BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan pariwisata nusantara dipengaruhi oleh mulai meningkatnya. kebutuhan masyarakat untuk berekreasi serta semakin banyaknya pelaku bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

ARDITHA YUSPENTIA, 2015 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MENU A LA CARTE DI SAUNG BEUREUM KARAWANG MELALUI PENERAPAN MENU ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

PARIWISATA KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN GAYA DESAIN NEW SIMPLICITY

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

2016 PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA ROMBONGAN DI DEJI TOURS BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan sektor ekonomi lainnya.banyaknya lapangan pekerjaan yang muncul mulai dari kegiatan pengadaan jasa akomodasi, rumah makan, layanan wisata, hingga bisnis cinderamata telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi tingginya tingkat pengangguran di negri ini. Sumbangan devisa bagi kas Negara yang terus mengalir juga merupakan salah satu dampak positif akibat perkembangan pesat industri pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa Negara di samping sektor migas. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari tempat tinggalnya dengan

2 tujuan rekreasi, merupakan definisi dari Organisasi Pariwisata Dunia. Setiap Negara didunia berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan kegiatan pariwisata serta mempromosikan Daya Tarik Wisata yang dimiliki yang diharapkan dapat memberikan devisa yang besar. Seperti juga yang tercantumdalam UU. No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Penanganan pembangunan wilayah pariwisata untuk dijadikan Daerah Tujuan Wisata. Adapun rekapitulasi wisatawan mancanegara yang melakukan kegiatan kunjungan wisata ke Indonesia pada tahun 2004-2010 adalah sebagai berikut : TABEL 1.1 STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN DI INDONESIA TAHUN 2001-2011 Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara Persentase % 2001 5.153.620 10,1 2002 5.033.400 9,9 2003 4.467.021 8,7 2004 5.321.165 10,4 2005 5.002.101 9,8 2006 4.871.351 9,5 2007 5.505.759 10,8 2008 6.429.027 12,6 2009 6.323.730 12.4 2010 7.101.215 10,9 2011 8.032.912 13,1 Sumber: Statiscal Report on Visitor to Indonesia, 2012 Berdasarkan tabel 1.1. menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 jumlah wisman mengalami penurunan sebanyak 8,7%, kemudian

3 pada tahun 2006 wisatawan manca negara juga mengalami penurunan sebesar 9,5%. Mulai tahun 2007 wisatawan mancanegara mulai mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2011. Walaupun peningkatan tersebut tidak terlalu besar pada tahun 2007-2008, pada tahun 2009 mengalami penurunan. Secara umum dapat digambarkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia jumlahnya selalu berfluktuasi. Adanya penuruan jumlah wisatawan dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, sosial, seperti bencana alam, flu burung, isu terorisme, travel warning,dan keadaan alam dapat mempengaruhi kualitas daerah pariwisata di Indonesia, sehingga wisatawan merasa tidak aman dan nyaman untuk melakukan perjalanan wisata ke Indonesia. Berikut adalah data rekapitulasi wisatawan Nusantara pada tahun 2008-2010 yang terdapat pada Tabel 1.2: Tahun TABEL 1.2 REKAPITULASI WISATAWAN DI INDONESIA TAHUN 2008-2010 Wisatawan Nusantara (000 orang) Perjalanan (000 orang) Rata-rata Perjalanan Pengeluaran Perjalanan (000 rupiah) Total Pengeluaran (triliun rupiah) 2008 115.335 222.389 1.99 406,35 102,01 2009 117.213 225.042 2.23 414,43 123,17 2010 119.150 229.950 2.45 418,38 128,77 Sumber :www.bpshg.com, 2011 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan nusantara di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan meskipun kenaikan nya tidak signifikan. Namun dilihat dari pendapatan yang masuk pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 2,81% dari tahun 2009 sebesar Rp. 128,77 triliun rupiah. Tujuan pengembangan wisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam intruksi presiden Republik Indonesia No.10 tahun 2009, khusunya Bab II pasal 3,

4 yang menyebutkan kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi perjalanan, serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Salah satu provinsi yang ada di Indonesia adalah Jawa Barat, merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang memiliki berbagai keunikan seni budaya dan berbagai Daya Tarik Wisata yang beraneka ragam serta di dukung oleh fasilitas sarana dan prasarana yang terus dikembangkan. Sangat memungkinkan mempunyai peluang yang cukup besar menarik kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Daya Tarik Wisata yang ada di Indonesia. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang letak geografisnya berbatasan dengan ibu kota Indonesia. Jawa Barat memiliki keanekaragaman potensi pariwisata yang cukup tinggi baik itu potensi alam, budaya, maupun minat khusus.keanekaragaman itu dapat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan. Sektor kepariwisataan khususnya perhotelan dan restoran tersebut diyakini menjadi salah satu penggerak utama aktivitas perekonomian masyarakat di Jawa Barat. Potensi Pariwisata di Jawa Barat tersebar luas di semua kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Perkembangan pariwisata di Jawa Barat berkembang cukup baik. Pariwisata di Provinsi Jawa Barat mengalami kemajuan dari tahun ke tahun seperti yang tertera pada tabel kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Barat.

5 Adapun data kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut: TABEL 1.3 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT 2007-2011 Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Domestik Jumlah % 2007 207.935 16.890.316 17.098.250 2008 300.345 27.345.657 27.646.002 61,69 2009 361.256 28.356.987 28.718.243 3,87 2010 750.324 34.056.978 34.807.302 21,2 2011 800.678 36.154.376 36.955.054 6,1 Sumber : Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Barat 2011 Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat dilihat kenaikan jumlah kunjungan ke Jawa Barat dari tahun 2007 ke 2008 mengalami kenaikkan dari jumlah kunjungan 17.098.250 di tahun 2007 menjadi 27.646.002 ditahun 2008 dengan persentase sebesar 61,69 % dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 dengan jumlah kunjungan 28.718.243 yaitu sebanyak 3,87 %. Sedangkan pada tahun 2010 tingkat kunjungan wisatawan ke jawa barat naik dengan jumlah kunjungan sebesar 34.807.302 dengan persentase sebesar 21,2 5 dari tahun sebelumnya dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 yaitu dengan jumlah kunjungan sebesar 36.955.054 atau dengan persentase sebanyak 6,1%. Setiap kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata yang beragam.berbagai macam objek wisata Jawa barat memiliki keunikan masing-masing.mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dan lain sebagainya. Dengan majunya industri pariwisata Jawa Barat, semakin banyak pula bisnis-bisnis yang berkaitan dengan industri pariwisata. Industri pariwisata terdapat usaha-usaha seperti hotel, restoran dan usaha perjalanan. Semua usaha tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang majunya kepariwisataan, dengan

6 fasliitas yang baik dan memuaskan,akan membuat para wisatawan merasa nyaman dan akan mendatangkan semakin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia. Salah satu Daya Tarik Wisata yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam dunia pariwisata adalah wisata alam. Daya Tarik Wisata yang termasuk ke dalam wisata alam yaitu Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan yang terdapat dikabupaten Subang Propinsi Jawa Barat. Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan dikategorikan ke dalam wisata alam karena Wana Wisata Penangkaran Buaya ini termasuk Daya Tarik Wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.Awalnya Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan bertujuan untuk mencegah kepunahan Buaya Muara (Crocodylus porosus) dan juga untuk mencukupi kuota eksport reptil Indonesia ke luar negeri. Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan mempunyai luas 15 hektar (2,7 hektar untuk penangkaran). Wana wisata ini terdiri dari 23 kolam berisikan buaya-buaya berdasarkan tingkatan umur yaitu anakan, remaja, dan dewasa yang berjumlah 207 ekor dikelilingi hutan-hutan kecil serta bersebelahan dengan Laut Utara Jawa yang mempunyai potensi sebagai Daya Tarik Wisata yang diminati oleh wisatawan. Berikut Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan tahun 2007-2011

7 TABEL 1.4 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN WANA WISATA PENANGKARAN BUAYA BLANAKAN TAHUN 2007-2011 Tahun Wisnus Jumlah Anak-anak Dewasa Wisatawan % 2007 4.863 12.723 17.586-2008 6.251 13.877 20.128 14,5 2009 3.931 13.614 17.545-12,8 2010 2.280 13.991 16.271-7,3 2011 4.677 12.035 16.712 2,7 Sumber :Perum Perhutani Unit III Jawa Barat 2012 Berdasarkan data pada Tabel 1.4 terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan terbagi menjadi dua, yaitu: Jumlah wisatawan usia anak-anak dan jumlah wisatawan usia dewasa. Hal ini berdasarkan Harga Tiket Masuk yang berbeda antara wisatawan usia anak-anak dan wisatawan usia dewasa. Harga Tiket Masuk wisatawan usia anak-anak sebesar Rp. 7000, sedangkan Harga Tiket Masuk wisatawan usia dewasa seharga Rp. 10.000. Berdasarkan Tabel 1.5 juga dapat diketahui dari tahun 2007 2010 jumlah wisatawan mengalami penurunan terus-menerus. Pada tahun 2008 jumlah persentase sebanyak 14,5%, ditahun 2009 mengalami penurunan dengan persentase -12,8%. Kemudian ditahun 2010 mengalami penurunan kembali sebesar -7,3%. Hal ini dikarenakan kurangnya perbaikan dari sarana dan prasarana dari wana wisata. Jumlah wisatawan usia anak-anak dan usia dewasa mengalami kenaikkan dan penurunan. Jumlah wisatawan usia anak-anak pada tahun 2007 ke tahun 2008 keduanya mengalami kenaikkan. Hal ini disebabkan pada tahun 2007 Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan mempunyai mengadakan jadwal perjalanan wisata disekitar Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan, wisatawan tidak hanya melihat atraksi penangkaran buaya, selain itu wisatawan dapat melakukan perjalanan disekitar hutan-hutan kecil dan sungai-sungai kecil

8 untuk memancing. Tahun 2008 ke tahun 2009 jumlah wisatawan usia anak-anak dan usia dewasa mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengelola. Kemudian dari tahun 2009 ke tahun 2010 Jumlah wisatawan anak-anak mengalami penurunan, sedangkan jumlah wisatawan usia dewasa mengalami kenaikkan. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas bermain untuk anak-anak. Tahun 2011 jumlah wisatawan memang mengalami kenaikkan sebesar 2,7%, akan tetapi kenaikkan terjadi hanya pada jumlah wisatawan usia anak-anak sedangkan jumlah wisatawan usia dewasa mengalami penurunan. Berdasarkan harga tiket masuk wisatawan diwana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan dibagi kedalam dua Klasifikasi, yaitu wisatawan usia dewasa dan wisatawan usia anak-anak. Berikut Jumlah Kunjungan Wisatawan Dewasa yang berkunjung ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan tahun 2007-2011: TABEL 1.5 JUMLAH WISATAWAN USIA DEWASA KE WANA WISATA PENANGKARAN BUAYA BLANAKAN 2007-2011 Tahun Jumlah Wisatawan Dewasa % 2007 12.723-2008 13.877 9,07% 2009 13.614-1,89% 2010 13.991 2,76% 2011 12.035-13,91% Sumber :Perum Perhutani Unit III Jawa Barat 2012 Berdasarkan Tabel 1.5 pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 jumlah wisatawan dewasa mengalami kenaikan sebesar 9,07%. Sedangkan ditahun 2009 jumlah wisatawan dewasa mengalami penurunan sebanyak -1,89%. Tahun 2010 jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan kembali mengalami kenaikan sebanyak 2,76% dan di tahun 2011 jumlah

9 wisatawan mengalami penurunan kembali sebanyak 13,91%. Hal ini disebabkan karena wisatawan yang berkunjung ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan sebagian usia anak-anak dikarenakan Harga Tiket Masuk (HTM) wisatawan usia anak-anak lebih rendah serta lebih murah dari HTM wisatawan usia dewasa. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono (2005:2) Pemasaran merupakan proses manajemen yang berupaya memaksimumkan laba (returns) bagi pemegang saham dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customer) dan menciptakan keunggulan kompetitif. Dalam mengupayakan tingkat kunjungan wisatawan, pengelola Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan mencoba untuk memanfaatkan segmen pasar tertentu serta berupaya mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan melalui pemahaman terhadap bauran promosi. Promosi merupakan upaya untuk meningkatkan permintaan melalui pertimbangan kebutuhan, nilai dan sikap pasar atau segmen target pasar. Pengelola Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan harus mempunyai upaya promosi yang baik untuk memasarkan Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan kepada wisatawan, baik wisatawan usia anak-anak maupun wisatawan usia dewasa terlebih dahulu dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Berkaitan dengan hal tersebut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat selaku pengelola Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan melaksanakan promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Khususnya wisatawan usia

10 dewasa yang pada tahun terakhir jumlahnya menurun. Promosi yang dilakukan oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat selaku pengelola adalah suatu aspek dalam bauran pemasaran, berfungsi sebagai sarana komunikasi antara wisatawan yang berkunjung dengan pihak pengelola Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. Menurut Shimp (2003:596) menyatakan aspek pemasaran umum bahwa manajemen promosi berhubungan dengan eksplesitas. Promosi meliputi: praktek periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan point of purchase communication. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat menggunakan Media Periklan berbentuk brosur untuk memasarkan Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. Media Periklanan menurut Rosadi Ruslan (2006:95) Prioritas utama sebagai alat untuk tujuan publikasi dan sebagai upaya pesan-pesan atau informasi secara luas mengenai aktivitas organisasi kepada publik sasaran. Brosur membuat informasi atau penjelasan tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah atau dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat mempunyai paket wisata unggulan salah satunya adalah brosur paket Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan dan brosur Daya Tarik Wisata, yang dapat memudahkan pihak pengelola untuk berkomunikasi kepada wisatawan untuk berkunjung ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. Adapun media iklan yang digunakan terdapat pada tabel berikut:

11 TABEL 1.6 MEDIA IKLAN YANG DIGUNAKAN WANA WISATA PENANGKARAN BUAYA BLANAKAN TAHUN 2012 Media cetak Brosur dibagikan disetiap pameran dan festival pariwisata. Brosur disimpan di Tourist Information Center (TIC) Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan Brosur disimpan di kantor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat untuk diberikan kepada satiap tamu yang berkunjung Brosur yang dibuat dengan ketebalan kertas 80 s.d. 120 gr dengan finishing berupa varnish yang berkesan lux dan eksklusif dengan penulisan dan bahasa yang mudah dipahami. Sumber :Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Tabel 1.6 menunjukkan bahwa media iklan yang digunakan perum perhutani yaitu media cetak berupa brosur. Agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh target sasaran maka dilakukan suatu pedekatan dengan cara melakukan strategi melihat membaca dan memahami oleh target sasaran melalui media promosi dengan visualisasi dan teks yang mudah dipahami. Brosur sebagai media cetak yang dipilih karena memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Media brosur disebar pada saat melaksanalan atau mengikuti pameran pariwisata serta dibagikan pada travel agent dan didistribusikan kepada TIC agar pesan yang disampaikan tepat pada sasaran. Namun demikian upaya promosi media iklan belum sepenuhnya optimum karena jumlah kunjungan yang diiklankan belum optimal. Sebagai ilustrasi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat telah membuat brosur tentang Wana Wisata walaupun angka kunjungannya masih terbilang kurang.

12 Menurut Kotler dan Keller (2009;564) iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:161) Media advertising merupakan wahana yang digunakan untuk mengantarkan pesan iklan kepada pemirsa yang dituju. Program advertising dalam bentuk brosur yang dilaksanankan oleh perum perhutani diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Pengelola Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan harus mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam lagi untuk mempelajari media iklan. Melalui media iklan mampu menciptakan komunikasi yang baik antara pihak pengelola dengan wisatawan sehingga banyak wisatawan ingin berkunjung ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan suatu penelitian tentang PENGARUH MEDIA IKLAN BROSUR TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN WANA WISATA PENANGKARAN BUAYA BLANAKAN.

13 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang terjadi, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana gambaran Media Iklan Brosur di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. 2. Bagaimana Keputusan Berkunjung Wisatawan di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. 3. Bagaimana pengaruh Media Iklan Brosur terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran Media Iklan Brosur di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. 2. Untuk memperoleh temuan tentang gambaran Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan. 3. Untuk memperoleh temuan tentang seberapa besar pengaruh Media Iklan Brosur terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan.

14 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya studi keilmuan di bidang Manajemen Pemasaran Pariwisata, khususnya yang berkaitan dengan Media Iklan Brosur dan Keputusan Berkunjung sehingga penelitian ini dapat berguna bagi para akademisi dalam mengembangkan teori kepariwisataan. 2. Secara Praktis Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat selaku pengelola, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang mengenai pengaruh Media Iklan Brosur terhadap Keputusan Berkunjung wisatawan di Wanawisata Penangkaran Buaya Blanakan.