1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata masih menjadi basis perekonomian Provinsi Bali. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Lot merupakan salah satu daya tarik wisata (DTW) di Bali yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PE DAHULUA. Infrastructure. 1 Sub Index lainnya adalah T&T Regulatory Framework dan T&T Business Environtment and

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Setiap kali mendengar nama Pulau Bali, yang langsung terlintas di kepala

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional semakin besar. Ini terasa saat perekonomian nasional menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam. Pariwisata mengalami peningkatan kontribusinya naik dari 10% menjadi 17% dari total ekspor barang dan jasa Indonesia dan posisinya sebagai penyumbang devisa terbesar meningkat dari peringkat lima menjadi peringkat empat dengan penghasilan devisa sebesar 10 Milyar USD. Sementara itu, kontribusinya secara langsung terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sudah mencapai 3,8% dan jika memperhitungkan efek penggandanya, kontribusi pariwisata pada PDB mencapai sekitar 9%. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah mencapai 10,18 juta orang atau 8,9% dari total jumlah pekerja sehingga merupakan sektor pencipta tenaga kerja terbesar keempat (Kemenparekraf, 2014). Manfaat dari perkembangan pariwisata sangat dirasakan oleh Provinsi Bali. Berdasarkan kajian ekonomi regional provinsi bali pada triwulan I,II dan III tahun 2014 yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sektor-sektor ekonomi yang paling mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), pertanian dan jasa-jasa. Rincian mengenai pangsa utama sektor ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini: 1

Tabel 1.1 Pangsa Utama Sektor Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali tahun 2014 Pangsa Utama Triwulan (dalam %) I II III PHR 32,41 32,86 32,28 Pertanian 17,03 17,00 17,00 Jasa-jasa 15,15 14,98 15,58 Sumber: Bank Indonesia, 2014 Dari laporan tersebut dapat diketahui bahwa perkembangan perekonomian di Provinsi Bali sangat dipengaruhi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang didorong oleh industri pariwisata. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi Provinsi Bali, yang memang sudah terkenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia, tidak perlu dipertanyakan lagi. Tidak tersedianya sumber daya alam migas, hasil hutan, ataupun industri manufaktur yang berskala besar, maka pariwisata telah menjadi sektor andalan dalam pembangunan Bali (Pitana, 2005). Tragedi Bom Bali pada tahun 2002 sempat mematikan pariwisata Bali namun Bali mampu bangkit dari keterpurukan. Perlahan-lahan wisatawan mulai berdatangan kembali ke Bali. Tabel 1.2 memberikan rincian jumlah kedatangan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Bali dari tahun 2010-2014: Tabel 1.2 Jumlah Kedatangan Wisatawan dari tahun 2010-2014 Jumlah Kedatangan Wisatawan Tahun Mancanegara Nusantara Total (Orang) (Orang) 2010 2.493.058 4.646.343 7.139.401 2011 2.756.579 5.675.121 8.431.700 2012 2.892.019 6.063.558 8.955.577 2013 3.278.598 6.976.536 10.255.134 2014 3.766.638 6.392.460 10.159.098 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015 2

Dari tahun 2010 sampai tahun 2014, jumlah kedatangan wisatawan nusantara lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan mancanegara. Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan setiap tahunnya namun jumlah kedatangan wisatawan nusantara pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 8,37% dari tahun 2013. Menurut harian online Antara News (2015) mengungkapkan bahwa penuruan jumlah wisatwan nusantara pada tahun 2014 disebabkan oleh adanya aktifitas politik nasional dan larangan pejabat pemerintahan untuk melakukan pertemuan di hotel. Keunikan berupa budaya Bali dan panorama alam menjadi faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Keunikan tersebut tersebar di seluruh penjuru Pulau Bali berupa daya tarik wisata salah satunya yaitu Kabupaten Bangli. Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai. Wilayahnya berada diantara Kabupaten Gianyar, Buleleng dan Karangasem. Daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Bangli diantaranya: Penelokan Batur, Desa Penglipuran, Pura Kehen, Toya Bungkah, Pura Penulisan, Trunyan dan Gunung Batur. Jumlah kedatangan wisatawan pada daya tarik wisata di Kabupaten Bangli mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini: 3

Tabel 1.3 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangli Tahun 2010-2014 No. Daya Tarik Wisata Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Penulisan 2.197 1.217 899 800 1.026 2 Pura Kehen 13.073 13.291 12.669 10.373 16.563 3 Penelokan Batur 368.363 488.933 458.184 509.983 500.324 4 Desa Trunyan 5.229 5.560 14.432 16546 15.184 5 Desa Penglipuran 37.043 32.503 32.668 41.813 64.692 6 P3GB (Perhimpunan Pramuwisata - - 29.300 37.122 49.818 Pendakian Gunung Batur) Total 425.905 541.504 548.152 616.637 647.607 Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015 Desa Wisata Penglipuran merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Dibandingkan dengan lima daya tarik wisata lainnya di Kabupaten Bangli, Desa Penglipuran menempati urutan kedua setelah Penelokan Batur. Desa ini memiliki keunikan berupa struktur desa tradisional Bali Aga yang terlihat seragam dari hulu ke hilir, sebagai upaya konservasi yang dilakukan oleh Desa Adat Penglipuran untuk melestarikan budaya. Konservasi dilakukan dengan menyeragamkan bentuk pintu masuk rumah atau yang disebut dengan angkulangkul dan mempertahankan bentuk asli dari bale saka enam dan dapur tradisional Desa Penglipuran. Pemerintah daerah kemudian melihat keunikan tersebut sebagai potensi wisata yang sangat menarik untuk dikembangkan, sehingga pada tahun 1993 Desa Tradisional Penglipuran ditetapkan sebagai salah satu tujuan wisata oleh Pemerintah Kabupaten Bangli. Pengelolaan Desa Wisata diserahkan kepada Desa Adat Penglipuran dengan pembagian retribusi tiket masuk sebesar 60% untuk pemerintah daerah dan 40% untuk Desa Adat. Kemudian pada tanggal 1 Mei 2012 diserahkan pengelolaan Desa Wisata 4

Penglipuran kepada Lembaga Pengelola Desa Wisata Penglipuran sebagai perpanjangan tangan Desa Adat. Penetapan Lembaga Pengelola Desa Wisata Penglipuran tersebut dalam upaya menciptakan manajemen yang lebih profesional dan tetap bertanggung jawab secara penuh terhadap Desa Adat Penglipuran (Sendra. dkk, 2013). Pembentukan badan pengelola diiringi dengan peluncuran visi baru dan penandatanganan prasasti di Desa Wisata Penglipuran yaitu Desa Wisata Penglipuran Berbasis Masyarakat pada 15 Desember 2012. Meskipun pemerintah masih mendominasi dalam pembagian retribusi tiket masuk Desa Wisata Penglipuran yaitu sebanyak 60%, Masyarakat Desa Penglipuran berusaha memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan pariwisata secara langsung melalui usaha penjualan cinderamata, usaha warung makanan dan minuman. Setelah terbentuknya Badan Pengelolan kemudian dibuat paket wisata Penglipuran Village Tour, yang diiringi dengan disediakannya rumah penduduk sebagai penginapan. Badan Pengelola juga menunjuk beberapa masyarakat lokal untuk menjadi karyawan di Badan Pengelola. Sebagai salah satu daya tarik wisata yang mempunyai visi untuk mewujudkan pariwisata berbasis masyarakat, tentu sangat mengutamakan peran masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Demartoto (2012) mengungkapkan bahwa selain kurangnya peran masyarakat dalam pengelolaan, kurang berhasilnya pariwisata berbasis masyarakat juga disebabkan oleh minimnya peran perempuan. Secara tidak langsung hal tersebut berarti bahwa keberhasilan pariwisata berbasis masyarakat ditentukan oleh peran masyarakat termasuk juga perempuan. Perempuan sebagai bagian dari masyarakat memiliki hak dan potensi untuk ikut serta dalam kegiatan pariwisata berbasis masyarakat. 5

Keterlibatan perempuan dalam pariwisata dapat mengurangi ketimpangan gender dalam pembangunan. Promosi akan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu agenda dalam Third Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB pada tahun 2000 berdasarkan hasil kesepakatan bersama 189 kepala negara anggota PBB termasuk Indonesia (Handayani dan Sugiarti, 2002). Sektor pariwisata merupakan salah satu program pembangunan yang dapat mendukung kebijakan tersebut, namun pada prakteknya tetap memposisikan perempuan di level bawah. Berbagai ketidakadilan seperti ketimpangan upah dan terkonsentrasinya perempuan pada pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan tinggi masih menjadi persoalan dengan alasan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor publik yang merupakan wilayah kerja lakilaki (Wirartha, 2011). Sementara itu, pemberdayaan perempuan masih dipahami hanya sebatas melibatkan perempuan sebagai tenaga kerja bukan pada ranah pengambil keputusan padahal pemberdayaan perempuan diupayakan untuk membuat perempuan mandiri dan dapat terlibat dalam pengambilan keputusan baik bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat hingga bangsa dan negara. Melihat data jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli dimana Desa Wisata Penglipuran menempati urutan kedua. Meningkatknya pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran kemungkinan dapat meningkatkan kualitas Desa Wisata Penglipuran, sehingga penting untuk dilakukan sebuah penelitian terkait dengan pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran. 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini mengkaji tiga rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran? 2. Sejauhmana pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran ditinjau berdasarkan lima kriteria matrik Longwe? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran. 2. Untuk mengetahui pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran ditinjau berdasarkan lima kriteria matrik Longwe. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dalam menerapkan konsep pariwisata, teori pemberdayaan perempuan dan konsep gender yang didapatkan dalam mata kuliah wisata perdesaan. 2. Manfaat Praktis 7

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait seperti pemerintah kabupaten dan badan pengelola Desa Wisata Penglipuran dalam membuat kebijakan terkait pemberdayaan perempuan untuk mendukung gerakan keadilan dan kesetaraan gender serta menjadi bahan pertimbangan dalam membuat strategi pengembangan Desa Wisata Penglipuran yang lebih berperspektif gender untuk mendukung visi Desa Wisata Penglipuran berbasis masyarakat. 1.5 Sistematika Penulisan Susunan penulisan laporan penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang diangkatnya topik ini sebagai bahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini membahas mengenai tinjauan dari penelitian sebelumnya dan konsep dan teori yang menjadi landasan penelitian ini. Konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: konsep pariwisata, teori pemberdayaan perempuan dan konsep gender. 8

BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai batas-batas penelitian yang dilakukan dan cara dalam mendapatkan data. Isi dari bab ini diantaranya; ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan dari rumusan masalah yaitu pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata di Desa Wisata Penglipuran dan pemberdayaan perempuan dalam aktivitas pariwisata ditinjau dari lima kriteria matrik Longwe. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dimana akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti. 9