Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG

dokumen-dokumen yang mirip
SABER PUNGLI. di lingkungan Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DELIK PUNGUTAN LIAR DALAM LAYANAN PUBLIK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

QUALITY ASSURANCE TERHADAP APIP DALAM RANGKA PENCEGAHAN PRAKTEK PUNGUTAN LIAR (PUNGLI)

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP. Nama Lengkap Dr. Ir. SRI PURYONO KS, M.P. Tempat, Tanggal Lahir. NIP Pangkat /Golongan Ruang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

di Lingkungan Kemendikbud

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

RENCANA GARIS BESAR UNIT PEMBERANTASAN PUNGLI ( UPP )

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PUNGLI KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

INTERNATIONAL DEVELOPMENT FORUM PEMUTUSAN LINGKARAN SETAN KORUPSI

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

UPAYA MENUJU PELAYANAN PENERBITAN REKOMENDASI TEKNIS, IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR BEBAS PUNGLI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 13 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

Transkripsi:

Om swastiastu SOSIALISASI PUNGLI MENGGUNAKAN TEORI PERSPEKTIF SELURUH SKPD KABUPATEN BULELENG INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG

KEDUDUKAN INSPEKTORAT MERUPAKAN PENGAWAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH INSPEKTUR DAN BERTANGGUNGJAWAB LANGSUNG KEPADA BUPATI, SECARA TEKNIS ADMINISTRATIF MENDAPAT PEMBINAAN DARI SEKRETARIS DAERAH.

TUGAS POKOK MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP URUSAN PEMERINTAHAN DIDAERAH KABUPATEN BULELENG

INSPEKTORAT KAB. BLL Inspektorat merupakan pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh inspektur dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati, secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari sekda

GAMBARAN UMUM 1. INSPEKTORAT DIBENTUK BERDASARKAN PERDA NO.4 TAHUN 2008 TANGGAL 18 FEBRUARI 2008 2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ADALAH MEMBANTU BUPATI DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG MELIPUTI BIDANG PEMBANGUNAN, KEMASYARAKATAN PEMERINTAHAN DAN PEMBINAAN SERTA PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DESA

VISI INSPEKTORAT TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG BERSIH, BERIBAWA DAN BEBAS KKN UNTUK MASYARAKAT MANDIRI YANG BERLANDASKAN TRIHITAKARANA

MISI INSPEKTORAT 1. MEWUJUDKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN SECARA KOMPREHENSIF 2. MEWUJUDKAN PENYELESAIAN TINDAK LANJUT TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN 3. MEWUJUDKAN PROFESIONALISME APARATUR PENGAWASAN YANG BERIMAM, BERTAQWA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA BERDEDIKASI DAN BERTANGGUNG JAWAB

PENDAHULUAN Pungli/korupsi merupakan kejahatan luar biasa yg dapat merusak kehidupan masyarakat. Pengawasan intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yg baik. APIP sebagai pengawasan intern Pemerintah harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan & perubahan yg terjadi, yg berpengaruh thd kinerja penyelenggaraan Pemerintahan.

Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memiliki peranan vital dalam pemberantasan korupsi, khususnya dalam melakukan pengawasan internal atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah melalui kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya..

SABER PUNGLI DIATUR DALAM PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2016 SE. Menpan RB RI NO.5 TAHUN 2016 dan Instruksi Mendagri No.180/3935/SJ tahun 2016

SESUAI PERPRES 87 TAHUN 2016 TENTANG SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR MEMPUNYAI WEWENANG SESUAI PASAL 4 Membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungli Melakukan pengunpulan data dan informasi dg menggunakan teknologi informasi Mengoordinasikan, merencanakan dan melaksanakan operasi pemberantasan pungli Melakukan OTT Memberikan rekomendasi kepada pimpinan utk meberikan sanksi

Memberikan rekomendasi pembentukan dan pelaksanaan tugas unit Saber disetiap instansi penyelenggara pelayanan publik Melaksanakan evaluasi kegiatan pemberantasan pungli

MENPAN RB RI mengeluarkan SE nomor 5 tahun 2016 tentang pemberantasan pratek pungli menugaskan Aparat pengawasan Intern Pemerintah ( APIP) untuk mendorong dan memantau langkah langkah instansi pemerintah dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya pungutan liar dan BPKP agar berkoordinasi dan bersinergi dengan APIP untuk melakukan quality assurance atas kegiatan APIP yang terkait dengan pungli

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 180/3935/SJ TENTANG PENGAWASAN PUNGUTAN LIAR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MEMERINTAHKAH INSPEKTUR PROV/KAB/KOTA UNTUK SEGERA MELAKUKAN PENGAWASAN SECARA BERKESINAMBUNGAN UNTUK MENCEGAH DAN MENGHAPUS PUNGLI KHUSUSNYA PADA AREA 1. Perizinan dengan fokus : penerbitan ijin mendirikan bangunan, penerbitan ijin gangguan, penerbitan ijin trayek, penerbitan iji

Pertambangan, penerbitan izin perhubungan darat /laut /udara, rekomendasi tidak sengketa tanah,dan penerbitan izin usaha 2. Hibah dan bansos dengan fokus : Pencairan dana hibah dan bansos, pemotongan bansos, 3. Kepegawaian dengan fokus : mutasi pegawai, kenaikan pangkat, promosi jabatan dan pemotongan gaji guru,tenaga kesehatan danpegawai tidak tetap 4. Pendidikan dengan fokus : Pencairan dana BOS, dan pemotongan uang makan guru 5.Dana Desa dengan fokus : Pemotongan dana desa, pengambilan bunga bank

Pada penempatan dana desa 6. Pelayanan Publik dengan fokus : penyaluran beras miskin, pelayanan administrasi kependudukan dan catatan cipil, pelayanan bidang kes dan pendidikan, pelayanan pada satuan administrasi manunggal satu atap ( SAMSAT) 7. Pengadaan Barang jasa dengan fokus : perencanaan pengadaan dan penentuan pemenang 8. Kegiatan lainnya yang mempunyai resiko penyimpangan.

PENGERTIAN PUNGLI Pengertian pungutan dalam kamus bahasa Indonesia adalah bea, iuran,kutipan,pajak,saweran,tarif yang wajib dibayarkan yang dilakukan oleh yang berwewenang, dan pengertian liar adalah tidak teratur, tidak tertata,jadi secara umum pengertian pungutan liar adalah kegiatan meminta sejumlah uang atau brg yang dilakukan dengan tidak tertata,tidak berijin resmi dan dilakukan secara sembunyi2

PENGERTIAN PUNGLI Pungutan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan pribadi oknum petugas, dan atau bertujuan kepentingan tertentu individu, masyarakat terhadap uang negara dan atau anggota masyarakat yang dipungut secara tidak syah ( tidak memenuhi persyaratan formil maupun materil dan atau melawan hukum. (Aditya Negara Kamus Bahasa Indonesia ( surabaya Bintang Usaha Jaya 2002 )

Istilah lain yang dipergunakan didalam dan oleh masyarakat pungli itu adalah uang sogokan, uang pelicin, salam tempel, dan lain lain pungli itu pada hakekatnya interaksi antara petugas dengan masyarakat yang didorong oleh berbagai kepentingan pribadi (soedjono D, Pungli Analisa Hukum Krimonologi Bandung PT Karya Nusantara)

PENGERTIAN KORUPSI KEBUSUKAN, KEBURUKAN, KEBEJATAN, KETIDAK JUJURAN, DAPAT DISUAP, TIDAK BERMORAL. DELIK DELIK KORUPSI : 1. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 2. Penyuapan yang bersifat aktif (yang menyuap) maupun yang bersifat pasif (yang disuap) serta gratifikasi 3. Penggelapan 4. Pemerasan dalam jabatan 5. Pemalsuan 6. Pemborongan, Rekanan

Good Governance sebagai Upaya Pencegahan Korupsi Terkait dengan tugas Pencegahan, Inspektorat mendorong pelaksanaan prinsip 2 good governance pada tataran administrasi Pemerintahan dari mulai Pusat sampai ke Daerah, dalam program pencegahan korupsi yang disebut Island of integrity meliputi :

1. Pelaksanaan penerapan manajemen berbasis kinerja 2. Pelaksanaan pemberantasan korupsi pada proses pengadaan melalui penerapan Pakta Integritas 3. Pelaksanaan mekanisme pengaduan masyarakat 4. Pelaksanaan peningkatan kapasitas pemerintah daerah 5. Pelaksanaan reformasi pelayanan sektor publik 6. Pemberian akses informasi 7. Pelaksanaan mobilisasi publik melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran anti korupsi 8. Pelaksanaan pelatihan dan bantuan teknis 9. Pelaksanaan pertukaran informasi korupsi.

Faktor2 penyebab pungutan liar Ada beberapa pandangan terjadinya pungli menurut BPKP dalam bukunya berjudul Strategi pemberantasan korupsi antara lain 1. Aspek Individu pelaku 1. a. Sifat tamak manusia b. Moral yang kurang kuat c. Penghasilan yang kurang mencukupi d. kebutuhan hidup yang mendesak

Lanjutan e. Gaya hidup yang konsumtif f. malas /tidak mau kerja g. ajaran agama yang kurang diterapkan 2. Aspek organisasi a. Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar c. Sistem akuntabilitas yang benar di Instansi pemerintah yg kurang memadai d. kelemahan sistempengendalian manajeman

UPAYA UPAYA INSPEKTORAT KAB.BULELENG DLM AKSI PUNGUTAN LIAR a. Upaya Pre-emtif 1. melakukan pembinaan internal mengenai kode etik dan disiplin ASN 2. Himbauan seluruh SKPD dari Pucuk pimpinan sampai paling bawah mengenai sanksi hukum apabila melakukan kejahatan 3. Arahan dari pimpinan berupa nasehat dan instruksi untuk melakukan kewajiban sesuai dengan tugas dan kewenanganya.

Upaya Preventif Suatu usaha pencegahan dan penanggulangan yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat untuk mentaati peraturan perundang undangan dan norma sosial yang berlaku Seperti memberikan pembinaan dan sosialisasi terhadap Undang Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik

UU No.25 tahun 2009 Tentang pelayanan publik pada pasal 4 Penyelenggaraan pelayanan Publik berasaskan a. Kepentingan Umum b. Kepastian hukum c. Kesamaan hak d. Keseimbangan hak dan kewajiban e. Keprofesionalan f. Partisipatif g. Persamaan perlakuan /tidak diskriminatif

h. keterbukaan i. akuntabilitas j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

Permenpan RBRI No. 15 tahun 2014 tentang pedoman standar pelayanan Dalam pasal 1 ayat (1) setiap pelayanan publik wajib menetapkan dan menerapkan standar pelayanan publik untuk setiap jenis pelayanan dan ayat (2) Standar pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan penyelenggara pelayanan publik

Komponen Standar Pelayanan sebagaimana diatur dalam undang undang 25 tahun 2009 dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua bagian A. Komponen Standar pelayanan terkait dengan proses penyampaian pelayanan ( service delivery ) meliputi : 1. Persyaratan 2. Sistem, mekanisme, dan prosedur 3. jangka waktu pelayanan 4. tarif/biaya 5. produk pelayanan 6. penanganan pengaduan, saran dan masukan

B.Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal organisasi ( Manufacturing ) meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Sarana prasarana, dan atau fasilitas 3. Kompetensi pelaksana 4. Pengawasan internal 5. Jumlah pelaksana 6. Jaminan pelaksana 7. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan 8. Evaluasi kinerja pelaksana

3 Upaya Represif Merupakan suatu upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan cara melakukan pola pola penindakan atau penghukuman terhadap pelaku pungli berdasarkan ketentuan hukum dan perundang undangan yang berlaku