TINJAUAN PUSTAKA Pengertian umum cetacean Lumba-lumba hidung botol ( Tursiops sp.)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI MORFOMETRI LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus, EHRENBERG 1833) DI KOLAM KONSERVASI PT. WERSUT SEGUNI NDONESIA KENDAL JAWA TENGAH

Family Neobalaenidae. Ordo Odontoceti

Seperti mamalia pada umumnya, mamalia laut memiliki ciri:

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kondisi umum lokasi penelitian

6/7/2012. Mamalia Laut adalah hewan menyusui yang telah beradaptasi sepenuhnya untuk hidup di laut.

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Kegunaan Kerangka Pemikiran.

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi T. aduncus

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

DISTRIBUSI LUMBA-LUMBA DI KEPULAUAN SERIBU, PROVINSI DKI JAKARTA CHIKARISTA IRFANGI

BAB 2 DATA DAN ANALISA

II. TINJAUAN PUSTAKA

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

INVENTARISASI Cetacea DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KOMODO, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Killer Whale (Paus Pembunuh) Intan Aghniya Safitri Irani Maya Safira

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Ordo Pinnipedia. Ordo Pinnipedia

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

Uji Organoleptik Ikan Mujair

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

Kemampuan khusus Cetacea

RIBBON SEAL (ANJING LAUT PITA) HISTRIOPHOCA FASCIATA. Di susun oleh: Nandia Putri Aulia Nida Nurhanifah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2)

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera

Menurut Borroret al (1992) serangga berperan sebagai detrivor ketika serangga memakan bahan organik yang membusuk dan penghancur sisa tumbuhan.

2. KERABAT DUGONG. Gambar 2.1. Taksonomi dugong dan kerabatnya

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia

STUDI VARIASI KOMPOSISI CETACEA DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KOMODO, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa

8 hewan pra sejarah yang paling terkenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan layur (Trichiurus lepturus) (Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO

Burung Kakaktua. Kakatua

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

3. METODE PENELITIAN

By : Dian Neli Pratiwi Dian Pramudiono

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

Captive Breeding (Penangkaran) Diana Ismawati Dibyo Mika P

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

Judul : PAUS BELUGA Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Editor Bahasa : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BANGSA-BANGSA KERBAU PERAH

Amfibi mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian umum cetacean Cetacean merupakan istilah golongan mamalia laut yang masuk kedalam ordo Cetacea.Ordo Cetacea mempunyai dua sub-ordo yaitu Mysticeti dan Odontoceti, sub-ordo Mysticeti termasuk didalamnya adalah paus baleen, dan subordo Odontoceti termasuk didalamnya paus bergigi dan lumba-lumba (FAO & UNEP 1994). Kata cetacean berasal dari bahasa Latin cetus artinya hewan laut besar dan bahasa Yunani ketos artinya monster laut. Cetacean termasuk hewan berdarah panas, memiliki temperatur tubuh sama dengan manusia, bernapas dengan paruparu, kaki depan dimodifikasi menjadi flipper atau sirip ventral, kaki belakang absen, mata dan telinga kecil, tulang kepala terbentuk dengan lubang hidung/ nostril dibagian dorsal kepala dengan satu blowhole (FAO & UNEP 1994), dan ekor yang disebut fluke (Webber & Thurman 1991). Berbeda dengan ikan pada umumnya, cetacean mendorong tubuhnya dengan menggerakkan ekornya secara perlahan, dengan gerakan naik dan turun (Leach 2009). Menurut FAO & UNEP (1994) semua cetacean memiliki bentuk tubuh yang hampir sama menyerupai torpedo (streamline), sirip ventral (flipper) seperti dayung pipih, tengkorak yang memanjang, lubang di dorsal nasal (blowhole), lapisan blubber, organ reproduksi internal, derivat tulang dalam bentuk ekor (fluke) dan sirip dorsal, dan rambut. Walaupun anatomi eksteriorcetacean menyerupai ikan tetapi anatomi internal seperti pada mamalia di daratan.sirip ventral/flipper merupakan bagian tulang lengan dan tangan yang tereduksi.tulang pelvis rudimenter dan kaki belakang absen. Lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) Lumba-lumba hidung botol (Tursiopssp.) merupakan hewan kosmopolit yang tersebar luas di daerah pantai dengan temperatur yang hangat dan merupakan cetacean yang paling dikenal diantara cetacean lainnya (Goodall et al. 2011).Lumba-lumba hidung botol bisa dikatakan cetacean yang paling dikenal manusia karena habitat di daerah pesisir, memiliki sifat yang jinak, kemampuan beradaptasi, dan rasa keingintahuan yang tinggi. Lumba-lumba hidung botol

memiliki ukuran tubuh yang besar, kuat, dan moncong yang relatif panjang. Terdapat dua tipe lumba-lumba hidung botol yaitu T. truncatus dan T. aduncus.tursiops aduncus biasa ditemukan di daerah pantai dan T.truncatus di daerah laut dalam (Hale et al. 2000).Warna kulit abu-abu terang hingga gelap dengan variasi putih dibagian perut dan kadang memiliki spot hitam di daerah ventral. Spot hitam pada bagian ventral pada T. aduncus dewasa dan hilang pada T. truncatus (Wang et al. 2000; Hale et al.2000; Goodall et al. 2011) merupakan ciri yang mencolok untuk membedakan kedua spesies tersebut. Terdapat garis hitam memanjang dari mata sampai ke flipper. Gambar 2 Bagian Kepala (a) Tursiops aduncus, (b) Tursiops truncatus, spot hitam pada bagian ventral (Wang et al. 2000). Van Bree dalam Kurihara & Oda (2006) membedakan Tursiops sp. (T. tuncatus dan T. aduncus) di pantai Afrika Barat berdasarkan panjang rostrum.begitu pula menurut Wang et al. (2000), untuk membedakan antara dua spesies serupa dikelompok lumba-lumba hidung botol (Tursiops sp.) terutama di Perairan Cina dan Indonesia, panjang rostrum merupakan pengukuran yang absolut.perbedaan panjang rostrum ini dapat dilihat di Gambar 2.Berikut adalah hasil statistik sederhana yang dilakukan oleh Wangberdasarkan karakteristik eksteriort.aduncus dan T. truncatus. 4

Tabel 1 Statistik morfologi eksteriordari lumba-lumba hidung botol di Perairan China (T. aduncus, n=17; T. truncatus, n=40)(wang et al. 2000) Karakter T. aduncus T. truncatus Total body length (TBL) Rata-rata (cm) SD (cm) 224.7 28.08 Selang Rata-rata SD Selang (cm) (cm) (cm) (cm) 140.0-268.0 a 247.1 25.67 191.0-295.5 Snout-eye length (SEY) 33.2 3.26 22.5-36.0 33.5 3.04 29.0-39.0 Snout to anterior insertion of flipper 52.7 4.87 36.0-58.0 54.1 4.57 45.0-62.8 Rostrum length (RL) 13.4 1.44 8.8-15.5 9.6 1.25 7.0 12.0 Rostrum width (RW) 8.2 0.98 6.0-10.0 8.7 0.92 7.0-11.4 Maximum width of flipper 14.4 2.00 9.3-18.0 13.9 1.36 10.8-17.0 Anterior lengh of flipper 37.6 4.13 25.3-45.0 38.3 3.52 30.0-44.0 Posterior length of flipper 28.3 3.49 18.8-34.5 27.9 2.77 20.5-33.0 RL/TBL (%) 6.0 0.34 5.3-6.7 3.9 0.53 2.6-5.0 RL/SEY (%) 40.3 1.78 37.1-43.3 28.8 3.36 19.9-36.2 Keterangan : a spesimen T. aduncus terbesar yang dilaporkan di Pulau Penghu Ukuran tubuh lumba-lumba hidung botol dewasa 1,9-3,8 m dengan jantan lebih besar dari betina. Bayi lumba-lumba hidung botol panjangnya sekitar 1-1,3 m. Klasifikasi umur lumba-lumba hidung botol dapat juga dilihat dari total panjang tubuh (Tabel 2).Lumba-lumba hidung botol memiliki 18-26 pasang gigi masing-masing rahang (Gambar 3).Pada lumba-lumba yang sudah tua, beberapa gigi bisa tanggal bahkan tidak ada gigi lagi.gigi bisa dijadikan identifikasi umur dari lumba-lumba hidung botol. Gambar 3 Gigi Tursiops sp. dilihat dari sisi lateral (FAO & UNEP 1994). 5

Tabel 2 Klasifikasi umur lumba-lumba berdasarkan total panjang badan standar (Laetherwood & Reeves 1990) Kelas Umur (tahun) Panjang Badan (cm) Infant 1 < 170 Juvenile 1-6 170-210 Subadult, betina Jantan Adult, betina Jantan 6-12 6-13 >12 >13 210-235 210-247 >235 >247 Tursiops aduncus Berdasarkan Integrated Taxonomic Information System tahun 2004a, lumba-lumba hidung botol memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Cetacea Subordo : Odonticeti Famili : Delphinidae Genus : Tursiops Spesies : Tursiops aduncus (Ehrenberg,1833) Menurut Wells & Scott (2005), T. aduncus cenderung memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan T. truncatus. Tursiops aduncus juga memiliki rostrum yang lebih panjang dan bercak hitam di bagian ventral pada saat dewasa kelamin dibandingkan dengan T. truncatus. Tursiops aduncus diketahui sebagai lumba-lumba hidung botol yang habitatnya di daerah pantai dengan kedalaman mencapai 30 m dengan kondisi air yang hangat.spesies ini bisa ditemukan pada kedalaman 1 m, dimana mereka dapat berinteraksi dengan manusia dan memakan ikan yang sudah mati (Ross & Cockcroft 1990). 6

Tursiops truncatus Berdasarkan Integrated Taxonomic Information System tahun 2004b, lumba-lumba hidung botol memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Cetacea Subordo : Odonticeti Famili : Delphinidae Genus : Tursiops Spesies : Tursiops truncatus (Montagu,1821) Tursiops truncatusmemiliki beberapa nama sesuai dengan tempat ditemukannya seperti black porpoise(oleh nelayan tuna),afalina (Rusia), taisiyo bandö iruka (Jepang). Menurut Laetherwood et al. (1988), T. truncatusdi lautan Pasifik memiliki panjang mencapai 3-4 m dengan jantan lebih besar daripada betina diumur yang sama dan saat lahir mencapai 1-1.3 m. Tursiops truncatusini paling dikenal oleh masyarakat karena spesies ini yang paling umum berada di tempat hiburan ataupun kolam konservasi. Spesies ini juga memiliki rostrum yang relatif pendek. Lumba-lumba hidung botol merupakan hewan berkelompok.tursiops truncatus dapat ditemukan berkelompok lebih dari lima puluh hingga ribuan. Ditemukan di lautan dalam dan dapat beradaptasi dengan temperatur air yang lebih dingin. Karakteristik reproduksi T. truncatusdi lautan Pasifik banyak diketahui melalui reproduksi lumba-lumba hidung botol di lautan Atlantik, panjang betina dewasa 2.2-2.4 m dan jantan dewasa 2.5-2.6 m. Siklus reproduksi terjadi dua kali setahun pada musim kemarau dan musim gugur, dengan kebuntingan selama setahun dan masa laktasi mencapai 12-18 bulan. Tursiops truncatusmemiliki kebiasaanuntuk muncul di permukaan dan melakukan akrobatik seperti jatuh dengan punggung terlebih dahulu. Berdiri dengan kekuatan ekor dan pandai melakukan gerakan surfing(laetherwood et al.1988).tursiops truncatus di lautan sulit dibedakan dengan beberapa lumba-lumba lainnya seperti 7

lumba-lumba Risso dari kejauhan, lumba-lumba rough-toothedterutama di daerah lepas pantai lautan subtropis dan tropis, serta lumba-lumba spotted muda. Metode Pengukuran Pengukuran merupakan salah satu metode identifikasi suatu spesies.perbedaan diagnostik pada mitokondria DNA dan karakteristik skeletal pada lumba-lumba hidung botol dapat digunakan untuk memperkuat identifikasi.(wang et al. 2000).Pengambilan DNA spesimen dan pengukuran di lapangan tidak mudah dilakukan karena kita harus meminimalisasi kontak dengan lumba-lumba hidung botol tersebut.karakteristik eksterior dapat digunakan untuk membedakan dua spesies lumba-lumba hidung botol tersebut.beberapa studi menggunakan ekstremitas (moncong, flipper, dan sirip dorsal) sebagai salah satu ciri identifikasi.tursiops truncatus terlihat lebih besar dibandingkan T. aduncus secara proporsional di area yang sama (Hale et al. 2000). Menurut Gao et al. (1995) perbedaan kedua spesies hanya dapat terlihat pada ukuran lumba-lumba hidung botol dewasa. Pengamatan yang dilakukan pada lumba-lumba hidung botol di laut lepas sehingga tidak memungkinkan untuk membedakan antara yang remaja dan dewasa bila terlihat individual. Lumba-lumba hidung botol memiliki karakteristik anatomi yang khas sehingga pengukuran relatif mudah dilakukan terutama pada lumba-lumba hidung botol dalam penangkaran. Pengukuran pada lumba-lumba hidung botol dilakukan dengan mengukur total panjang badan, panjang rostrum, panjang flipper, lebar badan, panjang badan, dan berat badan total. Pengukuran berat badan digunakan untuk mengkorelasikan antara berat badan dan total panjang badan dengan umur lumba-lumba hidung botol tersebut. Secara garis besar, pengukuran dapat dilakukan seperti pada Gambar 4, tetapi di lapangan pengukuran secara spesifik sulit dilakukan tergantung pada kondisi lumba-lumbahidung botol saat itu. Walaupun banyak variasi pada lumba-lumba hidung botol, peneliti biasanya hanya mengenali satu spesies yaitu Tursiops truncatus (Wang et al. 2000).Hasil penelitian Wang et al. (2000) menunjukkan bahwa lumba-lumba di Indonesia mengarah pada T. aduncus yang berbeda dengan yang berada di perairan Cina. 8

Gambar 4 Karakteristik morfologi eksterior lumba-lumba hidung botol dari Perairan China; TBL: total body length, SEY: snout-eye length, SAF: distance from snout to anterior insertion of flipper, RL: rostrum length, RW: rostrum width, MWF: maximum width of flipper, ALF: anterior length of flipper, PLF: posterior length of flipper.( Sumber : Wang et al. 2000) 9