Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

dokumen-dokumen yang mirip
Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

BAB I PENDAHULUAN I-1

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURABAYA

Geoplanning E-ISSN:

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

PENGGUNAAN CITRA SATELIT UNTUK KAJIAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KOTA SEMARANG

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Sudaryanto 1), Melania Swetika Rini 2) *

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Scaffolding 3 (1) (2014) Scaffolding.

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI SEKITAR JALAN LINGKAR KLATEN. Ajeng Rita Petriani

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif,

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Ilham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Gambar 1. Lokasi Penelitian

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN NGAGLIK TAHUN

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Land Use Change Mapping in Coastal Areas Subdistrict South Bontang, Bontang, East Kalimantan Province And Its Impact on Socio-Economic Aspects

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Kesesuaian Lahan dan Geographic Information System (GIS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI DAN PISANG KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

Transkripsi:

Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 2031 (UNTUK KECAMATAN GENUK, PEDURUNGAN, DAN GAYAMSARI) Ahmad Muzzaky Fitriyanto, Heri Tjahjono, Purwadi Suhandini Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasikan Juni 2013 Keywords: Land Use, Spatial Plan Abstrak Semarang, salah satu kota perdagangan dan pusat kegiatan perindustrian menengah di Indonesia yang mengalami perkembangan secara signifikan, salah satunya adalah penggunaan lahan pada wilayah kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari. Perlu dilakukan evaluasi penggunaan lahan untuk mengetahui tingkat kesesuaian penggunaan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang tahun 2011 2031. Evaluasi penggunaan lahan dilakukan dengan metode analisis data dengan penginderaan jauh, klasifikasi hasil interpretasi penggunaan lahan, analisis kebenaran interpretasi, metode deskriptif untuk memahami dasar-dasar interpretasi meliputi rona, warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, bayangan, situs dan asosiasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan lahan di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari masih di dominasi permukiman dengan luas secara berurutan 1053,5059 ha (38,59%), 1456,5470 ha (66,25%), 351566 ha (54,41%). Tingkat kebenaran citra Quickbird tahun 2010 diperoleh kebenaran 95,29 % dari 85 titik survei lapangan yang diadakan pada tahun 2012. Dari hasil overlay peta penggunaan lahan tiga Kecamatan tahun 2012 dengan peta RTRW Kota Semarang tahun 2011 2031, menghasilkan peta kesesuaian penggunaan lahan tahun 2012 dengan nilai klasifikasi sebagai berikut : lahan sesuai sebesar 3865,930 ha (69,39%), dan lahan tidak sesuai sebesar 1705,616 ha (361%). Abstract Semarang, a city of trade and industrial center in the middle of Indonesia has developed significantly, one of which is the land use in the districts Genuk, Pedurungan, and Gayamsari. So that the evaluation needs to be done to determine the level of land use suitability of land use on the Spatial Plan of Semarang in 2011 to 2031. The evaluation carried out by the method of land use by remote sensing data analysis, interpretation of classification results of land use analysis, interpretation of truth, descriptive method to understanding the basics of interpretation include hue, color, texture, shape, size, pattern, shadow, site and association. Based on the survey results revealed that the land use in the District Genuk, Pedurungan, and Gayamsari still dominated by the vast settlement 1053.5059 hectares respectively (38.59%), 1456.5470 hectares (66.25%), 350.1566 hectares (54.41%). The degree of truth in 2010 Quickbird image acquired 95.29% correctness of the 85 point field survey conducted in 2012. From the results of the three land-use map overlay district in 2012 with a map of Spatial Plan of Semarang years 2011 to 2031, land use suitability maps produced in 2012 with the value of the following classifications: land suitable for 3865.930 hectares (69.39%), and the land is not suitable for 1705.616 hectares (30.61%). 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com 43 ISSN 2252-6285

PENDAHULUAN Permasalahan yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang dalam bidang pengelolaan sumberdaya alam adalah bagaimana cara mengelola dan memelihara sumberdaya alam yang dimiliki sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia yang perlu optimalkan pemanfaatannya agar tidak menimbulkan permasalahan nantinya, karena pada hakekatnya lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976). Lahan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena lahan dapat menjadi sarana dimana manusia melakukan segala aktifitas serta memanfaatkan semua unsur didalamnya. Penggunaan lahan adalah interaksi manusia dan lingkungan, dimana fokus lingkungan adalah lahan, sedangkan sikap dan tanggapan kebijakan manusia terhadap lahan akan menentukan langkah-langkah aktivitasnya, sehingga akan meninggalkan bekas di atas lahan sebagai bentuk penggunaan lahan (Ritohardoyo, 2002:9). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang yang selanjutnya disingkat RTRW adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan non teknis oleh Pemerintah Kota Semarang yang merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota termasuk ruang diatasnya, yang menjadi pedoman pengarahan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kota (Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2004). Penggunaan lahan dalam hubungannya dengan rencana tata ruang wilayah kota adalah bagaimana mengatur penggunanaan lahan yang sesuai dengan rencana umum tata ruang wilayah kota yang peraturannya dikeluarkan oleh pemerintah daerah agar tidak menimbulkan ketidaksesuaian penggunanan lahan yang berakibat pada penyimpangan terhadap rencana umum tata ruang wilayah kota itu sendiri. Evaluasi penggunaan lahan terhadap rencana tata ruang wilayah Kota Semarang ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang penggunaan lahan di Kota Semarang khususnya di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari pada saat ini, dan mengoreksi daerah mana saja yang penggunaan lahannya tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang wilayah yang dibuat oleh pemerintah Kota Semarang. Tujuan dalam penelitian ini : (1) Untuk mengetahui penggunaan lahan di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari pada tahun 2012; (2) Untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari terhadap rencana tata ruang wilayah Kota Semarang tahun 2011-2031. METODE PENELITIAN Populasi yang dipakai adalah seluruh penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari Tahun 2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yakni meneliti seluruh penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari Tahun 2012. Pengambilan sampel diambil secara menyeluruh di unit penggunaan lahan yang ada di tiga kecamatan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Variabel dalam penelitian ini adalah jenis penggunaan lahan dan luas penggunaan lahan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang nantinya berguna untuk pengolahan data dan merupakan data sekunder dan studi literature. Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori dari berbagai sumber baik dari majalah, buku, artikel, karya tulis dan lain-lain. Interpretasi citra satelit dalam penelitian ini digunakan untuk evaluasi penggunaan lahan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode analisis data dengan penginderaan jauh yang mengacu pada teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Metode klasifikasi hasil interpretasi bertujuan untuk mengelompokkan atau membuat segmentasi mengenai kenampakan-kenampakan yang homogeny. Metode kebenaran interpretasi bertujuan untuk mengetahui keakuratan hasil pengolahan citra dengan nilai ambang akurasi citra 85%, nilai tersebut di gunakan sebagai nilai minimum untuk diterimanya suatu pemetaan penutup atau penggunaan lahan berbasis citra penginderaan jauh 44

Tingkat Kebenaran Interpretasi = Titik Benar Titik Yang Disurvei Ahmad Muzzaky Fitriyanto / Geo Image 2 (2) (2013) X 100 Metode overlay menggunakan Sistem Informasi Geografis. Metode ini merupakan sistem penanganan data dalam mengevaluasi penggunaan lahan dengan cara digitasi, yaitu dengan cara menggabungkan petapeta seperti peta penggunaan lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari tahun 2012 dengan peta Rencana Tata Guna Lahan Tahun Semarang 2011-2031. Software yang dipakai dalam metode ini adalah Arc View 3.3. Metode ini dapat menghasilkan data dan informasi baru yang berkaitan dengan penelitian. Untuk selanjutnya, data-data tersebut bisa dideskripsikan sehingga kita bisa mengetahui penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang wilayah Kota Semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji kesesuaian citra yang sudah dilaksanakan, menghasilkan tingkat kesesuaian Jenis Penggunaan Lahan 45 sebesar 95,29% yang artinya dari 85 titik uji yang telah dilaksanakan terdapat kesalahan sebesar 4 titik uji. Nilai ambang minimum untuk diterimanya suatu pemetaan yang berbasis penginderaan jauh adalah sebesar 85%, sehingga citra tersebut masih dapat diterima untuk pemetaan penutup lahan atau penggunaan lahan berbasis citra penginderaan jauh (Campbell. J. B dalam Danoedoro, 2005). Penelitian tentang evaluasi penggunaan lahan terhadap rencana tata ruang wilayah ini mengambil lokasi 3 Kecamatan di Kota Semarang yakni Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari. 1. Kecamatan Genuk Memiliki luas wilayah sebesar 2.729,458 ha, secara astronomis terletak diantara 6 55 53 LS 7 0 5 LS dan 110 26 27 BT 110 30 23 BT, dan batas wilayahnya adalah Sebelah Utara Laut jawa, Sebelah selatan Kecamatan Pedurungan, Sebelah Timur Kabupaten Demak, Sebelah Barat Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Semarang Utara. Penggunaan lahan Kecamatan Genuk menurut citra Quickbird tahun 2010 dan survei lapangan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Luas Penggunaan Lahan Ha % a. Perumahan, Perdagangan, Jasa 72,6087 2,66 b. Perdagangan, Jasa 26,8221 98 c. Perumahan 1053,5059 38,59 d. Industri 483,8678 17,72 e. Olah Raga 8272 03 f. Pemakaman Umum 8508 03 g. Pendidikan 28,2813 1,04 h. Perkantoran 1537 01 i. Pertanian Tanaman Pangan 313,7583 11,49 j. Pertanian Holtikultura 181,3552 6,64 k. Pelayanan Umum 3,6485 13 l. Transportasi 35,5417 1,30 m. Perikanan 422,1996 15,46 n. Kawasan Lindung 73,3052 2,68 o. Lahan Kosong 32,7309 1,19 Jumlah 2.729,4576 100 Sumber: Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2010 dan Survei Lapangan Tahun 2012 2. Kecamatan Pedurungan Memiliki luas wilayah sebesar 2.198,633 ha, secara astronomis terletak diantara 6 57 45 LS 7 2 26 LS dan 110 26 56 BT 110 30 1 BT, dan batas wilayahnya adalah Sebelah Utara Kecamatan Genuk,

Sebelah Selatan Kecamatan Tembalang, Sebelah Timur Kabupaten Demak, Sebelah Barat Kecamatan Gayamsari. Tabel 2 di bawah ini. Ahmad Muzzaky Fitriyanto / Geo Image 2 (2) (2013) Jenis Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kecamatan Pedurungan menurut citra Quickbird tahun 2010 dan survei lapangan tahun 2012 dapat dilihat pada Luas Lahan Penggunaan Ha % a. Perumahan, Perdagangan, Jasa 85,302 8 87 b. Perdagangan, Jasa 99,374 0 51 c. Perumahan 1456,5 470,25 d. Industri 64,094 2 91 e. Olah Raga 4,3404 19 f. Pemakaman Umum 1,3432 06 g. Pendidikan 5,3853 25 h. Perkantoran 1269 4 46 i. Pertanian Tanaman Pangan 263,06 29,96 j. Pertanian Holtikultura 43,463 6 97 k. Wisata 1,4251 06 l. Pelayanan Umum 9,3265 42 m. Transportasi 46,065 3 09 n. Kawasan Lindung 66,072 1 01 o. Lahan Kosong 42,567 4 93 2.198, Jumlah 6399 0 Sumber: Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2010 dan Survei Lapangan Tahun 2012 3, 4, 66 2, 11 1, 2, 3, 1, 10 3. Kecamatan Gayamsari Memiliki luas wilayah sebesar 643,134 ha, secara astronomis terletak diantara 6 56 57 LS 7 0 22 LS dan 110 26 18 BT 110 27 13 BT, dan batas wilayahnya adalah Sebelah Utara Kecamatan Genuk dan Kecamatan Semarang Utara, Sebelah Selatan Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Semarang Selatan, Sebelah Timur Kecamatan Genuk dan Kecamatan Pedurungan, Sebelah Barat Kecamatan Semarang Timur. Penggunaan lahan Kecamatan Gayamsari menurut citra Quickbird tahun 2010 dan survei lapangan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini. 46

Jenis Penggunaan Lahan Luas Penggunaan Lahan Ha % a. Perumahan, Perdagangan, Jasa 12,1608 1,89 b. Perdagangan, Jasa 21,9472 3,41 c. Perumahan 351566 54,41 d. Industri 15,5864 2,42 e. Olah Raga 1,5153 23 f. Pemakaman Umum 2133 03 g. Pendidikan 2,0555 31 h. Perkantoran 4,6294 71 i. Pertanian Tanaman Pangan 63,6772 9,89 j. Wisata 9,5496 1,48 k. Pelayanan Umum 218 03 l. Transportasi 33,3512 5,18 m. Perikanan 54,2962 8,43 n. Kawasan Lindung 34,6364 5,38 o. Lahan Kosong 39,4503 6,13 Jumlah 643,4441 100 Sumber: Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2010 dan Survei Lapangan Tahun 2012 Lebih jelasnya tentang visualisasi penggunaan lahan di tiga kecamatan dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari Tahun 2012 1. Analisa Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 2031. Untuk mengetahui jumlah kesesuaian lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031, maka harus dilakukan 47

proses overlay dengan menggunakan program lahan yang klasifikasinya dibagi menjadi dua yaitu : Program SIG ArcView 3.3. Dari proses overlay peta landuse sesuai, dan landuse tidak sesuai. penggunaan lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, Berikut adalah hasil rekapitulasi perhitungan kesesuaian dan Gayamsari dengan peta tata ruang/pola ruang lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Kota Semarang (Genuk, Pedurungan, Gayamsari), Gayamsari ditahun 2012 : maka menghasilkan peta kesesuaian penggunaan Tabel 4 Tabel Jumlah Kesesuaian Landuse Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari No. Kecamatan Kesesuaian Luas Ha. % 1 Genuk Landuse Sesuai 1699,882 62,28 Landuse Tidak Sesuai 1029,575 37,72 Jumlah 2729,457 100 2 Pedurungan Landuse Sesuai 1724,139 78,42 Landuse Tidak Sesuai 474,505 21,58 Jumlah 2198,644 100 3 Gayamsari Landuse Sesuai 441,909 68,68 Landuse Tidak Sesuai 201,536 31,32 Jumlah 643,445 100 Tabel 5 Tabel Rekapitulasi Kesesuaian Landuse Luas Kesesuaian Ha. % Landuse Sesuai 3865,930 69,39 Landuse Tidak Sesuai 1705,616 361 Jumlah 5.571,546 100 Lebih jelasnya tentang visualisasi keruangan Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari dapat dilihat pada gambar 1.2 Gambar 2 Peta Kesesuaian Tata Guna Lahan Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari Tahun 2012 48

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Evaluasi penggunaan lahan terhadap rencana tata ruang wilayah Kota Semarang tahun 2011 2031 (untuk Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari), serta survei lapangan di ketiga Kecamatan tersebut, maka dapat diuraikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan interpretasi citra satelit quickbird tahun perekaman 2010 serta survey lapangan tahun 2012, maka dapat diketahui penggunaan lahan secara keseluruhan didominasi oleh permukiman/perumahan dengan presentase 38,6% (Genuk), 66,2% (Pedurungan), dan 54,4% (Gayamsari), hal ini dikarenakan pembangunan permukiman yang belum mendapat pengawasan oleh pemerintah setempat. Penggunaan lahan industri secara umum berkonsentrasi di kecamatan genuk dengan presentase 17,7% dari luas keseluruhan kecamatan Genuk, sedangkan penggunaan lahan perikanan/tambak memiliki presentase 15,46% dari luas wilayah kecamatan Genuk. Untuk penggunaan lahan pertanian pangan ketiga kecamatan memiliki presentase yang hampir sama yakni 11,49% (Genuk), 11,96% (Pedurungan), 9,89% (Gayamsari). 2. Tingkat kesesuaian penggunaan lahan terhadap rencana tata ruang wilayah kota semarang di Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Gayamsari berbeda-beda, secara keseluruhan ketiga kecamatan tersebut memiliki rata-rata sebesar 69,39 % (3.865,93 ha) landuse sesuai dan 361 % (1.705,616 ha) untuk landuse tidak sesuai, dari total luas ketiga kecamatan yakni sebesar 5.571,545 ha. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R. 2005. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Brantakusumah, R.D.S. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. BPS. 2010. Kota Semarang Dalam Angka. BPS Kota Semarang. Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital: Teori dan Aplikasi Bidang Pengideraan Jauh. Yogyakarta: UGM Press. FAO. 1976. A Frame Work For land Evaluation. FAO Soils Bulletin 32, Rome. Hardjowigeno, S. 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan dan Penerapan Survei Tanah Untuk Bidang Bukan Pertanian. Yogyakarta: Program Studi Geografi Fisik Program Pasca. Kusumowidagdo, Mulyadi dkk. 2007. Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra. Jakarta: LAPAN. Mallingreau and Rosalia, 1981. Land use/land Cover Classification in Indonesia, Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Pabundu, Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Peraturan Daerah Kota Semarang No. 5 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000 2010. Peraturan Daerah Kota Semarang No. 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 2031. Prahasta, Edy. 2004. Sistem Informasi Geografis : Tutorial Arcview. Bandung : Informatika. Purwadhi, Sri Hardiyanti dan Tjaturrahono Budi Sanjoto. 2007. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Jakarta: LAPAN. Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Pengolahan Citra Digital. Jakarta: Grasindo. Ritohardoyo, Su. 2002. Bahan Kuliah Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Suryantoro, Agus. 2002. Penggunaan Lahan dengan Foto Udara di Kota Yogyakarta. Disertasi. UGM Yogyakarta Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: UGM Press. Tarigan, Robinson. 2009. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. 49