BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepribadian. konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sekelompok (peer group) serta kurangnya kepedulian terhadap masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN (BIG FIVE) DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADASANTRI PONDOK PESANTREN DAR EL HIKMAHPEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lazimnya dilakukan melalui sebuah pernikahan. Hurlock (2009) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil

BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI PSYCHOLOGICAL ADJUSTMENT. Weiten dan Lloyd (2006) menyebutkan bahwa psychological adjustment

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya,

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

BAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang kebutuhan dan keinginan seseorang serta menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menyangkut remaja kian hari kian bertambah, baik itu dari sosial

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia


BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Perilaku Makan. Perilaku Makan menurut Notoatmodjo (2007) adalah respon seseorang

BAB I PENDAHULUAN. banyak disampaikan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Hampir seluruh kegiatan

Resolusi Konflik dalam Perspektif Kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB II. meningkatkan fungsi konstruktif konflik. Menurut Ujan, dkk (2011) merubah perilaku ke arah yang lebih positif bagi pihak-pihak yang terlibat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa madya, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat, baik itu

DAFTAR ISI i. DAFTAR TABEL.vii. DAFTAR BAGAN...ix. A. Latar Belakang Masalah 1. B. Rumusan Masalah...8. C. Tujuan Penelitian...8

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami menjadi tua sesuai dengan tahapan perkembangannya. Hal ini

Psikologi Kepribadian I

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta restrukturisasi organisasi, begitu pula di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di kalangan masyarakat luas, PT.

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance)

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

BAB I PENDAHULUAN. ia berada karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hidayat (2013) pendidikan adalah suatu upaya sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dianugrahkan tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yag diharapkam agar memenusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran, dan latihan. Sekolah berasrama ( boarding school) merupakan salah satu alternatif pendidikan yang ditawarkan untuk mewujudkan hakikat dari suatu pendidikan. Sekolah berasrama (boarding school) merupakan sekolah dimana sekolah tersebut berada di lingkungan pondok pesantren. Siswa-siswi yang mengenyam pendidikan di sekolah berasrama akan merasakan perbedaan antara sekolah biasa (umum) dengan sekolah berasrama (Republika, 2007). Secara umum, orang tua menyekolahkan anak di sekolah berasrama dengan pertimbangan memiliki waktu belajar yang lebih panjang sehingga dapat lebih fokus, dan memungkinkan anak untuk lebih mandiri serta lebih siap dalam mempersiapkan berbagai macam tantangan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. Siswasiswa sekolah asrama diwajibkan untuk tinggal di lingkungan sekolah dan asrama 1

2 tempat untuk para siswa, karena kegiatan yang dilaksanakan selalu berada di area sekolah dan asrama (Republika, 2007). Lembaga pendidikan yang memadukan antara kurikulum agama dengan kurikulum umum saat ini banyak diminati. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa lembaga yang mampu menghasilkan manusia yang mempunyai moralitas dan tingkat keimanan yang tinggi adalah pesantren, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan lembaga pesantren, terutama pesantren yang memuat kurikulum agama dan umum secara seimbang (Yuniar dkk, 2005). Salah satu sekolah yang memadukan materi agama dengan materi umum adalah Pondok Pesantren Dar El Hikmah. Pondok Pesantren Dar El Hikmah merupakan pondok pesantren modern yang memiliki sistem pengajaran seperti sekolah-sekolah umum lainnya tetapi memiliki kurikulum tidak hanya pendidikan umum namun diimbangi dengan pendidikan agama. Pondok Pesantren Dar El Hikmah merupakan lembaga pendidikan swasta yang bekerjasama dengan Departemen Agama (SE, W2: 30-39). Pesantren Dar El Hikmah adalah pondok pesantren yang memiliki ciri khas sendiri karena semua santri diharuskan untuk tinggal di pondok pesantren meskipun rumah santri berdampingan dengan pondok pesantren. Asrama yang disediakan tidak hanya untuk santri pesantren Dar El Hikmah, tetapi untuk semua unit pendidikan yang ada di Yayasan Pondok Pesantren Dar El Hikmah, mulai dari Santri MTs, MAs dan SMKs maupun alumni-alumni yang ingin mengabdi di pondok pesantren (SE, W2: 10-17).

3 Kehidupan di pesantren sangat berbeda dengan kehidupan para santri sebelum masuk pesantren atau saat tinggal bersama orangtua. Di pondok pesantren, masingmasing santri akan ditempatkan pada asrama-asrama yang berbeda sesuai jenjang pendidikannya. Asrama yang ada di Pondok Pesantren Dar El Hikmah terdiri dari 15 kamar, di setiap kamar akan didampingi oleh dua orang kakak pembimbing kamar. Setiap kamar yang ada akan diisi oleh santri kurang lebih 20 orang santri (SE, W2: 19-27). Santri juga harus menghadapi perubahan yang terjadi di dalam dirinya tanpa orang tua dan lingkungan pondok pesantren menuntut santri untuk hidup mandiri. Setiap hari santri akan menjalani kegiatan yang padat mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali dan semuanya itu telah diatur sedemikian rupa. Keadaan tersebut menuntut santri untuk menyesuaikan diri dengan baik agar tidak timbul masalahmasalah saat menjalani kehidupan di asrama. Penyesuaian diri dalam ilmu psikologi, disebut dengan istilah Adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2001). Sementara Schneiders (1964) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai dorongan, ketegangan, frustrasi, dan konflik agar tercapai keselarasan tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan sosial. Setiap santri memiliki perbedaan dalam kemampuan melakukan penyesuaian diri. Ada santri yang tidak dapat menyesuaian diri dengan baik. Hal itu ditunjukkan

4 dengan permasalahan yang dialami para santri di pondok pesantren. Seperti salah satu mantan santri Dar El Hikmah yaitu: ia mengaku tidak betah tinggal dilingkungan pondok pesantren dengan sejuta peraturan dan kegiatan yang padat. BO mengaku hanya mampu bertahan satu tahun menjalani kehidupan di pondok pesantren Dar El Hikmah, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan meninggalkan pondok pesantren dan melanjutkan sekolah di SMP (BO, W1: 15-16) Ada juga santri yang dikeluarkan dengan sengaja oleh pihak pondok pesantren Dar El Hikmah. Adapun yang menjadi alasan pihak pondok mengeluarkan santri, karena santri tidak dapat mematuhi segala sesuatu yang telah menjadi peraturan pondok pesantren. Salah satunya santriwan ( HH) dikeluarkan ( Droup Out) dari pondok pesantren dikarenakan HH melanggar beberapa peraturan yang ada di pondok pesantren Dar El Hikmah peraturan yang sering dilanggar HH ialah peraturan yang melarang santrinya untuk mencuri, berkelahi, dan keluar asrama tanpa izin dari guru. Akhirnya pelanggaran inilah yang menghantarkan HH pada Keputusan Droup Out (SE,W1: 29-31). Ada juga santri yang dapat menyesuaikan diri dengan baik. Hal itu ditunjukkan dengan mampunya santri untuk menyelesikan pendidikannya bahkan ada yang mendapatkan prestasi selama di pondok pesantren Dar El Hikmah, sejalan dengan pendapatnya Runyon dan Haber (1984) individu yang mampu menyesuaikan diri, tidak selalu menghindari tekanan mereka justru belajar untuk mentoleransi tekanan yang dialami dan dapat menunda kepuasan selama diperlukan demi tujuan yang lebih penting. Seperti salah satu alumni santriwan dari pondok pesantren Dar El

5 Hikmah yang berasal dari Pekanbaru ( NS). NS mampu bertahan menyelesaikan pendidikannya selama enam tahun di pondok pesantren Dar El Hikmah dan pada akhir pendidikannya di pondok pesantren Dar El Hikmah NS memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir (SE, W1: 42-47). Santri pondok pesantren Dar El Hikmah bahkan ada juga yang sangat mencintai pondok pesantren Dar El Hikmah. Saat ini beliau menjadi salah seorang tenaga pengajar di SD Dar El Hikmah. Setelah beliau menamatkan jenjang pendidikannya beliau kembali ke pondok pesantren Dar El Hikmah untuk mengambdikan diri serta ilmu yang telah diperolehnya di pondok pesantren Dar El Hikmah (SE, W1: 50-52). Dari fenomena yang dialami santri Pondok Pesantren Dar El Hikmah ini menunjukkan bahwa ada perbedaan penyesuaian diri yang dialami oleh setiap santri. Ada santri yang dapat menyesuaikan diri dengan baik namun ada juga yang tidak dapat menyesuiakan diri dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menyesuaikan diri. Untuk itu dalam suatu proses penyesuaian diri tersebut para santri tidak akan terlepas dari faktor-faktor tersebut. Menurut Schneiders terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu: kondisi fisik, kepribadian, proses belajar, lingkungan, budaya dan agama (Ali dan Asrori, 2012). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders disebutkan salah satunya adalah kepribadian. Maka kepribadian yang dimiliki santri memiliki peranan

6 penting dalam dalam proses penyesuaian diri santri dengan lingkungan pondok pesantren. Kepribadian menurut Allport adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (Alwisol, 2009). Sedangkan Phares mendefinisikan kepribadian sebagai pola khas dari pikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakan orang yang satu dengan yang lain dan tidak berubah lintas waktu dan situasi (Kurniawaty, 2008). Ada beberapa pendekatan atau paradigma yang dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian. Salah satu pendekatan atau paradigma yang digunakan adalah trait. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan kepribadian big five factor of personality untuk melihat hubungan kepribadian dengan penyesuaian diri santri, karena saat ini banyak ahli psikologi berkeyakinan bahwa gambaran yang paling baik mengenai struktur trait dimiliki oleh five factor model. Menurut five factor model (FFM) trait kepribadian digambarkan dalam bentuk lima dimensi dasar (McCrae & Costa, dalam Mastuti, 2005). Lima besar faktor kepribadian atau juga dikenal dengan sebutan big five factor of personality adalah pendekatan model kepribadian yang dikembangkan oleh Paul T. Costa, Jr. dan Robert R. McCrae. Model ini menggunakan lima dimensi kepribadian yaitu: kestabilan emosi ( neorotcism), ekstraversi (ektrovision), keterbukaan (openness), kebaikan (agreeableness), dan sifat berhati-hati (conscientiousness) (Santrok, 2011).

7 Neuroticism atau neurotisisme membedakan stabilitas emosional seseorang dengan serangkaian perasaan negatif termasuk kecemasan, rasa sedih, mudah terganggu, dan tekanan kecemasan. Ekstraversion atau ekstraversi dan agreeableness atau kesepakatan trait yang terkait dengan hubungan interpersonal, yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan orang lain. Openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman menggambarkan seseorang yang kreatif, imajinatif dan penuh rasa penasaran. Conscientiuousness atau kegigihan terutama menggambarkan perilaku yang mengarah pada penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan secara sosial memerlukan kendali impuls (Cervone & Pervin, 2012). Dimensi kepribadian Big Five tertentu akan dimiliki oleh santri, dan setiap dimensi kepribadian yang berbeda pada santri juga juga akan memberi hubungan berbeda terhadap penyesuaian diri yang dilakukan oleh santri di Pondok Pesantren Dar El Hikmah. Dimensi kepribadian Big Five diharapkan mampu memberikan gambaran hubungan antara kepribadian dengan penyesuain diri santri yang ada di Pondok Pesantren Dar El Hikmah. Alasan mengapa memilih big five factor of personality disebabkan model keribadian ini mempunyai tingkat abstraksi yang luas dalam menjelaskan individual differences melalui lima domainnya. Kepribadian ini juga bersifat universal jika digunakan dalam riset lintas budaya, subjek pada penelitian ini memiliki latar belakang budaya berbeda-beda.

8 Penjelasan di atas menunjukkan bahwa setiap santri Pondok Pesantren Dar El Hikmah dalam menjalankan peran sebagai seorang santri harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di Pondok Pesantren Dar El Hikmah. Berbagai kondisi dan situasi santri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri santri yaitu kepribadian santri. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam merespon atau menanggapi setiap hal ataupun situasi yang seseorang alami. Penelitian mengenai kepribadian santri perlu diteliti, untuk mendapatkan seberapa besar hubungan antara kepribadian tersebut dengan penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren Dar El Hikmah. Berdasarkan pemaparan yang telah dipaparkan di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul hubungan antara kepribadian (big five) dengan penyesuaian diri pada santri di Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, ada beberapa rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian extraversion dengan penyesuaian diri santri? 2. Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness dengan penyesuaian diri santri?

9 3. Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian concientiousness dengan penyesuaian diri santri? 4. Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian neuroticism dengan penyesuaian diri santri? 5. Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian openness to experience dengan penyesuaian diri santri? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian extraversion dengan penyesuaian diri santri. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness dengan penyesuaian diri santri. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian concientiousness dengan penyesuaian diri santri 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian neuroticism dengan penyesuaian diri santri. 5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian openness to experience dengan penyesuaian diri santri

10 D. Keaslian Penelitian Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti: Penelitian yang telah dilakukan oleh Syafiq (2010), merupakan penelitian kuantitatif yang menguji hubungan variabel penyesuaian diri dengan kepribadian. Penelitian Syafiq menggunakan tipe kepribadian ekstrovet dan introvert, sedangkan penelitian ini menggunakan dimensi kepribadian big five. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah santri dipondok pesantren berbeda dengan Syafiq dimana yang menjadi sampel penelitiannya adalah siswa MTs. Sedangkan penelitian yang diteliti oleh Syafi I (2006) memiliki persamaan pada sampel penelitian yaitu para santri di Pondok Pesantren. Meskipun memiliki persamaan dalam sampel penelitian, tetapi tetap saja penelitian ini berbeda. Syafi I meneliti mengenai penyesuaian diri dan stress pada santri, sedangkan penelitian ini mengenai penyesuaian diri dengan kepribadian (Big Five). Penelitian yang dilakukan oleh Patmasari (2014) memiliki persamaan pada sampel penelitian yaitu para santri pondok pesantren Dar El Hikmah yang duduk dikelas VII MTs dan variabel penyesuain diri. Meskipun memiliki persaamaan dengan sampel dan variabel penyesuain diri tetapi tetap saja penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Patmasari. Patmasari meneliti mengenai penyesuaian diri dengan perilaku prokrastinasi, sedangkan penelitian ini mengenai kepribadian (Big Five) dengan penyesuaian diri.

11 Dari uraian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa memang penelitian dengan judul hubungan antara kepribadian ( big five) dengan penyesuaian diri santri kelas VII di pondok pesantren Dar El Hikmah memang belum pernah dilakukan sebelumnya. E. Manfaat Penelitian Peneliti ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis yaitu : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori psikologi khususnya psikologi pendidikan dan psikologi kepribadian dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Bagi peneliti bidang Psikologi Pendidikan dan Psikologi Kepribadian, untuk memahami penyesuaian diri serta keterkaitannya dengan kepribadian. Memberikan sumbangan informasi terkait kepribadian dan penyesuaian diri pada santri yang tinggal di Pondok Pesantren.