PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT BANK DIPO INTERNASIONAL NERACA 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT Bank Mayapada Internasional Tbk Laporan Keuangan Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 serta periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS

PT BANK EKSEKUTIF INTERNASIONAL Tbk

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

PT Bank Mayapada Internasional Tbk Laporan Keuangan Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 serta periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank

Laporan Keuangan. Financial Report. PT Bank DKI Laporan Tahunan 2007 Annual Report 153


Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 30 Juni 2009, 31 Desember 2008, dan 2007

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 MARET 2010 DAN 2009

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK MAYAPADA INT L Tbk LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN I Untuk Periode yang berakhir 31 Maret 2011 (unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT Bank Rabobank International Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Mei 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

Laporan Keuangan PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk. 31 Maret 2010 dan 2009

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

Laporan Keuangan. Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010 dan 30 September 2009


LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Januari 2016 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015

1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan. Bahasa Indonesia

Transkripsi:

GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan cadangan (Excess Reserve), yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh Bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh Bank. h. Penempatan pada Bank Lain Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk deposito berjangka, call money, deposit on call dan lain lain. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kolektibilitas masing masing saldo giro pada bank lain. i. Kredit Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Perusahaan. j. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Penilaian kualitas dan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan terhadap asset produktif dan asset non produktif. Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek efek, kredit, tagihan akseptasi, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Aktiva non produktif merupakan aktiva non keuangan, terdiri dari agunan yang diambil alih (AYDA) dan properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Penerapan Ketentuan Transisi dari Bank Indonesia untuk Penurunan Nilai Secara Kolektif Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Surat Edaran No. 11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi bank yang belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit yang 21

diberikan secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2006) dan PAPI, maka pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dapat menggunakan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, sebagaimana telah diterapkan oleh Perusahaan sejak sebelum 1 Januari 2010. Sesuai dengan itu, tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan ketentuan transisi dari BI tersebut. Penentuan kualitas aktiva dan cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aktiva Produktif Cadangan kerugian penurunan nilai asset produktif serta estimasi komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing masing asset produktif, komitmen dan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengklasifikasikan aktiva produktif tersebut dalam lima (5) kategori dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut: Persentase Minimun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kategori Lancar 1% Dalam perhatian khusus 5% Kurang lancar 15% Diragukan 50% Macet 100% Persentase cadangan kerugian penurunan nilai diatas diterapkan terhadap saldo asset produktif setelah dikurangi nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia kecuali untuk aktiva produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai lancar yang diterapkan terhadap saldo asset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada Bank Indonesia, dan obligasi Pemerintah tidak disyaratkan untuk dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi (kecuali akseptasi) yang dibentuk, disajikan dalam akun Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi. Pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Aktiva produktif dihapusbukukan dengan cadangan kerugian penurunan nilai asset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aktiva produktif yang bersangkutan pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. 22

Cadangan Penurunan Nilai Aktiva Non Produktif Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aktiva non produktif dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Perusahaan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aktiva non produktif berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing masing aktiva non produktif tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yang mengklasifikasikan aktiva non produktif dalam empat (4) kategori berdasarkan lamanya asset tersebut telah dimiliki oleh Perusahaan dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut: Kategori Persentase Minimun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Lancar Minimum 1% Kurang lancar Minimum 15% Diragukan Minimum 50% Macet Minimum 100% k. Aktiva Tetap Aktiva tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari hari, dikurangi akumulasi penyusutan, amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aktiva tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aktiva ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban beban yang timbul setelah asset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aktiva tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aktiva tetap. Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight line method) selama masa manfaat asset tetap atau jangka waktu sewa, yang mana lebih pendek (khusus untuk perbaikan asset yang disewa) sebagai berikut: Jenis Aktiva Tahun Bangunan dan prasarana 20 Inventaris kantor 3 Kendaraan 5 Perbaikan Aktiva yang Disewa 10 Aktiva tetap yang tidak digunakan (property terbengkalai) dinyatakan berdasarkan nilai tercatat atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan sebagai bagian dari akun Aktiva lain lain. Atas properti terbengkalai, dibentuk penyisihan penghapusan aktiva non 23

produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Aktiva dalam penyelesaian merupakan aktiva tetap dalam pembangunan yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai secara substansial dan siap digunakan sesuai tujuannya. Nilai tercatat aktiva tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aktiva tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Aktiva tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aktiva tetap tersebut. Jumlah tercatat aktiva tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aktiva tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aktiva tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Perubahan yang dilakukan merupakan perubahan estimasi dan diterapkan secara prospektif. Penyesuaian yang timbul diakui pada laporan laba rugi. l. Agunan Yang Diambil Alih Tanah dan aktiva lainnya (agunan kredit yang telah diambil alih oleh Perusahaan) disajikan dalam perkiraan " Aktiva lain lain". Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi biaya biaya untuk pelepasan asset tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aktiva produktif. Jika nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui sebesar saldo kredit. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Biaya biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Atas agunan yang diambil alih, dibentuk penyisihan penghapusan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 24

m. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus n. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengannasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya. Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk deposito berjangka, giro dan interbank call money kurang dari atau 90 hari. o. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham dikurangkan dari bagian tambahan modal disetor yang timbul dari penerbitan saham dan tidak diamortisasi. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrument keuangan diakui secara akrual di dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Jika aktiva keuangan atau kelompok aktiva keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah penurunan nilai diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non performing, pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit 25

diklasifikasikan non performing. Pendapatan bunga atas asset non performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya (tidak termasuk efek efek) diklasifikasikan sebagai non performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek efek diklasifikasikan sebagai non performing jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga q. Pengakuan Pendapatan dari dan Beban Provisi dan Komisi Provisi and Komisi Terkait Instrumen Keuangan Pendapatan dan beban provisi komisi terkait perolehan instrumen keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual diamortisasi sepanjang umur instrument keuangan dengan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aktiva keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. Provisi dan Komisi Lainnya Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrument keuangan dan jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan kredit, seperti pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, dan pendapatan yang diakui terkait dengan jasa yang diberikan, pendapatan tersebut langsung diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. r. Penurunan Nilai Aktiva Non Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aktiva. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aktiva yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. 26

Penurunan (pemulihan) nilai asset dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan. Cadangan kerugian penurunan nilai asset non keuangan terdiri dari agunan yang diambil alih, properti terbengkalai dan rekening administratif yang dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. s. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat tarif dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak tarif dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terkompensasi, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aktiva dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan. t. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. u. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak terdiskonto sebagai liabilitas pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan. Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian actuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial diamortisasi 27

selama jangka waktu rata rata sisa masa kerja karyawan. v. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. w. Kejadian Setelah Tanggal Neraca Kejadian kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal neraca sehingga perlu dilakukan penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan Kejadian kejadian setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan, dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Nilai Wajar Aktiva Keuangan dan Liabilitas Keuangan Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aktiva keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aktiva Keuangan Cadangan kerugian penurunan nilai dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aktiva keuangan. Pada setiap tanggal neraca Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif 28

bahwa suatu aktiva keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Aktiva keuangan dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aktiva keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas asset keuangan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan. 4. Giro pada Bank Indonesia Rupiah 399,202 370,836 Mata uang asing 38,862 39,897 Jumlah 438,064 410,733 Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI), setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di BI untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK) baik dalam Rupiah maupun mata uang asing. GWM Perusahaan dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 untuk persentase GWM Utama Rupiah masing masing adalah 8.03% dan 8.04%, sedangkan GWM Utama Valas 8.64% dan 8.39%. 5. Giro pada Bank Lain 2,012 2,011 Rupiah Pihak ketiga 12,663 8,316 Mata uang asing Pihak ketiga 51,175 51,780 Jumlah 63,838 60,096 Penyisihan penghapusan - - Jumlah - Bersih 63,838 60,096 29

6. Penempatan pada Bank Lain Transaksi Penempatan pada Bank lain untuk periode 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut: Rupiah Bank Hana 15,000 Bank Index Selindo 9,144 PT Bank OCBC NISP Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ LTD PT Bank Commonwealth PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UOB Buana PT Bank Mega Tbk PT Bank Rabobank Internasional Indonesia PT Bank Agris Jumlah 24,144 7. Efek efek 30

2,012 2,011 Rupiah Pihak ketiga Diperdagangkan Obligasi bank 77,582 89,007 Obligasi korporasi 17,075 17,100 Obligasi Pemerintah 82,043 15,563 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 177,633 255,000 Diskonto (2,594) (5,570) Nilai bersih 175,039 249,430 Medium Tems Notes Jumlah - Diperdagangkan 351,739 371,100 Tersedia untuk dijual - Obligasi Pemerintah - - Jumlah - Tersedia untuk dijual - - Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi korporasi 1,375 1,375 Premi yang belum diamortisasi - - Fasilitas Bank Indonesia (FASBI) 559,300 570,400 Diskonto (116) (71) Nilai Bersih 559,184 570,329 Fine Tune Operation (FTO) - 200,000 Diskonto - (76) Nilai Bersih - 199,924 Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo 560,559 771,629 Jumlah 912,298 1,142,728 Tingkat bunga rata rata per tahun : Rupiah SBI 5.88% 4.57% Obligasi 10.44% 10.56% FASBI 3.75% 4.50% FTO Bank Indonesia 4.54% 4.54% Peringkat obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), Moody s Investor Services, Inc., dan Fitch, Inc. seperti yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: PT Bank Mega Tbk A-(idn) A (idn) PT Bank Mayapada International Tbk A-(idn) A- (idn) PT Bank DKI ida id A PT Bank CIMB Niaga Tbk AA(idn) AA (idn) PT Bank BII idaa idaa PT Bank Bukopin - - PT Jasa Marga (Persero) Tbk idaa idaa PT Duta Pertiwi idbbb+ id BBB PT Bank Permata Tbk ida id AA- PT Bank Victoria International Tbk - BBB+ (idn) PT Panin Sekuritas Tbk A(idn) A (idn) Efek efek (yang dimiliki hingga jatuh tempo) diklasifikasikan berdasarkan jatuh tempo adalah 31

sebagai berikut: 2012 Sampai dengan Lebih dari Lebih dari Jumlah 1 tahun 1-5 tahun 5 tahun Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi korporasi - 1,375-1,375 FASBI - bersih 559,184 - - 559,184 Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo 559,184 1,375-560,559 8. Kredit yang Diberikan Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut: Rupiah Kurang dari atau sama dengan 1 tahun 1,905,135 1,911,881 Lebih dari 1 sampai 2 tahun 264,549 210,709 Lebih dari 2 sampai 5 tahun 1,337,755 1,229,439 Lebih dari 5 tahun 832,145 938,594 Jumlah 4,339,583 4,290,623 Mata uang asing Kurang dari atau sama dengan 1 tahun 219,862 207,919 Lebih dari 1 sampai 2 tahun 31,820 36,047 Lebih dari 2 sampai 5 tahun 64,344 74,636 Lebih dari 5 tahun 17,868 17,708 Jumlah 333,894 336,310 Jumlah 4,673,477 4,626,933 Penyisihan penghapusan (53,469) (71,890) Jumlah - Bersih 4,620,008 4,555,043 Berikut ini adalah saldo kredit berdasarkan kolektibilitas: 32

Lancar 4,500,150 4,427,063 Dalam perhatian khusus 38,994 53,344 Kurang lancar 17,699 9,123 Diragukan 56,652 71,567 Macet 59,983 65,836 Penyisihan Penghapusan (53,469) (71,890) Jumlah 4,620,008 4,555,043 Saldo Kredit Berdasar Hubungan dengan Bank Mata Uang IDR 1 Terkait 30,059 35,003 2 Tidak Terkait 4,309,524 4,255,620 Mata Uang Asing 1 Terkait 2 Tidak Terkait 333,894 336,310 Jumlah 4,673,477 4,626,933 Penyisihan Penghapusan (53,469) (71,890) Jumlah Bersih 4,620,008 4,555,043 Berikut ini adalah saldo kredit berdasarkan Sektor Ekonomi : Sektor Ekonomi RP '000.000 RP '000.000 a. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 17,358 12,269 b. PERIKANAN 3,663 3,434 c. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 285,993 293,783 d. INDUSTRI PENGOLAHAN 615,658 432,399 e. LISTRIK, GAS DAN AIR 24,487 21,334 f. KONSTRUKSI 295,455 251,330 g. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 873,005 790,506 h. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM 330,524 332,872 i. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 821,852 921,890 j. PERANTARA KEUANGAN 314,116 273,270 k. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 342,992 317,482 l. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB m. JASA PENDIDIKAN 4,184 23,837 n. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 17,305 11,873 o. JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA 180,437 206,679 p. JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA 197 215 q. BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA r. KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 96 s. RUMAH TANGGA 523,904 719,533 t. BUKAN LAPANGAN USAHA LAINNYA 22,251 14,227 Jumlah 4,673,477 4,626,933 Penyisihan Penghapusan (53,469) (71,890) Jumlah Bersih 4,620,008 4,555,043 33

Berikut ini adalah saldo kredit berdasarkan Jenis Penggunaan Kredit : Lancar Perhatian Kusus 2012 Kurang Lancar Diragukan Macet Total Mata Uang IDR Modal Kerja 2,652,252 22,490 15,940 3,228 52,174 2,746,085 Investasi 990,682 2,989 0 50,879 2,793 1,047,344 Konsumsi 523,321 13,514 1,758 2,545 5,016 546,155 4,166,256 38,994 17,699 56,652 59,983 4,339,583 Mata Uang Asing Modal Kerja 294,539 294,539 Investasi 39,355 39,355 Konsumsi 333,894 333,894 Jumlah 4,500,150 38,994 17,699 56,652 59,983 4,673,477 Perhatian Kusus 2011 Kurang Lancar Diragukan Macet Total Lancar Mata Uang IDR Modal Kerja 2,620,861 19,857 4,352 19,281 54,272 2,718,623 Investasi 944,754 13,475 1,728 42,367 3,503 1,005,827 Konsumsi 525,884 19,267 3,043 9,919 8,061 566,174 4,091,499 52,599 9,123 71,567 65,836 4,290,623 Mata Uang Asing Modal Kerja 290,495 290,495 Investasi 43,269 745 44,014 Konsumsi 1,801 1,801 335,565 745 336,310 Jumlah 4,427,064 53,344 9,123 71,567 65,836 4,626,933 Kredit yang diberikan kepada karyawan terdiri dari kredit yang dibebani bunga untuk membeli rumah, kendaraan bermotor dan keperluan pribadi lainnya, dengan suku bunga per tahun sebesar 0,00% 12,00% untuk tahun 2012 dan 2011. Kredit ini berjangka waktu antara 1 sampai dengan 20 tahun dan dilunasi melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk telah memadai. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, tidak terdapat penyediaan dana kepada pihakpihak berelasi dan pihak ketiga yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Perusahaan. 9. Tagihan Akseptasi dan Liabilitas Akseptasi a. Tagihan Akseptasi Pada tanggal 31 Maret 2012, tidak terdapat tagihan akseptasi yang mengalami penurunan nilai, sedangkan kolektibilitas tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2012 adalah lancar. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2012 adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi. b. Liabilitas Akseptasi 34

Mata uang asing Pihak ketiga 5,916 1,456 Penyisihan penghapusan - Jumlah - Bersih 5,916 1,456 Liabilitas akseptasi pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 merupakan liabilitas kepada bank lain pihak ketiga. Tagihan akseptasi dan liabilitas akseptasi berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah kurang dari atau sama dengan 1 tahun. 10. Pendapatan Bunga yang Masih Akan Diterima Bunga atas : Kredit yang diberikan 15,568 15,988 Efek-efek 936 888 Penempatan pada bank lain - - Jumlah 16,504 16,876 Pendapatan bunga yang masih akan diterima dalam mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 497 juta dan Rp 499 juta pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. 11. Aktiva Tetap 35

Perubahan selama tahun berjalan/ Changes during the year 1 Januari 31 Maret 2012 Penambahan Pengurangan 2012 Biaya perolehan: Tanah 7,559 - - 7,559 Bangunan 89,348 76 (1,119) 88,305 Perbaikan aset yang disewa 14,589 152 (690) 14,051 Inventaris kantor 40,012 976-40,988 Kendaraan 26,840 105-26,945 Aset dalam Penyelesaian - - - - Jumlah 178,348 1,309 (1,809) 177,848 Akumulasi penyusutan dan amortisasi: Bangunan 14,192 1,167-15,359 Perbaikan aset - yang disewa 1,775 822-2,597 Inventaris kantor 28,355 1,541-29,896 Kendaraan 12,684 1,204-13,888 Jumlah 57,006 4,734 0 61,740 Nilai Buku 121,342 116,108 Perubahan selama tahun berjalan/ Changes during the year 1 Januari 31 Desember 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2011 Biaya perolehan: Tanah 7,328 101 (360) 490 7,559 Bangunan 111,889 4,348 (28,696) 1,807 89,348 Perbaikan aset - yang disewa 11,334 3,064 (473) 664 14,589 Inventaris kantor 33,227 6,890 (412) 307 40,012 Kendaraan 22,597 4,900 (657) 26,840 Aset dalam penyelesaian 3,268 - - (3,268) - Jumlah 189,643 19,303 (30,238) - 178,348 Akumulasi penyusutan dan amortisasi: Bangunan 15,233 5,286 (6,327) - 14,192 Perbaikan aset yang disewa 1,375 726 (326) - 1,775 Inventaris kantor 22,645 6,117 (407) - 28,355 Kendaraan 8,596 4,456 (368) - 12,684 Jumlah 47,849 16,585 (7,428) - 57,006 Nilai Buku 141,794 121,342 Beban penyusutan dan amortisasi adalah sebesar Rp 4.731 juta dan Rp 16.585 juta masing masing untuk tahun 2012 dan 2011. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aktiva tersebut pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. 36

12. Aktiva Lain lain Biaya dibayar dimuka 27,658 17,731 Agunan yang diambil alih - bersih 3,189 5,675 Properti terbengkalai - bersih - - Uang jaminan 2,572 2,928 Lain-lain 18,866 3,462 Jumlah - Bersih 52,286 29,796 Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, agunan yang diambil alih disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing masing sebesar Rp 5.130 juta dan Rp 3.796 juta. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, properti terbengkalai sebesar masing masing Rp 166 juta disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing masing adalah sebesar Rp 166 juta. 13. Liabilitas Segera Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 liabilitas segera merupakan liabilitas sehubungan dengan transaksi kliring dan transfer. 14. Simpanan Giro 779,446 617,282 Tabungan 447,383 513,078 Deposito berjangka 4,373,336 4,683,332 Jumlah 5,600,164 5,813,692 37

Giro terdiri dari : Pihak yang berelasi Rupiah 34,666 27,660 Mata uang asing 2,480 10,978 Jumlah 37,147 38,638 Pihak ketiga Rupiah 460,031 456,387 Mata uang asing 282,268 122,257 Jumlah 742,299 578,644 Jumlah 779,446 617,282 a. Tabungan Rupiah Pihak yang berelasi 7,109 3,356 Pihak ketiga 440,274 509,722 Jumlah 447,383 513,078 b. Deposito berjangka terdiri atas: Pihak yang berelasi Rupiah 233,407 651,319 Mata uang asing 4,524 4,442 Jumlah 237,931 655,761 Pihak ketiga Rupiah 4,001,287 3,736,653 Mata uang asing 134,117 290,918 Jumlah 4,135,404 4,027,571 Jumlah 4,373,336 4,683,332 38

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: 2012 2011 Pihak yg Pihak yg berelasi Pihak ketiga Jumlah berelasi Pihak ketiga Jumlah 1 bulan 157,865 2,497,036 2,654,900 580,030 2,893,107 3,473,137 3 bulan 955 881,944 882,899 36,961 724,906 761,867 6 bulan 70,361 552,113 622,474 31,020 372,337 403,357 12 bulan 8,750 204,312 213,062 7,750 37,221 44,971 Jumlah 237,931 4,135,405 4,373,336 655,761 4,027,571 4,683,332 15. Simpanan dari Bank Lain Pihak Ketiga Rupiah Deposito berjangka 33,549 21,315 Giro 15,644 4,978 Call money - - Jumlah 49,193 26,293 Mata uang asing Call money - - Jumlah 49,193 26,293 Giro dari bank lain merupakan simpanan dalam mata uang Rupiah dan tanpa bunga. 16. Liabilitas Lain lain Bunga yang masih harus dibayar 18,093 16,180 Setoran jaminan 3,095 2,879 Premi Penjaminan Pemerintah 0 320 Lain-lain 36,500 9,279 Jumlah 57,688 28,658 17. Modal Saham Modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.000.000 juta yang terdiri dari 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011. 39

Modal Ditempatkan dan Disetor Nama Pemegang Saham Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Modal Disetor Saham Modal Disetor Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 251,932 2,519,321,029 251,932 PT Mitra Wada Kencana 556,706,008 55,671 556,706,008 55,671 PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 16,077 160,770,310 16,077 Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 692 6,916,981 692 Syamsuar Halim 5,680,461 568 5,680,461 568 Sjerra Salim 51,495,306 5,150 51,495,306 5,150 Masyarakat 455,985,788 45,599 455,985,788 45,599 Jumlah 3,756,875,883 375,688 3,756,875,883 375,688 Persentase kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah: Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase Saham Kepemilikan Saham Kepemilikan Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 67.06% 2,519,321,029 67.06% PT Mitra Wada Kencana 556,706,008 14.82% 556,706,008 14.82% PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 4.28% 160,770,310 4.28% Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 0.18% 6,916,981 0.18% Syamsuar Halim 5,680,461 0.15% 5,680,461 0.15% Sjerra Salim 51,495,306 1.37% 51,495,306 1.37% Masyarakat 455,985,788 12.14% 455,985,788 12.14% Jumlah 3,756,875,883 100.00% 3,756,875,883 100.00% 18. Pendapatan Bunga Rupiah Kredit 128,573 89,064 Efek-efek 6,549 7,294 Penempatan pada bank lain 379 2,797 Giro pada Bank Indonesia 4,712 3,810 Jumlah 140,213 102,965 Mata uang asing Kredit 5,211 3,591 Efek-efek 0 26 Penempatan pada bank lain 127 123 Giro pada Bank Indonesia 0 0 Jumlah 5,338 3,740 Jumlah 145,551 106,705 40