BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDORONG SEKTOR PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN GAR0GA KABUPATEN TAPANULI UTARA TESIS.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6.1. Strategi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun VI - 1

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

Membangun Masyarakat Sejahtera Berdasarkan UU Perlindatayan 1 dan UU Desa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEWUJUDKAN MANDAILING NATAL YANG AGAMIS, CERDAS, SEHAT DAN SEJAHTERA

BAPPEDA Planning for a better Babel

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah, maka wewenang pusat

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012


BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. terus berubah. Untuk itu, manusia dituntut untuk mempunyai skill atau

ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004

KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya campur tangan dari pihak tertentu. Kalau dalam negara pihak yang merancang konsep, melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni Pemerintah dengan objek pembangunan masyarakat. Pembangunan selama ini, modal ekonomi sudah banyak yang diinvestasikan bangsa ini baik, natural resources maupun capital resources. Namun hasilnya tidak optimal. Bahkan, return on invesment-nya tidak memadai melihat kondisi ini, ada sebuah keyakinan bahwa bangsa ini masih memerlukan modal lain yaitu modal manusia dan modal sosial. Dalam konteks modal manusia adalah mengoptimalkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam hal ini pendidikan merupakan proiritas, di mana pendidikan masih diyakini salah satu media dalam mencerdaskan sebuah bangsa. Melalui pendidikan yang holistik, Indonesia sebagai suatu bangsa akan mampu dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas bangsa ini tidak akan mampu bersaing dan berdiri sama tegak dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Selain itu pendidikan juga mampu membangun kesadaran akan hakekat pembangunan modal sosial. Negara-negara yang yang memiki modal sosial yang kuat terbukti sangat mementingkan pendidikan bagi rakyatnya. Selanjutnya, modal sosial yang baik akan mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pembanguan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan issu politik global dalam pembangunan. Badaruddin (2008) menyebutkan bahwa sebagai makhluk sosial, setiap masyarakat atau komunitas seharusnya memiliki modal sosial, tentu dengan derajat modal sosial yang berbeda antara satu masyarakat (komunitas) dengan satu masyarakat (komunitas) yang lainnya. Membangun pendidikan berkualitas sangat berperan besar dalam membentuk kualitas individu ataupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Dalam ruang ini pendidikan perlu didudukkan sebagai sebuah nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Jika nilai pengetahuan menjadi dominan dalam setiap gerak masyarakat, dengan sendirinya masyarakat akan termotivasi dalam menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Bila keinginan untuk mendapatkan pengetahuan demikian tinggi di masyarakat, akan berakibat pada motivasi anak untuk memasuki lembaga pendidikan dengan bekal, keinginan untuk mengetahui yang mengakar. Disisi lain, membangun motivasi guru sebagai pendidik untuk terpanggil sebagai media dalam proses pendidikan. Dahulu proses pendidikan sangat melibatkan peran dari masyarakat mulai dari proses pendirian gedung, penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung, pemberian remunerasi kepada guru-guru, termasuk pengawasan proses belajar-mengajar. Bahkan

masyarakat secara bergantian mengolah kebun atau ladang yang hasilnya secara rutin digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan. Apabila terjadi kerusakan pada bangunan sekolah atau terjadi sarana pendukung yang belum tersedia, maka masyarakat sekitar lokasi sekolah bergotong-royong memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sekolah tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya. Namun demikian, proses pembangunan selama ini tampaknya telah menyebabkan pemisahan peran serta masyarakat atas tanggung jawab dalam penyelenggaraan proses pendidikan dan kemudian diambil alih oleh pemerintah. Akibatnya ketika sekolah mengalami masalah, masyarakat sekitar mengabaikan masalah tersebut karena merasa bukan tanggung jawab mereka lagi. Kondisi semacam ini harus diubah total. Masyarakat setempat harus ikut bertanggung jawab atas proses pendidikan dan penyelenggaraan sekolah yang berlangsung di sekitar mereka. Strategi kebijakan pembangunan pemerintah harus diarahkan bagaimana modal sosial masyarakat harus ditingkatkan, karena mengingat kekayaan alam yang terus dieskploitasi akan habis pada suatu saat, maka penyiapan secara dini untuk membangun karakter masyarakatnya harus dilakukan segera. Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter, mempunyai spirit kerja tinggi, mandiri, adalah bekal yang membawa kejayaan bangsa di masa depan. Spirit budaya bangsa seperti ini tidak akan pernah habis, bahkan akan menjadi rahmat besar di masa depan.

Pendidikan yang berkualitas di Indonesia hanya dapat diwujudkan, jika semua elemen bangsa, khususnya pemerintah, masyarakat, swasta secara sadar menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama, hal ini beralasan dengan sektor pendidikan memperoleh anggaran 20% dari anggaran pendapatan belanja Negara (APBN). Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana menyusun prioritas penggunaan anggaran tersebut sedemikian rupa sehingga tidak hanya sekedar bangunan fisik yang kurang berguna, atau bahkan menjadi terbuang percuma karena tidak didasarkan pada kebutuhan yang nyata bagi rakyat. Hal terpenting yang harus disadari adalah bagaimana pembangunan modal sosial (sosial capital), sebagai kunci utama bagi pembangunan berkelanjutan, dapat sepenuhnya dilaksanakan, sehingga tercapai masyarakat yang cerdas dan sejahtera. Banyak bukti menunjukkan bahwa masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang modal sosialnya tinggi, yaitu tercermin dari kehidupan sosialnya yang harmonis, saling memberi, ada kebersamaan dan saling percaya serta terdapat tingkat toleransi yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal yang mirip dilontarkan oleh Francis Fukuyama, yang memfokuskan kepada ciri budaya sebuah masyarakat yang mempunyai keunggulan dalam persaingan global. Dalam bukunya Fukuyama percaya bahwa keunggulan suatu masyarakat dan negara yang dapat survive dalam abad ke-21, adalah ditentukan oleh faktor sosial capital (modal sosial) yang tinggi, yaitu high trust society. Negara yang mempunyai modal sosial tinggi adalah masyarakat yang mempunyai rasa kebersamaan tinggi, rasa saling percaya (baik vertikal maupun horizontal), serta

saling memberi. Selanjutnya dikatakan bahwa hal ini bisa terwujud kalau masingmasing individu dan golongan masyarakat menjunjung tinggi rasa saling hormat, kebersamaan, toleransi, kejujuran dan menjalankan kewajibannya. Dalam suatu pembangunan sosial, modal sosial (sosial capital) adalah salah satu faktor penting yang menentukan pembangunan pendidikan masyarakat. Daryanto (2004) menyatakan bahwa pembentukan modal sosial dapat menyumbang pada pembangunan pendidikan karena adanya jaringan (networks), norma (norms), dan kepercayaan (trust) didalamnya yang menjadi kolaborasi (koordinasi dan kooperasi) sosial untuk kepentingan bersama. Kabupaten Tapanuli Utara secara geografis didiami suku batak (homogen) yang sarat dengan kearifan-kearifan lokal. Dengan kearifan lokal ini diharapkan bagaimana Pemerintah Kabupaten dapat menuangkannya dalam strategi kebijakannya dalam bidang pendidikan dan pembangunan masyarakat lainnya, yang terfokus dalam meningkatkan modal sosial masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Dengan SDM yang ada baik dari segi kualitas dan kuantitas yang tinggi diharapkan menjadi motor penggerak dan pelaksana pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam mewujudkannya indikator dari keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari peningkatan angka partisipasi sekolah dari tahun ke tahun. Peningkatan ini harus didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang baik dan memadai.

Untuk menjawab peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara, khususnya di Kecamatan Garoga, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah mendirikan SD/MI sebanyak 29 unit, SMP/MTs sebanyak 6 unit dan SMA sebanyak 2 unit. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata sebagai upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Dalam meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara, masyarakat di Kecamatan Garoga Desa Saribu Gonting Garoga dan Desa Parinsoran masingmasing telah memberikan hibah lokasi tanah seluas 2 ha secara cuma-cuma kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mendirikan 1 (satu) Unit Sekolah Baru SMA tahun 2007 di Desa Saribu Gonting Garoga dan tahun 2008 1 (satu) unit Sekolah Baru SMP di Desa Parinsoran, yang dananya berasal dari APBN dengan pekerjaan sistem swakelola dengan melibatkan masyarakat setempat. Pembangunan gedung sekolah dilakukan oleh masyarakat setempat dengan upah relatif lebih sedikit dari upah biasa seorang pekerja bangunan. Kerjasama dan partisipasi masyarakat Kecamatan Garoga dalam memberikan lokasi tanah dan

bergotong royong dalam pembangunan gedung sekolah menunjukkan adanya suatu bentuk peran modal sosial. I.2. Perumusan Masalah Untuk mendudukkan modal sosial sebagai pilar dalam mendorong sektor pendidikan dalam konteks pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara, maka disusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana peran modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Bagaimana peran modal sosial dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. I.3. Tujuan Penelitian. 1. Untuk menganalisis peran modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Untuk menganalisis peran modal sosial dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. I.4. Manfaat Penelitian 1. Secara akademis penelitian ini berkaitan dengan studi tentang modal sosial yang dimiliki oleh perkumpulan adat/budaya lokal di Kabupaten Tapanuli Utara. Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusi terhadap ruang penelitian sosial dan budaya, khususnya dalam kajian-kajian modal sosial.

2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan dalam bentuk data-data yang dapat digunakan bagi kajian-kajian atau penelitian yang berkaitan. 3. Bagi peneliti hasil penelitian diharapkan dapat memperdalam dan memperkaya wawasan dan pengetahuan khususnya tentang modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara.