BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Profil Pegadaian KC Syariah Raden Intan Lampung

BAB III A. GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARI AH BLAURAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Pegadaian Syari ah Blauran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB IV IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG ULAK KARANG PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kebutuhan. Semakin tinggi taraf hidup dari tingkat sosial atau masyarakat,

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

mura<bahah saja, namun sebetulnya terdapat akad wadi ah dan akad istishna,

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Ada berbagai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Konsep Pembiayaan Rahn (Gadai Emas) di BNI Syariah Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. terus melakukan peningkatan pendapatan dari produk inti PT. Pegadaian (Persero)

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

Pelaksanaan Penyaluran Kredit Guna Bhakti (KGB) Pada Bank Bjb Cabang Pembantu Ujung Berung

BAB III APLIKASI AKAD MURA<BAH{AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN LOGAM MULIA \ PADA PEGADAIAN SYARIAH UNIT KETINTANG SURABAYA

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gadai Emas Pada Bank BRI Syariah KCP Bukittinggi. produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV MEKANISME AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN PRODUK MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Akad Murabahah Pada Pembiayaan Produk Mulia Pegadaian Syariah cabang Pekalongan sebagai lembaga keuangan syariah non bank yang mempunyai fungsi lembaga intermediary, yakni perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Salah satu kegiatan Pegadaian Syariah cabang Pekalongan dengan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan ke dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang ada di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan berupa pembiayaan gadai dengan akad yang digunakan adalah rahn, pembiayaan modal usaha dengan jaminan BPKB dan emas yang menggunakan akad murabahah, pembiayaan jual beli dengan akad yang digunakan adalah murabahah. Dalam hal ini, peneliti memilih pembiayaan murabahah pada jual beli emas karena emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya sngat stabil, likuid dan aman secara riil. Seperti yang kita ketahui berinvestasi menggunakan emas saat ini dinilai paling mudah dan mengguntungkan. Emas telah terbukti harganya selalu naik, hal ini karena adanya permintaan akan emas selalu meningkat. 73

74 Dalam rangka memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk berinvestasi serta mengubah pola masyarakat yang sebelumnya menggadaiakan emasnya untuk kebutuhan konsumtif menjadi kebutuhan untuk beinvestasi, maka Pegadaian Syariah cabang pekalongan menawarkan produk MULIA dimana Pegadaian Syariah cabang Pekalongan menjual emas logam mulai bersertifikat P.T ANTAM secara tunai maupun angsuran dengan jangka waktu terntu dan fleksibel. MULIA (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) menfasilitasi kepemilikan emas batangan melalui penjuaan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai dan/ atau dengan pola angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu tertentu yang fleksibel dengan menggunakan akad murabahah dan rahn. Produk MULIA ini diluncurkan oleh Pegadaian sekitar tahun 2009 namun pada Pegadian Syariah cabang Pekalongan baru mengoprasikan produk MULIA pada bulan Agustus 2014 yang bertujuan sebagai alternatif masyarakat dalam berinvestas yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa depan seperti: menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi. Hal ini sebagai bentuk realisasi dari permintaan nasabah yaitu mewujudkan produk investasi. 1 1. Karakteristik produk MULIA a. Akad yang digunakan adalah akad jual beli, dimana Pegadaian Syariah cabang Pekalongan sebagai penjual harus menyediakan 1 Hasil wawancara dengan Bapak Teguh Subagyo, S.E (Pimpinan Cabang), Pegadaian Syariah Pekalongan, pada tanggal 13 Agustus 2015, pukul 08.30 WIB.

75 barang untuk nasabah dan nasabah dalam hal ini sebagai pembeli. Nasabah harus membayar kepada Pegadaian Syariah atas barang yang diterimanya. b. Objek pembiayaan yang diterima oleh nasabah adalah emas logam mulia bersertifikat PT. ANTAM c. Harga yang ditetapkan sesuai dengan harga emas pada saat berlangsungnya akad serta tidak berpengaruh pada fluktuasi harga emas dimasa mendatang d. Pembayaran harga barang dapat dilakukan secara tunai maupun angsuran. e. Dalam pembiayaan MULIA secara angsuran harus ada jaminan berupa objek barang itu sendiri. Ketika pembiayaan telah berakhir barang baru diserahkan kepada nasabah. Dalam hal ini timbul akad rahn. 2 2. Keuntungan dalam berinvestasi melalui pembiayaa produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan adalah sebagai berikut: a. Jembatan mewujudkan niat mulia anda untuk: 1) Menabung logam mulia untuk menunaikan ibadah haji 2) Persiapan biaya pendidikan anak di masa mendatang 3) Memilik itempat tinggal dan kendaraan b. Alternatif investasi yang aman untuk mejaga portofolio asset nasabah. 2 Ibid.

76 c. Merupakan asset yang sangat likuid dalam memenuhi kebutuhan dana yang mendesak, memenuhi kebutuhan modal kerja untuk pengembangan usaha, atau menyehatkan cashflow keuangan bisnis anda, dan lain-lain d. Tersedia pilihan logam mulia dengan berat 1gr, 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, 250gr, 1kg. 3 3. Prosedur pembiayaan produk MULIA Dalam pembiayaan produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan, syarat pengajuan pembiayaan produk MULIA sangatlah mudah yaitu ketika nasabah memilih pembiayaan secara tunai, nasabah cukup datang ke Pegadaian Syariah cabang Pekalongan dengan membayar nilai logam mulia yang akan dibeli disertai fotocopy identitas diri yang masih berlaku. Sedangkan ketika nasabah memilih pembiayaan secara angsuran, nasabah cukup membayar uang muka, biaya administrasi dan fotocopy identitas diri yang masih berlaku. Dalam mekanisme pembiayaan produk MULIA adalah pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan sebagai mediasi antara pihak yang berkepentingan, yaitu nasabah dan pemasok. Pegadaian Syariah membiayai pembelian emas logam mulia dari P.T ANTAM yang dipesan oleh nasabah. Pembelian barang oleh ansabah dilakukan secara tunai maupun angsuran. Dalam prakteknya, Pegadaian Syariah membelikan emas logam mulia yang dipelukan nasabah atas nama Pegadaian. Dan pada 3 Ibid.

77 saat bersamaan Pegadaian Syariah cabang Pekalongan melakukan akad pembiayaan produk MULIA kepada nasabah dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan dan biaya administrasi yang telah disepakati bersama. Kemudian logam mulia tersebut dijadikan jaminan untuk pelunasan sisa hutang nasabah kepada Pegadaian Syariah. Setelah semua sisa hutang lunas maka akan dikembalikan beserta dokumennya. Adapun prosedur pembiayaan MULIA sebagai berikut: a. Nasabah datang ke Pegadaian Syariah untuk melakukan jual beli emas logam mulia dengan pembiayaan MULIA b. Nasabah menyerahkan identitas diri c. Petugas menyerahkan formulir pembiayaan produk MULIA d. Nasabah menyerahkan uang sejumlah harga pembiayaan kerika menginginkan pembiayaan secara tunai, dan menyerahkan uang muka ketika memelih angsuran. e. Apabila pembiayaan dilakukan secara angsuran, maka Pegadaian Syariah menyerahkan form perjanjian akad MULIA yang didalamnya meliputi dua akad yaitu akad murabahah dan akad rahn. f. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian dan logam mulia akan diteriama nasabah setelah nasabah melunasi hutangnya. 4. Jenis Pembiayaan Produk MULIA Pembiayaan produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan terdapat tiga pilihan pembiayaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diantaranya yaitu:

78 a. MULIA Tunai, adalah pilihan layanan investasi emas batangan secara tunai di outlet Pegadaian dengan cara tepat dan emas langsung diterima oleh pembeli. Keunggulan: 1) Pembelian tunai di lebih dari 150 outlet Galeri 24 2) Pilihan investasi mulai dari 1 Gr sampai dengan 1 Kg emas 3) Pembelian kembali (buyback)yang kompetitif 4) Peluang keuntungan investasi dengan konsinyasi 5) Pembeli mendapatkan emas bersertifikat. b. MULIA angsuran personal, adalah pilihan layanan investasi emas batangan secara angsuran perorangan di outlet Pegadaian dengan proses yang cepat dan mudah. Persyaratan: 1) Memiiki KTP atau identitas diri yang berlaku.. 2) Nasabah perorangan. Keunggulan: 1) Pembayaran uang muka mulai dari 20%. 2) Pembelian kembali (buyback) kompetitif. 3) Pembiayaan tersedia di lebih dari 4600 outlet Pegadaian. 4) Pembayaran angsuran di seluruh outlet pegadaian.. 5) Pilihan waktu pembiayaan 3, 6, 12, 18, 24 dan 36 bulan 6) Pilihan investasi emas mulai dari 1Gr samapai dengan 1Kg. c. MULIA angsuran arisan, adalah pilihan layanan investasi emas batangan secara angsuran untuk kelompok arisan dengan harga yang pasti dan tidak dipengaruhi fluktuasi harga emas. Persyaratan:

79 1) Memiliki KTP atau identitas diri yang berlaku. 2) Kelompok arisan beranggotakan minimal 6 orang. Keunggulan: 1) Pembayaran uang muka minimal 10%. 2) Pembelian kembali (buyback)kompetitif. 3) Pembiayaan tersedia di lebih dari 4600 outlet Pegadaian. 4) Pembayaran angsuran di seluruh outlet Pegadaian. 5) Pilihan waktu pembiayaan: 6, 12, 18, 24, dan 36 bulan. 6) Pilihan investasi emas mulai dari 1Gr sampai dengan 1Kg. 7) Pembiayaan dilakukan oleh kelompok arisan 8) Pilihan keping sama untuk setiap anggota. 9) Penetapan harga dilakukan di awal arisan. 4 Ketika nasabah melakukan pembiayaan MULIA secara angsuran, sebagai jaminan pelunasan utang atas pembelian logam mulia di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan, maka nasabah menyerahkan objek jual beli dalam hal ini logam mulia kepada pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan sebagai jaminan. Jaminan pelunasan utang tersebut dilakukan dalam bentuk akad gadai (rahn) karena sebagai pengikat sebelum nasabah melunasi hutangnya. Pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan akan menyerahkan objek jual beli yang dijaminkan kepada nasabah apabila telah dilakukan pelunasan seluruh kewajibannya. Apabila nasabah mempercepat pelunasan dari jangka waktu akad yang telah disepakati, 4 Ibid

80 maka penyerahan objek jual beli diserahkan kepada nasabah minimal pada bulan ketiga dari sejak akad ditandatangani para pihak. Apabila nasabah menunggak atau tidak melakukan angsuran pembiayaan sebanyak tiga kali berturut-turut maka pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan mengirimkan surat peringatan sebanyak 3 kali dengan selang waktu masing masing 7 hari. Dan ketika nasabah tidak mampu lagi membayar kewajibannya maka pihak Pegadaian akan mengeksekusi barang jaminan dengan melakukan penjualan (lelang) barang jaminan (marhun). Dari hasil penjualan (lelang) jika terdapat uang kelebihan setelah hasil lelang dikurangi sisa hutang angsuran logam mulia emas, maka uang kelebihan menjadi milik nasabah. Jika tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban hutangnya, maka nasabah wajib membayar kekurangannya. 5. Kelebihan dari produk MULIA adalah sebagai berikut: a. Nasabah dapat memilih logam mulia dengan kualitas yang terjamin. b. Proses mudah dengan layanan profesional. c. Uang muka mulai dari 10% samapai dengan 90% dari nilai logam mulia. d. Biaya administrasi Rp 50.000 e. Jangka waktu angsuran mulai dari 3 bulan sampai dengan 36 bulan. f. Maksimal pembiayaan sampai emas logam mulai 1 Kg. g. Nasabah dapat memiliki logam mulia dengan cara mengangsur sesuai dengan kemampuan mereka.

81 h. Harga yang dipakai sebagai dasar untuk mengangsur adalah harga pada waktu transaksi, jadi ketika harga emas naik tidak akan mempengaruhi besarnya angsuran nasabah. i. Nasabah dapat menjual kembali logam mulia kepada Pegadaian Syariah sesuai dengan harga pasar waktu transaksi penjualan terjadi. 5 6. Tarif Administrasi dan uang muka Produk Mulia Sebagai salah satu bentuk kehati-hatian dalam pengelolaan pembiayaan MULIA serta untuk menjamin keseriusan nasabah dalam bertransaksi MULIA maka nasabah diwajibkan membayar uang muka pembiayaan dari harga jual obyek sebesar 20% dari harga jual obyek pembiayaan. Harga objek pembiayaan produk MULIA yang berlaku adalah harga pada saat dilakukannya pemesanan objek pembiayaan. Dan besar angsuran pembiayaan tidak akan berpengaruh pada naiknya harga emas saat perjanjian akad pembiayaan produk MULIA sudah berjalan. Dalam pembiayaan MULIA timbul biaya-biaya yang harus ditanggung nasabah antara lain biaya administrasi, biaya distribusi obyek pembiayaan, serta biaya asuransi pengiriman obyek pembiayaan. Dalam pembiayaan produk MULIA ditetapkan biaya administrasi sebesar Rp. 50.000 untuk setiap kali transaksi. Sambil menunggu proses kerja sama dengan pihak ekspedisi, untuk sementara waktu pengiriman (distribusi) obyek pembiayaan dari Kantor Cabang Distribusi MULIA (KCDM) ke Kantor Cabang Pelaksana MULIA 5 Ibid

82 (KCPM) dikirim via PT. Pos Indonesia by order. Dalam upaya mencegah resiko barang rusak ataupun hilang selama proses pengiriman, maka perlu diasuransikan dengan tarif 0,24% dari nilai obyek pembiayaan. Biaya tersebut dibayarkan pada saat penandatanganan akad pembiayaan MULIA bersamaan dengan pembayaran uang muka. Apabila nasabah membatalkan transaksi pembiayaan MULIA secara sepihak sebelum obyek pembiayaan sampai di Kantor Cabang Pelaksana MULIA (KCPM), maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Biaya-biaya administrasi, biaya distribusi maupun biaya asuransi pengiriman yang telah dibayarkan tidak dapat diminta kembali oleh nasabah. 2) Nasabah harus menunggu datangnya obyek pembiayaan sampai di KCPM, selanjutnya nasabah yang bersangkutan mencari pembeli obyek pembiayaan dan dijual di KCPM. 3) Hasil penjualan obyek pembiayaan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah, (melunasi sisa hutang murabahah). Sisanya dikembaliakn kepada nasabah yang bersangkutan. 6 7. Hal-hal yang berkaitan pada produk MULIA Dalam pembiayaan MULIA disebutkan bahwa pengelola pembiayaan MULIA terdiri atas Kantor Cabang Distributor MULIA (KCDM) DAN Kantor Cabang Pelaksana MULIA (KCPM). Berikut beberapa penjelasan tambahan berkenaan dengan hal dimaksud. 6 Dokumen Pegadaian Syariah

83 a. Kantor cabang Pegadaian Syariah Kramat Raya, Jakarta dan kantor cabang Dinoyotangsi, Surabaya (melayani Indonesia Timur) ditunuk sebagai kantor Cabang Distributor MULIA (KCDM). b. Tugas KCDM antara lain: 1) Menerima pesanan obyek pembiayaan (logam mulia) dari KCPM. 2) Melakukan pemesanan logam mulia PT. ANTAM berdasarkan pesanan KCPM. 3) Memberitahukan status pemesanan obyek pembiayaan melalui fax. 4) Setelah barang yang dipesan ke PT. ANTAM diterima oleh KCDM, maka KCDM segera mengirimkan barang dimaksud ke KCPM terkait dengan terlebih dahulu melakukan cross check atau verifikasi baik jumlah maupun unit atau item yang dipesan. 5) Sebelum dilaksanakan kerjasama dengan perusahaan ekspedii, KCDM dapat melakukan pengiriman obyek pembiayaan dengan menggunakan jasa PT. Pos Indonesia.. 6) KCDM menunjuk 1 (satu) orang petugas sebagai driver dan 1 (satu) orang tenaga administrasi MULIA. Jika memang diperlukan, dalam mengambil obyek pembiayaan ke PT. ANTAM dapat meminta bantuan pengawalan dari petugas keamanan internal ataupun pihak kepolisian, terutama untuk jumlah yang relatif besar.

84 c. Tugas KCPM antara lain: 1) Melakukan pemesanan obyek pembiayaan (logam mulia) ke KCDM sesuai dengan pesanan nasabah setelah nasabah membayar uang muka. 2) Membuat akad pembiayaan MULIA dan menandatanganinya bersama dengan nasabah. 3) Menerima angsuran bulanan maupun pelunasan dari nasabah. 4) Menyimpan dan memelihara obyek pembiayaan logam mulia milik nasabah. 5) Menyerahkan obyek pembiayaan kepada nasabah apabila nasabah yang bersangkutan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya. d. Baik KCDM maupun KCPM harus mengupdate harga jual obyek pembiayaan setiap harinya. Informasi ini dapat diperoleh melalui situs www.logammulia.com atau bagi KCPM dapat langsung menghubungi KCDM. e. Pada dasarnya seluruh cabang Pegadaian baik cabang syariah ataupun cabang konvensional dapat menjadi KCPM. Namun syarat mutlak adalah cabang tersebut harus memiliki mesin faximili. 7 Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme dan prosedur terhadap pembiayaan murabahah emas yang berlangsung di pegadaian Syariah cabang Pekalongan adalah telah sesuai dengan fatwa DSN NO 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah. Pihak Pegadaian Syariah dan 7 Ibid

85 nasabah telah melaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dijelaskan dalam fatwa tersebut. Serta tidak terlihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang telah tertera pada pengajuan pembiayaan yang telah dibuat oleh Pegadaian Syariah cabang Pekalongan, sehingga tercapainya akad kesepakatan antara keduan belah pihak. Namun, bila kita merujuk pada fatwa DSN No 77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai, mekanisme dan penerapan sistem syariah pada akad murabahah dalam pembiayaan produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan belum sesuai. Hal ini dikarenakan Pegadaian Syariah cabang Pekalongan selaku penjual belum memiliki emas yang hendak dipperjualbelikan. Dalam pembiayaan murabahah penjual wajib memiliki barang yang hendak diperjualbelikan, akan tetapi dalam prakteknya pembiayaan produk MULIA yang ada di Pegadaian Syariah, Pegadaian Syariah baru membeli barang setelah adanya penandatanganan akad. Transakski ini lebih mirip jual beli salam karena barang yang diperjual belikan belum ada ketika transaksi dilakukan. Mengenai kebolehan murabahah emas secara kredit penulis sependapat dengan Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, dan ulama kontemporer yang sependapat bahwa emas dan perak adalah barang sil ah yang dijual beli dan dibeli seperti halnya barang biasa, dan bukan lagi tsaman (harga), karena melihat kondisi sekarang bahwa emas tidak lagi sebagai nilai tukar melainkan barang. Sehingga nasabah tidak perlu lagi mengenai jual beli emas secara

86 angsuran karena telah dijelaskan dalam fatda DSN No 77/DSN-MUI/V/2010 yang menghalalkan jual beli emas secara tidak tunai. B. Analisis Metode Perhitungan Angsuran Pada Pembiayaan Produk MULIA di Pegadaian Syariah Cabang Pekalongan. Metode yang digunakan dalam perhitungan angsuran produk pembiayaan MULIA adalah metode perhitungan pokok dan margin merata tetap (fixed rate), dimana dalam perhitungan ini pembayaran angsuran dengan harga pokok dan margin keuntungan tetap selama jangka waktu pembiayaan. Perhitungan ini tidak hanya berlaku pada tahun pertama saja akan tetapi berlaku untuk seterusnya hingga pembiayaan lunas atau jatuh tempo. Hal ini disebabkan besar keuntungan yang ingin diperoleh Pegadaian Syariah telah diestimasi (dihitung) sejak awal pembiayaan. 8 Harga jual pembiayaan produk MULIA DI Pegadaian Syariah cabang Pekalongan dilakukan dengan cara menambahkan harga perolehan barang dalam hal ini harga emas logam mulia dari P.T ANTAM yang dibeli terlebih dahulu oleh Pegadaian Syariah dengan tingkat margin yang telah ditentukan dan besarnya biaya administrasi. 8 Hasil wawancara dengan Bapak Syukur Nugraha (Pengelola Galeri), Pegadaian Syariah Pekalongan, pada tanggal 28 September 2015, pukul 09.30 WIB.

87 Hal-hal yang berkaitan dengan penentuan angsuran pada pembiayaan produk MULIA: 1. Harga Dalam hal ini, harga yang dimaksud adalah harga perolehan dari emas logam mulia yang dibeli oleh Pegadaian Syariah dari P.T ANTAM. Penerapannya ketiaka nasabah memilih pembiayaan secara angsuran, sebenarnya Pegadaian Syariah langsung membelikan emas logam mulia sesuai permintaan nasabah kepada P.T ANTAM. Pihak Pegadaian Syariah akan menutup kekurangan dana terlebih dahulu dan menyimpan emas mereka sebagai jaminandan akan diserahkan pada saat nasabah melunasi utangnya. 9 2. Margin Margin adalah selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan obyek pembiayaan yang merupakan keuntungan Pegadaian Syariah atas meminjamkan sebagian dana kepada nasabah untuk membeli emas logam mulia melalui pembiayaan MULIA. Prosentase margin dihitung dari dari harga perolehan obyek pembiayaan. Pembayaran margin dilakukan dengan cara pembayaran angsuran hutang murabahah. Penetapan margin pembiayaan MULIA secara tunai sebesar 2,5%, sedangkan penetapan besarnya margin secara angsuran, yaitu: a. 3% untuk jangka waktu pembiayaan 1 bulan 9 Ibid.

88 b. 3,5% untuk jangka waktu pembiayaan 3 bulan c. 6% untuk jangka waktu pembiayaan 6 bulan d. 12% untuk jangka waktu pembiayaan 12 bulan e. 18% untuk jangka waktu pembiayaan 18 bulan f. 24% untuk jangka waktu pembiayaan 24 bulan g. 36% untuk jangka waktu pembiayaan 36 bulan. 3. Angsuran Angsuran adalah sejumlah dana yang harus kita bayarkan secara rutin setiap bulannya untuk melakukan pelunasan terhadap pembiayaan produk MULIA yang telah kita sepakati. Angka angsuran ini kita dapatkan dari harga jual dikurangi dengan uang muka ditambah keuntungan yang telah disepakati dan biaya administrasi kemudian dibagi dengan jangka waktu yang kita tentukan. Batas akhir tanggal pembayaran angsuran ditentukan berdasarkan tanggal transaksi (pencairan pembiayaan) dengan ketentuan sebagai berikut 10 : a. Tanggal 10 bulan berikutnya untuk transaksi tanggal 1 samapai dengan 10. b. Tanggal 20 bulan berikutnya untuk transaksi tanggal 11 samapai dengan 20. c. Tanggal 30 atau 31 bulan berikutnya untuk transaksi pada tanggal 21 samapi dengan 31 (bulan Februari pada akhir bulan) 10 Ibid.

89 Apabila nasabah terlambat dalam pembayaran angsuran dari tanggal yang telah ditetapkan maka kepadda nasabah tersebut dikenakan denda yang sebesar 4% untuk setiap bulannya. Pendapatan denda digunakan untuk dana kebajikan (sosial) yang dikelola menyatu dalam CSR. Apabila nasabah melunasi pinjamannya lebih cepat dari waktu yang telah diperjanjikan (sebelum jatuh tempo), maka tidak mengurangi kewajiban nasabah terhadap sisa hutang murabahah sesuai dengan yang telah disepakati. Obyek pembiayaan beserta dokumen terkait (seperti sertifikat obyek pembiayaan) baru dapat diserahkan kepada nasabah setelah nasabah melunasi seluruh kewajibannya. 11 Simulasi pembiayaan produk MULIA adalah sebagai berikut: a. Secara Tunai Nasabah menginginkan emas logam mulai seberat 5 gram yang akan dibayar tunai. (asumsi harga 5 gram emas = Rp 2.530.000,00), maka Harga emas 5 gram Rp 2.530.000 Margin penjualan (2,5%) Rp 63.250 Harga jual Rp 2.593.250 Jadi harga jual Pegadaian Syariah cabang Pekalongan kepada nasabah sebesar Rp 2.593.250 b. Secara angsuran Seorang nasabah ingin melakukan pembiayaan MULIA secara angsuran dengan objek pembiayaan seberat 10 gr selama 12 11 Ibid.

90 bulan. (asumsi harga 10 gram = Rp 5.180.000, uang muka 30%) maka, Harga emas 10 gr : Rp 5.180.000 Jangka waktu kredit : 12 bulan Harga jual emas Harga dasar LM : Rp 5.180.000 Margin : Rp 631.065 Biaya Administrasi : Rp 50.000 Harga jual : Rp 5.861.065 Hutang nasabah Harga jual : Rp 5.861.065 Uang muka (30%) : Rp (1.554.000) Hutang nasabah : Rp 4.307.065 Angsuran per bulan Rp 4.307.065 / 12 bulan = Rp 358.922 c. Secara angsuran arisan 12. Uang muka = 10% Harga emas 5 gr : Rp 2.530.000 Jumah anggota Jangka waktu : 6 orang : 6 bulan Harga jual emas Harga dasar LM : Rp 15.180.000 12 Ibid

91 Margin : Rp 954.355 Biaya administrasi : Rp 50.000 Harga jual : Rp 16.184.355 Hutang nasabah Harga jual : Rp 16.184.355 Uang muka (10%) : Rp (1.518.000) Hutang nasabah : Rp14.666.355 Angsuran per bulan : Rp 14.622.800 / 6 bulan : Rp 2.444.393 Angsuran per orang : Rp 2.437.134 / 6 orang : Rp 407.399 Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem angsuran yang digunakan dalam pembiayaan produk MULIA di Pegadaian Syariah cabang Pekalongan adalah metode perhitungan pokok dan margin tetap (fixed rate), yaitu metode perhitungan yang angsurannya tetap hingga pembiayaan lunas atau jatuh tempo. Di mana nasabah dapat mengangsur secara tetap sampai jatuh tempoh pembiayaan Dengan adanya kesepakatan harga dan besarnya margin di awal akad, maka angsuran yang dibayar oleh nasabah setiap bulannya bersifat tetap hingga pelunasan. Dalam menetapkan margin, pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan telah sesuai dengan teori yang penulis baca, dimana belum ditemukan dan belum ada rumusan yang baku untuk perhitungan keuntungan

92 murabahah. Namun dalam prakteknya Pegadaian Syariah cabang Pekalongan dengan menggunakan pendekatan lending rate bank konvensional (menggunakan persentase) dimana pihak Pegadaian Syariah cabang Pekalongan menetapkan margin dengan menggunakan persentase. Penggunaan margin dengan presentase bukanlah hal yang salah karena dalam menentukan besarnya zakatpun dilakukan dengan menggunakan persentase yaitu sebesar 2,5%. Hal terpenting dalam menentukan margin dalam pembiayaan murabahah adalah adanya kesepakatan antara Pegadaian Syariah cabang Pekalongan dengan nasabah dan tidak merugikan satu sama lain, tidak menimbulkan kemudharatan dan tidak menimbulkan penganiayaan satu dengan yang lain. Dalam melakaukan perhitungan margin Pegadaian Syariah juga memasukkan biaya ongkos kirim barang serta biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pembiayaan produk MULIA. Jadi pada dasarnya penetapan margin dan perhitungan angsuran yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah cabang Pekalongan menurut analisa penulis telah sesuai dengan tuntunan syariah karena nasabah telah menyetujui akad pembiayaan dan Pegadaian Syariah cabang Pekalongan menyampaikan hal hal yang berkaitan dengan pembiayaan produk MULIA. Selanjutnya melakukan transaksi pembiayaan secara baik dan benar sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak hingga nasabah telah memenuhi kewajibannya sampai emas logam mulia berada ditangan nasabah.