet terbasahi air. Kombinasi HPMC K4M dengan polimer hidrofilik lain seperti karbopol 940 dapat meningkatkan pelepasan dan penetrasi dari atenolol sehingga dapat menghantarkan obat mencapai lokasi sasaran tertentu untuk waktu yang lebih lama dari sediaan konvensional. Selain itu HPMC K4M dan Karbopol 940 memiliki ikatan mukoadesif yang baik berdasarkan faktor polimer yaitu (Berat molekul,kelenturan, Kapasitas ikatan hidrogen, Rapat jenis tautan silang, Muatan, Konsentrasi dan Hidrasi) dan faktor lingkungan. Pada penelitian ini digunakan metode desain faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi dari karbopol 940 dan konsentrasi dari HPMC K4M. Berdasarkan desain faktorial, didapatkan 4 formula dengan kombinasi level rendah dan level tinggi dari dua faktor tersebut. Parameter penelitian yang diamati meliputi keseragaman kandungan, keseragaman ukuran, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, ph permukaan, indeks pengembangan, uji kekuatan mukoadhesif, dan pelepasan tablet bukoadesif atenolol secara in vitro. Jumlah konsentrasi karbomer dan HPMC berpengaruh pada penelitian ini, sehingga perlu dilakukan pemilihan konsentrasi karbomer dan HPMC dengan tepat. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M terhadap mutu fisik tablet bukoadesif dan pelepasan atenolol serta konsentrasi kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M berapakah yang memberikan hasil mutu fisik tablet bukoadesif dan pelepasan atenolol yang optimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M terhadap mutu fisik tablet bukoadesif dan pelepasan atenolol serta untuk mengetahui konsentrasi

5 kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M yang optimum terhadap mutu fisik tablet bukoadesif dan pelepasan atenolol secara in vitro. Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dan diperolehnya formula yang tepat dari kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M terhadap mutu fisik tablet bukoadesif dan pelepasan atenolol secara in vitro. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan kombinasi karbopol 940 dan HPMC K4M sebagai matriks terhadap pelepasan atenolol dalam sediaan tablet bukoadesif.