[ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi] 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013 NOMOR 1

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

Kode Kegiatan : R3 PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN DIFUSI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET RAKYAT DI KAWASAN TRANSMIGRASI MENDUKUNG KORIDOR EKONOMI SUMATERA

PENDAHULUAN Latar Belakang

[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU

PENGEMBANGAN MODEL KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL DI KALIMANTAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG DINAS KEPENDUDUKAN PROPINSI JAWA TIMUR

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

(FOSS) UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI MP3EI DI KORIDOR EKONOMI YOGYAKARTA

SIDa.F.48. Pengembangan Klaster Pariwisata Bono, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

BALAI BESAR LITBANG SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN ENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

[ nama lembaga: Kementerian Hukum dan HAM RI ] 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pera Deniawati, 2014

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

PERATURAN NOMOR : PER. 22 NIEN W2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

BAB V KESIMPULAN. memberikan pengetahuan yang sama kepada siswa-siswanya meskipun mereka

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

SISTEMATIKA PENYUSUNAN CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PERESMIAN PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN DAN PENCANANGAN KOTA TERPADU MANDIRI DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 06 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN TEKNOLOGI UNGGULAN KELAPA SAWIT BERBASIS OUTCOME BASED EVALUATION DI KALIMANTAN

Penguatan Kapasitas Masyarakat Dalam Ketahanan Pangan Di Daerah Tertinggal:

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2012

KESERASIAN SOSIAL MASYARAKAT MAJEMUK DI KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

BAB VII KESIMPULAN. Kesimpulan

KULIAH KERJA NYATA (KKN) APA MENGAPA BAGAIMANA

KEMENTERIAN SOSIAL RI BADAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 2012

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB V PENUTUP. Sinorang tidak bisa diseragamkan dengan pola pendampingan yang dipahami. CSR di Desa Sinorang dapat terpetakan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

Tujuan merupakan pernyataan perilaku atau arah program dan manajemen.

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

[ U.25 ] PENELITIAN PELAYANAN ANGKUTAN ANTARMODA DI KAWASAN PERBATASAN GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN MOBILITAS

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

Pengembangan Kawasan Transmigrasi dalam Rangka Meningkatkan Stadia Perkembangan Wilayah dan Interaksi dengan Wilayah Sekitarnya

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDIDIKAN AGAMA BERWAWASAN MULTIKULTURAL

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 87 /KUM/2013 TENTANG

BABl PENDAHULUAN. Upaya pembangunan nasional jangka panjang lebih mengandalkan pada

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

Multikulturalisme: konsep-konsep dasar Multikulturalisme merupakan cara bagaimana memandang dan menyikapi perbedaan. Keberagaman atau pluralitas buday

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

Transkripsi:

[ R1] Harmonisasi Hubungan Lintas Kultural Masyarakat Transmigrasi Mendukung Pusat Pertumbuhan (Kasus Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan Agen/Fasilitator Mendukung Koridor Ekonomi Kalimantan Timur Kabupaten Paser Dengan Komoditi Kelapa Sawit) [ Drs. Anharudin, MSi] [ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi] 2012

LATAR BELAKANG Kebijakan pemerintah (Kemnakertrans) terhadap fenomena pluralitas dan heterogenitas belum berciri sensitif, program sering didesain dalam bentuk penyeragaman, dan bukan perlakuan khusus (affirmatif) atas dasar perbedaan. Dengan menempatkan, memukimkan, dan mempertemukan berbagai varian etnik dan budaya dalam suatu kawasan permukiman baru, transmigrasi mengandung implikasi hubungan lintas-kultural dan etnik, baik antara transmigran dengan transmigran maupun antara transmigran dengan masyarakat lokal-setempat. Salah salah satu bentuk implikasi dari hubungan tersebut adalah disharmoni, konflik, ketegangan, pertikaian, disintegrasi, atau berbagai macam ketidaknyamanan kondisi sosio-kultural, baik yang potensial maupun yang aktual. Sikap dan pandangan inklusif, pluralis dan multikulturalis, dalam ketransmigrasian perlu diperluas secara sistematis, programatis, integrated, dan berkesinambungan, baik pada ranah hilir (pembinaan), maupun ranah hulu (perencanaan dan penyiapan infrastruktur permukiman baru). Strategi pembinaan hubungan lintas-kultural dan etnik, sebagai salah satu bentuk perlakuan budaya masyarakat transmigrasi, perlu dikembangkan dan perlu menjadi agenda penting dalam konteks pengembangan masyarakat transmigrasi yang berciri pluralistik. Secara teoretik, setidaknya ada dua pendekatan pengelolaan masyarakat majemuk, khususnya tentang wacana hubungan hubungan lintas-kultural (cross-culture-relation), yaitu (a) Konsep kancah pembauran (melting pot), dan (b) pluralisme kebudayaan (cultural pluralism). Teori kancah pembauran berasumsi bahwa integrasi (kesatuan) akan terjadi dengan sendirinya pada suatu waktu apabila orang berkumpul pada suatu tempat yang membaur, seperti di sebuah kota atau pemukiman industri. Sebaliknya, konsep pluralisme kebudayaan justru menentang konsep kancah pembauran, karena gagasan melting prot dipandang hanya sebagai mitos. Transmigrasi perlu mengadopsi berbagai konsep teoretik tentang pengembangan hubungan lintas-etnik dan kultural, sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat yang dibangunnya. Kebutuhan metode peralatan teknologi yang perlu dipenuhi: penanaman nilai-nilai pluralisme melalui sosialisasi, diseminasi gagasan, dan pelatihan, dengan acuan desain riset aksi, dan strategi perlakuan budaya (pelatihan). Dengan memilih kelompok sasaran (target group) yang mumpuni, sehingga dapat berperan sebagai agent of change di tingkat lokal. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN 1. Bagaimanakah kecenderungan hubungan lintas-etnik dan lintas-budaya masyarakat transmigrasi di kawasan pertumbuhan transmigrasi? 2. Apa saja nilai-nilai budaya masyarakat transmigrasi yang perlu dikembangkan guna menopang perkembangan kawasan pertumbuhan baru? 3. Apa saja bentuk perlakuan dan input-input pengembangan budaya yang tepat untuk memprakondisikan terjadinya transformasi budaya yang mendukung perkembangan kawasan pertumbuhan?. 4. Bagaimana bentuk metode yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai, sikap dan perilaku budaya yang dapat menopang perkembangan kawasan pertumbuhan transmigrasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan: 1. Memahami tendensi (kecenderungan) hubungan lintas etnik dan budaya dalam masyarakat transmigrasi yang berada di dalam kawasan pertumbuhan baru transmigrasi. 2. Memahami nilai-nilai budaya yang perlu dikembangkan guna menopang perkembangan kawasan pertumbuhan baru. 3. Merumuskan bentuk perlakuan dan input-input pengembangan budaya yang tepat untuk memprakondisikan terjadinya transformasi budaya yang mendukung perkembangan kawasan pertumbuhan. 4. Penerapan metode penanaman nilai-nilai, perubahan sikap dan perilaku budaya yang relevan bagi kalangan masyarakat transmigran guna menopang perkembangan kawasan pertumbuhan transmigrasi. Fokus Kegiatan: Sebuah penelitian (riset) sosial yang didesain bukan saja dalam bentuk penelitian eksplanatory (menjelaskan), yang berupaya memahami fenomena sosial, dengan metode dan prosedur penelitian kualitatif, tetapi juga sekaligus sebagai penelitian tindakan (action research), dengan orientasi perubahan sikap dan perilaku-(tindakan) masyarakat. Riset aksi dilakukan dengan membekali kemampuan dan keterampilan personal (petugas) daerah, untuk menjadi agen-agen (fasilitator) yang mumpuni untuk mempengaruhi sikap dan perilaku publik dalam rangka proses integrasi, harmonisasi hubungan lintas-etnik dan kultural, serta akulturasi menyeluruh antara transmigran dan masyarakat sekitar di kawasan transmigrasi. Desain Penelitian: Riset ini didesain bukan saja sebagai penelitian eksplanatory (menjelaskan) tentang fenomena yang diteliti, dengan metode penelitian kualitatif, tetapi juga merupakan penelitian tindakan (action research), dengan tujuan mempengaruhi sikap dan perilaku-(tindakan) masyarakat. Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan : persiapan, pelaksanaan (kaji lapang, koleksi data, diseminasi informasi dan sosialisasi (pelatihan kelompok agen), penyusunan konsep pengembangan kebijakan, monitoring dan evaluasi, dan penyusunan laporan kegiatan. Perkembangan dan Hasil Kegiatan : Riset ini telah berhasil dilaksanakan dengan berbagai temuan dan konsep pengembangan. Hasil riset sampai pada kesimpulan bahwa kedepan, pembangunan transmigrasi perlu mengembangkan perlakuan budaya dengan memprakondisikan mentalitas transmigran agar mampu membangun masyarakat plural yang harmonis, dengan menanamkan nilainilai dan pandangan (paham) yang mendukungnya, di antaranya adalah paradigma pluralisme, toleransi, multikulturalisme, dan berbagai pandangan yang inklusif dan reseptif lain, yang mendukung kemajuan masyarakat dan kawasan transmigrasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan : Koordinasi lintas-sektor diwujudkan dalam bentuk kelompok kerja antar-departemen atau lintas-dinas yang berfungsi mengkoordinasikan seluruh sumber daya pembangunan di daerah, terutama pengembangan kawasan pertumbuhan transmigrasi. Nama lembaga yang diajak koordinasi : Perguruan Tinggi (di tingkat Pusat), BPS, Dinas Nakersos, Bappeda Kabupaten Paser, dan Camat Long Ikis. Strategi pelaksanaan koordinasi:. Strategi perencanaan lintas-ektor atau lintas dinas ditempuh melalui dua jalur pembangunan, yaitu jalur pembangunan sektoral di daerah dan jalur pembangunan sektoral nasional. Dalam konteks ini, implementasi strategi sinergi dan koordinasi lintas-sektor (lintas- instansi) dilakukan guna menumbuhkan kerjasama peningkatan efektivitas, dalam melaksanakan kegiatan keproyekan. Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan: Capaian koordinasi pada tingkat daerah, terutama dalam bentuk munculnya kesadaran dan kehendak bersama lintas-dinas (sektor) untuk terus bekerjasama melakukan sinergi. Hal ini menjadi sangat penting (signifikan) dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat transmigrasi. Transmigrasi tidak bisa dilakukan tanpa adanya kerjasama lintas-sektor secara efektif. Pada tingkat implementasi di lapangan, sektor-sektor terkait perlu bergerak (bekerja) bersama, saling menopang, baik pada tataran kebijakan lintas-sektor (lintas-dinas), maupun pada tataran program dan kegiatan yang relevan dengan upaya-upaya perkembangan ekonomi masyarakat transmigrasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan :Strategi pemanfaatan hasil berupa model program perlakuan budaya yang efektif dan akurat bagi masyarakat transmigran, sebagai salah satu kekuatan pendukung pertumbuhan kawasan. Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan: model program perlakuan budaya yang efektif dan akurat bagi masyarakat transmigran, sebagai salah satu kekuatan pendukung pertumbuhan kawasan. Juga sebagai bahan perumusan kebijakan transmigrasi, masuk kedalam rancangan peraturan baik Peraturan Pemerintah (PP), maupun Peraturan menteri (Permen) lain yang mendukung pembinaan (pengembangan) masyarakat transmigrasi Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan: Peserta pelatihan sebanyak 15 orang (diambil dari desa-desa di wilayah kecamatan) direkrut dari unsur masyarakat yang mewakili transmigran, non-transmigran, dan unsur pemuda serta tokoh agama (masyarakat), dengan salah satu persyaratan bahwa ia dapat menjadi motivator dan aktif menjalankan tugas-tugas fasilitator perubahan. Diharapkan ke 15 orang ini berperan sebagai agent of change. Kecamatan Long Ikis diambil sebagai tempat kegiatan pelatihan para agen tersebut, karena di Kecamatan ini sekitar 75% dari desa yang ada, adalah desa eks-transmigrasi (UPT) dengan pola usaha perkebunan Sawit. Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan: Meminimalisir potensi kecemburuan sosial dan mencegah konflik-disharmoni di kalangan mayarakat di permukiman transmigrasi. Melalui dialog intensif antara masyarakat transmigran dengan masyarakat sekitar, di mana peneliti menjadi fasilitator (penengah) maka telah tumbuh kesadaran co-eksistensial. Pada tingkat praktis, pemerintah daderah juga telah diberi rekoemdasi untuk memberikan subsidi bagi masyarakat desa-desa sekitar transmigrasi, atau dengan meningkatkan jumlah transmigran setempat, atau dengan menempatkan warga desa sekitar sebagai bagian dari upaya pembinaan sektor transmigrasi. Dengan kata lain, jika masyarakat transmigrasi telah mampu mengembangkan sikap pluralisme, toleran, dan multikulturalisme maka hubungan lintas kultural, etnis, pendatang-penerima, akan terjadi dalam bentuk kehidupan bersama multi-etnis yang berdampingan secara damai dan harmonis, menuju cita-cita kemajuan ekonomi dalam kawasan pertumbuhan.. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan: Hasil riset ini akan dimanfaatkan sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan baru transmigrasi. Kebijakan transmigrasi yang paling penting adalah pada pasca penempatan, berkaitan dengan pembinaan budaya di lokasi baru transmigrasi. Sebuah kebijakan yang secara khusus untuk menciptakan komunitas (community building) transmigrasi dalam kondisi harmonis dan integratif. Kebijakan ini juga diperlukan sekaligus untuk mengembangkan sikap dan wawasan pluralisme, toleransi, dan multikulturalisme, baik di kalangan warga ataupun calon transmigran, agar mereka benar-benar memahami realitas dan makna perbedaan, sehingga mampu hidup berdampingan secara damai di lingkungan permukiman baru. Strategi Pengembangan ke depan: Transmigrasi di masa depan (kedepan) tidak hanya didasarkan pada asas kesejahteraan, pembangunan daerah, pemberian paluang kerja (usaha), tetapi juga sekaligus memberikan asas baru berupa menciptakan dan memelihara komunitas-komunitas yang plural secara etnik (dan agama) atas dasar ideologi pluralisme dan kebersamaan. Pluralisme harus menjadi bagian dari bukan saja filosofi, tetapi juga aspek-aspek teknis (perencanaan dan pelaksanaan) pembangunan transmigrasi. Tahapan Pengembangan ke depan: Transmigrasi di masa depan (kedepan) tidak hanya didasarkan pada asas kesejahteraan, pembangunan daerah, pemberian paluang kerja (usaha), tetapi juga sekaligus memberikan asas baru berupa menciptakan dan memelihara komunitas-komunitas yang plural secara etnik dan kultural atas dasar ideologi pluralisme, kebersamaan dan multikulturalisme. Pluralisme harus menjadi bagian dari kebijakan secara` filosofis transmigrasi, tetapi juga menjadi bagian dari aspek-aspek teknis (perencanaan dan pelaksanaan) pembangunan transmigrasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN Koordinasi dengan pihak terkait Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan Pemanfaatan Hasil Kegiatan, Sosialisasi, Pelatihan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

TERIMA KASIH ANHARUDIN ETTY DIANA SITI FATIMAH NELSON MANURUNG MUJIANTO