UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS APARATUR KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Oleh : Muhammad Yusni, S.H., M.H. (Jaksa Agung Muda Pengawasan) A. PENDAHULUAN Dalam Era Reformasi sekarang ini, Bidang Pengawasan memegang peranan penting dalam membangun good governance di Kejaksaan Republik Indonesia. Implementasi good governance tersebut antara lain meliputi akuntabilitas kinerja, akuntabilitas keuangan, dan integritas aparatur, yang memerlukan peran Bidang Pengawasan melalui kegiatan pengawasan fungsional, peran Bidang Pengawasan selaku Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah, penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan penyelesaian laporan pengaduan. Sebagai upaya memperkuat Bidang Pengawasan untuk mewujudkan good governance tersebut, telah disusun Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan program pemerintah lainnya, seperti Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Kebijakan Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Agar rencana tersebut dapat tercapai secara maksimal diperlukan kesamaan persepsi segenap jajaran Bidang Pengawasan, dan monitoring serta evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan, mengidentifikasi kendala/hambatan yang dihadapi, dan merumuskan kebijakan selanjutnya. Monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk Rapat Staf yang membahas pelaksanaan tugas sehati-hari, Rapat Kerja Teknis yang membahas problematika pelaksanaan teknis, dan Rapat Kerja Kejaksaan yang membahas arah strategi kebijakan. Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 pada tanggal Desember 2017 memiliki peran yang sangat penting dalam mengevaluasi pencapaian kinerja Bidang Pengawasan pada tahun 2017 dan merumuskan strategi kebijakan yang akan dilaksanakan di tahun

2 B. PERAN BIDANG PENGAWASAN SELAKU APARAT PENGAWASAN FUNGSIONAL Sesuai Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Pengawasan Fungsional dilaksanakan terhadap kegiatan umum pemerintahan dan pembangunan. Pengawasan fungsional dilaksanakan dalam bentuk, Kesatu Pengawasan rutin berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan, Kedua Pengawasan khusus terhadap penyimpangan dan/atau permasalahan dalam bidang administrasi yang berdampak luas terhadap jalannya pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Kegiatan Pengawasan Fungsional di lingkungan Kejaksaan dilaksanakan berdasarkan Pasal Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER- 022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia. Pengawasan Fungsional dilaksanakan oleh Pejabat Pengawasan Fungsional yang bertujuan agar tugas rutin dapat dilaksanakan sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan dan mewujudkan Pegawai Kejaksaan yang profesional dan berintegritas. Pengawasan Fungsional terdiri dari Pengawasan di Belakang Meja, Inspeksi Pimpinan, Inspeksi Umum, Pemantauan, Inspeksi Khusus dan Inspeksi Kasus. Terhadap laporan pengaduan dilaksanakan inspeksi kasus apabila ditemukan bukti awal telah terjadi perbuatan pelanggaran disiplin dan dapat dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat dan jenis hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Apabila Jaksa atau Pegawai Kejaksaan R.I. yang dijatuhi hukuman disiplin wajib menjalankannya sesuai tingkat hukuman dan jenis hukuman disiplin. Namun pada kenyataannya hukuman disiplin tersebut masih belum sepenuhnya dilaksanakan khususnya yang mendapat hukuman disiplin, berupa Pembebasan dari jabatan Fungsional Jaksa dan Penurunan Pangkat Setingkat lebih rendah, walaupun telah menerima putusan sesuai dengan Surat Pernyataan Menerima dan Tidak akan Mengajukan Keberatan (BA. WAS-6) ternyata masih mengenakan pangkat semula seperti sebelum penjatuhan hukuman disiplin, hal ini dapat menghilangkan kepercayaan pimpinan apabila 2

3 dibiarkan. Untuk pelaksanaannya agar dilakukan dengan upacara secara terbuka, hal ini dimaksudkan untuk menjadikan efek jera dan merupakan daya tangkal bagi Jaksa dan Pegawai lain untuk tidak melakukan pelanggaran disiplin, sehingga diharapkan kedepan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dapat bersikap profesional dan proporsional dengan penuh kearifan. Untuk memperkuat Pengawasan Fungsional telah disusun Program Kerja Pemeriksaan (PKP) Tahun 2017, Program Kerja Pemeriksaan tersebut berfungsi sebagai pedoman pemeriksaan pada pelaksanaan Inspeksi Umum dan Instrumen Pemeriksaan Mandiri (self assessment) bagi Kepala Kejaksaan Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri sebagai langkah deteksi dini untuk mengungkap dan menemukan penyimpangan di lingkungan kerjanya. C. PERAN PENGAWASAN SELAKU APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH (APIP) Sebagaimana telah kita ketahui bersama penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, atau yang lebih dikenal dengan SPIP, menyatakan bahwa Undangundang di bidang Keuangan Negara telah membawa implikasi perlunya system pengelolaan keuangan Negara yang lebih akuntabel dan transparan, yang hal tersebut dapat dicapai apabila seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing. dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Oleh karena itulah diperlukan sistem pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan Negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan intern dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, atau lebih dikenal dengan istilah APIP, yang di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia dilaksanakan oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan dan juga 3

4 Asisten Pengawasan pada Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia. APIP bertugas melakukan pengawasan intern melalui kegiatan utama yaitu : A. Audit Audit terdiri dari Audit Kinerja dan Audit Dengan Tujuan Tertentu. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas. Audit Dengan Tujuan Tertentu mencakup audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja, pada sasaran tertentu yang menjadi prioritas atau berkaitan dengan transaksi atau pengelolaan keuangan tertentu. B. Reviu Inspektorat Jenderal atau dalam hal ini Bidang Pengawasan di Kejaksaan, melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kejaksaan R.I. yang terdiri dari Laporan Keuangan setiap Unit Kerja di Kejaksaan, sebelum disampaikan Jaksa Agung kepada Menteri Keuangan. Disamping melakukan kegiatan Evaluasi, Pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Reviu dilakukan dengan tujuan untuk membantu terlaksananya penyelenggaran akuntasi dan penyajian laporan keuangan dan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi yang disajikan serta pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai dengan sistem akuntasi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan agar Laporan Keuangan Kejaksaan R.I. dapat disajikan secara akurat sehingga mendapatkan hasil penilaian yang baik dari Pemeriksa Keuangan R.I. Patut kita syukuri bersama laporan keuangan Kejaksaan R.I. Tahun 2016 mendapatkan predikat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan R.I., meningkat dari tahun sebelumnya yang mendapatkan predikat penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pencapaian hasil penilaian WTP tersebut harus dipertahankan di tahun-tahun berikutnya dan juga ditingkatkan substansi pelaporannya, yang untuk itu diperlukan kemampuan reviu yang handal dari segenap aparatur pengawasan Kejaksaan. 4

5 D. RENCANA STRATEGIS BIDANG PENGAWASAN Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan program pemerintah lainnya, seperti Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Kebijakan Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Adapun pokok-pokok pikiran yang melandasi penyusunan Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun adalah sebagai berikut : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Dalam RPJMN Tahun terdapat dua dari Sembilan Program Prioritas Pemerintah (NAWA CITA) yang menjadi dasar penyusunan Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun , yaitu : a. Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya; b. Memperkuat Kehadiran Negara Dalam Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya. 2. Reformasi Birokrasi Kejaksaan Sesuai Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER- 004/A/JA/03/2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kejaksaan Republik Indonesia Tahun , telah dirumuskan rencana aksi meliputi 8 (delapan) area perubahan, yaitu : a. Manajemen Perubahan; b. Penguatan Sistem Pengawasan; c. Penguatan Akuntabilitas Kinerja; d. Penguatan Kelembagaan; e. Penguatan Tatalaksana; f. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN; g. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan; dan h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. 5

6 Terkait dengan area penguatan sistem pengawasan telah dirumuskan kegiatan sebagai berikut : Isu Strategis Kegiatan Membangun unit kerja untuk memperoleh predikat menuju WBKdan WBBM. Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kejaksaan. Pelaksanaan pengendalian gratifikasi dan benturan kepentingan. Penerapan whistle blowing system. Penguatan SPIP di lingkungan unit kerja. Peningkatan penerapan sistem pengawasan. 3. Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menyusun Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pengendalian Gratifikasi dan Benturan Kepentingan. Sosialisasi whistle blowing system ke seluruh satuan kerja. 1) Sosialisasi SPIP; 2) Penyusunan Surat Edaran tentang Penerapan SPIP; 3) Monitoring dan evaluasi penerapan SPIP. 1) Monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut pengaduan masyarakat; 2) Membangun sinergitas dengan Pusat Daskrimti dan Puspenkum terkait pengelolaan data pengaduan masyarakat. Sesuai Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017, telah dirumuskan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017, yang salah satunya terkait dengan Bidang Pengawasan, yaitu Optimalisasi whistle blowing system untuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sebagai berikut : Kriteria Keberhasilan Meningkatnya kualitas pelaksanaan whistle blowing system. Ukuran Keberhasilan 1) Tersedianya pedoman kerja sebagai penjabaran Nota Kesepahaman antara LPSK dengan Kementerian/Lembaga. 2) Terbangunnya koneksitas whistle blowing online system LPSK dan KPK dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga. 3) Terlaksananya pembinaan sumber daya manusia (SDM) pengelola whistleblowing system. 6

7 4. Sapu Bersih Pungutan Liar Untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, telah dibentuk Tim Sapu Bersih Pungutan Liar berdasarkan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP- 697/A/JA/11/2016 tentang Pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-763/A/JA/12/2016. Selain itu berdasarkan Surat Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : R-1136/H/Hjw/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 perihal Pembentukan Unit Pemberantasan Pungli, telah dilakukan pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar di Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia. Dalam Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun telah dirumuskan visi, misi, dan tujuan Bidang Pengawasan sebagai berikut : a. Visi Bidang Pengawasan : Penguatan Peran APIP dan Pengawasan Fungsional Dalam Mewujudkan Kejaksaan Sebagai Lembaga Penegak Hukum Yang Profesional, Proporsional dan Akuntabel. b. Misi Bidang Pengawasan : 1) Menindaklanjuti Laporan Pengaduan atas pelanggaran dan penyimpangan perilaku pegawai Kejaksaan Republik Indonesia secara obyektif, sekaligus menghindari penyalahgunaan instrumen pengawasan untuk mempengaruhi profesionalisme Jaksa dalam penanganan perkara; 2) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengawasan secara cepat dan tepat dalam inspeksi umum dan Inspeksi Khusus; 3) Membangun sistem dan meningkatkan kapabilitas agar dapat menjalankan peran selaku APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dengan efektif dan efesien dalam rangka deteksi dini dan pencegahan penyimpangan; 4) Aparat Pengawasan mampu menjadi teladan dan system pengawasan dapat dijadikan trigger sekaligus prime mover guna mewujudkan kejaksaan yang modern, profesional, bebas korupsi dan dipercaya baik oleh masyarakat. 7

8 c. Tujuan Bidang Pengawasan : 1) Agar Kejaksaan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya mampu mewujudkan kepastian hukum. Ketertiban hukum, keadilan, kebenaran berdasarkan hukum dengan mengindahklan norma keagamaan, kesopanan dan kesusilaan; 2) Agar setiap pegawai Kejaksaan mengemban tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab serta menghindarkan diri dan sikap, perilaku dan tutur kata yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Berpijak pada visi, misi dan tujuan tersebut selanjutnya dirumuskan sasaran program dan indikator kinerja sebagai berikut : No. Sasaran Program Indikator Kinerja 1. Terwujudnya penyelesaian Persentase penyelesaian penanganan laporan pengaduan. pengaduan masyarakat (Lapdu). 2. Meningkatnya efektifitas Persentase satuan kerja yang pengendalian internal. melaksanakan sistem pengendalian secara memadai. Tingkat maturitas SPIP Kejaksaan Agung. Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan temuan BPK, BPKP Untuk mencapai sasaran program tersebut ditetapkan 6 (enam) Prioritas Kegiatan Bidang Pengawasan, yaitu : 1. Optimalisasi penyelesaian Laporan Pengaduan; 2. Optimalisasi pelaksanaan SPIP; 3. Optimalisasi peran Bidang Pengawasan selaku APIP; 4. Pembangunan sistem kerja berbasis teknologi informasi; 5. Pembangunan lingkungan kerja Kejaksaan yang bersih dan bebas korupsi melalui whistle blowing system (WBS), Unit Pengendalian Gratifikasi, dan Tim Saber Pungli; 6. Pembangunan satuan kerja percontohan (pilot project) sebagai zona integritas. 8

9 E. REKOMENDASI RAPAT KERJA KEJAKSAAN TAHUN 2016 Dalam rangka mengimplementasikan 6 (enam) Prioritas Kegiatan Bidang Pengawasan, telah dirumuskan rekomendasi pada Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan SDM Kejaksaan yang berlatar belakang akuntan untuk dididik menjadi auditor bekerja sama dengan instansi lain. - Mendata personil Pengawasan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi untuk diusulkan mengikuti Diklat Audit; - Berkoordinasi dengan Badan Diklat Kejaksaan R.I. dan BPKP untuk mengadakan atau mengikut-sertakan SDM Kejaksaan dalam Diklat Auditor. 2. Membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi audit, review, pemantauan dan bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah. Berkoordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan dan Pusat Daskrimti untuk membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi Audit, Review, Pemantauan dan Bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Kejaksaan di daerah. 3. Membangun database laporan pengaduan online dan case manajemen system. Berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti dan Biro Perencanaan untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan on-line dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan. 4. Mendorong percepatan revisi Perja Nomor : PER-015/A/JA/07/2013 tentang Perubahan Atas Perja Nomor : PER-022/A/JA/03/2011 tentang Administrasi Pengawasan. - Mempersiapkan draft Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I.; 9

10 - Berkoordinasi dengan Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri untuk pembentukan Tim Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER- 015/A/JA/07/ 2013 jo Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor:PER- 022/A/JA/03/2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan R.I. 5. Zero tunggakan laporan pengaduan - Melaksanakan evaluasi jumlah dan jenis tunggakan penyelesaian Laporan Pengaduan; - Melaksanakan rapat bulanan penyelesaian tunggakan Laporan Pengaduan yang ada sampai dengan Tahun Membuat batasan yang tegas terhadap laporan pengaduan yang masih bersifat teknis atau bersifat perilaku agar tidak menjadi pemanfaatan sarana Pengawasan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara. - Merumuskan draft pedoman penanganan materi Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara; - Merumuskan mekanisme dan Petunjuk ke daerah mengenai penanganan Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara. 7. Memberikan sanksi yang tegas dan mendukung proses hukum yang tegas bagi oknum Kejaksaan yang melakukan pelanggaran disiplin atau pelanggaran hukum (Zero Tolerance). - Merumuskan draft pedoman pengenaan Hukuman Disiplin; - Merumuskan petunjuk ke daerah tentang pedoman pengenaan Hukuman Disiplin. 10

11 F. PENCAPAIAN PROGRAM DAN KENDALA YANG DIHADAPI TAHUN 2017 Pelaksanaan Prioritas Bidang Pengawasan pada tahun 2017 didasarkan pada Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun dan kebijakan Jaksa Agung Muda Pengawasan. Adapun pencapaian Prioritas Bidang Pengawasan pada tahun 2017 sebagai berikut : 1. Optimalisasi Penyelesaian Laporan Pengaduan. Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Zero tunggakan Laporan Pengaduan. - Melaksanakan evaluasi jumlah dan jenis tunggakan penyelesaian Laporan Pengaduan; - Melaksanakan rapat bulanan penyelesaian tunggakan Laporan Pengaduan yang ada sampai dengan Tahun Perkembangan Pelaksanaan : - Jaksa Agung Muda Pengawasan telah menugaskan Tim Supervisi Bidang Pengawasan untuk meneliti dan merekap tunggakan penyelesaian Lapdu; - Penyelesaian Tunggakan Lapdu di seluruh Kejaksaan Tinggi dan Jaksa Agung Muda Pengawasan dikoordinasikan dengan para Inspektur sesuai wilayah kerjanya. b. Membuat batasan yang tegas terhadap laporan pengaduan yang masih bersifat teknis atau bersifat perilaku agar tidak menjadi pemanfaatan sarana Pengawasan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara. - Merumuskan draft pedoman penanganan materi Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara; 11

12 - Merumuskan mekanisme dan Petunjuk ke daerah mengenai penanganan Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara. Perkembangan Pelaksanaan : Jaksa Agung Muda Pengawasan menindaklanjuti Laporan Pengaduan penanganan perkara yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk menekan Jaksa atau menggagalkan penanganan perkara dengan cara : - Lapdu mengenai proses acara penanganan perkara, yang tidak berindikasi penyimpangan perilaku pegawai, dikategorikan sebagai obyek Pemantauan; - Lapdu mengenai proses acara penanganan perkara, yang mengandung materi penyimpangan perilaku pegawai, Pemeriksaan Fungsionalnya ditunda menunggu penyelesaian perkara di tingkat pertama agar tidak mempengaruhi obyektifitas penanganan perkara; - Dalam hal tertentu yang mendesak yang memerlukan tindakan segera, dapat dilakukan Pemeriksaan Fungsional pada saat penanganan perkara sedang berlangsung. c. Memberikan sanksi yang tegas dan mendukung proses hukum yang tegas bagi oknum Kejaksaan yang melakukan pelanggaran disiplin atau pelanggaran hukum (Zero Tolerance). - Merumuskan draft pedoman pengenaan Hukuman Disiplin; - Merumuskan petunjuk ke daerah tentang pedoman pengenaan Hukuman Disiplin. Perkembangan Pelaksanaan : Sudah ada Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-063/A/JA/04/2011 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, namun belum disosialisasikan ke daerah. 12

13 2. Optimalisasi Pelaksanaan SPIP. - Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia dilaksanakan berdasarkan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP- 255/A/JA/12/2011 tanggal 7 Desember 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, yang mengamanatkan penerapan SPIP di seluruh satuan kerja Kejaksaan yang dikoordinasikan oleh Jaksa Agung Muda Pembinaan, dan pembentukan Satuan Tugas Pelaksana SPIP di seluruh Satuan Kerja Kejaksaan. - Penyelenggaraan SPIP di seluruh satuan kerja Kejaksaan belum dapat dilaksanakan secara maksimal dan pada Bidang Pengawasan terakhir dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : KEP-01/H/Hjw/06/2012 tanggal 7 Juni 2012 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : KEP-05/H/Hjw/04/2013 tanggal 17 April Sesuai RPJMN Tahun ditargetkan pada tahun 2019 seluruh Kementerian/Lembaga telah mencapai tingkat maturitas level 3, namun hingga saat ini di Kejaksaan R.I. belum mendapatkan hasil penilaian maturitas SPIP dari BPKP. 3. Optimalisasi Peran Bidang Pengawasan Selaku APIP. - Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan : Mengoptimalkan SDM Kejaksaan yang berlatar belakang akuntan untuk dididik menjadi auditor bekerja sama dengan instansi lain. - Mendata personil Pengawasan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi untuk diusulkan mengikuti Diklat Audit; - Berkoordinasi dengan Badan Diklat Kejaksaan R.I. dan BPKP untuk mengadakan atau mengikut-sertakan SDM Kejaksaan dalam Diklat Auditor. 13

14 Perkembangan Pelaksanaan : - Telah dilaksanakan Diklat Auditor oleh Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia dengan peserta para Pemeriksa Kepbang pada Jaksa Agung Muda Pengawasan dan para Pemeriksa II pada Asisten Bidang Pengawasan; - Telah diangkat 31 (tiga puluh satu) Fungsional Auditor yang ditempatkan di Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia; - Telah dilaksanakan Diklat Auditor oleh BPKP dengan peserta Calon Auditor Kejaksaan Republik Indonesia. - Berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER- 006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, telah dibentuk Inspektorat Keuangan yang bertugas melaksanakan pengawasan di bidang pengelolaan keuangan, penerimaan negara, dan proyek pembangunan, melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Namun hingga saat ini belum dilakukan pengangkatan pejabat struktural pada jajaran Inspektorat Keuangan, dan belum disiapkan ruangan serta sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas Inspektorat Keuangan tersebut. 4. Pembangunan Sistem Kerja Berbasis Teknologi Informasi. Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi audit, reviu, pemantauan dan bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah. Berkoordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan dan Pusat Daskrimti untuk membangun aplikasi teknologi informasi yang dapat menyelenggarakan fungsi Audit, Review, Pemantauan dan Bimbingan terhadap pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Kejaksaan di daerah. 14

15 Perkembangan Pelaksanaan : - Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti, untuk pengembangan aplikasi SIMKARI Bidang Pengawasan. - Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti untuk membangun aplikasi Absensi Real Time yang langsung dapat memantau kehadiran pegawai, namun Pusat Daskrimti belum menyelesaikannya hingga saat ini. - Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan BPK membangun koneksi pelaporan Tindak Lanjut Temuan BPK. Pelaksanaannya sampai saat ini sedang dalam pengembangan. b. Membangun database laporan pengaduan online dan case manajemen system. Berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti dan Biro Perencanaan untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan online dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan. Perkembangan Pelaksanaan : Jaksa Agung Muda Pengawasan telah berkoordinasi dengan Pusat Daskrimti, untuk membangun aplikasi teknologi informasi data base Laporan Pengaduan on line dan Case Management System untuk Bidang Pengawasan, namun belum dilaksanakan karena tidak didukung anggaran. 5. Pembangunan Lingkungan Kerja Yang Bersih dan Bebas Korupsi Melalui whistle blowing system (WBS), Unit Pengendalian Gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, dan Tim Saber Pungli. Sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Membangun mekanisme pengawasan melekat yang efektif dan efisien melalui Whistle Blowing System dan unit pengendalian gratifikasi. - Membangun mekanisme Pengawasan Melekat melalui Pemeriksaan Mandiri (Self Assessment) atas pelaksanaan kinerja dan pengelolaan anggaran; 15

16 - Membangun Whistle Blowing System, termasuk pengaduan melalui hotline Tim Unit Pengelola Pengaduan (UPP); - Mempersiapkan Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pembentukan Unit Pengelola Gratifikasi di lingkungan Kejaksaan. Perkembangan Pelaksanaan : - Jaksa Agung Muda Pengawasan telah menyusun PKP (Program Kerja Pemeriksaan) bagi jajaran Bidang Pengawasan seluruh Indonesia, sekaligus sebagai instrumen bagi Kepala Kejaksaan Negeri untuk dapat melakukan Pemeriksaan Mandiri (Self Assessment) atas pelaksanaan kinerja dan pengelolaan anggaran; - Whistle Blowing System di Kejaksaan Republik Indonesia telah diatur dalam Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-026/A/JA/10/2013 tentang Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia, dan juga telah disediakan layanan Whistle Blowing System Online di Website Kejaksaan. - Pelaksanaan Whistle Blowing System di Kejaksaan Republik Indonesia belum dapat berjalan dengan maksimal karena belum dibentuk UPP, Sekretariat UPP, dan belum adanya Standar Operasional Prosedur yang mengatur tahapan pelaksanaan tugas, serta belum adanya sosialisasi. - Telah disusun draf Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia oleh Tim Bidang Pengawasan. b. Membentuk Satgas Saber Pungli di daerah. - Pembentukan Tim Saber Pungli di tingkat Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia. - Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Tim Saber Pungli Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi di seluruh Indonesia. Perkembangan Pelaksanaan : - Tim Saber Pungli telah dibentuk di tingkat Kejaksaan Agung berdasarkan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-697/A/JA/11/2016 tentang 16

17 Pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Jaksa Agung R.I. Nomor : KEP-763/A/JA/12/ Selanjutnya berdasarkan Surat Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : R- 1136/H/Hjw/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 perihal Pembentukan Unit Pemberantasan Pungli, telah dilakukan pembentukan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar di Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia. - Belum ada pedoman yang baku untuk pelaksanaan tugas Tim Saber Pungli. 6. Pembangunan satuan kerja percontohan (pilot project) sebagai zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM). - Pada tahun 2017 telah disusun konsep kegiatan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM yang diintegrasikan dengan kegiatan Penilaian Prestasi Kerja dan Kinerja Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri Tipe A, Kejaksaan Negeri Tipe B Tahun 2018/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018, dengan nama : Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun 2018, dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan 1) Perumusan draf kegiatan oleh Bagian Sunproglapnil; 2) Penyampaian usulan/masukan dari Inspektorat, Biro Perencanaan, dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 3) Penyusunan Buku Panduan Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun b. Tahap Pelaksanaan 1) Pemilihan Unit Kerja Berpotensi Sebagai Zona Integritas Menuju WBK/WBBM : - Proses pemilihan dilaksanakan melalui kegiatan Inspeksi Umum yang akan dilaksanakan bulan Januari sampai dengan Juli 2018 berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan (PKP); - Dalam menetapkan satuan kerja Kejaksaan Negeri yang akan diinspeksi pada saat penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan 17

18 (PKPT) Tahun 2018, setiap Inspektorat agar mempertimbangan kualitas satuan kerja dimaksud berdasarkan hasil Inspeksi Umum yang telah dilaksanakan 2-3 tahun sebelumnya; - Setelah kegiatan Inspeksi Umum selesai dilaksanakan, akan dilaksanakan Rapat Pleno pada bulan Agustus 2018 dan untuk itu setiap Inspektorat agar mengusulkan 1 (satu) Kejaksaan Tinggi terbaik dan 2 (dua) Kejaksaan Negeri terbaik untuk mengikuti penilaian tahap akhir; - Penilaian akhir dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2018 oleh Tim Penilai Internal berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia, dan Juara I sampai Juara III Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri berhak mendapatkan Penghargaan Sidhakarya Tahun 2017 dan diusulkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai unit kerja berpredikat Zona Integritas menuju WBK/WBBM. - Pada akhir November 2017 telah disusun jadwal kegiatan Inspeksi Umum Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun Anggaran 2018 yang didalamnya mengatur pelaksanaan Inspeksi Umum juga dilaksanakan untuk menilai kinerja Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri untuk diusulkan mengikuti penilaian akhir Pembangunan Zona Integritas/Penilaian Sidhakarya Tahun Selain melaksanakan kegiatan sesuai prioritas program di atas, sesuai Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016 juga dilaksanakan Perubahan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER- 022/A/JA/03/2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-015/A/JA/07/2013. Pada saat ini Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri telah menyusun Draf Peraturan Jaksa Agung R.I. tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor: PER- 022/A/JA/03/2011 tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia dan telah dibahas dengan Tim Bidang Pengawasan pada tanggal 16 November 2017 yang hasilnya akan dikembalikan kepada Bidang Pengawasan untuk dilakukan penyempurnaan. 18

19 G. PENUTUP Untuk mengimplementasikan tugas dan fungsi Bidang Pengawasan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari telah dirumuskan 6 (enam) Prioritas Program Pengawasan dalam Rencana Strategis Bidang Pengawasan Tahun , yang merangkum seluruh kebijakan pemerintah dalam RPJMN , program Reformasi Birokrasi, Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Sapu Bersih Pungutan Liar. Implementasi 6 (enam) Prioritas Program Pengawasan pada tahun 2017 antara lain dirumuskan dalam Rekomendasi Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2016 dan kebijakan Jaksa Agung Muda Pengawasan. Terdapat beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, namun juga terdapat beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dalam pelaksanaan Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 untuk selanjutnya dirumuskan strategi pelaksanaannya pada tahun Sebagai landasan dalam mengimplementasikan tugas dan fungsi Bidang Pengawasan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, hendaknya segenap jajaran Pengawasan memahami, menghayati, dan mengamalkan Doktrin Tri Krama Adhyaksa dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Doktrin Tri Krama Adhyaksa tersebut mengandung nilai sebagai niat, tekad, dan semangat Insan Adhyaksa untuk menjunjung tinggi keutamaan, kejujuran, dan keikhlasan dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan disertai landasan untuk memperkokoh eksistensi Kejaksaan. Dengan memahami, menghayati, dan mengamalkan Doktrin Tri Krama Adhyaksa tersebut, segenap jajaran Bidang Pengawasan diharapkan dapat menjadi teladan bagi seluruh Aparatur Kejaksaan. 19

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 1 PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.584, 2015 OMBUDSMAN. Whistleblowing System. Pelanggaran. Penanganan. Pelaporan. Sistem. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PELAPORAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017 GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017 LARWASDA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 MENINGKATKAN PENGAWASAN INTERNAL UNTUK MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DI KABUPATEN SEMARANG DASAR

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL CATATAN HASIL PENGAWASAN YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN Masih banyak pengaduan terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENJA INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK 2018

BAB I PENDAHULUAN RENJA INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK 2018 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata kembali sistem, prosedur dan proses perencanaan hingga penganggaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Kota Malang Pemerintah Kota Malang pada dasarnya telah melakukan langkah-langkah perubahan untuk mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P Jakarta, 5 September 2017 ELEMEN PENGUATAN PENGAWASAN 1. GRATIFIKASI 2. PENERAPAN SPIP 3. PENGADUAN

Lebih terperinci

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1189, 2014 LPSK. Dugaan Pelanggaran. System Whistleblowing. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG WHISTLEBLOWING SYSTEM ATAS DUGAAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 SASARAN REFORMASI BIROKRASI Maraknya KKN Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Buruknya Pelayanan Publik 8 Area Perubahan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berkaitan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berkaitan dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam undang-undang. Apapun bentuk organisasinya, fungsi,

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1382, 2016 PERPUSNAS. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian 1 dipimpin oleh Inspektur Utama merupakan unsur pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. tugas melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG U BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR A. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS

Lebih terperinci

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 0 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 0-2025 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa Pakta Integritas

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

- 1 - WALIKOTA GORONTALO, - 1 - PROVINSI GORONTALO KEPUTUSAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR : / / / 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) INSPEKTORAT KOTA GORONTALO TAHUN 2016 WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Program

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWAA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur SASARAN DAN TARGET

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA POLICY BRIEF PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Penguatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Pasca UU Administrasi Pemerintahan LATAR BELAKANG Disahkannya UU No.

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci