MANAJEMEN RESIKO PERBANKAN SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

Konsep Dasar Kegiatan Bank

ANDRI HELMI M, SE., MM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan standar akuntansi yang dikhususkan bagi industri perbankan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk).

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit)

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1. dengan sifat bank sebagai lembaga yang highly geared. berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.

Manajemen Resiko. Profil Resiko

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

Risk associated with investing in bonds & sector overview RAYNALDI KALATA H WAHYUDI WIBOWO

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

BAB III MEKANISME MANAJEMEN RISIKO DI BRI SYARI AH SIDOARJO. Bank BRI Syariah Sidoarjo berada di Jalan Jenggolo No. 84 Sidoarjo, depan Bank

I. PENDAHULUAN. 1997/1998 merupakan tahun terberat. Berawal dari krisis nilai tukar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perbankan dan lembaga keuangan. Krisis yang bermula dari macetnya kredit

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

persamaan dan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

Islamic Wealth Management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Bab 10 Pasar Keuangan

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB 4 PEMBAHASAN PERSIAPAN IMPLEMENTASI BASEL II DI BANK MEGA

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan perlu adanya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 1 /PBI/ 2010 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai perantara keuangan (financial intermediary), melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998,

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

Transkripsi:

MANAJEMEN RESIKO PERBANKAN SYARIAH

PENGERTIAN RESIKO GALLATI (2003) mendefinisikan resiko sebagai: A CONDITION IN WHICH THERE EXIST AN EXPOSURE TO ADVERSITY (Suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya kerugian) WORKBOOK LEVEL 1 GLOBAL ASSOCIATION OF RISK PROFESSIONALS (2005)-BADAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RESIKO mendefinisikan RESIKO sebagai: CHANCE OF A BAD OUTCOME (kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya)

SHARIAH PRINCIPLES FOR ISLAMIC FINANCIAL TRANSACTIONS Principle #1 : Prohibition of interest as riba Principle #2: Application of al-bay (trade and commerce) Principle #3: Avoidance of gharar (ambiguities) in contractual agreements Principle #4: Prohibition of maisir (gambling) Principle #5: Disengagement from production of prohibited commodities pork, liqour.

SHARIAH PRINCIPLES FOR RISK MANAGEMENT #1 RISK AVOIDANCE Principle #1 Prohibition of interest as riba Principle #2: Application of al-bay (trade and commerce) Principle #3: Avoidance of gharar (ambiguities) in contractual agreements Principle #4: Prohibition of maisir (gambling)

SHARIAH PRINCIPLES FOR RISK MANAGEMENT #2 Risk Reduction Principle #1 Prohibition of interest as riba Principle #2: Application of al-bay (trade and commerce) Principle #3: Avoidance of gharar (ambiguities) in contractual agreements Principle #4: Prohibition of maisir (gambling)

SHARIAH PRINCIPLES FOR RISK MANAGEMENT #3 Risk Transfer Insurance & Financial Derivatives Principle #1 Prohibition of interest as riba Principle #3: Avoidance of gharar (ambiguities) in contractual agreements Principle #4: Prohibition of maisir (gambling)

KESEPAKATAN BASEL Komite Basel (The Basel Committee) untuk pengawasan Perbankan dicetuskan pada tahun 1974 yang diprakarsai oleh para gubernur Bank Sentral the Group of ten (G10) yang terdiri dari US, Belanda, Belgia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Perancis, Swedia dan Swiss dengan fokus pada regulasi dan praktek pengawasan Perbankan. Nama Basel adalah sebuah kota di Swiss tempat para gubernur Bank Sentral tersebut berkumpul. Telah melahirkan: Kesepakatan Basel telah menjadi tolak ukur bagi Bank Sentral seluruh dunia dalam merancang regulasi MANAJEMEN RESIKO PERBANKAN yang berlaku di negara masing-masing termasuk Indonesia.

JENIS-JENIS RESIKO BANK SYARIAH Secara garis besar dibagi 2: RESIKO MURNI (PURE RISK) Adalah resiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada Contoh: kecelakaan, kebakaran, dll RESIKO BISNIS (BUSSINESS RISK) Adalah resiko di mana kemungkinan kerugian ada,tetapi kemungkinan keuntungan juga ada Contoh : resiko bisnis

RESIKO BISNIS BANK SYARIAH 1. RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN : resiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur dan/atau lawan transaksi (couterparty) dalam memenuhi kewajiban 2. RESIKO PASAR : resiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar dari portfolio yang dimiliki oleh bank yang merugikan bank. Variabel pasar antara lain suku bunga dan nilai tukar. 3. RESIKO OPERASIONAL: resiko adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. 4. RESIKO LIKUIDITAS : resiko yang disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.

TAMBAHAN RESIKO BANK SYARIAH Jika Bank memiliki model bisnis yang lebih rumit maka Bank Indonesia akan meminta Bank tersebut untuk mengatur: 1. RESIKO HUKUM : resiko yang disebabkan karena adanya kelemahan aspek yuridis. 2. RESIKO REPUTASI : resiko karena adanya publikasi negatif atau persepsi negatif terhadap Bank. 3. RESIKO STRATEGIK : disebabkan karena adanya penetapan strategi dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat. 4. RESIKO KEPATUHAN : resiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi dan tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN Terdiri dari : 1. RESIKO KREDIT PEMERINTAHAN (SOVEREIGN CREDIT RISK) : resiko yang terkait dengan Pemerintah suatu Negara yang tidak mampu membayar pokok dan bunga pijamannya pada saat jatuh tempo. 2. RESIKO KREDIT KORPORAT (CORPORATE CREDIT RISK) : adalah resiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telah memperoleh kredit, serta gagal bayar perusahaan yang telah memperoleh penyertaaan modal. 3. RESIKO KREDIT KONSUMEN (RETAIL CREDIT RISK) : adalah resiko yang terkait dengan ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaian pembayaran keditnya.

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN Terdiri dari langkah-langkah: a) MODEL PEMERINGKATAN UNTUK PEMINJAMAN PERORANGAN (GRADING MODEL FOR INDIVIDUAL LOANS) b) MANAJEMEN PORTFOLIO PINJAMAN (LOAN PORTFOLIO MANAGEMENT) c) SEKURITISASI (SECURITIZATION) d) AGUNAN (COLLATERAL) e) PEMANTAUAN ALIRAN DANA (CASH FLOW MONITORING)

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN Lanjutan MODEL PEMERINGKATAN UNTUK PEMINJAMAN PERORANGAN (GRADING MODEL FOR INDIVIDUAL LOANS) Tiap bank syariah perlu membuat CREDIT GRADING MODEL berdasarkan jenis pinjaman, jumlah pinjaman, agunan, jangka waktu, kinerja keuangan debitur, usia debitur, dll. Hasilnya adalah mirip dengan peringkat yang dihasilkan oleh lembaga pemeringkat seperti S&P atau Moody s. Penting untuk memberikan informasi kepada bank untuk tidak menkonsentrasikan kepada pinjaman yang berkualitas buruk dengan probabilitas kegagalan yang tinggi.

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN..Lanjutan MANAJEMEN PORTFOLIO PINJAMAN (LOAN PORTFOLIO MANAGEMENT) Bank syariah harus mengukur portofolio pinjaman untuk memastikan bahwa alokasi pinjaman tidak terkonsentrasi pada satu industri atau dalam satu area geografis. Penyebaran portofolio untuk memastikan bahwa portofolio telah terdiversifikasi dengan baik (well diversified)

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN..Lanjutan SEKURITISASI (SECURITIZATION) Suatu teknik untuk mengemas sebagian atau keseluruhan dari portofolio pinjaman terutama aktiva yang bermasalah, lalu menjual kepada investor sebagai sekuritas. Resiko dari aktiva bermasalah beralih kepada perusahaan penjamin emisi yang membeli aktiva tersebut.(contohnya di Korea Selatan).

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN..Lanjutan AGUNAN (COLLATERAL) Adalah aktiva debitur yang diserahkan hak penguasaannya kepada kreditur (Bank) sepanjang masa pinjaman, dan akan menjadi subyek untuk disita dalam kejadian tidak bayar utang. Agunan terdiri dari : 1. Aktiva nyata (tangible assets) 2. Aktiva tidak nyata (intagible assets) Kesepakatan Bassel II: Mengatur mengenai pemeringkatan internal agunan yang dikenal dengan Internal Rating Based (IRB)

MITIGASI RESIKO KREDIT/PEMBIYAAN..Lanjutan PEMANTAUAN ALIRAN DANA (CASH FLOW MONITORING) Bank Syariah perlu memantau aliran dana nasabah di masa depan untuk mengurangi resiko kredit macet ASPEK SYARIAH DALAM MITIGASI RESIKO KREDIT: Sekuritisasi aktiva bermasalah adalah hal yang masih diperdebatkan di kalangan ulama terutama dalam hal adanya penjualan hutang dan penjualan aktiva dengan kualitas yang jelek.

RESIKO PASAR Adalah resiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar dari portfolio yang dimiliki oleh bank yang merugikan bank. Variabel pasar antara lain suku bunga dan nilai tukar. SPREAD RISK: selisih spread antara 2 instrumen misalnya antara obligasi korporat dan pemerintah SPESIFIC RISK : selisih harga surat berharga yang dipegang yang disebabkan karena faktor-faktor yang terjadi pada saat penerbitan dan penjualan. VOLATILITY RISK : kerugian karena faktor volatilitas

MITIGASI RESIKO PASAR DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO don t put your all eggs in one basket HEDGING (LINDUNG NILAI) Suatu transaksi yang dirancang untuk mengurangi resiko portofolio dengan melakukan posisi yang tepat dalam underlying instrumen (biasanya dengan instrumen derivarif) ASPEK SYARIAH: Resiko pasar terjadi karena Bank menyalurkan likuiditasnya untuk mendapatkan keuntungan di luar aktivitas utamanya yaitu INTERMEDIASI. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip syariah yang memposisikan Bank sebagai lembaga INTERMEDIASI dan lembaga penguatan ekonomi keumatan. Aktivitas hedging untuk mengurangi resiko pasar masih menjadi perdebatan di kalangan ulama karena mekanisme ini lebih banyak digunakan untuk praktek perjudian dan spekulasi daripada untuk lindung nilai

RESIKO STRATEGIK Adalah resiko yang disebabkan karena adanya penetapan strategi dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat. Dibagi menjadi: Resiko proses internal (internal process risk) Resiko sumber daya manusia (people risk) Resiko sistem (systems risk) Resiko eksternal (external risk) Resiko hukum (legal risk)

MITIGASI RESIKO STRATEGIK Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate Governance) pada bank syariah melalui serangkaian langkah: Menentukan tujuan strategik dan nilai-nilai perusahaan Menentukan lini tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas Tanggung jawab dewan direksi Peran auditor internal dan eksternal Kebijakan kompensasi dan renumerasi transparansi