PASAR FISIK KARET TERORGANISIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

PERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indo

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Pe

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

TATA CARA LELANG DENGAN KEHADIRAN PESERTA (KONVENSIONAL) Umum UANG JAMINAN

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Mekanisme Perdagangan

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

1 L a y a n a n P e n g a d a a n S e c a r a E l e k t r o n i k. Petunjuk dan Ketentuan Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektonik

BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :..

PERSYARATAN DAN KETENTUAN UMUM Layanan PERTAMINA e-procurement

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :

KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

PERJANJIAN KERJA SAMA

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN POLA PENGELOLAAN KAMAR MANDI/WC UMUM MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUKAAN REKENING. PT. Treasure Fund Investama Sentral Senayan II, Lantai 7 Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan Jakarta 10270

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUKAAN REKENING

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy

PERATURANDANTATATERTI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ESDM. Panas Bumi. Kegiatan Usaha. Penyelenggaraan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Pengawasan. Mutu. SIR

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

Transkripsi:

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR 1. DEFINISI 2. KEPESERTAAN 3. SATUAN TRANSAKSI 4. KUOTASI HARGA 5. JENIS DAN TEMPAT PENYERAHAN 6. JAM PERDAGANGAN 7. KECUKUPAN JAMINAN 8. BIAYA TRANSAKSI 9. KADAR KARET KERING 10. PENGUJIAN KADAR KARET KERING 11. KOMITE 12. SISTEM TRANSAKSI ON-LINE 13. MEKANISME TRANSAKSI LELANG JUAL KESELURUHAN (ALL OR NONE) 14. MEKANISME TRANSAKSI LELANG BELI KESELURUHAN (ALL OR NONE) 15. PENDAFTARAN TRANSAKSI KE LEMBAGA KLIRING 16. MEKANISME PENYELESAIAN TRANSAKSI DALAM LELANG JUAL DAN LELANG BELI 17. GAGAL SERAH 18. GAGAL BAYAR 19. KEWAJIBAN LKP ATAS GAGAL SERAH DAN GAGAL BAYAR 20. KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE) 21. PELANGGARAN DAN SANKSI 22. PERSELISIHAN DAN PENYELESAIAN TERKAIT PENYERAHAN 1

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR 1. DEFINISI 1. Bursa adalah PT. Bursa Berjangka Jakarta yang telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai Penyelenggara Pasar Fisik Karet Terorganisir. 2. Pasar Fisik Karet Terorganisir yang selanjutnya disebut Pasar Fisik Karet adalah pasar fisik Bahan Olah Karet (Bokar) yang difasilitasi oleh Bursa untuk melaksanakan Lelang Jual dan Lelang Beli fisik Karet secara on-line. 3. Peserta Pasar Fisik Karet Terorganisir yang selanjutnya disebut Peserta terdiri dari Penjual dan Pembeli yang telah memperoleh persetujuan oleh Bursa sebagai Peserta dan dari Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagai Peserta Penjaminan untuk melakukan kegiatan perdagangan di Pasar Fisik Karet Terorganisir. 4. Penjual adalah peserta Pasar Fisik Karet yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bursa. 5. Pembeli adalah peserta Pasar Fisik Karet yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bursa. 6. Sistem transaksi on-line adalah Sistem transaksi berbasis internet sebagai sarana akses peserta lelang dalam bertransaksi di Pasar Fisik Karet di Bursa. 7. Lelang Jual adalah penawaran jual paket lelang secara keseluruhan (all or none) dengan menggunakan harga patokan jual (reserved price). 8. Lelang Beli adalah penawaran beli paket lelang secara keseluruhan (all or none) dengan menggunakan harga patokan beli (reserved price). 9. Penawaran Jual Keseluruhan (all or none) adalah penawaran jual dimana penjual harus menjual secara keseluruhan karetnya. 10. Penawaran Beli Keseluruhan (all or none) adalah penawaran beli dimana pembeli harus membeli secara keseluruhan karetnya. 11. Komputer Server adalah komputer induk yang dikelola oleh Bursa dan digunakan sebagai sarana transaksi Pasar Fisik Karet Terorganisir. 12. Komite Pasar Fisik Karet Terorganisir yang selanjutnya disebut Komite adalah perwakilan peserta dan pihak lain yang diangkat oleh Direksi Bursa untuk membantu memberikan saran dan rekomendasi terhadap penyelenggaraan Pasar Fisik Karet Terorganisir. 13. Paket Lelang adalah informasi yang mencantumkan : jenis karet BOKAR SNI (slab, cup lump, dan sit angin), kuantitas berat, mutu, tempat penyerahan serta harga patokan jual atau patokan beli (reserved price) yang akan dilelang. 2

14. Pemenang Lelang dalam Lelang Jual adalah Pembeli dalam lelang keseluruhan (all or none) yang melakukan penawaran dengan harga tertinggi yang mencapai atau melebihi harga patokan jual (reserved price). 15. Pemenang Lelang dalam Lelang Beli adalah Penjual dalam lelang keseluruhan (all or none) yang melakukan penawaran dengan harga terendah yang mencapai atau lebih rendah dari harga patokan beli (reserved price). 16. Hari Kerja Bursa adalah hari yang ditentukan oleh Bursa sebagai hari untuk melaksanakan kegiatan perdagangan. 17. Lembaga Kliring dan Penjaminan yang untuk selanjutnya disebut LKP adalah PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang melakukan fungsi kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi yang terjadi di Pasar Fisik Karet Terorganisir. 18. Gapoktan adalah gabungan beberapa kelompok tani yang bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 19. Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) adalah unit usaha yang dibentuk oleh dua atau lebih kelompok pekebun sebagai tempat penyelenggaraan bimbingan teknis pekebun, pengolahan, penyimpanan sementara dan pemasaran Bokar. 20. Bokar adalah Bahan Olah Karet (BOKAR) yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M) untuk diperdagangkan di Bursa dalam bentuk slab, cup lump dan sit angin. 2. KEPESERTAAN 1. Peserta terdiri dari: a. Pembeli, yang terdiri dari: (i) Badan Usaha; (ii) Pedagang Perorangan; b. Penjual, yang terdiri dari : (i) Badan Usaha; (ii) Pedagang Perorangan; (iii) Kelompok Tani; (iv) Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani); (v) UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) 2. Persyaratan menjadi peserta: a. Pembeli 1. Badan Usaha (i) Profil Perusahaan (company profile) atau badan usaha; (ii) Akte Pendirian berikut perubahannya; (iii) Bukti persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM atas akte pendirian perusahaan/perubahannya khusus peserta yang berbentuk badan hukum; 3

(iv) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); (v) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); (vi) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggung jawab Badan Usaha; (vii) Surat Keterangan Domisili Badan Usaha yang dikeluarkan oleh Kelurahan setempat; (viii) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Pembeli sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (ix) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 2. Pedagang Perorangan b. Penjual (i) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP); (ii) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); (iii) Surat Pendaftaran Pedagang Pengumpul; (iv) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Pembeli sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (v) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 1. Badan Usaha (i) Profil Perusahaan (company profile) atau badan usaha; (ii) Akte Pendirian berikut perubahannya; (iii) Bukti persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM atas akte pendirian perusahaan/perubahannya khusus peserta yang berbentuk badan hukum; (iv) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); (v) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); (vi) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) penanggungjawab Badan Usaha; (vii) Surat Keterangan Domisili yang dikeluarkan oleh Kelurahan setempat; (viii) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Penjual sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (ix) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam surat keputusan Bersama Direksi 4

Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 2. Pedagang Perorangan (i) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP); (ii) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); (iii) STTP (surat tanda pendaftaran pedagang) yang diterbitkan oleh dinas yang membidangi perdagangan di kabupaten; (iv) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Penjual sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (v) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam surat keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 3. Poktan/ Gapoktan (i) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengurus; (ii) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pengurus; (iii) Fotokopi Surat Keputusan Bupati / Walikota; (iv) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Penjual sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (v) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam surat keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 4. UPPB 3. SATUAN TRANSAKSI (i) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengurus; (ii) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pengurus; (iii) Surat Tanda Registrasi (STRUPPB); (iv) Menempatkan jaminan transaksi pada LKP bagi Penjual sebagai persyaratan untuk jaminan pelaksanaan transaksi yang nilainya akan diatur lebih lanjut pada surat keputusan bersama Bursa dan LKP; (v) Membayar biaya kepesertaan yang nilai dan ketentuan pemungutannya ditetapkan dalam surat keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP setelah dinyatakan sebagai Peserta oleh Bursa dan LKP. 1. Satuan transaksi dinyatakan dalam lot penuh. 5

2. 1 (satu) Lot sama dengan 5 (lima) ton atau sama dengan 5.000 (lima ribu) kilogram. 3. Penawaran beli atau penawaran jual dilakukan minimal 1 (satu) Lot atau kelipatannya. 4. KUOTASI HARGA 1. Kuotasi harga adalah Rupiah per kilogram. 2. Tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 3. Besar kelipatan harga adalah Rp 10/kg (sepuluh rupiah per kilogram). 5. JENIS DAN TEMPAT PENYERAHAN 1. Loco gudang penjual atau tempat yang ditunjuk oleh penjual sebagaimana diatur dalam paket lelang, dimana penjual bertanggung jawab memuat barang sampai diatas mobil angkutan yang dikirim oleh pihak pembeli dan beban biaya yang timbul dalam memuat barang ditanggung oleh penjual. 2. Franco gudang pembeli atau tempat yang ditunjuk oleh pembeli sebagaimana diatur dalam paket lelang, dimana penjual bertanggung jawab mengantarkan barangnya ke gudang pembeli dan beban biaya yang timbul dalam menurunkan barang ditanggung oleh pembeli. 3. Setiap Peserta wajib mendaftarkan gudang atau tempat penyerahan baik Loco maupun Franco kepada Bursa dan LKP. 6. JAM PERDAGANGAN 1. Perdagangan diselenggararakan setiap Hari Kerja Bursa, Senin sampai dengan Jumat, mulai pukul 12.30 WIB (GMT+7) sampai dengan pukul 14:00 WIB (GMT+7) yang setiap harinya dibagi menjadi 2 (dua) sesi perdagangan. 2. Setiap sesi perdagangan dilakukan lelang sebagai berikut: a. Sesi I :Pukul 12.30 WIB (GMT+7) sampai dengan 13.00 WIB (GMT+7); dan b. Sesi II :Pukul 13.30 WIB (GMT+7) sampai dengan 14.00 WIB (GMT+7). Jam yang menjadi patokan adalah jam di Komputer Server yang dapat dimonitor oleh komputer Peserta. 3. Jam perdagangan tersebut di atas dapat diubah dari waktu ke waktu oleh Bursa berdasarkan rekomendasi tertulis dari Komite dan disetujui oleh Bappebti. 7. KECUKUPAN JAMINAN 1. Sebelum dimulainya sesi perdagangan, LKP akan menyampaikan informasi kepada Bursa secara elektronis atas kecukupan jaminan transaksi pembeli dan jaminan transaksi penjual. 2. Hanya Peserta yang memenuhi persyaratan kecukupan jaminan transaksi sebagaimana angka 1 di atas yang di perbolehkan melakukan transaksi. 6

8. BIAYA TRANSAKSI 1. Bursa dan LKP menetapkan biaya transaksi yang dikenakan kepada setiap peserta yang pemungutannya dilakukan oleh LKP melalui Sistem Penyelesaian Pasar Fisik (SPPF) LKP. 2. Biaya transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas wajib dibayar selambat-lambatnya pada tanggal penyelesaian transaksi (T+4). Apabila tanggal penyelesaian transakasi (T+4) merupakan hari libur, maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya. 3. Biaya Transaksi dan tata cara pemungutannya ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan Bersama Direksi Bursa dan Direksi LKP. 9. KADAR KARET KERING Kadar Karet Kering yang diperdagangkan adalah BOKAR dengan K3 (Kadar Karet Kering) minimal 50% (lima puluh persen). 10. PENGUJIAN KADAR KARET KERING 1. Karet yang akan diperdagangkan di Bursa telah memperoleh hasil Pengujian Kadar Karet Kering (K3) dari Dinas Perkebunan atau Dinas Perdagangan atau lembaga sertifikasi yang telah di-akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau Lembaga Penelitian Karet atau UPPB atau penjual. 2. Pemeriksaaan dan penilaian terhadap Kadar Karet dapat dilaksanakan oleh pihak pembeli. 3. Dalam hal terjadi perselisihan mengenai kadar Karet, maka penyelesaian perselisihan dilakukan melalui uji ulang oleh lembaga penguji independen (independent surveyor) yang ditunjuk oleh LKP. 4. Bursa dan LKP menetapkan prosedur dan ketentuan uji ulang dan hasil uji ulang tersebut merupakan keputusan final bagi para pihak yang berselisih. 5. Hasil uji ulang oleh lembaga penguji independen (independent surveyor), yang di dalamnya termasuk mencantumkan pihak yang dinyatakan salah dalam pelaksanaan uji ulang tersebut, disampaikan langsung kepada para pihak yang berselisih dan ditembuskan kepada LKP. 6. Biaya yang timbul akibat dilaksanakannya uji ulang atas kadar karet dimaksud menjadi beban pihak yang dinyatakan salah. 11. KOMITE 1. Keanggotaan Komite berasal dari perwakilan penjual, pembeli, pihak independen (asosiasi), instansi dinas terkait. Jumlah anggota Komite harus ganjil dan sekurangkurangnya 5 (lima) orang dan maksimal 11 (sebelas) orang. 2. Struktur keanggotaan Komite terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan selebihnya merupakan Anggota. 3. Komite mempunyai tugas sebagai berikut: a. Meneliti dan memberikan pertimbangan secara tertulis kepada Direksi Bursa dan Direksi LKP berkaitan dengan penerimaan calon peserta; 7

b. Meneliti dan memberikan pertimbangan secara tertulis kepada Direksi Bursa dan Direksi LKP berkaitan dengan usulan perubahan spesifikasi dan peraturan Pasar Fisik Karet; c. Memberikan fasilitas mediasi dan bertindak sebagai mediator dalam hal terjadi perselisihan antar peserta; 4. Rapat Komite diadakan atas permintaan Bursa atau atas permintaan Komite dengan persetujuan Direksi Bursa dan Direksi LKP. 5. Keputusan Komite diambil berdasarkan musyawarah mufakat dengan kuorum kehadiran minimal 3 (tiga) anggota yang hadir, apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan adalah sah apabila disetujui oleh lebih dari separuh jumlah anggota komite yang hadir. 6. Dalam hal rapat Komite mengenai perselisihan, maka anggota komite yang merupakan wakil dari peserta yang sedang berselisih tidak diperkenankan untuk hadir dalam rapat komite tersebut. 12. SISTEM TRANSAKSI ON-LINE 1. Kewajiban, Hak dan Larangan dalam Sistem Transaksi On-Line: a. Kewajiban Peserta: (i) Memiliki sarana yang terhubung ke internet dan memiliki alternatif sambungan internet. (ii) Bertanggung jawab terhadap penggunaan ID dan password dan menjaga agar tidak disalahgunakan pihak lain yang tidak bertanggung jawab. b. Hak Peserta : (i) Penjual berhak menginisiasi suatu lelang jual dan pembeli berhak menginisiasi Lelang Beli. (ii) Pembeli berhak melakukan penawaran terhadap suatu lelang jual dan Penjual berhak melakukan penawaran dalam suatu lelang beli. (iii) Hak tersebut diatas berlaku selama peserta tidak terkena sanksi. c. Larangan Peserta: Peserta sebagai inisiator dilarang bekerja sama dengan peserta lain untuk mengatur harga dengan tujuan memanipulasi harga pasar. 2. Pelaksanaan transaksi melalui Sistem Transaksi On-Line : a. Pengaktifan Akun (i) Setelah mendapat persetujuan Direksi sebagai peserta pasar fisik Karet maka peserta akan diberikan kode akun (account ID) dan kode rahasia (password); (ii) Bursa mengaktifkan kode akun tersebut setelah kode akun (account ID) dan kode rahasia (password) diterima peserta; (iii) Bursa akan menonaktifkan kode akun apabila peserta mendapatkan sanksi. b. Inisiasi Lelang Jual (i) Penjual memasukkan data paket yang akan dilelangkannya ke dalam sistem. Data paket lelang sedikitnya berisi: (a) Jenis Karet 8

(b) Harga awal (Starting Price) (c) Harga patokan (Reserved Price) (d) Kuantitas berat (e) Kadar Karet Kering (f) Tempat penyerahan atau pengambilan (g) Waktu pelaksanaan lelang (ii) Pembelian Pembeli melakukan proses pembelian dengan cara: (a) Memilih paket lelang yang hendak dibelinya ketika lelang berlangsung; (b) Memasukkan harga penawaran yang dikehendakinya; (c) Memasukkan harga penawaran yang lebih tinggi dari harga penawaran sebelumnya. (iii) Penentuan Pemenang (a) Sistem akan menentukan Pemenang Lelang berdasarkan Harga Penawaran tertinggi yang masuk sampai dengan waktu lelang berakhir berdasarkan price time priority; (b) Bila Harga Penawaran tertinggi kurang dari Harga Patokan, tidak ada pemenang lelang. c. Inisiasi Lelang Beli (i) Pembeli memasukkan data paket yang akan dilelangkannya ke dalam sistem. Data paket lelang sedikitnya berisi: (a) Jenis Karet (b) Harga awal (Starting Price) (c) Harga patokan (Reserved Price) (d) Kuantitas berat (e) Kadar Karet Kering (f) Lokasi Penyerahan atau pengambilan (g) Waktu pelaksanaan lelang (ii) Penjualan Penjual melakukan proses penjualan dengan cara: (a) Memilih paket lelang yang hendak dijualnya ketika lelang berlangsung; (b) Memasukkan harga penawaran yang dikehendakinya; (c) Memasukkan harga penawaran yang lebih rendah dari harga penawaran sebelumnya. (iii) Penentuan Pemenang (a) Sistem akan menentukan Pemenang Lelang berdasarkan Harga Penawaran terendah yang masuk sampai dengan waktu lelang berakhir berdasarkan price time priority. (b) Bila Harga Penawaran terendah lebih tinggi dari Harga Patokan, tidak ada pemenang lelang. 3. Ketidakmampuan sementara Sistem Transaksi On-Line. Sistem Transaksi On-Line dianggap tidak berfungsi jika: a. Komputer Server tidak berfungsi karena kegagalan mesin dan/atau piranti lunak dan/atau tidak berfungsinya sarana pendukung; 9

b. Tidak ada peserta Lelang yang berhasil mengakses sistem Transaksi On-Line; atau c. Direksi menyatakan bahwa oleh karena alasan tertentu, yang disebabkan oleh kegagalan sistem komunikasi atau lainnya, transaksi melalui Sistem Transaksi On-Line tidak dapat terlaksana secara teratur. Kegagalan tersebut akan diberitahukan melalui sarana komunikasi yang masih berfungsi. d. Dalam hal terjadi kegagalan sistem maka transaksi yang sudah terjadi dianggap sah dan permintaan penawaran yang masih pending hanya berlaku apabila sistem itu berfungsi kembali pada sesi yang sama e. Dalam hal terjadi kegagalan sistem maka data yang tersimpan dalam sistem Bursa merupakan satu-satunya bukti yang sah. 4. Tanggung Jawab a. Bursa tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kegagalan sistem Transaksi On-Line yang dibuktikan dengan pendapat dari ahli di bidangnya, kecuali kegagalan sistem tersebut merupakan kelalaian petugas bursa. b. Komite dapat menetapkan kegagalan sistem tersebut setelah memperhatikan pendapat ahli di bidangnya, kecuali kegagalan sistem tersebut merupakan kelalaian petugas bursa 5. Transaksi Tutup Sendiri Transaksi Tutup Sendiri adalah transaksi pembelian/penjualan terhadap suatu paket lelang yang diinisiasi oleh dirinya sendiri. Transaksi ini dilarang dan tidak difasilitasi dalam sistem. 6. LKP akan menyampaikan laporan keuangan harian yang menunjukan hak dan kewajiban kepada setiap peserta. 13. MEKANISME TRANSAKSI LELANG JUAL KESELURUHAN (ALL OR NONE) 1. Sebelum bertransaksi, seluruh peserta harus memasukkan kode akun (account ID) dan kode rahasia (password). Penyalahgunaan kode akun menjadi tanggung jawab pemilik kode akun. 2. Penjual memasukkan pilihan bahwa karet yang akan dijual harus dibeli secara keseluruhan (all or none), jenis, kadar, jumlah, cara penyerahan (loco/franco), tempat penyerahan dan harga patokan jual (reserved price) selambat-lambatnya 1 (satu) menit sebelum lelang Paket yang bersangkutan dimulai. Setelah itu sistem akan mengunci secara otomatis. Data paket lelang yang telah dimasukkan tidak bisa diubah sampai sesi tersebut berakhir. 3. Penjual tidak dapat menjual Paket apabila harga penawaran tertinggi lebih rendah dari batas harga patokan jual (reserved price). 4. Pembeli dapat memasukkan penawaran beli selama sesi perdagangan berlangsung. 5. Penawaran beli yang sudah dimasukkan oleh pembeli ke dalam Komputer Server hanya dapat dibatalkan dengan memasukkan penawaran yang lebih baik. 6. Selama sesi perdagangan berlangsung, di layar komputer masing-masing peserta akan ditampilkan informasi mengenai harga penawaran tertinggi dan kode akun 10

dari pembeli yang melakukan penawaran tertinggi tersebut, serta waktu Lelang yang tersisa pada sesi tersebut. 7. Setelah sesi perdagangan yang bersangkutan berakhir, Komputer Server menyampaikan kepada seluruh pembeli mengenai informasi harga penawaran tertinggi dan kode akun dari pembeli yang melakukan penawaran tertinggi tersebut. 8. Setelah pemenang ditentukan, semua penawaran beli dengan identitas pembelinya akan ditampilkan bagi seluruh peserta. Apabila tidak terjadi transaksi, maka Bursa juga akan menginformasikan hal tersebut kepada seluruh peserta. 9. Setelah sesi perdagangan berakhir dan harga penawaran dari pembeli tidak mencapai harga patokan jual (reserved price), maka harga patokan jual (reserved price) tersebut akan diinformasikan kepada seluruh peserta sebelum sesi perdagangan berikutnya dimulai. 14. MEKANISME TRANSAKSI LELANG BELI KESELURUHAN (ALL OR NONE) 1. Sebelum bertransaksi, seluruh peserta harus memasukkan kode akun (account ID) dan kode rahasia (password). Penyalahgunaan kode akun menjadi tanggung jawab pemilik kode akun. 2. Pembeli memasukkan pilihan bahwa karet yang akan dibeli harus dijual secara keseluruhan (all or none), kadar, jumlah, cara penyerahan (loco/franco), tempat penyerahan dan harga patokan beli (reserved price) selambat-lambatnya 1 (satu) menit sebelum lelang Paket yang bersangkutan dimulai. Setelah itu sistem akan mengunci secara otomatis. Data paket lelang yang telah dimasukan tidak bisa diubah sampai sesi tersebut berakhir. 3. Pembeli tidak dapat membeli Paket apabila harga penawaran terendah lebih tinggi dari batas harga patokan beli (reserved price). 4. Penjual dapat memasukkan penawaran jual selama sesi perdagangan berlangsung. 5. Penawaran jual yang sudah dimasukkan oleh penjual ke dalam Komputer Server hanya dapat dibatalkan dengan memasukkan penawaran yang lebih baik. 6. Selama sesi perdagangan berlangsung, di layar komputer masing-masing peserta akan ditampilkan informasi mengenai harga penawaran terendah dan kode akun dari penjual yang melakukan penawaran terendah tersebut, serta waktu Lelang yang tersisa pada sesi tersebut. 7. Setelah sesi perdagangan yang bersangkutan berakhir, Komputer Server menyampaikan kepada seluruh penjual mengenai informasi harga penawaran terendah dan kode akun dari penjual yang melakukan penawaran terendah tersebut. 8. Setelah pemenang ditentukan, semua penawaran jual dengan identitas penjualnya akan ditampilkan bagi seluruh peserta. Apabila tidak terjadi transaksi, maka Bursa juga akan menginformasikan hal tersebut kepada seluruh peserta. 9. Setelah sesi perdagangan berakhir dan harga penawaran dari penjual tidak mencapai harga patokan beli (reserved price), maka harga patokan beli (reserved price) tersebut akan diinformasikan kepada seluruh peserta sebelum sesi perdagangan berikutnya dimulai. 11

15. PENDAFTARAN TRANSAKSI KE LEMBAGA KLIRING 1. Semua transaksi yang telah terjadi di Bursa wajib diteruskan oleh Bursa secara elektronis kepada LKP untuk dilakukan pendaftaran dan penyelesaian transaksi. 2. Atas transaksi yang terjadi, Pembeli wajib melakukan pembayaran uang muka kepada LKP sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai transaksi untuk setiap lotnya. 16. MEKANISME PENYELESAIAN TRANSAKSI DALAM LELANG JUAL DAN LELANG BELI 1. Dalam hal terjadi transaksi, Bursa akan menginformasikan melalui Komputer Server mengenai hasil lelang kepada pemenang baik pembeli maupun penjual dan LKP. 2. Selambat-lambatnya pada hari ketiga setelah transaksi (T + 3): a. Penjual wajib menyiapkan barang di tempat penyerahan yang telah ditentukan sesuai paket lelang selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. b. Pembeli melakukan pemeriksaan Kadar Karet Kering dan/atau refraksi yang dilakukan di gudang sesuai dengan tempat penyerahan yang telah ditentukan sesuai paket lelang selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB. c. Pembeli melakukan penimbangan di gudang sesuai dengan paket lelang selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB. d. Penjual menyampaikan dokumen penyerahan dan tagihan invoice final secara elektronik kepada LKP selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB. e. LKP menyampaikan dokumen penyerahan dan invoice final secara elektronik ke Bursa selambat-lambatnya pukul 13.00 WIB. f. Penjual memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa barang sudah diserahkan kepada pembeli sesuai dengan paket lelang selambat-lambatnya pukul 13.30 WIB. g. Pembeli memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa barang sudah diterima Pembeli sesuai paket lelang selambatlambatnya pukul 14.00 WIB. h. LKP menyerahkan dokumen penyerahan dan tagihan invoice final kepada Pembeli selambat-lambatnya pukul 14.15 WIB. i. LKP menyampaikan dokumen penyerahan dan invoice final ke Bursa selambat-lambatnya pukul 14.15 WIB. j. Pembeli melakukan pembayaran secara penuh kepada LKP atas kekurangan pembayaran transaksi yang dilakukan paling lambat pukul 14.30 WIB. 3. Selambat-lambatnya pada hari keempat setelah transaksi (T+4), LKP melakukan pembayaran secara penuh kepada penjual, kecuali Bursa dan LKP belum menerima konfirmasi sebagaimana diatur pada ayat (2) huruf g. 4. Pada hari kelima setelah transaksi (T + 5), penjual wajib menginformasikan melalui sistem ke Bursa dan LKP bahwa pembayaran sudah diterima. 17. GAGAL SERAH 12

Apabila penjual gagal menyediakan seluruh barang di tempat penyerahan sesuai dengan paket lelang/satuan lot pada hari ketiga setelah transaksi (T+3), maka penjual dianggap gagal serah total dan tidak berhak atas pembayaran. 18. GAGAL BAYAR Apabila pembeli gagal melakukan pembayaran kepada penjual pada hari keempat setelah transaksi (T+4), maka pembeli dianggap gagal bayar. 19. KEWAJIBAN LKP ATAS GAGAL SERAH DAN GAGAL BAYAR 1. LKP hanya wajib menyerahkan dana jaminan pihak yang gagal kepada lawan transaksinya. 2. Besar dana jaminan yang dibayar oleh peserta ditetapkan oleh LKP bersama Bursa yang besarnya dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai transaksinya. 20. KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE) 1. Dalam hal salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajiban berdasarkan peraturan ini secara benar dan tepat waktu yang disebabkan oleh keadaan kahar (Force Majeure) maka pihak yang mengalami keadaan kahar (Force Majeure) tersebut tidak bertanggung jawab kepada pihak lain atas kerugian atau keterlambatan dalam memenuhi kewajibannya, sepanjang pihak yang mengalami keadaan kahar (Force Majeure) tersebut memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain pada kesempatan pertama sejak saat terjadinya keadaan kahar (Force Majeure). 2. Keadaan kahar (Force Majeure) adalah suatu kejadian yang berada di luar kesalahan atau kekuasaan salah satu pihak seperti banjir, gempa bumi, topan, gunung meletus, perang, kerusuhan, pemberontakan, wabah penyakit, dan lainlain. 21. PELANGGARAN DAN SANKSI Pelanggaran terhadap Peraturan dan Tata Tertib Pasar Fisik Karet dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kategori pelanggaran sebagai berikut: 1. Pelanggaran ringan a. Dalam lelang jual: (i) Penjual tidak menyerahkan dokumen dan invoice final kepada LKP (ii) Penjual tidak memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa barang sudah diambil pembeli dan invoice sudah diserahkan/dikirim kepada pembeli (iii) Penjual tidak memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa pembayaran sudah diterima b. Dalam lelang beli: (i) Pembeli tidak memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa barang sudah diterima sesuai dengan paket lelang 13

(ii) Pembeli tidak memberikan konfirmasi melalui sistem kepada Bursa dan LKP bahwa telah melakukan pembayaran kepada penjual dan tidak menginformasikan melalui sistem ke Bursa dan LKP. 2. Pelanggaran berat a. Pembeli gagal melakukan pembayaran sejumlah nilai dari jumlah lot yang diserahkan b. Penjual gagal menyediakan seluruh barang di gudang sesuai dengan paket lelang c. Pembeli dan Penjual melakukan manipulasi pasar dan harga transaksi yang terjadi di Bursa. 3. Terhadap pelanggaran ringan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) dapat dikenakan sanksi berupa peringatan dan/atau denda sampai dengan jumlah maksimal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) berdasarkan keputusan Direksi Bursa dan Direksi LKP yang tata cara penyetorannya akan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan bersama Bursa dan LKP. 4. Terhadap pelanggaran berat sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (2) dapat dikenakan sanksi berupa: a. Pembekuan sementara (suspensi) sebagai peserta dan/atau denda sampai dengan jumlah maksimal Rp.10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah) berdasarkan keputusan Direksi Bursa dan Direksi LKP yang tata cara penyetorannya akan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan bersama Bursa dan LKP. b. Pencabutan sebagai peserta. 22. PERSELISIHAN DAN PENYELESAIAN TERKAIT PENYERAHAN 1. Perselisihan yang menyangkut kadar karet kering diselesaikan melalui: a. Uji ulang yang dilakukan oleh lembaga penguji kadar karet independen (independent surveyor) yang ditunjuk oleh LKP dan hasil uji ulang tersebut bersifat final bagi para pihak yang berselisih. b. Penyampaian hasil uji ulang oleh lembaga penguji kadar karet independen (independent surveyor) disampaikan langsung kepada para pihak yang berselisih dan ditembuskan kepada LKP. c. Pada saat awal biaya penguji kadar karet kering dibayar oleh yang mengajukan usulan uji ulang. d. Biaya yang timbul akibat uji ulang menjadi beban pihak yang dinyatakan salah. 2. Dalam hal terjadi perselisihan diluar Pasal 22 ayat (1) dapat diselesaikan melalui: a. Musyawarah untuk mencapai mufakat diantara peserta yang berselisih; atau b. Forum mediasi yang diadakan oleh Komite Pasar Fisik Karet. c. Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAKTI). 14