ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. makanan yang terbaik bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi, karena selain

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

ARIS SETYADI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

Sugiarti dan Vera Talumepa

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : MIRANTI OCTARINA

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

STUDI FENOMENOLOGIS MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU PRIMIPARA YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA Satino, Yuyun Setyorini Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract: exclusive breastfeeding, primiparous. This study aims to analyze the factors that influence exclusive breastfeeding, especially in primiparous mothers. The benefit of this study is as a reference or consideration for repair service, do more research and additional studies in the learning process. The design of this study is the "cross-sectional" that every subject in the observations while at the same time, meaning that the subject is observed only once and is measured according to the circumstances at the time of observation (Notoatmodjo, 2002). In this study, researchers wanted to get an overview of the factors affecting exclusive breastfeeding in primiparous mothers. The results showed that age, education, work, knowledge, behavior and environment affect exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, primiparous. Abstrak: ASI eksklusif, primipara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif khususnya pada ibu primipara. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk memperbaiki pelayanan, melakukan penelitian lebih lanjut dan tambahan kajian dalam proses pembelajaran. Rancangan pada penelitian ini adalah cross sectional yaitu setiap subyek di observasi sekaligus pada saat yang sama, artinya subyek hanya diobservasi satu kali saja dan diukur menurut keadaannya pada saat diobservasi (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku dan lingkungan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Keywords: ASI eksklusif, primipara. ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan, seperti susu sapi. ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang antara satu dengan yang lainnya. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan. Memberikan makan bayi dengan ASI tidak hanya memberinya awal kehidupan yang sehat dan bergizi, tetapi juga merupakan cara yang hangat, penuh kasih sayang dan menyenangkan serta bayi merasa aman, terlindung dan disayangi (Welford, 2001). Manfaat utama dari ASI eksklusif bagi bayi adalah sebagai nutrisi terbaik, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang. Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum 125

126 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214 dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif, ASI tidak saja menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga merangsang sisitem kekebalan bayi itu sendiri. Adanya zat kekebalan ini pada bayi yang diberi ASI eksklusif akan terhindar dari berbagai macam infeksi atau penyakit. Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan kecepatan tumbuh untuk mencapai berat badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3 4 bulan. Bayi termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir masih sangat belum matang sehingga tergantung penuh pada orang tua. Untuk perawatan serta untuk kelangsungan hidupnya diperlukan waktu sekitar 4 4,5 bulan agar berat badan dapat digandakan 2 kali berat lahirnya. Ini merupakan salah satu alasan mengapa ASI eksklusif harus diberikan pada bayi usia 0 4 bulan, bahkan pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun. Pencapaian ASI eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan, dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek (1995), diperoleh fakta bahwa yang memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif (Utami Roesli, 2000). Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan adanya penurunan prosentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Berdasar permasalahan diatas diprioritaskan program Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI), karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan Balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain: Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi, dan dukungan terhadap penggunaan ASI. Disepakati pula untuk pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Konferensi Tingkat Tinggi tentang kesejahteraan anak tahun 1990 salah satu kesepakatannya adalah semua keluarga mengetahui arti penting mendukung wanita dalam tugas pemberian ASI saja untuk 4 6 bulan pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia muda pada tahun-tahun rawan (Utami Roesli, 2000). Pada peringatan Pekan ASI sedunia tahun 1999, telah dicanangkan kembali Gerakan Masyarakat peduli ASI pada tanggal 2 Agustus oleh Presiden RI. Sampai sekarang ini kalangan medis maupun pemerintah sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan penggunaan ASI Eksklusif, hal ini dilakukan karena masih banyak persepsi-persepsi yang cenderung keliru tentang pemberian ASI eksklusif, menyadari akan hal ini maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor apa saja yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. METODE PENELITIAN Rancangan pada penelitian ini adalah cross sectional yaitu setiap subyek di observasi sekaligus pada saat yang sama, artinya subyek hanya diobservasi satu kali saja dan diukur

Satino, Yuyun Setyorini, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi 127 menurut keadaannya pada saat diobservasi (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi frekuensi pendidikan Pendidikan Frekuensi Prosentase Rendah 6 12 Sedang 12 24 Tinggi 32 64 Berdasarkan tersebut diatas. pendidikan responden terbanyak adalah kategori pendidikan tinggi yaitu diploma, sarjana dan pasca sarjana sebesar 64% (32 responden), yang terkecil adalah pendidikan tingkat rendah yaitu Sekolah Dasar (SD) sebesar 12% (6 responden) dan responden dengan pendidikan sedang (SMP, SMA) sebanyak 24% (12 responden). Tabel 2. Distribusi frekuensi pengetahuan Pendidikan Frekuensi Prosentase Kurang 8 16 Sedang 14 28 Baik 28 56 Berdasarkan tabel 2. dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan kategori baik sebanyak 56% (28 responden) sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan kategori kurang sebesar 16% (8 responden) dan responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 28% (14 responden). Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku Perilaku Frekuensi Prosentase Tidak Baik 10 20 Baik 40 80 Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa perilaku responden tentang pemberian ASI eksklusif dibagi menjadi dua yaitu perilaku baik dan perilaku tidak baik. Perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori baik sebesar 80% (40 responden) sedangkan perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20% (10 responden). Tabel 4. Distribusi frekuensi lingkungan Perilaku Frekuensi Prosentase Tidak Mendukung 18 36 Mendukung 32 64 Faktor lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 64% (32 responden) dan lingkungan yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif sebesar 36% (18 responden). Hubungan pendidikan dan pengetahuan Pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan kategori baik sebanyak 56% (28 responden) yang didominasi oleh ibu dengan pendidikan tinggi (diploma, sarjana dan pasca sarjana) yaitu sebanyak 46% (23 responden), dan pendidikan

128 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214 sedang (SMP, SMA) sebanyak 10% (5 responden). Sedangkan pada tingkat pengetahuan sedang sebanyak 28% (14 responden) serta tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16% (8 responden). Kaitan pendidikan dan perilaku Delapan puluh persen responden mempunyai perilaku yang baik dalam pemberian ASI eksklusif. 60% (30 responden) dengan perilaku baik dalam pemberian ASI eksklusif yang memiliki pendidikan tinggi (diploma, sarjana, pasca sarjana), 18% (9 responden) dengan pendidikan sedang (SMP, SMA) dan 2% (1 responden) dengan pendidikan rendah (SD). Kaitan pendidikan dan lingkungan Hubungan pendidikan dengan lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 64% dengan rincian sebagai berikut pada pendidikan tinggi (diploma, sarjana, pasca sarjana) sebanyak 46% (23 responden), pendidikan sedang (SMP, SMA) 16% (8 responden) dan pendidikan rendah (SD) sebanyak 2% (1 responden). Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 36% (18 responden). PEMBAHASAN Pendidikan terbanyak adalah pada kategori pendidikan tinggi yaitu diploma, sarjana dan pasca sarjana sebesar 64% (32 responden), dan yang terkecil adalah pendidikan tingkat rendah yaitu Sekolah Dasar (SD) sebesar 12% (6 responden). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula perilaku seseorang dalam hal ini adalah pemberian ASI eksklusif. Menurut Hidayat (2005) bahwa pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Juga menurut Notoadmodjo (2010) sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah mendapatkan informasi dan akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Rini (2008), pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan kelakuan. Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain. Dengan pendidikan yang tinggi akan mempengauhi pola fikir seseorang untuk bertindak dan mengambil keputusan yang sebaik-baiknya sehingga muncul sifat kedewasaan disamping itu hal yang mempengaruhi pemberian ASI adalah pengalaman dan pengalaman yang membuat responden tidak memberikan susu formula pada bayinya. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ibu ketahui ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, dan cara pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan kategori baik sebanyak 56% (28 responden) sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan kategori kurang sebesar 16% (8 responden) dan responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 28% (14 responden).

Satino, Yuyun Setyorini, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi 129 Dari kondisi ini bararti masyarakat memahami pengertian dan maksud dari program ASI eksklusif. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi akan diwujudkan kedalam suatu tindakan. Karena suatu tindakan akan terwujud jika responden memiliki keinginan untuk melakukan tindakan tersebut. Suatu tindakan atau perilaku akan terwujud apabila responden memahami dan mau melakukan tindakan pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori baik sebesar 80% (40 responden) sedangkan perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20% (10 responden). Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memahami dan mau melakukan tindakan pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010), bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) yang artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari secara mutlak dari pengaruh lingkungan karena lingkungan senantiasa tersedia disekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebanyak 64% (32 responden) dan lingkungan yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif sebesar 36% (18 responden). Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan berpengaruh positif terhadap pemberian ASI eksklusif. Lingkungan merupakan kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya, yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku dan lingkungan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Saran yang diberikan dari hasil tersebut adalah hendaknya perawat dalam melaksanakan perannya sebagai pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan kepada pasien harus komprehensif dengan melihat dari berbagai aspek, terutama pada kasus ibu dan bayinya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto S., 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta. Arifeen S. 2001. Exclisive breastfeeding reduces acute respiratory infection and diarrhea deaths among infants in Dhaka slums. Pediatr. Bangladesh. Azwar R., 2002. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binara Aksara. UI. Jakarta Azwar S.,2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Depkes RI, 2004. Kebijakan depatmenen kesehatan tentang peningkatan pemberian air susu ibu pekerja wanita. Pusat kesehatan kerja Depkes.

130 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214 Depkes RI, 2005. Manajemen laktasi: buku panduan bagi bidan dan petugas kesehatan di puskesmas. Direktorat Gizi Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pekas ASI sedunia (PAS). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Lestari Budi, 2006. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. Tesis UGM. Yogyakarta. Nasution, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta. Notoadmodjo, S., 2005. Ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta. Roesli S., 2000. Hubungan Informasi tentang ASI kaitannya dengan Pemberian Asi Eksklusif. Skripsi. UI. Roesli U. 2005. Mengenal ASI eksklusif Seri I. Trubus Agriwidya. Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Pustaka Bunda. Soekamto, N., 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta. WHO. 2000. Nutrition profite of the WHO south-east asia region. WHO, regional office for south-east asia. New Delhi. Waldo E.N. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Yuliarti, H. 2010. Keajaiban ASI. Andi Offse. Yogyakarta.