BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia magna

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mudjiman (2008), menyatakan bahwa Moina sp merupakan kelompok udang renik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di

PEMANFAATAN KOMPOS KULIT KAKAO (Theobroma cacao) UNTUK BUDIDAYA Daphnia sp. ABSTRAK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.)

BAB 3 BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DENGAN DOSIS BERBEDA PADA MEDIA AIR LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI Moina sp

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Tingkat Kelangsungan Hidup

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMUPUKAN BUDIDAYA PADI ORGANIK rekommendasi BWD. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

GROUPER FAPERIK ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

Gambar 3. Grafik Biomassa cacing sutra oligochaeta selama percobaan.

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

PENGARUH KONSENTRASI RAGI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia sp.

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp. dengan pemberian pupuk kandang, jerami padi dan daun kol dengan padat tebar awal 30 individu/l yang dipelihara selama 15 hari yang dihitung dengan pengambilan sampel mengunakan gelas ukur berukuran 200 ml dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/200ml) Waktu Pengamatan (Hari Ke-) Jumlah Moina sp. (ekor) Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol 0 6 6 6 3 44 31 26 6 75 60 46 9 132 112 91 12 214 154 128 15 269 222 160 Total 740 585 457 Rata Rata 123 98 76 Dari Tabel 5 terlihat bahwa jumlah individu Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda sangat bervariasi, dimana rata-rata individu/liter Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang yakni sejumlah 123 ekor/200ml, diikuti oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi yakni sejumlah 98 ekor/200ml dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan menggunakan Daun Kol yakni sejumlah 76 ekor/200ml. Sehingga laju pertumbuhan antara perlakuan A, B dan C adalah 123 ekor, 98 ekor, dan 76 ekor dalam 200 ml air. 22

Hasil analisis sidik ragam terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda (Lampiran 2) menunjukan bahwa pemberian pakan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05) terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing masing perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Tukey (Lampiran 3). Hasil Uji tukey diperoleh bahwa tingkat kelimpahan Moina sp. pada perlakuan pemberian pupuk kotoran ayam berbeda sangat nyata terhadap perlakuan perlakuan pemberian pupuk jerami padi dan daun kol. Untuk menghitung jumlah kelimpahan Moina sp dalam satuan liter, jumlah kelimpahan yang diperoleh dalam 200 ml air selanjutnya di konversi ke satuan liter sehingga diperoleh hasil kelimpahan Moina sp. dalam 1 liter air dilihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/L) Waktu Jumlah Moina sp. (ekor) Pengamatan (Hari Ke-) Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol 0 30 30 30 3 222 153 128 6 377 298 232 9 658 560 453 12 1068 772 638 15 1343 1112 802 Total 3698 2925 2283 Rata Rata 616 487 381 Sumber : Data Olahan Dari Tabel 6 terlihat bahwa jumlah individu Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda sangat bervariasi, dimana rata-rata individu/liter Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang yakni sejumlah 616 ind/l, diikuti 23

oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi yakni sejumlah 487 ind/l dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan menggunakan Daun Kol yakni sejumlah 381 ind/l. 4.2. Tingkat Kelimpahan Moina sp. (Ind/105L) Tingkat kelimpahan Moina sp. dengan pemberian pupuk kandang, jerami padi dan daun kol yang ditebar dalam 105 liter air tawar dengan padat tebar 3150 individu yang dipelihara selama 15 hari dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat Kelimpahan Moina sp. (ind/105l) Waktu Pengamatan (Hari Ke-) Jumlah Moina sp. (ekor) Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol 0 3.150 3.150 3.150 3 23.275 16.100 13.475 6 39.550 31.325 24.325 9 69.125 58.800 47.600 12 112.175 81.025 67.025 15 141.050 116.725 84.175 Total 388.325 307.125 239.750 Rata Rata 64.721 51.188 39.958 Sumber : Data Olahan Dari Tabel 7 terlihat bahwa kelimpahan Moina sp. Selama pengamatan 15 hari memperoleh hasil yang berbeda dari tiap perlakuan jenis pupuk. Tingkat kelimpahan Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang dengan tingkat kelimpahan sebanyak 388.325 ind/105l, diikuti oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi dengan tingkat kelimpahan sebanyak 307.125 ind/105l 24

dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan menggunakan Daun Kol dengan tingkat kelimpahan sebanyak 239.750 ind/105l. Selanjutnya tingkat kelimpahan Moina sp. dilihat pula pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik Kelimpahan Moina sp Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. tingkat kelimpahannya mulai terjadi pada saat kultur periode hari ke-3 masingmasing tingkat kelimpahan Moina sp. adalah sebagai berikut : perlakuan A (Kotoran ayam) sebanyak 23.275 ind/l, perlakuan B (Jerami padi) sebanyak 16.100 ind/l, dan perlakuan C (Daun kol) sebanyak 13.475 ind/l. Tingkat kelimpahan Moina sp. terus meningkat pada pemeliharan memasuki hari ke-6, hari ke-9, hari ke-12 dan puncak dari tingkat kelimpahan Moina sp. terjadi pada saat pemeliharaan memasuki hari ke-15 periode kultur. Pada saat memasuki hari ke-15 dilakukan pemanenan terhadap Moina sp sehingga diperoleh tingkat kelimpahan Moina sp. untuk perlakuan A (Kotoran ayam) 25

sebanyak 141.050 ind/l, perlakuan B (Jerami padi) sebanyak 116.725 ind/l, dan perlakuan C (Daun kol) sebanyak 84.175 ind/l. Pada hari ke-15 periode kultur terlihat dengan jelas perubahan warna air dalam aquarium sebagai media kultur Moina sp. Dimana pada perlakuan kotoran ayam kondisi air dalam akuarium berwarna coklat kemerahan, sedangkan pada perlakuan jerami padi dan perlakuan daun kol warna air dalam akuarium sebagai media kultur Moina sp agak pucat, hal ini menandakan bahwa kultur Moina sp pada perlakuan jerami padi dan daun kol menghasilkan anakan Moina sp dengan jumlah sedikit. Dari ketiga perlakuan ini ternyata ada perbedaan yang nyata antara perlakuan kotoran ayam, jerami padi, dan daun kol. Sesuai dengan hasil pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini, masing-masing perlakuan kotoran ayam, jerami padi, dan daun kol menunjukan angka tingkat kelimpahan yang berbeda. Pada perlakuan kotoran ayam tingkat kelimpahan sangat tinggi yaitu sebesar 141.050 ind/l, dan perlakuan jerami padi tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dari pada perlakuan kotoran ayam yaitu berkisar 116.725 ind/l, serta pada perlakuan daun kol tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dari perlakuan kotoran ayam dan jerami padi yaitu mencapai 84.175 ind/l. sehingga diantara pupuk kotoran ayam, jerami padi dan daun kol, media pupuk yang baik sehingga menghasilkan tingkat kelimpahan yang baik untuk kultur Moina sp adalah dengan menggunakan media pupuk kotoran ayam. 26

Hal ini hampir serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Casmuji (2002) yang menyatakan penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam dapat memberikan produksi dan hasil yang lebih baik dalam penumbuhan pakan alami Moina sp. Dengan demikian, kotoran ayam dapat dijadikan sebagai media dalam kultur Moina sp dalam rangka untuk meningkatkan hasil dalam kegiatan memproduksi Moina sp sebagai makanan utama bagi larva dan benih ikan budidaya. Pemakaian pupuk organik untuk bahan media kultur, terutama yang berasal dari kotoran ternak akan memberikan keuntungan, yaitu dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, diantaranya adalah pupuk organik dari kotoran ayam yang mempunyai kandungan unsur hara cukup tinggi, karena bagian yang cair (urine) bercampur dengan bagian yang padat. Selain itu pupuk kotoran ayam dan pupuk kandang pada umumnya adalah pupuk yang lengkap karena mengandung hampir semua unsur hara yang bekerja secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama (Setyamidjaja, 1986) Setyamidjaja (1986) mengatakan bahwa pemakaian pupuk organik berupa kotoran ternak dapat merangsang pertumbuhan populasi mikroorganisme, Kotoran ternak terutama kotoran ayam merupakan pupuk organik yang banyak dimanfaatkan dalam usaha bercocok tanam dan pada masa kini banyak dimanfaatkan juga dalam usaha perkembangan perikanan. Misalnya digunakan dalam pembudidayaan pakan alami ikan (Sutejo, 1995; Mujiman, 1998). 27

4.3. Laju Pertumbuhan Moina sp Laju pertumbuhan Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda ditebar dalam 105 l air dan dipelihara selama 15 hari dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Laju Pertumbuhan Moina sp. (ind/l) Perlakuan Laju Pertumbuhan Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol 9193 ind/l 7572 ind/l 5402 ind/l Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 4) pada perlakuan A (Kotoran ayam), perlakuan B (Jerami Padi) dan perlakuan C (Daun kol) dengan dosis pemberian pupuk masing masing 0.2 g dengan volume air 105 liter diperoleh laju pertumbuhan masing masing perlakuan. Laju pertumbuhan Moina sp. tertinggi terdapat pada perlakuan kotoran ayam dengan laju petumbuhan sebanyak 9193 ind/l, disusul oleh perlakuan jerami padi dengan laju pertumbuhan sebanyak 7572 ind/l dan laju pertumbuhan terendah terjadi pada perlakuan daun kol sebanyak 5402 ind/l. Laju Pertumbuhan Moina sp dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Laju Pertumbuhan Moina sp. 28

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa laju petumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan A (kotoran ayam) diikuti oleh perlakuan B (Jerami padi) dan yang terendah pada perlakuan C (Daun kol). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sachlan (1980) yang menunjukkan bahwa Moina sp. dapat tumbuh banyak jika kolam dipupuk dengan pupuk kandang. Bahkan dari hasil penelitian Setiabudiningsih (1998) menunjukkan bahwa pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam cenderung memberikan kandungan unsur hara yang lebih lengkap sehingga meningkatkan produktivitas primer perairan. 4.4. Kualitas Air Hasil pengukuran kualitas air selama kultur Moina sp. dilakukan menunjukkan bahwa kisaran yang diperoleh masih berada pada batas toleransi bagi kehidupan Moina sp. Hasil pengukuran kualitas air seperti tampak pada Tabel 9. Tabel 9. Pengukuran Kualitas air No Parameter Hasil Pengukuran 1 Suhu o C 25,9 26,9 o C 2 ph 6,89 7,49 Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi semua organisme akuatik. Batas toleransi setiap organisme terhadap suhu berbeda, tergantung dari fisiologi organisme tersebut. Kisaran temperatur yang baik bagi kultur Moina sp. adalah 22-31 0 C (Mokoginta, 2003). Suhu selama pelaksanaan penelitian 29

berkisar antara 25,9 26,9 o C sehingga masih berada pada batas toleransi bagi kehidupan Moina sp. Pennak (1989) kisaran ph yang baik untuk pertumbuhan Moina sp. berkisar antara 6,5 sampai 8,5. Pada umumnya, lingkungan perairan baik untuk pertumbuhan Moina sp. adalah berkisar antara 6,6 7,4 (Mudjiman, 2008). ph selama pelaksanaan penelitian berkisar antara 6,89 7,49 sehingga masih berada pada batas toleransi bagi kehidupan Moina sp. 30