Bulan Muharram Bulan Sial?

dokumen-dokumen yang mirip
Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Keutamaan Laa Ilaaha Illallah

Kaidah Memahami Tauhid

BULAN MUHARRAM BUKAN BULAN SIAL

Sekilas tentang Konsep Iman

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BULAN SURA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Islam Memuliakan Wanita

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Renungan Pergantian Tahun

Allah Telah Mewajibkan Haji Kepada Kalian

3 Wasiat Agung Rasulullah

Islam, Agama Paling Toleran

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Dipublikasikan ulang dari

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Orang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar"

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

MUHARRAM DALAM PANDANGAN ISLAM. Muharram Adalah Bulan Yang Mulia

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

*** Tunaikanlah Amanah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

E٤٢ J٣٣ W F : :

AMALIYYAH KHUSUS HARI ASYURA (10 Muharram) Oleh : Agus Gustiwang Saputra

Kesialan dan Keberuntungan

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH

Motivasi Agar Istiqomah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Mengenal Allah SWT Tuhan Semesta Alam

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono. KARYA : Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Sejarah. Pada 10 Muharam juga telah berlaku:

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku. (Adz-Dzariyaat 51:56)

Perayaan Tahun Baru Islam

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Tafsir Surat Al-Ikhlas

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Bismillahirrahmanirrahim

FATWA-FATWA LEMBAGA TETAP UNTUK RISET ILMIAH DAN FATWA, KERAJAAN SAUDI ARABIA :

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya. Urgensi (Pentingnya) Tauhid dan Pembagiannya

Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan:

Jika Kuburan Dijadikan Tuhan

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Masuk Neraka karena Teman

Renungan Jum'at : Kewajiban Persendian Kita

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

SEBAB SEBAB KELAPANGAN HATI

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

MENGENAL IDUL ADHA SEBAGAI HARI TAUHID DAN HARI KEMANUSIAAN

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Qowaidul Arba 1. 1 Qowaidul Arba adalah empat kaidah yang perlu diketahui oleh setiap orang

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Sifat Surga dan Penghuninya

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

E١١٧ J١٠٩ W F : :

Ebooks. ا ا ا ل ال

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Aktualisasi Makna Hijrah

MUQADDIMAH KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Bukti Cinta Kepada Nabi

DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN

: :

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Transkripsi:

Bulan Muharram Bulan Sial? Di antara bulan-bulan yang dikenal di dalam Islam adalah bulan Muharram. Namun, ironisnya ternyta masih banyak yang kurang tepat dalam memaknai bulan Muharram ini. Berikut adalah beberapa anggapan yang kurang tepat mengenai bulan Muharram 1. Anggapan Sial. Dalam pandangan masyarakat Jawa, Muharram (Suro) merupakan bulan keramat. Sehingga sebagian dari mereka tidak berani untuk menyelenggarkan suatu acara terutama hajatan dan pernikahan. Bila tidak di-indah-kan akan menimbulkan petaka dan kesengsaraan bagi mempelai berdua dalam mengarungi bahtera kehidupan. Hal ini diakui oleh seorang tokoh keraton Solo. Bahkan katanya, Pernah ada yang menyelenggarakan pernikahan di bulan Suro (Muharram), dan ternyata tertimpa musibah!. Maka kita lihat, bulan ini sepi dari acara pernikahan dan hajatan. 2. Nuansa Kesyirikan Yang Aneh. Selain itu, untuk memperoleh keselamatan, diadakan berbagai kegiatan aneh. Sebagian masyarakat mengadakan tirakatan pada malam 1 Suro, entah di tiap desa, atau tempat lain seperti puncak gunung, dst. Sebagiannya lagi mengadakan sadranan, berupa pembuatan nasi tumpeng yang dihiasi aneka lauk dan kembang lalu di larung (dihanyutkan) di laut selatan disertai kepala kerbau dengan keyakinan supaya sang ratu pantai selatan berkenan memberikan berkahnya dan tidak mengganggu. Peristiwa seperti ini dapat disaksikan di pesisir pantai selatan seperti Tulungagung, Cilacap dan lainnya. Di Solo, acara kondang yang menyertai Muharram (Suro) dan sudah menjadi tradisi adalah kirab kerbau bule yang terkenal dengan nama Kyai Slamet di keraton Kasunanan Solo. Peristiwa ini sangat dinantikan oleh warga Solo dan sekitarnya, bahkan yang jauhpun rela bersusah-payah mendatanginya dengan jalan kaki, dst. Apa tujuannya? Tiada lain, untuk ngalap berkah dari sang kerbau, supaya rejekinya lancar, dagangan laris, dan sebagainya. Naudzubillahi min dzalik. Padahal, dalam pandangan banyak orang, kerbau merupakan simbol kebodohan, sehingga muncul peribahasa Jawa untuk menggambarkannya, bodo ela-elo koyo kebo. Acara lainnya adalah jamasan pusaka dan kirab (diarak) keliling keraton. page 1 / 6

Pembaca yang budiman, itulah sekelumit gambaran kepercayaan masyarakat khususnya Jawa terhadap bulan Muharram (Suro). Tahayul semacam ini, diwarisi dari zaman sebelumnya mulai animisme, dinamisme, hindu dan budha. Ketika Islam datang keyakinan-keyakinan tersebut masih kental menyertai perkembangannya. Bahkan terjadi sinkretisasi (pencampuran). Ini bisa dicermati pada sejarah kerajaan-kerajaan Islam di awal pertumbuhan dan perkembangan selanjutya, hingga dewasa ini ternyata masih menyisakan pengaruh tersebut. Lalu, apakah budaya seperti ini patut kita lestarikan? KOREKSI TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT SEPUTAR MUHARRAM (SURO) 1. Keyakinan bahwa bulan Muharram adalah bulan sial. Seperti yang dianut orang Jawa sebagaimana kami paparkan di atas, dalam pembahasan ilmu agama Islam biasa disebut dengan Tathayyur ( ) ﺮ ﻴ ﻄ ﺗ atau Thiyarah ( ) ﺓ ﺮ ﻴ ﻃ yakni suatu anggapan bahwa suatu keberuntungan atau kesialan itu didasarkan pada kejadian tertentu, waktu, atau tempat tertentu. Orang-orang jahiliyyah dahulu meyakini bahwa Tathayyur ini dapat mendatangkan manfaat atau menghilangkan mudharat. Setelah Islam datang, keyakinan ini dikategorikan kedalam perbuatan syirik yang harus dijauhi. Dan Islam datang untuk memurnikan kembali keyakinan bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah Ta ala dan membebaskan hati ini dari ketergantungan kepada selain-nya. Allah Ta ala berfirman, Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Al A raf: 131) Maka, seseorang yang meyakini bahwa barangsiapa yang mengadakan acara pernikahan atau hajatan yang lain pada bulan Muharram itu akan ditimpa kesialan dan musibah, maka orang tersebut telah terjatuh ke dalam kesyirikan kepada Allah Ta ala. Rasulullah mengkabarkan hal tersebut dalam sabdanya, ﺍﻟﻄ ـﻴ ﺮ ﺓ ﺷ ـﺮ ﻙ Artinya: Thiyarah itu adalah kesyirikan. (HR. Ahmad dan At Tirmidzi) Parapembaca, ketahuilah bahwa perbuatan ini digolongkan ke dalam perbuatan syirik karena beberapa hal, yaitu: a) Seseorang yang ber-thiyarah berarti dia meninggalkan tawakkalnya kepada Allah Ta ala. Padahal tawakkal merupakan salah satu jenis ibadah yang Allah Ta ala perintahkan kepada hamba-nya. Segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, semuanya di bawah pengaturan dan kehendak-nya. Keselamatan, kesenangan, musibah, dan bencana, semuanya datang dari Allah Ta ala. page 2 / 6

Allah Ta ala berfirman, Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu, tidak ada suatu makhluk pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasai sepenuhnya). (QS. Hud: 56) b) Seseorang yang bertathayyur berarti dia telah menggantungkan sesuatu kepada perkara yang tidak ada hakekatnya (tidak layak untuk dijadikan tempat bergantung). Ketika seseorang menggantungkan keselamatan atau kesialannya kepada bulan Muharram atau bulan-bulan yang lain, ketahuilah bahwa pada hakekatnya bulan Muharram itu tidak bisa mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Hanya Allah-lah satu-satunya tempat bergantung. Allah Ta ala berfirman, Allah adalah satu-satunya tempat bergantung. (QS. Al Ikhlash: 2) Orang yang ber-tathayyur tidaklah terlepas dari dua keadaan, Pertama: meninggalkan semua perkara yang telah dia niatkan untuk dilakukan. Kedua: melakukan apa yang dia niatkan namun di atas perasaan was-was dan khawatir. Tidak diragukan lagi bahwa dua keadaan ini sama-sama mengurangi nilai tauhid yang ada pada dirinya. 2. Kemudian, keyakinan yang terkait dengan Kerbau Kiai Slamet, Jamasan, pusaka-pusaka tertentu dan sebaginya, ini merupakan keyakinan yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Hal ini karena pelaku ngalap berkah yang seperti itu, mempunyai keyakinan bahwa ada dzat lain yang mampu mendatangkan keselamatan/berkah serta menolak bahaya selain Allah Ta ala. Dalam Al-Qur an Allah Ta ala menerangkan, Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab: Allah.Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-nya. Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zumar: 38) Pembaca, ibadah apa pun bentuknya adalah haram diperuntukkan kepada selain Allah Ta ala. Dan tawakkal, istighatsah (minta keselamatan), isti anah (minta pertolongan), takut dan mengharap adalah ibadah, dan yang lain sebagainya dari macam-macam ibadah semuanya hanya untuk Allah Ta ala. Inilah prinsip tauhid, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah Ta ala semata, yang menjadi landasan paling mendasar di dalam Islam. Barangsiapa yang melanggarnya maka ia jatuh ke dalam kesyirikan. Kecil atau besar-nya kesyirikan tersebut tergantung jenis pelanggarannya. page 3 / 6

Dan sudah merupakan prinsip agama ini bahwa Allah Ta ala adalah satu-satunya Dzat yang berhak di-ibadahi. Setiap peribadahan kepada selain Allah Ta ala adalah ibadah yang batil dan pelakunya terancam kekal di neraka jahannam apabila tidak bertaubat dari perbuatannya. Allah Ta ala berfirman, ﺫ ﻟ ﻚ ﺑ ﺄ ﻥ ﺍﻟﻠ ﻪ ﻫ ﻮ ﺍﻟ ﺤ ﻖ ﻭ ﺃ ﻥ ﻣ ﺎ ﻳ ﺪ ﻋ ﻮﻥ ﻣ ﻦ ﺩ ﻭﻧ ﻪ ﻫ ﻮ ﺍﻟ ﺒ ﺎﻃ ﻞ ﻭ ﺃ ﻥ ﺍﻟﻠ ﻪ ﻫ ﻮ ﺍﻟ ﻌ ﻠ ﻲ ﺍﻟ ﻜ ﺒ ﻴﺮ (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Rabb) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al Hajj: 62) Barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta ala, Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu. (QS. Al-Mu minun: 117). Dan Allah Ta ala menjelaskan bahwa pelaku kesyirikan kekal di neraka jahannam pada ayat-nya, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al Maidah: 72) Maka, apakah patut kita samakan kekuasaan Allah Ta ala Yang Maha Esa dengan makhluk yang lemah? Apalagi dengan hewan, keris, akik, dan batu, yang merupakan benda mati? LANTAS BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG BULAN MUHARRAM ITU? Muharram Adalah Bulan Yang Mulia. Allah Ta ala berfirman: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu (QS. At-Taubah : 36) Imam Ath-Thabari berkata, Bulan itu ada dua belas, 4 diantaranya merupakan bulan haram (mulia), dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya. Mereka mengharamkan peperangan pada bulan tersebut. Sampai seandainya ada seseorang bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya maka dia tidak akan menyerangnya. Bulan yang empat itu adalah Rajab Mudhor, dan tiga bulan berurutan, yaitu Dzulqo dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dengan ini nyatalah khabar-khabar yang disabdakan oleh Rasulullah. Kemudian At-Thabari meriwayatkan beberapa hadits, diantaranya hadits dari sahabat Abu Bakrah, yang diriwayatkan Imam Bukhari (no. 4662), page 4 / 6

Rasulullah bersabda, Wahai manusia, sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dan sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan haram, pertamanya adalah Rajab Mudhor, terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya ban, kemudian Dzulqo dah, Dzulhijjah dan Muharram (Jami ul Bayan 10/124-125) Qotadah berkata, Amalan shalih pada bulan haram pahalanya sangat agung dan perbuatan dhzalim di dalamnya merupakan kedhzaliman yang besar pula dibanding pada bulan selainnya, walaupun yang namanya kedhzaliman itu kapanpun merupakan dosa yang besar (Ma alimut Tanzil 4/44-45) Pada bulan Muharram ini terdapat hari yang pada hari itu terjadi peristiwa yang besar dan pertolongan yang nyata, menangnya kebenaran mengalahkan kebathilan, dimana Allah Ta ala telah menyelamatkan Nabi Musa alaihis sallam dan kaumnya serta menenggelamkan Fir aun dan kaumnya. Hari tersebut mempunyai keutamaan yang agung dan kemuliaan yang abadi sejak dulu. Dia adalah hari kesepuluh yang dinamakan Asyura. (Durusun Aamun, Abdul Malik Al-Qasim, hal.10) 2. Disyariatkan Puasa Asyura. Berdasarkan hadits-hadist berikut ini. Dahulu Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa (HR. Bukhari no. 2001) Tatkala Nabi hijrah ke Madinah beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu, lalu beliau bertanya kepada mereka, Kenapa kalian berpuasa? Mereka menjawab, Sesungguhnya pada hari ini Allah Ta ala telah menyelamatkan Musa dan kaumnya dan membinasakan Fir aun beserta kaumnya. Dan Musa berpuasa pada harinya, maka kamipun berpuasa. Kemudian beliau berkata, Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian. (HR Bukhari no. 2004, Muslim no. 1130). Maka Nabi berpuasa pada hari itu dan memerintahkan untuk melakukan puasanya. 3. Keutamaan Puasa Asyura. Ibnu Abbas d ditanya tentang puasa Asyura, jawabnya, Saya tidak mengetahui bahwa Rasulullah puasa pada hari yang paling dicari keutamaannya selain hari ini (Asyura) dan bulan Ramadhan (HR. Bukhari no. 1902, Muslim no. 1132) Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu, berdasarkan hadits berikut, Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura, jawab beliau, Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu (HR. Muslim no. 1162, Tirmidzi no. 752) 4. Asyura Adalah Hari Ke-10. dari Ibnu Abbas, tatkala Rasulullah berpuasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa, para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara, Maka beliau bersabda, Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari ke-9. Ibnu Abbas berkata, Tahun berikutnya belum datang Rasulullah keburu meninggal (HR. Muslim no. 1134) page 5 / 6

Imam Nawawi berkata, Jumhur ulama salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari Asyura adalah hari ke-10. Yang berpendapat demikian diantaranya adalah Sa id bin Musayyib, Al-Hasan Al-Bashri, Malik bin Anas, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih dan banyak lagi. Pendapat ini sesuai dengan (dzahir) teks hadits dan tuntutan lafadznya. (Syarah Shahih Muslim 9/205) Hanya saja Rasulullah berniat untuk berpuasa hari ke-9 sebagai penyelisihan terhadap ahlul kitab, setelah dikhabarkan kepada beliau bahwa hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashara. Oleh karena itu Imam Nawawi berkata, Imam Syafi i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berpendapat ; Disunnahkan untuk berpuasa hari ke-9 dan ke-10 karena Nabi berpuasa hari ke-10 serta berniat untuk puasa hari ke-9. Sebagian Ulama berkata, Barangkali sebab puasa hari ke-9 bersama hari ke-10 adalah agar tidak menyerupai orang-orang Yahudi jika hanya berpuasa hari kesepuluh saja. Dan dalam hadits tersebut memang terdapat indikasi ka arah itu (Syarah Shahih Muslim 9/205) Selain ada yang berpendapat seperti diatas, sebagian ulama berpendapat hendaknya berpuasa satu hari sebelum dan sesudahnya berdasarkan hadits. Rasulullah bersabda, Berpuasalah hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi, (dengan) berpuasalah 1 hari sebelumnya dan sesudahnya (HR. Ahmad no. 2155). Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang baik untuk mengisi bulan Muharram ini dengan amal shalih, dan menjalankan ibadah puasa Asyura. KESIMPULAN bahwa bulan Muharram atau dikenal dengan Suro merupakan bulan yang mulia. Maka tidak sepantasnya apabila kaum muslimin mempunyai anggapan miring terhadapnya, dengan menjadikan sebagai bulan keramat. Sehingga menyeret mereka jatuh ke lembah kesyirikan, dengan melakukan acara-acara yang merupakan cerminan dari keyakinan mereka yang keliru. Akibatnya dosa yang disandang semakin banyak karena dilakukan pada bulan yang mulia. page 6 / 6