DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH

DD. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERDAGANGAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan UKM Kab. Pasaman Barat. Kata Pengantar

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-N TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

- 1 - WALIKOTA MADIUN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

Review Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BIDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

BUPATI BATANG. PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR L/fl 48 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 129 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamba

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

TARGET KINERJA SASARAN BERASARKAN RENSTRA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG DAN SEKSI

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

JAKARTA, 19 SEPTEMBER

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Metrologi. Legal. Unit Kerja. UPT. Pelaksana. Pelayanan.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

OLEH : AKBP RADIANT, S.I.K., M.HUM. KASUBDIT I / INDAGSI DITresKRIMSUS POLDA JATIM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

Transkripsi:

- 624 - DD. PEMBAGIAN URUSAN AN PERDAGANGAN 1. Perdagangan Dalam Negeri 1. Penetapan pedoman serta pembinaan dan pengawasan pemberian izin usaha perdagangan (SIUP). 1. Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pemberian izin usaha perdagangan. 1. Pemberian izin usaha perdagangan di wilayah 2. Penetapan pedoman dan fasilitasi serta pemberian izin perdagangan jasa bisnis (survey, broker, properti), jasa distribusi (waralaba, penjualan langsung, keagenan/distributor, perwakilan perusahaan perdagangan asing) dan jasa lainnya di bidang perdagangan tertentu. 2. Pembinaan dan pengawasan perdagangan jasa bisnis, jasa distribusi dan jasa lainnya di bidang perdagangan di wilayah 2. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin/pendaftaran jasa bisnis dan jasa distribusi di wilayah 3. Penetapan pedoman, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, serta pemberian izin perdagangan barang kategori dalam pengawasan skala nasional (SIUP Minuman Beralkohol golongan B dan C untuk Importir, Distributor dan Subdistributor, SIUP Bahan Berbahaya untuk Distributor, Pengakuan Pedagang Gula dan Kayu antar Pulau, serta komoditi lain yang akan ditetapkan sebagai barang yang perdagangannya diawasi atau diatur tataniaganya). 3. Pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi serta pemberian izin perdagangan barang kategori dalam pengawasan skala provinsi (SIUP Minuman Beralkohol golongan B dan C untuk Toko Bebas Bea, SIUP Bahan Berbahaya untuk Pengecer dan Rekomendasi SIUP Minuman Beralkohol untuk Distributor dan Subdistributor, Rekomendasi SIUP Bahan Berbahaya untuk Distributor). 3. Pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi serta pemberian izin perdagangan barang kategori dalam pengawasan skala kabupaten/kota (SIUP Minuman Beralkohol golongan B dan C untuk Pengecer, Penjualan Langsung untuk diminum di tempat, Pengecer dan Penjualan Langsung untuk diminum di tempat untuk Minuman Beralkohol mengandung Rempah sampai dengan 15%, Rekomendasi

- 625 - SIUP Bahan Berbahaya, Rekomendasi Pengakuan Pedagang Kayu antar Pulau). 4. Penetapan pedoman, pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), koordinasi, pengendalian, pengawasan penyelenggaraan dan penyajian informasi wajib daftar perusahaan skala nasional. 4. Koordinasi, pengendalian, pengawasan, pelaporan dan penyajian informasi hasil penyelenggaraan wajib daftar perusahaan skala 4. Pengawasan, pelaporan pelaksanaan dan penyelenggaraan serta penyajian informasi pelaksanaan wajib daftar perusahaan skala 5. Penetapan pedoman, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi serta fasilitasi kegiatan perdagangan di wilayah perbatasan, pedalaman, terpencil dan pulau terluar. 5. Koordinasi, dukungan pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi kegiatan perdagangan di wilayah perbatasan, pedalaman, terpencil dan pulau terluar di 5. Dukungan pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan perdagangan di daerah perbatasan, pedalaman, terpencil dan pulau terluar di 6. Penetapan pedoman pembinaan dan pengawasan, pemberian izin, monitoring, evaluasi; pemberian izin sarana perdagangan (pasar/toko modern) dan sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang) tertentu skala nasional dan internasional. 6. Koordinasi, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan persetujuan penyelenggaraan sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan seminar dagang) skala nasional. 6. Pembinaan dan pengawasan, pemberian izin dan rekomendasi skala tertentu, monitoring dan evaluasi sarana perdagangan (pasar/toko modern dan gudang) dan sarana penunjang perdagangan (jasa pameran, konvensi, dan

- 626 - seminar dagang) skala lokal. 7. Penetapan pedoman, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga. 7. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga di 7. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan informasi pasar dan stabilisasi harga di 8. Penetapan pedoman, pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri skala nasional. 8. Pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri skala 8. Pembinaan dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri skala 9. Penetapan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen. 9. Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen di 9. Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen di 10. Sosialisasi, informasi dan publikasi tentang perlindungan konsumen. 10. Sosialisasi, informasi dan publikasi tentang perlindungan konsumen. 10. Sosialisasi, informasi dan publikasi tentang perlindungan konsumen. 11. Pelayanan dan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala nasional. 11. Pelayanan dan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala 11. Pelayanan dan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala

- 627-12. Pembinaan dan Pemberdayaan Motivator dan Mediator Perlindungan Konsumen Skala Nasional. 13. Fasilitasi operasional Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). 12. Pembinaan dan Pemberdayaan Motivator dan Mediator Perlindungan Konsumen skala 13. 12. Pembinaan dan Pemberdayaan Motivator dan Mediator Perlindungan Konsumen skala 13. 14. Fasilitasi pembentukan Perwakilan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (PBPKN) 14. Koordinasi pembentukan dan fasilitasi operasional PBPKN 14. 15. Penetapan kebijakan dan pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). 15. Koordinasi pembentukan BPSK dengan kabupaten/kota di wilayah 15. Pengusulan pembentukan BPSK di kabupaten/kota kepada pemerintah berkoordinasi dengan provinsi dan fasilitasi operasional BPSK. 16. Penetapan kebijakan dan petunjuk teknis pembinaan Lembaga Pemberdayaan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM). 17. Koordinasi dan kerjasama internasional serta lintas sektoral dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen. 16. Koordinasi kegiatan LPKSM dengan kabupaten/kota di wilayah 17. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait skala provinsi dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen. 16. Pendaftaran dan pengembangan LPKSM. 17. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait skala kabupaten/kota dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen.

- 628-18. Pengkajian dan evaluasi implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen. 18. Koordinasi evaluasi implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen. 18. Evaluasi implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen. 19. Penetapan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis dan atau tatacara pengawasan barang beredar dan jasa. 19. Pelaksanaan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pengawasan barang beredar dan jasa. 19. Pelaksanaan kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pengawasan barang beredar dan jasa. 20. Pembinaan dan pengawasan barang beredar dan jasa serta penegakan hukum skala nasional. 20. Pembinaan dan pengawasan barang beredar dan jasa serta penegakan hukum skala 20. Pengawasan barang beredar dan jasa serta penegakan hukum skala 21. Koordinasi pengawasan barang beredar dan jasa skala nasional. 21. Koordinasi pelaksanaan pengawasan barang beredar dan jasa skala 21. Koordinasi pelaksanaan pengawasan barang beredar dan jasa skala abupaten/kota. 22. Sosialisasi kebijakan pengawasan barang beredar dan jasa skala nasional. 22. Sosialisasi kebijakan pengawasan barang beredar dan jasa skala 22. Sosialisasi kebijakan pengawasan barang beredar dan jasa skala abupaten/kota. 23. Pembinaan dan pemberdayaan Petugas Pengawas Barang Beredar dan Jasa (PPBJ) skala nasional. 23. Pembinaan dan pemberdayaan PPBJ skala 23. Pembinaan dan pemberdayaan PPBJ skala

- 629-24. Pembinaan dan pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) skala nasional. 24. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-PK skala 24. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-PK skala 25. Penetapan dan penyelenggaraan pendaftaran petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi dalam bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan elektronika skala nasional. 25. Koordinasi, penyelenggaraan dan pelaporan pemberian rekomendasi atas pendaftaran petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi dalam bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan elektronika skala 25. Penyelenggaraan, pelaporan dan rekomendasi atas pendaftaran petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan/garansi dalam bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan elektronika skala 26. Pembinaan dan pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Wajib Daftar Perusahaan (PPNS-WDP) skala nasional. 26. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP skala 26. Pembinaan dan pemberdayaan PPNS-WDP skala kabupaten/ kota. 27. Penetapan pedoman dan fasilitasi sistem informasi perdagangan, dan penyusunan potensi usaha di sektor perdagangan skala nasional. 27. Fasilitasi dan pelaporan pelaksanaan sistem informasi perdagangan dan penyusunan potensi usaha di sektor perdagangan skala 27. Pelaksanaan dan pelaporan sistem informasi perdagangan dan penyusunan potensi usaha di sektor perdagangan skala 2. Metrologi Legal 1. Penetapan dan pembinaan sistem metrologi legal. 1. Pembinaan dan pengendalian pembangunan metrologi legal skala 1. Fasilitasi dan pelaksanaan kegiatan metrologi legal setelah memperoleh penilaian

- 630 - dari pemerintah yang didasarkan rekomendasi 2. Pembinaan dan pengembangan SDM metrologi legal. 2. Fasilitasi, koordinasi, penyelenggaraan, pengawasan dan pengendalian SDM metrologi skala 2. Fasilitasi dan pembinaan serta pengendalian SDM metrologi skala 3.a. Pengelolaan dan penilaian standar ukuran dan laboratorium metrologi legal. b. c. 3.a. Koordinasi, rekomendasi penilaian standar ukuran dan laboratorium metrologi legal b. Pelaksanaan verifikasi standar satuan ukuran milik provinsi dan c. Penyelenggaraan interkomparasi skala 3.a. Fasilitasi standar ukuran dan laboratorium metrologi legal. b. c. 4. Pelaksanaan kegiatan metrologi legal yang memerlukan penanganan khusus. 4. Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) di wilayah 4. Pelayanan tera dan tera ulang UTTP setelah melalui penilaian standar ukuran dan laboratorium metrologi legal oleh pemerintah. 5. Penyelenggaraan kerjasama internasional metrologi legal. 5. Fasilitasi dan penyelenggaraan kerjasama metrologi legal skala 5. Fasilitasi penyelenggaraan kerjasama metrologi legal skala

- 631-6. Fasilitasi penyuluhan dan pengamatan UTTP, Barang Dalam Kemasan Terbungkus (BDKT) dan Satuan Internasional (SI). 6. Fasilitasi dan penyelenggaraan penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT dan SI. 6. Pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT dan SI. 7. Pembinaan dan penerbitan izin tipe UTTP, izin tanda pabrik UTTP. 7. Koordinasi dan pembinaan pembuat UTTP, importir UTTP dan merekomendasikan pelaksanaan permohonan izin tipe dan izin tanda pabrik serta menerbitkan perpanjangan izin tanda pabrik dan izin reparatir UTTP. 7. Pembinaan operasional reparatir UTTP. 8. Pengawasan dan penyidikan tindak pidana Undang-Undang Metrologi Legal (UUML). 8. Pengawasan dan penyidikan tindak pidana UUML. 8. Pengawasan dan penyidikan tindak pidana UUML. 9. Penetapan dan pembinaan sistem metrologi legal untuk pemerintah daerah khusus yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundangundangan. 9. Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditunjuk secara khusus oleh undang-undang maka koordinasi, fasilitasi dan penyelenggaraan metrologi legal menjadi urusan 9. 3. Perdagangan Luar Negeri 1. Penetapan kebijakan dan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang ekspor meliputi: 1. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan bidang ekspor. 1. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan bidang ekspor.

- 632 - a. Barang yang diatur ekspornya; b. Barang yang diawasi ekspornya; c. Barang yang dilarang ekspornya. 2. Koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang ekspor skala nasional. 2. Koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang ekspor skala 2. Koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang ekspor skala 3. Pelaksanaan kebijakan bidang ekspor meliputi: a. Barang yang diatur ekspornya; b. Barang yang diawasi ekspornya; c. Barang yang dilarang ekspornya. 3. Monitoring dan pelaporan pelaksanaan kebijakan bidang ekspor. 3. Monitoring dan pelaporan pelaksanaan kebijakan bidang ekspor. 4. Penetapan kebijakan dan pedoman pelaksanaan bidang impor meliputi: a. Barang yang diatur tata niaganya; b. Barang yang dilarang impornya. 4. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan bidang impor. 4. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan bidang impor. 5. Pelaksanaan kebijakan bidang impor meliputi: a. Barang yang diatur tata niaganya; b. Barang yang dilarang impornya. 5. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan bidang impor. 5. Penyediaan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan bidang impor. 6. Koordinasi dan sosialisasi kebijakan bidang impor skala nasional. 6. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan bidang impor skala 6. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan bidang impor skala

- 633-7. Pengawasan dan pengendalian mutu barang meliputi: a. Penetapan kebijakan dan mekanisme pengawasan untuk membuktikan kesesuaian barang terhadap standar; b. Penelusuran teknis terhadap penilaian kesesuaian yang dilaksanakan oleh lembaga penguji, inspeksi teknis dan sertifikasi; c. Registrasi terhadap lembaga penilaian kesesuaian. 7. Pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi mutu barang meliputi: a. Pengambilan contoh yang dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang teregistrasi; b. Pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi dilakukan oleh lembaga uji, inspeksi teknis, sertifikasi yang terakreditasi dan teregistrasi. c. 7. Pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi mutu barang meliputi: a. Pengambilan contoh yang dilakukan oleh PPC yang teregistrasi; b. Pengujian, inspeksi teknis dan sertifikasi dilakukan oleh lembaga uji, inspeksi teknis, sertifikasi yang terakreditasi dan teregistrasi. c. 8. Pembinaan dan pengembangan SDM Penguji Mutu Barang (PMB) meliputi pengaturan, penentuan kriteria, uji kompetensi, registrasi, pendidikan dan latihan, penilaian dan penetapan angka kredit, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi PMB. 8. Penilaian dan pelaporan angka kredit PMB tingkat 8. Penilaian dan pelaporan angka kredit PMB tingkat 9. Penetapan kebijakan, petunjuk pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor, penunjukan instansi penerbitan SKA dan penelusuran asal barang, pelatihan dan sertifikasi petugas penandatangan SKA. 9. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan penerbitan SKA dan penelusuran asal barang. 9. Penyediaan bahan masukan untuk perumusan kebijakan penerbitan SKA dan penelusuran asal barang.

- 634-10. Sosialisasi, evaluasi, penerbitan SKA dan penelusuran asal barang oleh daerah. 10. Sosialisasi, penerbitan dan pelaporan penerbitan SKA penelusuran asal barang di tingkat provinsi yang ditunjuk. 10. Sosialisasi, penerbitan dan pelaporan penerbitan SKA penelusuran asal barang di tingkat kabupaten/kota yang ditunjuk. 11. Penetapan kebijakan penerbitan Angka Pengenal Importir (API). 11. Penerbitan API. 11. Penyediaan bahan masukan untuk penerbitan API. 12. Sosialisasi kebijakan, monitoring dan evaluasi penerbitan API. 12. Sosialisasi kebijakan dan pelaporan penerbitan API. 12. Sosialisasi kebijakan dan pelaporan penerbitan API. 13. Penetapan kebijakan dan fasilitasi ekspor dan impor, sosialisasi, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 13. Penyediaan bahan masukan, sosialisasi, fasilitasi, koordinasi pelaksanaan, monitoring dan pelaporan, penyediaan informasi potensi ekspor daerah sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan. 13. Penyediaan bahan masukan, sosialisasi, fasilitasi, koordinasi pelaksanaan monitoring dan pelaporan, penyediaan informasi potensi ekspor daerah sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan. 14. Partisipasi dan penetapan kesepakatan dalam sidang komoditi internasional. 14. Penyediaan bahan masukan dalam rangka penetapan kesepakatan dalam sidang komoditi internasional. 14. Penyediaan bahan masukan dalam rangka penetapan kesepakatan dalam sidang komoditi internasional. 15. Sosialisasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kesepakatan. 15. Sosialisasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan pelaksanaan kesepakatan skala 15. Sosialisasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan pelaksanaan kesepakatan skala

- 635-16. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perdagangan luar negeri. 16. Fasilitasi pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perdagangan luar negeri. 16. Fasilitasi pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perdagangan luar negeri. 4. Kerjasama Perdagangan Internasional 1. Penetapan kebijakan, kesepakatan, pelaksanaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi kerjasama perdagangan multilateral. 1. Monitoring dan sosialisasi hasilhasil kesepakatan kerjasama perdagangan internasional. 1. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan internasional. 2. Penetapan kebijakan, kesepakatan, pelaksanaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi kerjasama perdagangan regional seperti: kerjasama Association of South East Asian Nation (ASEAN), Asia Pasific Economic Conference (APEC), Asia Europe Meeting (ASEM), dan kerjasama ekonomi sub regional. 2. Monitoring dan sosialisasi hasilhasil kesepakatan kerjasama perdagangan internasional dan koordinasi kerjasama ekonomi sub regional. 2. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan internasional. 3. Pengaturan, penetapan kebijakan, kesepakatan, pelaksanaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi kerjasama perdagangan bilateral, seperti: a. Free Trade Agreement (FTA); b. Economic Partnership Agreement (EPA); c. Comprehensive Trade and Economic Partnership (CTEP); 3. Monitoring dan sosialisasi hasilhasil kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral dan sosialisasi kerjasama perdagangan lintas batas. 3. Monitoring dan sosialisasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral.

- 636 - d. Comprehensive Economic Partnership (CEP); e. Trade and Investment Framework (TIF); f. Trade and Investment Council (TIC); g. Trade and Investment Framework Agreement (TIFA); 4. Pengaturan, penetapan kebijakan, kesepakatan, pelaksanaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi pengamanan perdagangan meliputi: dumping, subsidi, dan safeguard. 4. Monitoring dan sosialisasi dumping, subsidi, dan safeguard. 4. Monitoring dan sosialisasi dumping, subsidi, dan safeguard. 5. Pengembangan Ekspor Nasional 1. Penetapan kebijakan bidang pengembangan ekspor secara nasional. 1. Penyediaan bahan kebijakan pengembangan ekspor skala 1. Penyediaan bahan kebijakan pengembangan ekspor skala 2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala nasional maupun internasional. 2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala 2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan ekspor skala 6. Perdagangan Berjangka Komoditi, Alternatif Pembiayaan Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang 1. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan perdagangan berjangka komoditi. 1. Koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan berjangka komoditi. 1. Koordinasi dengan aparat penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan berjangka komoditi.

- 637-2. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan sistem resi gudang. 2. Pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh akses pembiayaan resi gudang. 2. Pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh akses pembiayaan resi gudang. 3. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan penyelenggaraan pasar lelang. 3. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang bersifat teknis terhadap penyelenggaraan dan pelaku pasar lelang skala 3. Pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang bersifat teknis terhadap penyelenggaraan dan pelaku pasar lelang skala