BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

1. Sub Sektor Air Limbah

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Memorandum Program Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Transkripsi:

III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam pengembangan sanitasi pada periode lima tahun kedepan. 3.1,, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Berdasarkan Buku Putih Sanitasi bisa diinformasikan bahwa isu strategis bidang pengembangan air limbah domestik di adalah terjadinya pencemaran air sungai; tidak terkelolanya air limbah skala permukiman dan air limbah domestic; terjadinya pencemaran air tanah dan lingkungan; belum adanya perda tentang pengelolaan air limbah; 25,7% penduduk belum mengakses jamban dan 66,3% jamban/ wc cubluk yang digunakan belum memenuhi standar kesehatan; belum memilikinya instalasi pengolahan air limbah domestik dan lumpur tinja; dan rendahnya kesadaran dalam pentingnya pengelolaan air limbah permukiman. Dari permasalahan dan isu strategis maka disusunlah strategi percepatan pembangunan sanitasi yang tertuang dalam rumusan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan seperti pada Tabel 3.1. ini: Tabel 3.1,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik akses terhadap layanan pengelolaan air limbah domestik yang layak Meningkatnya Akses Ketersediaan sarana yang dan prasarana memilik jamban pengolahan limbah pribadi 74,3% menjadi dari 0% menjadi 35% 85% sasaran 11.136 KK Meningkatnya cakupan kepemilikan tangki septik yang aman dari Peningkatan kepemilikan tangki septik aman sebesar 8% menjadi 65 % tahun (18.136 KK) Penyediaan infrastruktur air limbah sistem setempat maupun sistem komunal Pelaksanaan kegiatan stimulan jamban Penyediaan tangki septik percontohan yang sesuai dengan standar/layak Menjadikan dan memasukkan kriteria tangki septik aman dalam perda perumahan dan IMB Pelaksanaan kegiatan sosialisasi tangki septik aman

III-2 kesadaran untuk tidak BABs ke sungai Menyusun dan menegakkan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman peran dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman Tersusunnya rencana/ Adanya dokumen masterplan masterplan air limbah pengelolaan air limbah rumah tangga yang di tahun 2015 terarah dan terpadu pada tahun 2015 Tersedianya Instalasi Terbangunnya Pengolahan Lumpur IPLT tahun Tinja (IPLT) Tersedianya Instalasi Terbangunnya IPAL Pengolahan Air Limbah tahun 2016 (IPAL) Komunal Berkurangnya praktek buang air besar ke sungai = 0 % tahun Tersedianya regulasi tentang pengelolaan air limbah permukiman peran lewat pembentukan kelompok swadaya (KSM) Praktek BABS di sungai = 0 % di tahun Perda air limbah tahun 2016 Bertambahnya jumlah KSM air limbah sampai tahun Penyusunan Masterplan Air Limbah Penyediaan dan pembangunan IPLT Penyediaan dan pembangunan IPAL Komunal Pembangunan infrastruktur air limbah bagi yang tinggal berbatasan dengan sungai Menggalakan kegiatan Kampanye Stop BABS ke melalui Media lokal, baik media masa, cetak, eloktronik. Melakukan pendekatan / sosialisasi melalui tokoh, tokoh agama. Penyusunan regulasi tentang air limbah berupa perda air limbah Pembentukan kelompok swadaya (KSM) Misi sanitasi sektor air limbah adalah meningkatkan jumlah kepemilikan jamban sehat serta menyediakan sistem pengolahan limbah terpadu guna tercapainya kualitas kesehatan, dari misi tersebut dengan melihat isu permasalahan mendesak sub sektor air limbah maka bisa dirumuskan tujuan penanganan air limbah yaitu: a. akses terhadap layanan pengelolaan air limbah domestik yang layak,

III-3 b. kesadaran untuk tidak BABs ke sungai, c. Menyusun dan menegakkan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman, dan d. Meningkatnya peran dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman. 3.2,, dan Pengembangan Persampahan Berdasarkan data Buku Putih Sanitasi diinformasikan bahwa volume sampah yang tidak terangkut masih banyak, pengurangan sampah dari sumbernya masih sulit terwujud sehingga semua sampah menjadi beban TPA, pelayanan kebersihan dan perangkutan sampah dan pengelolaan TPA belum optimal, pemilahan sampah belum bisa dilaksanakan. Adapun permasalahan mendesak adalah volume sampah cukup tinggi adalah 73,16 m3 per hari, perangkutan sampah masih kurang optimal terbatas kawasan perkotaan dan pasar di kecamatan dengan cakupan pelayanan eksisting sebesar 68%, jumlah sarana dan prasarana masih perlu ditingkatkan, rendahnya kesadaran untuk menerapkan 3R dan pemilahan sampah, minimnya sosialisasi regulasi dan pengelolaan sampah yang benar. Sehingga dari permasalahan dan isue strategis diatas maka disusunlah tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan seperti disebutkan pada Tabel 3.2. akses terhadap pelayanan Tabel 3.2,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Meningkatnya cakupan pelayanan dari 68% menjadi 90% di tahun Tersedianya fasilitas pewadahan dan pengelolaan sampah skala lingkungan di Perkotaan yang memadai sampai tahun Terkelolanya gas metan produksi sampah TPA Jalan propinsi, perumahan, dan pasar di kecamatan Halong, Batumandi, Lampihong, serta jalan terlalui menuju TPA terangkut sampah Adanya penambahan sarana pewadahan 4 kontainer, 1.250 tong sampah, 50 TPS Penambahan sarana perangkutan 1 dump truck, 2 arm roll truck, 6 kendaraan sampah roda 3 Dokumen kajian pemanfaatan gas metan TPA sampah Menambah jangkauan dan peningkatan kualitas layanan perangkutan sampah Peningkatan sarana prasarana pewadahan dan perangkutan sampah Pengelolaan dan pemanfaatan gas metan TPA

III-4 kesadaran dalam pengurangan sampah dari sumbernya Meningkatnya kesadaran dalam pengurangan sampah, pengelolaan partisipatif Terbentuknya kelompok pengelola dan terlaksananya kegiatan rutin sosialisasi adipura dan Membentuk kelompok pengelola mandiri Melaksanakan kegiatan sosialisasi adipura dan sistem penanganan sampah setempat secara terpadu Terbangunnya unit pengolahan sampah terpadu di tingkat lingkungan Bertambahnya jumlah TPST sebanyak 2 unit Merencanakan dan Membangun TPST keterpaduan perencanaan dan pengelolaan Terjalinnya keterpaduan perencanaan dan pengelolaan Adanya dokumen perencanaan /Masterplan di tahun 2014 Membuat Masterplan tahun 2014-2034 Implementasi regulasi (peraturan perundangan) pengelolaan Terlaksananya implementasi dan penegakan Perda Persampahan 2 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan Target retribusi, terlaksananya kewajiban dan sanksi pelaksana dan Implementasi dan penegakan perda Misi sanitasi sektor adalah meningkatkan penanganan melalui perluasan jangkauan pelayanan dan peran serta, dari misi tersebut dengan melihat isu permasalahan mendesak sub sektor maka bisa dirumuskan tujuan penanganan yaitu: a. akses terhadap pelayanan, b. kesadaran dalam pengurangan sampah dari sumbernya, c. sistem penanganan sampah setempat secara terpadu, d. keterpaduan perencanaan dan pengelolaan, dan e. Mengembangkan perangkat dan penegakan regulasi (peraturan perundangan) pengelolaan. 3.3,, dan Pengembangan Drainase Permasalahan terkait dengan pengembangan drainase lingkungan sebagaimana disebutkan dalam Buku Putih Sanitasi meliputi masih terdapatnya wilayah genangan yang cukup tinggi, volume drainase saat ini masih belum terakomodasi dan belum terintegrasi,

III-5 pembangunan drainase tidak mengacu pada masterplan yang ada, dan belum adanya perda yang mengatur tentang pengelolaan drainase. Isu strategis drainase lingkungan adalah kerusakan lingkungan dan tumbuhnya penyakit, terdapat genangan di 12 lokasi di Kelurahan Paringin Kota, Paringin Timur dan Batu Piring, tidak terintegrasinya pembangunan saluran drainase, dan tidak terkelolanya drainase dengan baik. Dari permasalahan dan isu strategis tersebut disusun tujuan, sasaran, indikator dan strategi pada Tabel 3.3. Tabel 3.3,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Lingkungan Mengoptimalkan keterpaduan dan penanganan sektor drainase secara terintegrasi dan efektif mengatasi genangan pelayanan drainase kegiatan dan pemeliharaan sektor drainase. kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam sektor drainase Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota serta mengurangi daerah genangan Terciptanya sistem drainase berbasis dilingkungan permukiman Meningkatnya kegiatan pemeliharaan dan normalisasi drainase sampai tahun 2018 Meningkatnya kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam sektor drainase Berkurangnya daerah genangan dari eksisting 12 titik genangan dan luas area genangan dari 7,32 Ha menjadi 3 Ha di wilayah perkotaan Peningkatan bangunan drainase 75% di wilayah perkotaan Normalisasi saluran drainase, pembersihan parit/ drainase secara berkala tiap tahun Jumlah penduduk berpartisipasi dalam kegiatan normalisasi dan pembersihan drainase Optimalisasi keterpaduaan perencanaan pembangunan drainase kota Rehabilitasi/ Peningkatan/ Pembangunan Drainase Pembangunan dan pengoptimalan kapasitas pelayanan jaringan drainase Kegiatan normalisasi dan pembersihan parit/drainase secara berkala Melakukan kegiatan kampanye partisipatif untuk penanganan sektor drainase. Misi sanitasi sektor drainase lingkungan adalah menyediakan sarana dan prasarana drainase lingkungan yang sehat berbasis. Berdasarkan misi dan permasalahan sub bidang drainase lingkungan ditetapkan tujuan sebagai berikut: a. Mengoptimalkan keterpaduan dan penanganan sektor drainase secara terintegrasi dan efektif mengatasi genangan, b. pelayanan pelayanan drainase, c. kegiatan dan pemeliharaan sektor drainase, dan d. kesadaran untuk ikut berpartisipasi dalam sektor drainase.

III-6 3.4,, dan Pengelolaan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) Adapun permasalahan dan isu strategis sub sektor promosi higiene dan sanitasi adalah koordinasi lintas sektor yang masih kurang; belum adanya perda tentang perilaku hidup bersih dan sehat; sarana prasarana penunjang perilaku hidup sehat masih perlu ditingkatkan; indikator cuci tangan pakai sabun masih belum jelas; peran sanitarian dan kader kesehatan kurang optimal; kuantitas dan kualitas SDM pelaksana prohisan masih kurang; budaya bertentangan dengan prohisan, terutama penduduk yang tinggal ditepi sungai; kepedulian swasta masih rendah. Berdasarkan identifikasi permasalahan dan isu strategis di atas disusunlah tujuan, indikator, dan strategi Prohisan yang tertuang pada Tabel 3.4. Tabel 3.4,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Sub sektor Prohisan Mengoptimalkan perilaku higienis untuk mendukung terciptanya sanitasi total berbasis Mengurangi perilaku buang air besar sembarangan kerjasama lintas sektoral dan partisipasi dalam peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat Meningkatnya perilaku cuci tangan pakai sabun Berkurangnya perilaku yang buang air besar sembarangan Partisipasi dalam bentuk motivator Pembentukan pokja PPSP dalam peningkatan perilaku Hidup Bersih dan Sehat sampai tahun Perilaku cuci tangan pakai sabun sampai 50 % di tahun Menghilangkan prilaku buang air besar di sungai 73,5% menjadi 0 % Motivator 50 orang sampai tahun Kerjasama lintas sektoral dalam pokja PPSP sampai Penyediaan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan PHBS Peningkatan peran motivator (tokoh dan kader kesehatan) Peningkatan partisipasi melalui kegiatan pemicuan Menggalakkan kegiatan kampanye dan sosialisasi CTPS reward keinginan mendeklarasikan stop BABs partisipasi melalui kegiatan pemicunan stop BABS Ke Sungai Mengembangkan kegiatan arisan jamban kerjasama lintas sektoral penanganan PHBS. kuantitas kualitas media promosi PHBS Mengembangkan peran motivator dari

III-7 Misi sanitasi sektor perilaku hidup sehat adalah meningkatkan kesadaran dalam berprilaku hidup sehat melalui PROHISAN (Promosi Higiene dan Sanitasi). Berdasarkan misi dan permasalahan sub bidang perilaku hidup sehat ditetapkan tujuan sebagai berikut: a. perilaku hidup bersih dan sehat untuk mendukung terciptanya sanitasi total berbasis, b. Mengurangi perilaku buang air besar sembarangan, c. kerjasama lintas sektoral dan partisipasi dalam peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat. 3.5,, dan Pengelolaan komponen lain (air minum/air bersih) Permasalahan dan isu strategis sub sektor air minum/air bersih adalah masih rendahnya akses terhadap air bersih, dimana pelayanan sambungan rumah oleh PDAM di perkotaan yakni 80,26% dan di perdesaan 19,55%. Artinya masih ada 80,45% penduduk desa belum terlayani jaringan air bersih oleh PDAM. Hal tersebut ditunjang dengan data dari Bidang Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan yang menyebutkan bahwa di terdapat 20.588 unit sarana air bersih, dengan cakupan layanan 79,80% penduduk, yang artinya masih ada 20,20% penduduk belum mengakses air bersih. Kendala lain bidang air minum/air bersih adalah sudah melekatnya budaya memanfaatkan air sungai untuk kehidupan sehari-hari, walaupun penduduk memiliki akses ke sarana air bersih. Adapun dengan pertimbangan permasalahan dan isu strategis yang bisa diidentifikasi diatas maka disusunlah tujuan, indikator, dan strategi air minum/ air bersih pada Tabel 3.5. Tabel 3.5,, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Sub sektor air minum/air bersih akses terhadap layanan pengelolaan air minum/ air bersih Tersedianya sarana air minum/air bersih untuk perdesaan dan kurang mampu Tingkat pelayanan PDAM di perkotaan meningkat dari 80,26% menjadi 100% dan di perdesaan meningkat dari 19,55% menjadi 30% 80,45% penduduk desa belum mengakses air bersih menurun menjadi 70% Menambah jangkauan pelayanan PDAM di perkotaan dan perdesaan Peningkatan kualitas sarana air bersih PDAM pembangunan sarana air minum berbasis kerjasama dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan sarana air minum

III-8 peran serta dalam penyelenggaraan dan pengembangan pengelolaan air minum/air bersih Terciptanya sistem pengelolaan air minum/ air bersih kabupaten yang terpadu dan bersinergi Terbentuknya kelompok keswadayaan sebagai bentuk peran serta dalam pengelolaan air minum Dokumen Masterplan air bersih tahun 2014-2034 Jumlah KKM dan BPSPAMS meningkat dari sebelumnya 83 kelompok Menyusun Dokumen Masterplan Air Bersih rentang waktu 20 tahun sebagai dasar pengelolaan air minum/air bersih Membentuk kelompok keswadayaan di awal program penyediaan air minum dan badan pengelola diakhir program untuk memelihara keberlanjutan sarana dan program