Modul Perpajakan PENGANTAR HUKUM PAJAK PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH PEMBAYARAN PAJAK SECARA IMAN KRISTEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR PERPAJAKAN

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM TENTANG PEMALSUAN FAKTUR PAJAK

FUNGSI PAJAK. 2.Fungsi Mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan berbagai kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 2 DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

Pengantar Perpajakan MINGGU 1

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

Modul 1: Modul 2: Modul 3:

BAB I DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

Modul ke: Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS. Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP. Program Studi MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munawir Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang

Pengantar Perpajakan. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang merumuskannya, berkaitan dengan defenisi pajak, Feldmann mengatakan

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana. Belanda yaitu strafbaar feit yang terdiri dari tiga kata, yakni straf

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PILIH JAWABAN YANG PALING TEPAT SESUAI DENGAN PILIHAN SAUDARA. KERJAKAN DI KERTAS FOLIO BERGARIS. JAWABAN DISERTAI PENJELASAN.

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari pajak. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 1 DASAR DASAR PERPAJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak sangat diperlukan dalam penyelenggaraan negara, karena untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

Transkripsi:

PENGANTAR HUKUM PAJAK PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH Takutlah akan Allah dan hormatilah Raja (1 Petrus 2:17) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah (Roma 13:1) Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu (Roma 13:4) PEMBAYARAN PAJAK SECARA IMAN KRISTEN UMAT KRISTEN SEBAGAI WARGA NEGARA dan BENTUK PARTISIPASI SOSIAL SEBAGAI PERAN AKTIF DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT 1. Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. (Matius 22: 21) dan 2. Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai (Roma 13:7)

Definisi pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat PAJAK DIPUNGUT OLEH NEGARA FASILITAS UMUM ADALAH KONTRA PRESTASI ATAS PAJAK YANG DIBAYARKAN OLEH RAKYAT TIDAK ADA KONTRA PRESTASI INDIVIDU ATAS PEMBAYARAN PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH RAKYAT KEPADA NEGARA Karakteristik Pajak PAJAK DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENGELUARAN NEGARA, DIPUNGUT DENGAN UNDANG UNDANG/SIFATNYA DIPAKSA APABILA ADA PERLAWANAN BERHADAPAN DENGAN HUKUM SANKSI, DENDA, HUKUMAN PENJARA MENJADI AKIBAT APABILA ADA PERLAWANAN TERHADAP PAJAK YANG MENYEBABKAN KERUGIAN NEGARA UNTUK TUJUAN KEADILAN Perbedaan antara pajak, retribusi dan sumbangan 1. Retribusi pada umumnya hubungan dengan prestasikembalinya adalah langsung. Misalnya: pembayaran uang sekolah, abonemen aliran air/listrik/gas 2. Retribusi merupakan pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan 1. Sumbangan yang mendapat prestasi kembali adalah suatu golongan 2. Sumbangan adalah pembayaran dari golongan tertentu penduduk kepada negara, karena mereka adalah satu golongan bersama, menikmati secara langsung balas jasa yang diberikan oleh negaranya; dimana yang menikmati balas jasa hanya satu golongan tertentu

PEMBAGIAN JENIS PAJAK : menurut golongannya a. Pajak Langsung. Pajak yang bebannya langsung dipikul oleh Wajib Pajak. Mis: Pajak Penghasilan b. Pajak tidak langsung. Pajak yang bebannya dapat di geser ke pihak lain. Mis: Pajak Pertambahan Nilai PEMBAGIAN JENIS PAJAK : menurut sifatnya a. Pajak Subjektif (bersifat perorangan). Pajak yang melihat keadaan wajib Pajak. Misalnya: Pajak Pengahasilan b. Pajak Objektif (bersifat kebendaan) Pajak yang melihat kepada objeknya, baik benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar PEMBAGIAN JENIS PAJAK: menurut lembaga pemungut a. Pajak Negara (Pajak Pusat). Misalnya: 1) Pajak Penghasilan, 2) Pajak Pertambahan Nilai, 3) Bea Meterai b. Pajak Daerah: Pajak tingkat pemerintahan kota: Pajak kendaraan bermotor, Bea balik Nama Kendaraan bermotor dlsb Pajak tingkat kabupaten: Pajak reklame, pajak pembangunan, pajak pemotongan hewan, pajak reklame.

PENGERTIAN HUKUM PAJAK 1. Semua peraturan-peraturan, 2. Yang memberikan wewenang/hak kepada pemerintah 3. Untuk mengambil kekayaan rakyat (seseorang/perusahaan) 4. Dan menyerahkan kembali kepada rakyat melalui kas negara 5. Dalam bentuk fasilitas-fasilitas umum dan pengeluaran lainnya ARTI HUKUM PAJAK MENGATUR HUBUNGAN-HUBUNGAN HUKUM: 1. antara negara dan orang-orang (individu) atau 2. badan-badan hukum (perusahaan) yang berkewajiban membayar pajak ( disebut Wajib Pajak) PEMBAGIAN HUKUM PAJAK 1. HUKUM PAJAK MATERIAL: Mengatur tentang norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan dan peristiwaperistiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa yang harus dikenakan pajak, dan besarnya jumlah pajak. 1. HUKUM PAJAK FORMAL: Mengatur tentang cara-cara mengimplementasikan hukum material menjadi suatu kenyataan. Misalnya penetapan suatu hutang pajak, kewajiban para wajib sebelum adanya suatu ketetapan pajak, dlsb

TIMBULNYA HUTANG PAJAK HUTANG: PERIKATAN YANG MENGANDUNG KEWAJIBAN BAGI SALAH SATU PIHAK BAIK PERORANGAN MAUPUN BADAN SEBAGAI SUBJEK HUKUM UNTUK MELAKUKAN SUATU PRESTASI HUTANG PAJAK TIMBUL: 1. DI ATUR DALAM UNDANG UNDANG 2. SYARAT SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF (Perbuatan, Keadaan atau Peristiwa) TIMBULNYA HUTANG PAJAK AJARAN MATERIIL: 1. DIATUR DALAM UNDANG UNDANG 2. ADA PERISTIWA, KEADAAN DAN PERBUATAN AJARAN FORMIL: 1. ADA KETETAPAN DARI PEMUNGUT YAITU PEMERINTAH 2. PAJAK MENJADI TERUTANG SAAT DITETAPKAN MELALUI SURAT KETETAPAN KAPAN PAJAK TERUTANG? 1. PADA SUATU SAAT (Mis: Bunga tabungan yang dipotong pajakoleh pihakke 3 yaitu bank) 2. PADA AKHIR MASA (Mis: Gaji karyawan, yang terhutang pada setiap akhir bulan) 3. Pada akhir tahun pajak untuk Pajak Penghasilan

PENAGIHAN PAJAK PENAGIHAN PASIF 1. Penyerahan SKPKB, SKPKBT, dan STP 2. Apabila belum berhasil, menggunakan surat teguran PENAGIHAN AKTIF 1. Penagihan dengan menggunakan sirat paksa 2. Bisa dilakukan SITA HUTANG PAJAK BERAKHIR 1. TERJADI PELUNASAN/PEMBAYARAN 2. KOMPENSASI 3. PENGHAPUSAN HUTANG (Wajib Pajak Bangkrut, Wajib Pajak meninggal) 4. DALUWRSA ATAU LEWAT WAKTU 5. PEMBEBASAN 6. PENUNDAAN PENAGIHAN Perlawanan Terhadap Pajak Perlawanan Pasif terdiri dari hambatan hambatan yang mempersukar pemungutan pajak dan yang erat hubungannya dengan: 1.Struktur ekonomi 2.Perkembangan intelektual 3.Moral penduduk 4.Teknik pemungutan pajak Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan, yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus: 1.Pengelakan/penyelund upan pajak 2.Melalaikan pajak

Bentuk Penghindaran Diri Dari Pajak 1. Cukai tembakau atas rokok putih (luar negeri) dihindari dengan rokok klobot 2. Pemalsuan dokumen, mengisi dokumen kurang lengkap 3. Menggunakan barang barang yang bukan barang mewah untuk mengindari pengenaan pajak penjualan atas barang mewah Bentuk Penghindaran Diri Dari Pajak: Melalaikan Pajak Menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas formalitas yang harus dipenuhi olehnya: 1. Menggagalkan pemungutan pajak dengan menghalang halangi penyitaan dengan cara melenyapkan barang barang yang sekiranya dapat disita. Akibat-akibat dari pengelakan pajak 1. Bidang Keuangan: ketidakseimbangan anggaran, tarif pajak akan dinaikkan 2. Bidang Ekonomi: mempengaruhi persaingan sehat, stagnansi berputarnya roda ekonomi, langkanya modal 3. Bidang Psikologi: membiasakan Wajib Pajak melakukan kecurangan

Equality: tidak boleh Suatu negara mengadakan Diskriminasi di antara sesama Wajib Pajak Convinient: pemungutan Pajak dilakukan pada Saat yang baik bagi Wajib Pajak, yaitu saat Sedekat dekatnya denga Diterimanya penghasilan Yang bersangkutan Asas Asas Pemungut an Pajak Efisiensi: pemungutan pajak hendaknya Dilakukan sehemat hemat mungkin Certain: pajak yang dibayar harus pasti. Kepastian Hukum mengenai subjek, objek, besarnya pajak Dan juga ketentuan mengenai waktu pembayarannya TEORI PEMBENARAN PEMUNGUTAN PAJAK: Teori Asuransi 1. Tugas negara untuk melindungi orang dan segala kepentingannya: keselamatan dan keamanan jiwanya, juga harta bendanya 2. Untuk memberikan perlindungan tersebut, diperlukan pembayaran premi. TEORI PEMBENARAN PEMUNGUTAN PAJAK: Teori Kepentingan 1. Pembagian beban pajak harus didasarkan atas kepentingan orang masing masing dalam tugas tugas kepemerintahannya 2. Maka sudah selayaknya bahwa biaya biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk menunaikan kewajibannya dibebankan kepada mereka itu.

TEORI PEMBENARAN PEMUNGUTAN PAJAK: Teori Gaya Pikul 1. Dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam jasa jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. 2. Untuk keperluan ini diperlukan biayabiaya yang harus dipikul oleh segenap orang yang menikmati perlindungan ini, yaitu dalam bentuk pajak TEORI PEMBENARAN PEMUNGUTAN PAJAK: Teori Kewajiban Pajak Mutlak/Teori Bakti 1. Karena sifat negara, sehingga timbullah hak mutlak untuk memungut pajak 2. Dasar hukum pajak terletak hubungan rakyat dengan negara, yaitu memungut pajak daripadanya TEORI PEMBENARAN PEMUNGUTAN PAJAK: Teori Asas Gaya Beli 1. Fungsi memungut pajak dapat dipersamakan seperti pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga negara dan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat 2. Adanya penyelenggaraan kepentingan negara yang dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak

Fungsi Pajak Fungsi Budgeter. Memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke dalam kas negara yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran Fungsi nonbudgeter/nonfiskal Pajak digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan tujuan tertentu di luar bidang keuangan Tarif Pajak: Proposional/Sebanding Dasar Pengenaan Tarif Pajak Pajak Terhutang 50.000.000 10% 5.000.000 55.000.000 10% 5.500.000 60.000.000 10% 6.000.000 65.000.000 10% 6.500.000 Tarif Pajak: Tarif Tetap Dasar Pengenaan Tarif Pajak 50.000.000 1.000.000 55.000.000 1.000.000 60.000.000 1.000.000 65.000.000 1.000.000

Tarif Pajak: Progresif Dasar Pengenaan Tarif Pajak Pajak Terhutang 50.000.000 10%5.000.000 55.000.000 11%6.050.000 60.000.000 12%7.200.000 65.000.000 13%8.450.000 Tarif Pajak: Tetap Dasar Pengenaan Tarif Pajak Pajak Terhutang 5.000.000 10% 500.000 10.000.000 9% 900.000 15.000.000 8% 1.200.000 20.000.000 7% 1.400.000