METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

dokumen-dokumen yang mirip
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Peningkatan jumlah industri ini diikuti oleh penambahan jumlah limbah, baik

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

II. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT. 7.1 Analisis Willingness To Accept dengan Pendekatan Metode Contingent Valuation Method

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Bekasi Jl. KH Noer Ali

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

mg/l yang merupakan tingkat konsentrasi COD tertinggi yang dapat dihasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. yaitu metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah DER (debt to equity ratio),

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis (Sugiyono,2008).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

BAB III METODE PENELITIAN. (X1), Kepemilikan Institusional (X2). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Nilai Perusahaan (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang terletak di kota Palembang Sumatera Selatan. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan karena Sungai Musi merupakan sungai terbesar di provinsi Sumatera dan juga menjadi salah satu sungai yang mengalami pencemaran akibat kegiatan industri. Pengumpulan data primer dimulai dari awal bulan Februari 2012 sampai dengan Maret 2012 selama kurang lebih dua bulan. 4.2. Metode Pemilihan Responden Pemilihan responden dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling yaitu memilih secara sengaja (dengan suatu kriteria tertentu) seorang individu untuk dijadikan sampel dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku baik individu atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan kepada para pengambil kebijakan. Responden yaitu anggota keluarga (bapak atau ibu) sebagai perwakilan dari rumah tangga yang terpilih menjadi sampel. Jumlah responden adalah 70 rumahtangga (RT) yang bermukim di sekitar kawasan Sungai Musi yang tercemar industri. Penetapan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sampel secara statistika yaitu minimal sebanyak 30 data/sampel dimana data tersebut mendekati sebaran normal (Walpole, 1982). 4.3. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui 32

observasi dan wawancara dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan wawancara langsung dengan masyarakat setempat yang mengalami kerugian karena pencemaran. Kemudian melakukan studi literatur untuk mengetahui sumber-sumber dan dampak terjadinya pencemaran. Data primer yang dibutuhkan meliputi karakteristik responden, respon responden terhadap pencemaran yang terjadi pada Sungai Musi, dan respon responden atas berapa biaya ganti rugi yang diinginkan masyarakat (Willingness To Accept, WTA) karena kualitas air Sungai Musi yang saat ini telah mengalami penurunan akibat pencemaran industri. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait serta dari pustaka yang relevan dengan penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data mengenai semua hal yang menyangkut informasi mengenai kesehatan masyarakat sekitar yang terkena dampak, data polutan yang dihasilkan, dan data lain yang dibutuhkan. Data-data tersebut dapat diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Dinas Kesehatan Kota Palembang, Badan Pusat Statistik (BPS), Forum Komunikasi DAS Musi, perpustakaan, internet, serta lembaga literatur lainnya yang relevan. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap besarnya biaya ganti rugi yang diinginkan masyarakat akibat penurunan kualitas Sungai Musi (Willingness To Accept) dengan metode langsung 33

Contingent Valuation Method (CVM) yang biasa juga disebut dengan metode survei, sedangkan untuk analisis kerugian ekonomi yang dialami masyarakat akibat pencemaran ini digunakan metode analisis deskriptif, peluang kesediaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA digunakan metode regresi logistik dan regresi linear berganda. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer program Microsoft Office Excel dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16 For Windows Evaluation Version. Tabel 3 menunjukkan matriks metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3. Matriks Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data dan Jumlah Sampel 1 Mendeskripsikan eksternalitas Kuesioner negatif akibat pencemaran Sungai Responden = 70 RT Musi karena kegiatan industri. Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kualitatif 2 Mengkaji peluang kesediaan masyarakat di sekitar Sungai Musi dalam menerima dana kompensasi akibat pencemaran industri. 3 Menghitung besarnya Willingness to accept masyarakat akibat eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari pencemaran Sungai Musi oleh aktivitas industri. 4 Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai kompensasi masyarakat yang terkena dampak pencemaran industri sekitar kawasan Sungai Musi. Kuesioner Responden = 70 RT Kuesioner Responden = 60 RT (yang menjawab YA) Kuesioner Responden = 60 RT (yang menjawab YA) Analisis Regresi Logistik CVM Analisis Regresi Linear Berganda 4.4.1 Identifikasi Dampak Pencemaran Sungai Musi Penelitian ini dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung (survei) kepada masyarakat di kawasan Sungai Musi dengan metode purposive sampling. Analisis biaya ganti rugi yang diinginkan masyarakat Willingness To Accept (WTA) atas penurunan kualitas air Sungai Musi dengan metode langsung 34

Contingent Valuation Method (CVM) menunjukkan berapa tingkat kompensasi terhadap masyarakat. Besarnya WTA dari masyarakat ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, penghasilan dan biaya pengeluaran. Pertanyaan yang disampaikan berupa pertanyaan mengenai dampak yang diterima masyarakat, kualitas air, serta kerugian ekonomi dari pencemaran Sungai Musi tersebut. 4.4.2 Analisis Kesediaan Menerima WTA Responden Sesuai Skenario yang Ditawarkan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai proporsi kesediaan menerima masyarakat sesuai skenario yang ditawarkan. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kuesioner penelitian, sedangkan alasan responden tentang kesediaan menerima diperoleh dari wawancara secara mendalam (interdeph interview) terhadap masyarakat. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan rumahtangga dalam menerima dana kompensasi dilakukan dengan alat regresi logit. Model logit digunakan untuk mengestimasi peluang rumahtangga untuk menerima atau tidak menerima dana kompensasi akibat pencemaran Sungai Musi oleh industri. Bentuk model regresi logit yang digunakan untuk mengkaji kesediaan/ketidaksediaan rumahtangga dalam menerima dana kompensasi yaitu : Li Sedia = Ln [Pi/(1-Pi)] = β0 + β1 PDK + β2 PDPT + β3 JTG + β4 US + β5 LT + β6 JTT + β7 KWA + β8 BTPA + β9 BKSH + β10 Dbruh + β11 dimana : Li Sedia Dwrsta + β13 Dnlyn + εi = peluang responden bersedia atau tidak bersedia menerima akibat eksternalitas negatif dari pencemaran Sungai Musi akibat kegiatan industri (bernilai 1 untuk bersedia dan bernilai 0 untuk tidak bersedia ) β β 1,,,β13 = konstanta = koefisien regresi 35

PDK = Pendidikan (tahun) PDPT = Pendapatan (Rp) JTG = Jumlah tanggungan (orang) US = Usia responden (tahun) LT = Lama Tinggal (tahun) JTT = Jarak tempat tinggal (meter) KWA = Kualitas air (deskriptif) BTPA = Biaya Pengeluaran untuk Air bersih (Rp) BKSH = biaya kesehatan (Rp) Dbruh = dummy jenis pekerjaan buruh (buruh =1 ; bukan buruh = 0) Dwrsta = dummy jenis pekerjaan pegawai swasta (wiraswasta =1 ; bukan wiraswasta = 0) Dnlyn = dummy jenis pekerjaan nelayan (nelayan =1 ; bukan nelayan = 0) i = responden ke-i εi = galat 4.4.3. Analisis Nilai WTA dari Masyarakat terhadap Pencemaran Sungai Musi Pendekatan CVM akan digunakan untuk mengetahui besarnya nilai WTA masyarakat dalam penelitian ini. Pendekatan tersebut memiliki enam tahapan (Hanley and Spash, 1993), yaitu : 1. Membangun Pasar Hipotetis Dalam penelitian ini, pasar hipotetis dibentuk berdasarkan skenario bahwa industri di sekitar Sungai Musi akan memberlakukan kebijakan baru yaitu pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak pencemaran. Responden akan diberi gambaran bahwa industri akan memberikan kompensasi/fasilitas bagi masyarakat sebagai upaya pengurangan dampak negatif yang timbul. Bentuk kompensasi yang ditawarkan bervariasi, dan responden akan memilih sesuai dengan keinginannya. Adapun bentuk kompensasi yang 36

ditawarkan berupa perbaikan infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, dll), pembangunan klinik kesehatan, penyediaan alat penyaring air, dan pemberian dana kompensasi. Pertanyaan dalam pasar hipotetis yang akan dibentuk dalam skenario adalah : Bersediakah bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam upaya pengurangan dampak negatif dari pencemaran Sungai Musi yang timbul dari kegiatan industri dan bentuk kompensasi apa yang Anda harapkan dari industri sebagai ganti rugi terhadap dampak yang ditimbulkan? 2. Memperoleh Nilai Penawaran Survei dilakukan dengan wawancara langsung dan responden ditanya nilai minimum WTA dengan cara Payment Card (Metode kartu pembayaran). 3. Menghitung Dugaan Nilai Rata-rata WTA Perhitungan nilai rata-rata dan median dapat dilakukan setelah nilai WTA diperoleh. Dugaan rata-rata dihitung dengan rumus : dimana : E WTA xi n i = Dugaan rataan WTA = Jumlah tiap data = Jumlah Responden = Responden ke-i yang bersedia menerima kompensasi 4. Menduga Kurva Penawaran Menduga penawaran merupakan proses menentukan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap nilai WTA. Pendugaan akan dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut ini : WTA = f (PDK, PDPT, JTG, US, LT, JTT, KWA, BTPA, BKSH, Dbruh, Dwrsta, Dnlyn) dimana : PDK = Pendidikan (tahun) 37

PDPT = Pendapatan (Rp) JTG = Jumlah tanggungan (orang) US = Usia responden (tahun) LT = Lama Tinggal (tahun) JTT = Jarak tempat tinggal (meter) KWA = Kualitas air (deskriptif) BTPA = Biaya Pengeluaran untuk Air bersih (Rp) BKSH = biaya kesehatan (Rp) Dbruh = dummy jenis pekerjaan buruh (buruh =1 ; bukan buruh = 0) Dwrsta = dummy jenis pekerjaan pegawai swasta (wiraswasta =1 ; bukan wiraswasta = 0) Dnlyn = dummy jenis pekerjaan nelayan (nelayan =1 ; bukan nelayan = 0) 5. Menjumlahkan Data Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata penawaran dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Nilai total WTA masyarakat dapat diperoleh setelah menduga nilai tengah WTA masyarakat dengan rumus : dimana : TWTA = Total WTA WTAi = WTA individu ke-i ni = Jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA i = Responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi (i=1,2,3,,k) 6. Mengevaluasi Penggunaan CVM Tahap ini merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil. Pelaksanaan model CVM dapat dilihat dengan melihat tingkat keandalan 38

(reability) fungsi WTA. Uji yang dapat dilakukan dengan uji keandalan yang melihat R square dari model Ordinary Least Square (OLS) 4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Accept (WTA) Analisis fungsi WTA bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA masyarakat yang mengalami eksternalitas negatif atas pencemaran air Sungai Musi. Fungsi persamaannya sebagai berikut : midwta = β0 + β1 PDK + β2 PDPT + β3 JTG + β4 US + β5 LT + β6 JTT + β7 KWA + β8 BTPA + β9 BKSH + β10 Dbruh + β11 Dwrsta + β12 Dnlyn + ε dimana : midwta β β 1,,,β13 β β 1,,,β13 PDK PDPT JTG US LT JTT KWA BTPA BKSH = Nilai WTA responden = konstanta = koefisien regresi = konstanta = koefisien regresi = Pendidikan (tahun) = Pendapatan (Rp) = Jumlah tanggungan (orang) = Usia responden (tahun) = Lama Tinggal (tahun) = Jarak tempat tinggal (meter) = Kualitas air (deskriptif) = Biaya Pengeluaran untuk Air bersih (Rp) = biaya kesehatan (Rp) Dbruh = dummy jenis pekerjaan buruh (buruh =1 ; bukan buruh = 0) Dwrsta = dummy jenis pekerjaan pegawai swasta (wiraswasta =1 ; bukan wiraswasta = 0) Dnlyn = dummy jenis pekerjaan nelayan (nelayan =1 ; bukan nelayan = 0) i εi = responden ke-i = galat 39

Variabel-variabel yang diduga berbanding lurus dengan nilai WTA adalah variabel pendidikan, jumlah tanggungan, usia responden, lama tinggal, biaya kesehatan, biaya tambahan pengeluaran untuk memperoleh air bersih, jenis pekerjaan buruh, wiraswasta, dan nelayan. Pendidikan yang semakin tinggi mencerminkan semakin tingginya tingkat pengetahuan responden akan eksternalitas lingkungan, sehingga responden akan mengharapkan nilai yang tinggi. Jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga dalam satu rumahtangga yang terkena dampak dari pencemaran Sungai Musi. Usia responden dan lama tinggal diduga menjadi variabel yang berpengaruh positif. Semakin lama responden tinggal di daerah tercemar maka semakin tinggi nilai kompensasi yang diinginkan. Biaya kesehatan terkait dengan besarnya dana yang dikeluarkan responden untuk mengobati penyakit yang timbul akibat pencemaran. Semakin tinggi biaya kesehatan dan biaya tambahan pengeluaran untuk memperoleh air bersih maka semakin tinggi nilai kompensasi yang diinginkan. Jenis pekerjaan buruh, wiraswasta, dan nelayan diduga akan menginginkan nilai kompensasi yang tinggi karena jenis pekerjaan mereka yang memiliki resiko yang tinggi dan keterkaitan langsung dengan pemanfaatan air Sungai Musi. Variabel-variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA yaitu pendapatan, jarak tempat tinggal, kualitas air, jenis pekerjaan pegawai swasta. Semakin tinggi tingkat pendapatan responden maka responden tersebut akan merasa semakin berkecukupan untuk mengatasi dampak pencemaran sehingga nilai WTA yang diinginkan rendah. Jarak tempat tinggal yang semakin dekat dengan sumber pencemaran diduga akan membuat nilai WTA yang diinginkan akan semakin tinggi. Kualitas air diduga berpengaruh negatif karena 40

semakin tinggi (baik) kualitas air, maka nilai kompensasi yang diharapkan akan semakin kecil. Jenis pekerjaan pegawai swasta diduga akan menginginkan nilai kompensasi yang rendah karena jenis pekerjaan mereka yang memiliki resiko dan keterkaitan yang rendah dengan pemanfaatan air Sungai Musi. 4.4.5 Pengujian Parameter Regresi Pengujian secara statistik terhadap model dapat dilakukan dengan cara : 1. Uji Keandalan Uji keandalan dilakukan dalam evaluasi CVM dilihat dengan nilai R- Square (R 2 ) dari OLS (Ordinary Least Square) WTA. Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) merekomendasikan 15 persen sebagai batas minimum dari R 2 yang realiabel. Nilai R 2 yang lebih besar dari 15 persen menunjukkan tingkat reabilitas yang baik dalam penggunaan CVM. 2. Uji Statistik t Uji statistik t adalah uji untuk mengetahui apakah dalam regresi variabel bebas (X1, X2,, Xn) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya (Y). Ramanathan dalam Tampubolon 2011, prosedur pengujian uji statistik t adalah : H0 : βi = 0 H1 : βi 0 atau variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat atau variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Jika thit(n-k) < tα/2 maka Ho diterima (-t tabel t hitung t tabel), artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). 41

Jika t hit(n-k) > tα/2, maka terima H1 (-t tabel atau t hitung > t tabel), artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Y). 3. Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedur pengujian menurut (Ramanathan 1997, dalam Tampubolon, 2011) adalah : H0 = β1 = β2 = β3 = β = 0 H0 = β1 = β2 = β3 = β 0 dimana : JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom JKG = jumlah kuadrat galat n = jumlah sampel k = jumlah peubah Jika Fhit < Ftabel maka terima Ho yang artinya secara serentak variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). Jika Fhit > Ftabel, maka terima H1 yang berarti variabel bebas (Xi) secara serentak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). Pengujian juga dapat melihat nilai P-value dari model seluruh variabel bebas secara bersama. Apabila P-value < α yang digunakan, maka tolak H0 yang artinya variabel bebas secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. 4. Uji Terhadap Kolinear Ganda ( Multicollinearity ) Dalam model dengan banyak peubah sering mengalami masalah multikolinear yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Masalah ada tidaknya multicollinearity dalam sebuah model dapat dideteksi 42

dengan membandingkan besarnya koefisien determinasi (R 2 ) dengan koefisien determinasi parsial antar dua variabel bebas (r 2 ). Masalah multicollinearity juga dapat dilihat langsung melalui hasil komputer, dimana apabila Varian Inflation Factor (VIF) < 10 tidak ada masalah multikolinear. 5. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi metode pendugaan kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi ini disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan uji White, yaitu dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel independen. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan hipotesis berikut : H0 : Tidak ada heterokedastisitas H1 : ada heterokedastisitas 6. Uji Normalitas Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji yang dapat dilakukan yaitu uji Kolmogorov-smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi dibawah 5% berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, yang artinya data tersebut tidak normal. Jika signifikansi di atas 5% maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data tersebut normal. 43