MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DI AREAL TAMAN NASIONAL SEMBILANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN ZONASI VEGETASI MANGROVE DI AREA TANAH TIMBUL SEGARA ANAKAN CILACAP

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 dan pada

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

II. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

MPIRAN 1. Hasil Pengamatan Mangrove di Pantai Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

ANALISIS VEGETASI DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI TELUK BENOA-BALI. Dwi Budi Wiyanto 1 dan Elok Faiqoh 2.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELlTlAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

Kata kunci : Mangrove, Nilai Penting, Desa Tanjung Sum, Kuala Kampar

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

THE COMMUNITY STRUCTURE OF MANGROVE VEGETATION IN RINDU LAUT OF PURNAMA VILLAGE OF DUMAI CITY

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dihitung

ABSTRAK. Kata kunci: Kelimpahan dan Pola sebaran mangrove, Perairan Sungai Ladi

Community Structure of Mangrove in Sungai Alam Village Bengkalis Sub Regency, Bengkalis Regency, Riau Province

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

Transkripsi:

6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove pada area restorasi yang berbeda di kawasan Segara Anakan, Cilacap. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perahu, parang, rol meter, line transek, kantong plastik,soil tester, termometer, salt refractometer, kamera, tissue, GPS ( Global Positioning System), timbangan digital (ketelitian 0,01 gr), nampan, oven, furnace, komputer dan alat tulis. b. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan hutan mangrovesegara Anakan,Desa Ujung Alang, Cilacap. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Akuatik dan Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Waktu penelitian dilakukan selama 7 bulan terhitung dari bulan Juni 2013 sampai Januari 2014. 6

7 Gambar 2.1. Lokasi Penelitian (Google Earth, 2013) Koordinat: Stasiun A: 7 42'51.83"LS 108 52'42.02"BT (Restorasi 10-11 tahun) Stasiun B: 7 42'53.13"LS 108 52'38.37"BT (Restorasi 7-8 tahun) Stasiun C: 7 42'55.97"LS 108 52'43.92"BT (Restorasi 1-2 tahun) Stasiun D: 7 42'57.41"LS 108 52'46.47"BT (Keadaan Relatif Rusak) Stasiun E: 7 42'33.14"LS 108 52'47.61"BT (Keadaan Relatif Baik) B. Metode Penelitian 1. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel (Gambar 2.2)dan penentuan stasiun (Gambar 2.1) dilakukan dengan metode pengelompokan (Cluster Sampling).Metode tersebut dikelompokkan berdasarkan waktu restorasi yang berbeda.pengambilan sampel dilakukan di lima stasiun, yaitu 1.1. Stasiun A, merupakan area dengan waktu penanaman/restorasi mangrove pada tahun 2002-2003, 1.2. Stasiun B, merupakan area dengan waktu penanaman/restorasi mangrove pada tahun 2005-2006, 7

8 1.3. Stasiun C, merupakan area dengan waktu penanaman/restorasi mangrove pada tahun 2011-2013, 1.4. Stasiun D, merupakan area belum di restorasi mangrove (keadaan mangrove relatif rusak), dan 1.5. Stasiun E, merupakan area dengan keadaan mangrove relatif baik. Gambar 2.2. Teknik Pengambilan Sampel 2. Parameter Penelitian Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah 2.1. Parameter utama, yaitu struktur komunitas dan biomassa yang meliputi spesies mangrove, jumlah individu tiap spesies serta diameter pohon setinggi dada (DBH). 2.2. Parameter pendukung, yaitu faktor lingkungan meliputi suhu, salinitas, ph tanah, kandungan air dalam tanah, dan kandungan bahan organik tanah. 8

9 3. Cara Kerja 3.1. Pengambilan Data Vegetasi Mangrove 3.1.1. Setiap stasiun dibuat tiga plot yaitu dari pinggir (perairan) ke bagian tengah kemudian ke dalam. Jarak antar plot sampling adalah 50 m. 3.1.2. Kemudian setiapplot diambil data vegetasi mangrove yang meliputi,ukuran plot 10 m X 10 m untuk pohon dengan diameter pohon setinggi dada 10 cm, ukuran plot 5 m X 5 m untuk anakan pohon dengan diameter pohon setinggi dada 1 10 cm, dan ukuran 1 m X 1 m untuk semai, semak, dan herba dengan diameter pohon setinggi dada< 1 cm (Kitamura et al.,1997). 3.1.3. Vegetasi yang diperoleh kemudian dihitung jumlah individu dan jumlah spesies. Spesies yang belum diketahui diidentifikasi dengan menggunakan buku Noor etal. (1999). 3.2.Pengukuran Parameter Lingkungan 3.2.1. Suhu Pengukuran suhu tanah dan air dilakukan di sekitar titik sampling yang berair. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada permukaan tanah. Pengukuran suhu air dilakukan dengan cara mencelupkan termometer ke dalam air selama beberapa waktu sampai diperoleh angka yang konstan, kemudian diangkat dan dicatat(apha, 1985). 3.2.2. Nilai ph Tanah Pengukuran ph tanah dilakukan dengan menggunakan soil tester. Pengukuran dilakukan dengan cara menancapkan soil tester ke dalam 9

10 tanah, kemudian hasilnya dicatat setelah diperoleh angka konstan (APHA, 1985). 3.2.3. Salinitas Pengukuran salinitas menggunakan salt refraktometer dengan cara meneteskan sampel air pada kaca refraktometer kemudian dilihat kisaran salinitasnya yang dinyatakan dengan satuan ppt ( part per thousand) kemudian dicatat(apha, 1985). 3.2.4. Kandungan Air Dalam Tanah Identifikasi sampel tanah dilakukan di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi. Sampel yang didapat diletakkan pada cawan petri kemudian di ukur berat cawan dan berat basahnya menggunakan timbangan analitik. Dimasukkan kedalam oven selama 2x24 jam dengan suhu sebesar 105 o C. Kemudian ditimbang kembali untuk diukur berat keringnya menggunakan timbangan analitik. Selisih antara berat basah dan berat kering inilah yang menunjukkan seberapa besar kandungan air pada tanah. Hal tersebut dapat di ukur dengan menggunakan rumus : Kandungan air dalam tanah WC = x 100% Keterangan : WC = Water Content (%) B o = Berat awal sampel B a =Berat akhir sampel(sudjaji et al., 1971) 10

11 3.2.5. Kandungan Bahan Organik Identifikasi sampel tanah dilakukan di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi. Sampel tanah yang sudah dikeringkan di kemas menggunakan alumunium foil kemudian ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik. Kemudian dibakar dalam furnaceselama 5 jam pada suhu 500 o C. Setelah dingin ditimbang kembali beratnya menggunakan timbangan analitik. Selisih antara berat tanah sebelum dan sesudah dibakar inilah yang menjadi tolak ukur mengetahui seberapa banyak kandungan bahan organik. Hal tersebut dapat di ukur dengan menggunakan rumus : Kandungan bahan organik OC = 100% Keterangan: OC : Organic content (%) Bo : Berat Awal Sampel Ba : Berat Akhir Sampel (Sudjaji et al., 1971) C. Metode Analisis 1. Analisis Struktur Komunitas Analisis struktur komunitas vegetasi mangrove meliputi perhitungan indeks nilai penting, indeks keanekaragaman spesies (Shannon Wiener), dan indeks similaritas. 1.1. Indeks Nilai Penting Kerapatan= Kerapatan Relatif= x 100% Frekuensi = 11

12 Frekuensi Relatif = x 100% Dominansi = Dominansi Relatif= x 100% Nilai Penting (pohon dan pancang) KR FR DR Nilai Penting (semai, semak, dan herba) 1.2. Indeks KeanekaragamanShannon-Wiener KR FR(Krebs, 1989) = Keterangan : H = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener ni = Jumlah individu dari suatu spesies i N = Jumlah total individu seluruh spesies Besarnya indeks keanekaragaman spesies menurut Shannon-Wiener didefinisikan sebagai berikut: 1.2.1. Nilai H > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek artinya keanekaragaman melimpah tinggi. 1.2.2. Nilai H 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek artinya keanekaragaman sedang. 1.2.3. Nilai H < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek artinya keanekaragaman rendah (Magurran, 1987) 1.3. Indeks Similaritas Bray-Curtis = 100% (1 + Keterangan : Y ij = jumlah spesies i dalam contoh j; Y jk = jumlah spesies i dalam contoh k; S jk = derajat kesamaan antara contoh j dan k dalam persen (Yusron dan Widianwari, 2004). 12

13 Spesies dikatakan dominan jika memiliki nilai persentase > 20% selanjutnya suatu spesies dikatakan tidak dominan jika memiliki nilai persentase 1 20% (Gillman, 1995). 2. Biomassa Data biomassa diperoleh dari pengukuran diameter setinggi dada yang dihitungdengan persamaan allometrik (Komiyama et al., 2008). Tabel 2.1. Persamaan Allometrik untuk pengukuran Biomassa No Spesies Persamaan 1 Avicennia marina Wtop = 0.308DBH 2.11 Comley and McGuinness (2005) 2 Rhizophora apiculata Wtop = 0.235DBH 2.42 Ong et al. (2004) 3 Rhizophora mucronata Wtop = 0.128DBH 2.60 Fromard et al. (1998) 4 Bruguiera gymnorrhiza Wtop = 0.186DBH 2.31 Clough and Scott (1989) 5 Bruguiera parviflora Wtop = 0.168DBH 2.42 Clough and Scott (1989) 6 Xylocarpus granatum Wtop = 0.0823DBH 2.59 Clough and Scott (1989) 7 Common equation Wtop = 0.251ρD 2.46 Komiyama et al. (2005) Keterangan: Wtop = Biomassa pohon/berat kering (kg) ρ = Kerapatan spesies/berat spesies(mg m -3, kg dm -3 atau g cm -3 ) DBH = Diameter batang setinggi dada (cm) 3. Analisis Perbedaan Struktur Komunitas dan Biomassa Perbedaan struktur komunitas dan biomassa dianalisis menggunakan Cluster Analysis dengan software Primer 6 untuk mengetahui gambaran secara umum sampel mengelompok (secara alamiah) dalam sebuah wilayah, yang pengelompokkannya terjadi karena sampel memilikikemiripan yang sama dibandingkan dengan sampel wilayah lain. 13