Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa

dokumen-dokumen yang mirip
Khofifah Indar Parawansa

BIDANG SOSIAL BUDAYA. Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

RANCANGAN. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : Tahun 2016

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI PERIODE

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI BALI TAHUN

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK IND()NESIA BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH UNTUK SISTEM INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL APLIKASI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA TAHUN Pembinaan Anak Terlantar bantuan.

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

Progress Report Peningkatan Kesejahteraan Sosial di 50 Kabupaten Tertinggal. Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014

JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi. Hasil pelaksanaan urusan Sosial tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

KEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2015

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

13. URUSAN WAJIB SOSIAL

P E P E N N A Z A R U D D I N S e k r e t a r i s D i t j e n. P e m b e r d a y a a n S o s i a l K e m e n t e r i a n S o s i a l R I

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

Kebijakan Pengelolaan Data Program Rehabilitasi Sosial

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RAPAT KOORDINASI DAN PENGENDALIAN DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TRIWULAN III. Disampaikan Oleh Dr. GUNTUR TALAJAN,SH.

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

Created with XFRX, commercial use prohibited. Hal 1 dari 5

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, Juni 2017 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TABEL 2.1 PENCAPAIAN KINERJA PERANGKAT DAERAH PD : DINAS SOSIAL KABUPATEN BOGOR. Target Indikator Lainnya. Target IKK

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Transkripsi:

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa Disampaikan pada : Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII di Hotel Grand Inna Muara, Padang Sumatera Barat Tanggal 19 April 2015

POSISI STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

POSISI STRATEGIS PEMBANGUNAN KESOS : Pembangunan kesejahteraan sosial pada hakikatnya merupakan piranti dalam mewujudkan keadilan sosial secara konkrit melalui redistribusi hasil-hasil pembangunan yang dicapai bagi penduduk miskin, marginal dan rentan melalui kebijakan dan strategi yang merespon kebutuhan masyarakat (responsive), tepat sasaran (reliable) dan membangun masyarakat yang berketahanan sosial

PENYELENGGARAAN KESOS Upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial (UU Nomor 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial)

PEMBERDAYAAN SOSIAL REHABILITASI SOSIAL JAMINAN SOSIAL PERLINDUNGAN SOSIAL PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UU NO. 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL UUD 1945 UU NO. 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN TERWUJUDNYA KETAHANAN SOSIAL SEBAGAI DASAR KETAHANAN NASIONAL TERPENUHINYA HAK DASAR PMKS DAN TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) SUMBER DAYA MANUSIA DAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) JATI DIRI BUDAYA BANGSA INDONESIA 5

7 MASALAH UTAMA 1 2 3 4 5 6 7 KEMISKINAN KETERLANTARAN KECACATAN KETUNAAN SOSIAL KORBAN BENCANA KORBAN TINDAK KEKERASAN KETERPENCILAN

26 PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) 1. Anak balita terlantar 9. Penyandang disabilitas 18. Korban Trafficking 2. Anak terlantar 3. Anak yang berhadapan dengan hukum 4. Anak Jalanan 5. Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) 6. Anak yang menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah 7. Anak yang memerlukan perlindungan khusus 10. Tuna Sisila 11. Gelandangan 12. Pengemis 13. Pemulung 14. Kelompok Minoritas 15. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) 16. Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) 19. Korban Tindak Kekerasan 20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) 21. Korban Bencana Alam 22. Korban Bencana Sosial 23. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 24. Fakir Miskin 25. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 8. Lanjut Usia Terlantar 17. Korban Penyalahgunaan NAPZA 26. Komunitas Adat Terpencil 7

12 POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) 1. Pekerja Sosial Profesional 2. Pekerja Sosial Masyarakat 3. Taruna Siaga Bencana 4. Lembaga Kesejahteraan Sosial 5. Karang Taruna 6. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga 7. Keluarga Pionir 8. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat 9. Media Massa Pendukung Kesejahteraan Sosial 10. Penyuluh Sosial 11. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan 12. Dunia Usaha

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial SISTEM PENYELENGGARAAN KESSOS Tujuh kelompok prioritas : 1. Kemiskinan 2. Ketelantaran 3. Kecacatan 4. Keterpencilan 5. Ketunaan sosial dan Penyimpangan perilaku 6. Korban bencana; dan/atau 7. Korban tindak kekerasan, ekploitasi, dan diskriminasi In line In line 1.Jaminan Sosial 2.Perlindungan Sosial 3.Rahabilitasi Sosial 4.Pemberdayaan Sosial Kebijakan : Penguatan infrastruktur kelembagaan sosial; Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; Penguatan jejaring kerja; Perluasan jangkauan pelayanan.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Arah Kebijakan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial 1 2 3 Nawacita 1.3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 1.5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 1.9. Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Prioritas Nasional 2.1. Bantuan beras untuk masyarakat miskin (Raskin). 2.2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). 2.3. Program Keluarga Harapan (PKH). 2.4. Pemulangan Pekerja Migran Bermasalah 2.5. Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA Program Pendukung 3.1. Penguatan Kapasitas SDM Kesejahteraan Sosial. 3.2. Verifikasi dan Validasi Data. 3.3. Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Sertifikasi Pekerja Sosial 3.4. Penguatan Tatakelola dan Partisipasi Publik

Nawa Cita 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Arah Kebijakan Penyelenggaraan Perlindungan Sosial yang Komprehensif Perluasan dan Peningkatan Pelayanan Dasar Strategi Penataan Asistensi Sosial (Reguler dan Temporer) Pemenuhan Hak dasar dan Inklusifitas Penyandang disabilitas, Lanjut Usia dan Masyarakat Marjinal Perluasan Cakupan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bagi penduduk miskin dan rentan serta pekerja sektor informal Penguatan Kelembagaan dan koordinasi melalui penguatan kualitas dan ketersediaan tenaga kesejahteraan sosial, standardisasi kelembagaan kesejahteraan sosial serta pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu Peningkatan ketersedian infrastruktur dan sarana pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan Penjangkauan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan Penyempurnaan pengukuran kemiskinan yang, menyangkut kriteria, standardisasi, dan pengelolaan data terpadu Penguatan peran kelembagaan sosial dalam mengembangkan sistem layanan rujukan terpadu pada tingkat kabupatan/kota hingga desa/kelurahan 12

Nawa Cita 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Arah Kebijakan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan/ Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Strategi Peningkatan Kapasitas dan ketrampilan penduduk miskin dan rentan melalui peningkatan kualitas pendampingan usaha ekonomi produktif Terbentuknya masyarakat sejahtera mandiri dalam pengembangan potensi lokal dan pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan

Nawa Cita 9: Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Arah Kebijakan Penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara kesejahteraan sosial Strategi Penyelenggaraan penyuluhan sosial untuk peningkatan kesadaran masyarakat dan pengembangan kesetiakawanan sosial Penguatan peran pemerintah pusat, daerah & berbagai unsur masyarakat dlm penyelenggaraan keserasian sosial dan kesetiakawanan sosial Peningkatan jejaring kerja keserasian sosial dan kesetiakawanan sosial

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Kegiatan Tahun 2015 Penataan Asistensi Sosial (Reguler) 3,5 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) Menerima Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) 27.000 Lanjut Usia Terlantar Mendapat Asistensi Sosial 22.000 Orang Dengan Disabilitas Berat Mendapat Asistensi Sosial 121.008 Anak Mendapat Asistensi Sosial

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Kegiatan Tahun 2015 6.340 Orang Tuna Sosial yang menerima bantuan UEP Penataan Asistensi Sosial (Temporer) 10.000 Korban NAPZA menerima rehabilitasi sosial selama 6 bulan 50.000 Orang Pekerja Migran Bermasalah Menerima Bantuan Pemulangan sampai ke Provinsi asal 1.670 Orang KTK Menerima Bantuan Pemulihan Psikososial 5.300 Orang Eks-KTK dan PMB Menerima Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) 15.530.897 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang menerima Raskin

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Kegiatan Tahun 2015 Penataan Asistensi Sosial (Temporer) 15.530.897 Rumah Tangga Sasaran (RTS) + 500.000 RTS Buffer + 340 RTS PMKS Menerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) selama 3 bulan 155.000 Orang Korban Bencana Alam yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar * 200.000 Orang Korban Bencana Sosial yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar 2.166 KK KAT yang menerima bantuan pembangunan/ bahan bagunan rumah * Data estimasi

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Pemenuhan Hak Dasar dan Inklusifitas Penyandang Disabilitas, Lanjut Usia dan Masyarakat Marjinal Kegiatan Tahun 2015 1,799 Juta PMKS yang didaftarkan untuk mendapatkan NIK 6 UPT Badiklit dan Pusdiklat mendapatkan perbaikan sarana kediklatan untuk aksesibilitas bagi penyandang disabilitas

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Perluasan Cakupan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bagi Penduduk Miskin dan Rentan serta Pekerja Sektor Informal Kegiatan Tahun 2015 1,799 Juta PMKS verifikasi dan validasi data PBI Jamkes dan PMKS

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Penguatan Kelembagaan dan Koordinasi melalui Penguatan Kualitas dan Ketersediaan Tenaga Kesejahteraan Sosial, Standardisasi Kelembagaan Kesejahteraan Sosial serta Pengembangan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Kegiatan Tahun 2015 670 Orang Pendamping Perlindungan Sosial Anak (Sakti Peksos) 677 Orang Pendamping Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA 500 Orang Pendamping Konselor Adiksi 500 Orang Pendamping Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) 1.146 Orang Pendamping Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat 114 Orang mendapat ketrampilan khusus di bidang penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah (KTK PMB) 68 Orang mendapat penguatan ketrampilan khusus di bidang penyidik Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Penguatan Kelembagaan dan Koordinasi melalui Penguatan Kualitas dan Ketersediaan Tenaga Kesejahteraan Sosial, Standardisasi Kelembagaan Kesejahteraan Sosial serta Pengembangan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Kegiatan Tahun 2015 2.800 Orang mendapat pelatihan pendampingan PKH 100 Orang mendapat pelatihan Operator Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kabupaten/Kota 1.040 Orang mendapat Pelatihan Family Development Session (FDS) 5.611 Orang Pendamping KUBe 160 Orang Pendamping Komunitas Adat Terpencil (KAT) 583 Orang mengikuti diklat pekerja sosial Pendamping NAPZA 387 Orang mengikuti diklat Konselor Adiksi 1.000 Orang mengikuti Diklat Pendamping ABH

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Penguatan Kelembagaan dan Koordinasi melalui Penguatan Kualitas dan Ketersediaan Tenaga Kesejahteraan Sosial, Standardisasi Kelembagaan Kesejahteraan Sosial serta Pengembangan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Kegiatan Tahun 2015 188 Orang mengikuti ToT Peksos NAPZA, Konselor Adiksi dan Pengelola IPWL 315 Orang mengikuti diklat pengelola IPWL 2.200 Orang mendapat sertifikasi Peksos 105 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) mendapat akreditasi

Nawacita 3 Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur dan Sarana Pelayanan Dasar bagi Penduduk Miskin dan Rentan Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Kegiatan Tahun 2015 24.661 KK Fakir Miskin Menerima Bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni 384 Unit Sarling yang dibangun untuk Masyarakat Miskin 25 Unit Infrastruktur yang dibangun untuk Warga KAT 11 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang dibangun untuk 5 Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), dan 7 IPWL serta 4 pusat Informasi Edukasi 38 UPT, 4 UPT non Satker, 1 pusat informasi dan bimbingan sosial Korban penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan renov/rehab & peralatan 2 Unit Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Mendapatkan Pembangunan dan Perbaikan Gedung serta sarana dan prasarana 5 Unit Pengadaan Kendaraan khusus Roda 4 (Ambulans dan Operasional Satgas)

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur dan Sarana Pelayanan Dasar bagi Penduduk Miskin dan Rentan Kegiatan Tahun 2015 1 Unit Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) dan Pengembangan Aplikasi SIKS 1,799 Juta Verifikasi dan Validasi Data PMKS 15.530.897 Juta Verifikasi dan Validasi Data Penerima Program Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Penjangkauan Pelayanan Dasar bagi Penduduk Miskin dan Rentan Kegiatan Tahun 2015 4.805 Korban Penyalahgunaan Napza 28.653 Orang Penyandang Disabilitas 1.935 Orang Tuna Sosial 31.864 Anak 29.084 Lanjut Usia

Nawacita 3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Penyempurnaan Pengukuran Kemiskinan yang menyangkut Kriteria, Standardisasi, dan Pengelolaan Data Terpadu Kegiatan Tahun 2015 2 Penelitian Evaluasi tentang Prevalensi PMKS sampai ke tingkat Kecamatan, dan Konsep serta Kriteria Kemiskinan

Nawacita 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Peningkatan Kapasitas dan Ketrampilan Penduduk Miskin dan Rentan melalui Peningkatan Kualitas Pendampingan Usaha Ekonomi Produktif Beberapa Kegiatan Tahun 2015 2.166 Warga KAT yang menerima bantuan pembangunan/bahan bagunan rumah 349.400 KK Fakir Miskin Menerima UEP KUBE 179 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) melaksanakan Peningkatan Ketrampilan Kerja bagi PMKS

Nawacita 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Terbentuknya desa sejahtera mandiri dalam pengembangan potensi lokal dan pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan Kegiatan Tahun 2015 Pilot Project 50 Desa Sejahtera Mandiri di 7 Provinsi

Nawa Cita Ke- 5 Pemerintahan Jokowi JK 2014-2019 29

JENIS KARTU & JUMLAH KARTU* TAHAP AWAL (NOVEMBER & DESEMBER 2014) 1.023.553 161.840 1.023.553 4.520.174 *) TAMBAHAN SETELAH KUNJUNGAN BAPAK PRESIDEN KE SINABUNG, KABUPATEN KARO TANGGAL 29 OKTOBER 2014

PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Data Penerima KKS/PSKS 14,5 juta KK (1 juta sdh dibagi kartu thn 2014) Program Perlindungan Sosial Data Penerima KIP: 17.920.270 jiwa PMKS: 4,9 juta jiwa Data Penerima KIS 81.973.990 jiwa (4.426.010 jiwa sdh dibagi kartu thn 2014) PMKS: 1.799.421 jiwa

Nawacita 9 Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Peyelenggaraan Penyuluhan Sosial untuk Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Pengembangan Kesetiakawanan Sosial Kegiatan Tahun 2015 15.380 orang mengikuti kegiatan pembangunan karakter bangsa tentang nilai Kepahlawanan dan Keperintisan (Contoh Kemah Kebangsaan, Bimbingan Guru tentang nilai kepahlawanan) 12.829 orang mendapatkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang nilai Kepahlawanan dan Keperintisan (Contoh : Ziarah Wista, Wisata Sejarah, Olimpiade Kepahlawanan, Parade Kebangsaan) 320 orang mengikuti pembangunan karakter bangsa tentang nilai kesetiakawanan sosial (Contoh : Lintas Batas Kesetiakawanan Nasional (LBKS) 6600 Orang memperoleh peningkatan kesadaran tentang nilai kesetiakawanan sosial (Contoh : Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS)

Nawacita 9 Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Peyelenggaraan Penyuluhan Sosial untuk Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Pengembangan Kesetiakawanan Sosial Beberapa Kegiatan Tahun 2015 500 Desa mendapatkan bantuan penguatan kearifan lokal dalam rangka membangun keserasian sosial di daerah rawan konflik 15.729 Orang mendapatkan penyuluhan sosial tentang kearifan lokal sesuai nilai-nilai kesetiakawanan sosial

Nawacita 9 Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Beberapa Kegiatan Tahun 2015 Penguatan Peran Pemerintah Pusat, Daerah & berbagai Unsur Masyarakat dlm Penyelenggaraan Keserasian Sosial dan Kesetiakawanan Sosial 1.818 Orang (Karang Taruna) mendapat bimbingan teknis peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan 1.565 Orang mendapat bimbingan sosial dasar PSM 200 Orang Pemantapan Tenaga Pelopor Perdamaian Angkatann 2015 7.250 Orang (Tagana) mendapat ketrampilan khusus di bidang penanggulangan bencana alam 325 Orang mendapat ketrampilan khusus di bidang penanggulangan bencana sosial

Nawacita 9 Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Penguatan Peran Pemerintah Pusat, Daerah & berbagai Unsur Masyarakat dalam Penyelenggaraan Keserasian Sosial dan Kesetiakawanan Sosial Kegiatan Tahun 2015 Pembuatan model dan penyiapan pedoman serta modul penyelenggaraan Nation Character Building (NCB)

Nawacita 9 Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Peningkatan Jejaring Kerja Keserasian Sosial dan Kesetiakawanan Sosial Kegiatan Tahun 2015 Pembentukan Jaringan Kesetiakawanan Sosial sebagai cikal bakal pembentukan Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional (KKSN) untuk penguatan kelembagaan dan penyediaan jejaring kerja dari tingkat pusat ke tingkat daerah. Pembentukan Satgas Kesetiakawanan Sosial di setiap desa/kelurahan @10 Orang sebagai penggerak aksi Kesetiakawanan Sosial Pembentukan Pos Komunikasi Sosial Pembuatan laman www.kesetiakawanan.com Pembuatan laman www.pahlawancenter.com

OPEN PARTNERSHIP DALAM UU 11/2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PP 39/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESOS

UU No. 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB VII : PERAN MASYARAKAT Pasal 38 (1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluasluasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. (2) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dapat dilakukan oleh: a. perseorangan; b. keluarga; c. organisasi keagamaan; d. organisasi sosial kemasyarakatan; e. lembaga swadaya masyarakat; f. organisasi profesi; g. badan usaha; h. lembaga kesejahteraan sosial; dan i. lembaga kesejahteraan sosial asing (3) Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

PP No. 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESOS BAB VII : PERAN MASYARAKAT Pasal 52 : Peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dapat berupa pemikiran, prakarsa, keahlian, dukungan, kegiatan, tenaga, dana, barang, jasa, dan/atau fasilitas untuk Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

PASAL 53 : Peran masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dilakukan dengan kegiatan: 1. Pemberian saran dan pertimbangan dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; 2. Pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial, dan kearifan lokal yang mendukung Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; 3. Penyediaan sumber daya manusia dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; 4. Penyediaan penyediaan dana, jasa, sarana dan prasarana dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; dan/atau 5. Pemberian pelayanan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

www.kawalbansos.com MENGAJAK PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MENGAWAL PROGRAM BANTUAN

TERIMAKASIH