ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi


MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Dan lain-lainnya hanya di

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

Reproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian

MEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

MAKALAH BIOLOGI PEMBELAHAN MEIOSIS

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

PEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci

MODUL IV REPRODUKSI SEL

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa

Pembelahan Sel secara Mitosis dan Meiosis pada Manusia

II. Bagaimana sifat diwariskan

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH

ANALISIS MITOSIS PENDAHULUAN

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

Pembelahan Sel Normal dan Abnormal

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

MAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL

Biologi dan Reproduksi Sel

PEMBELAHAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)

BAB VIII PEWARISAN SIFAT (GENETIKA)

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

Pembelahan Sel pada Proses Penyembuhan Luka

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

EzLearn.my BAB 5 SOALAN OBJEKTIF. 1. Rajah 1 menunjukkan satu peringkat mitosis pada tumbuhan. Antara berikut, manakah merupakan peringkat seterusnya

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus

Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

Pertumbuhan dan diferensiasi sel

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

PENGARUH SEL TERHADAP PEMBESARAN OTOT

PEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Pertemuan V: Dasar Selular Reproduksi dan Pola Pewarisan Sifat. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

Praktikum Genetika. Modul 1 PENDAHULUAN. Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut.

DNA & PEMBELAHAN SEL?

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

II. MATERI A. NUKLEUS

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4.

1. JELASKAN DAN GAMBAR TAHAP-TAHAP PEMBELAHAN MITOSIS UNTUK INDIVIDU YANG MEMILIKI. A. AABB; B. AABBCC; C. AABBCCDD; D

Soal Biologi Tipe HOTS

VII. Siklus Sel (The Cell Cycle) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam

PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis

ABSTRACT. IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

5. Perhatikan gambar!

ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom

6. TAUTAN, PINDAH SILANG, DAN PEMETAAN KROMOSOM

Bagian-bagian kromosom

M A T E R I G E N E T I K

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

Tabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble

PEMBELAHAN SEL. Delayota Science Club (DSC) Januari 2011

PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR SISWA PADA TEMA KONSEP PEMBELAHAN SEL

Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Transkripsi:

1 ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut meiosis. Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, meiosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam sel-sel anak. Pembelahan meiosis akan menghasilkan 4 sel anak yang memiliki jumlah kromosom hanya setengah dari kromosom tetuanya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar jumlah kromosom individu tetap dari generasi ke generasi (Sastrosumarjo, 2006). Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan reduksi. Meiosis pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi saat pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau meiosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti haploid. Lili merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan. Tanaman lili biasa digunakan sebagai tanaman hias, baik sebagai tanaman lanskap ataupun bunga potong. Tanaman lili memiliki ukuran kromosom yang cukup besar, sehingga cukup mudah untuk diamati. Tujuan Tujuan dari dilaksakannya pratikum ini adalah untuk mempelajari tahapan tahapan meiosis tanaman lily di bawah mikroskop.

2 TINJAUAN PUSTAKA Pembelahan meiosis terdiri dari tahap, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I dapat dibedakan lagi menjadi interfase I, profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Meiosis II juga dibedakan atas interfase II, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Pembelahan meiosis ini merupakan proses yang dinamis, tidak terputus putus, dan tidak terdapat batas yang kelas antar setiap fasenya. Meiosis I Sebelum memasuki meiosis I, terlebih dahulu terjadi interfase. Interfase I pada meiosis I sama dengan interfase pada mitosis, yaitu terjadi sintesis dan replikasi DNA serta terjadi pembentukkan protein protein yang bermanfaat untuk tahap tahap setelahnya. Tahap tahap pada meiosis I adalah: Profase I Sebagian besar perbedaan antara mitosis dan meiosis terdapat pada fase ini. Profase I pada meiosis menghabiskan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan profase pada mitosis. Profase I ini dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Profase I terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Leptoten Pada tahap ini, kromosom terlihat seperti benang benang halus yang panjang, sehingga masing masing kromosom belum dapat dikenali secara jelas. Benang benang kromosom yang halus tersebut disebut kromonema. Pada fase ini, struktur kromosom yang dapat terlihat lebih jelas adalah kromomer. Kromomer adalah penebalan yang terjadi pada beberapa bagian kromososm yang tampak seperti manik manik. Pada fase ini pasangan pasangan kromatid belum dapat dibedakan. b. Zigoten Pada fase ini, mulai terjadi perpasangan antara kromosom yang homolog, sehingga alel alel akan berhadapan letaknya dan tidak berjauhan seperti pada leptoten. Proses saling berpasangan antara kromosom homolog disebut sinapsis. Namun, sinapsis ini akan lebih jelas terlihat pada fase selanjutnya (pakiten).

3 c. Pakiten Fase ini merupakan fase yang paling lama pada profase I ini. Benang benang kromosom tampak semakin jelas dan perpasangan serta sinapsis antara kromosom homolog semakin dekat dan sempurna. Benang benang kromosm terlihat double. Hal ini karena setiap pasang kromosom yang homolog terdiri dari dua buah kromatid. Sehingga pada fase ini, terlihat sejumlah perpasangan bivalen yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom haploid dari individu tersebut. Jumlah kromatid pada fase meiosis ini sama banyaknya dengan jumlah kromatid pada profase mitosis. Yang membedakan adalah distribusi kromosom kromosomnya. Pada profase mitosis, kromosom kromosom saling terpisah dan tidak berhubungan, sedangkan pada profase I meiosis kromosom kromosomnys saling berpasangan secara bivalen Adanya sinapsis yang sempurna pada fse ini memungkinkan terjadinya pertukaran genetik antar kromosom homolog atau antar kromosom yang bukan homolognya (pindah silang / crossing over). d. Diploten Fase ini ditandai dengan mulai memisahnya kromatid kromatid yang tadinya berpasangan secara bivalen. Pemisahan yang paling kuat, terjadi pada bagian sentromer. Akan tetapi, pada bagian bagian tertentu dari kromosom homolog masih tetap saling berdekatan. Bagian bagian yang saling berdekatan dan tampak bersilang ini disebut kiasma (banyak : kiasmata) (gambar 4). Pada kiasma tersebut, kromatid kromatid yang tidak homolog ( nonsister chromatid ) akan putus. Kemudian, ujung ujung dari kromatid yang putus tadi akan bersambungan secara resiprok (berbalasan). Hal ini menyebabkan gen gen yang terangkai pada segmen kromatid tersebut akan bertukar secara resiprok juga. Proses tertukarnya segmen segmen nonsister kromatid dari pasangan kromosom homolognya yang disertai tertukarnya gen gen yang terangkai pada segmen segmen tersebut secara resiprok dinamakan pindah silang (crossing over).

4 Proses pindah silang ini sangat penting karena akan menghasilkan kombinasi kombinasi yang baru (tipe rekombinasi) yang bermanfaat bagi pemuliaan tanaman. Kromatid kromatid yang tidak mengalami pindah silang masih memiliki gen gen yang berasal dari tetuanya. Gamet gamet yang menerima kromatid yang tidak mengalami pindah silang tersebut disebut gamet tipe parental. Gambar 8. Kiasma pada Diploten e. Diakinesis Fase ini merupakan fase terakhir pada profase I meiosis. Kromosom - kromosom mengalami kondensasi maksimum dan kiasma semakin jelas terlihat. Pada fase ini, nukleolus dan membran nukleus menghilang, dan benang benang gelendong mulai terbentuk. Metafase I Pada fase ini, hampir sama dengan metafase mitosis. Kromosom kromosom menempatkan dirinya di tengah tengah sel, yaitu di bidang equator dari sel. Namun, terdapat perbedaan antar metafase I meiosis dengan metafase mitosis. Pada metafase mitosis, yang terdapat pada bidang equator adalah kromosom kromosom tunggal.

5 Sedangkan pada metafase I meiosis, yang terdapat pada bidang equator adalah pasangan pasangan kromosom homolog sehingga pada metafase I meiosis tidak terjadi pembelahan sentromer. Anafase I Sama halnya dengan yang terjadi pada anafase mitosis, anafase I meiosis dimulai ketika kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan. Tiap kromosom dari pasangan kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Masing masing kutub menerima setengah jumlah kromosom yang ada, sehingga pada fase inilah dimulai terjadinya reduksi kromosom. Cara pergerakkan kromosom homolog ke arah kutub yang berlawanan oleh benang gelendong terjadi secara bebas dan kebetulan, tidak ada yang memerintahkan untuk suatu kromosom bergerak ke atas atau ke bawah. Hal ini sesuai dengan hukum mendel yang terkenal, yaitu The law of segregation of allelic genes dan The law of independent assortment of genes. Sebagai contoh, jika terdapat alel dominan (A) dan alel resesif (a). Maka, mereka akan memisah secara bebas ke kutub yang berlawanan menjadi (A) atau (a). Hal yang sama juga terjadi pada alel dominan (B) dan alel resesif (b) yang akan memisah secara bebas menjadi (B) atau (b). Maka, kombinasi antar keduanya akan terbentuk AB, Ab, ab, atau ab. Telofase I Pada fase ini, dinding nukleus dan nukleolus terbentuk kembali seperti pada telofase mitosis. Akan tetapi, pada telofase meiosis, jumlah kromosom haploid lah yang terdapat pada nukleus yang baru ini. Pada masing masing nukleus yang baru ini terdapat dua kromosom yang haploid yang terdiri dari empat kromatid. Sehingga menandakan bahwa reduksi jumlah kromosom masih belum berlangsung sempurna. Agar dapat tercapai reduksi yang sempurna, maka diperlukanlah pembelahan meiosis II.

6 Meiosis II Apabila dilihat dengan mengguinakan mikroskop cahaya, maka terdapat dugaan bahwa berbagai fase yang berlangsung pada meiosis II ini sama dengan berbagai fase yang terjadi selama mitosis. Bahkan ada orang yang memiliki anggapan bahwa meiosis II adalah pembelahan mitosis. Anggapan yang demikian tidak benar sama sekali dikarenakan beberapa alasan, yaitu: a. Kromosom yang double pada profase mitosis merupakan hasil duplikasi dari bahan genetik selama interfase. Sedangkan kromosom yang terlihat dauble pada profase II meiosis bukan merupakan hasil duplikasi bahan genetik. b. Kromosom kromosom yang menyusun kromosom mitosis adalah sister chromatic, sehingga merupakan kromatid yang identik. Sedangkan kromosom yang menytusun kromosom profase II meiosis bukan merupakan sister chromatic sempurna oleh karena adanya crossing over yang terjadi pada meiosis I. c. Meiosis II bertujuan untuk memisahkan kromatid kromatid yang berbeda dari tiap kromosomnya d. Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna e. Meiosis II menghasilkan kombinasi yang baru yang dari gen gen yang berasal tetua jantan dan betina pada generasi sebelumnya f. Meiosis II sangat penting untuk proses seksual Profase II Fase ini dapat dimulai setelah selesainya interfase I yang berlangsung sangat pendek. Pada beberapa organisme bahkan tidak mengalami interfase, sehingga dari telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan kadang kadang juga terjadi dari telofase I langsung ke metafase II. Metafase II Pada fase ini, kromosom yang terdiri dari dua kromatid berada di bidang equator. Benang benang gelendong yang berasal dari masing masing kutub mengikat sentromer masing masing kromatid. Keadaan kromosom pada metafase II meiosis hampir mirip pada keadaan kromosom pada metafase mitosis, akan tetapi dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.

7 Anafase II Pada fase ini, sentromer terbelah menjadi dua. Masing masing kromatid tertarik oleh benang benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Pada saat inilah terjadi reduksi kromosom yang sebenarnya, sehingga reduksi kromosom saat ini sudah sempurna. Bergeraknya kromatid ke arah kutub yang berlawanan ini seperti yang terjadi pada anafase mitosis, namun dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja. Telofase II Pada fase ini terjadi pembelahan sel, sehingga dihasilkan empat sel anak yang haploid (n), yang disebut juga tetrad. Setiap inti dari sel sel tersebut memiliki hanya setengahnya saja dari jumlah kromosom tetuanya. Pada fase ini pula, terbentuk kembali nukleolus dan membran nukleus. Membran nukleus mengelilingi ke empat inti hasil pembelahan. Kromosom pun mulai mengendur kembali. Setelah itu, terjadi modifikasi lebih lanjut untuk menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan meiosis secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 9. Pembelahan Meiosis

8 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pratikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 9 November 2010 di Lab Microtechnique Departemen AGH, FAPERTA, IPB. Bahan dan Alat Bahan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah: HCl 1 N Aceto orcein 2% Calon polen tanaman lili Alat alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah: Mikroskop Silet Cawan petri Pinset Gelas objek Gelas penutup Bunsen Pensil dengan ujung berpenghapus Tisu Metode Pelaksanaan Keluarkan sel induk megaspora dari bunga lili Letakan bagian tersebut di atas gelas objek Teteskan dengan aceto orcein 2%, dan diamkan selama 10-15 menit Lewatkan preparat di atas api bunsen 2 3 kali Squash dengan pensil berkaret, kemudian tekan dengan ibu jari Amati dibawah mikroskop Lakukan pemotretan jika didapat penyebaran yang baik.

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam pengamatan meiosis pada bunga lili adalah metode tanpa larutan former atau larutan fiksatif, karena bunga lili yang digunakan masih segar, baru dipetik. Penggunaan bunga lili karena mempunyai ukuran kromosom yang besar, sehingga akan mempermudah dalam pengamatannya. Pemilihan umur mikrospora yang tepat sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap fase-fase yang dapat diamati pada meiosis. Jika terlalu tua, maka proses meiosis sudah terlewat sehingga tidak dapat diamati secara detail. Apabila terlalu muda, maka proses meiosis belum terjadi (gambar 11). Gambar 10. Mikrospora Lili yang Digunakan untuk Pengamatan Meiosis Meiosis I, disebut juga pembelahan reduksi, karena mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom diploid (2n) menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Profase I, kromosom homolog saling berpasangan atau synapsis. Terbentuk kiasma, dan terjadi pindah silang. Gambar 11. Profase I

10 Metafase I, pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase. Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer. Gambar 12. Metafase I Anafase I, seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri-sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom. Dengan kata lain pada meiosis anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang berlawanan. Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada akhirnya dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat dibedakan secara jelas.

11 a b Gambar 13. a. Anafase I b. Telofase I Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan meiosis pertama tidak mengalami replikasi selama fase interkinesis. Selanjutnya meiosis II mengalami siklus yang sama pada proses pembelahan sel mitosis. Pengamatan terhadap pembelahan meiosis I diperlukan ketelitian, karena kromosom yang diamati dalam keadaan berpasangan secara homolog, tidak seperti pembelahan mitosis yang perilaku kromosomnya lebih mudah diamati karena tanpa perpasangan kromosom homolog.

12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengamatan terhadap pembelahan meiosis pada bunga Lilium sp, meiosis I dapat diamati fase-fasenya secara lengkap yaitu profase I, metafase I, anafase I dan telofase I. Tetapi meiosis II yang secara teori mirip dengan mitosis tidak dapat diamati fase-fasenya secara lengkap. Saran Pada praktikum selanjutnya, mungkin akan lebih baik, apabila juga disediakan preparat meiosis I dan meiosis II awetan yang fase-fasenya lengkap. Sehingga, apabila saat praktikum tidak diperoleh preparat segar yang lengkap fase-fasenya, maka dapat mengamati pada preparat awetan.

13 DAFTAR PUSTAKA Sastrosumarjo, S., Yudiwanti, S. I. Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur, R. Yunianti. 2006. Panduan laboratorium, hal. 261. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38-63. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor. Suryo, H. 2007. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 446 hal.