PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

KAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya yang lemah akan menghambat dan bertentangan dengan tujuan

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

KEGIATAN BUDAYA KESELAMATAN NUKLIR FNCA. Ir. Alfahari Mardi, MSc. dan Ir. Johnny Situmorang

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir. Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PANDUAN PENGISIAN FORMULIR USULAN PELATIHAN

PENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR

Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Review of the Written Test Question for RPO Sertification Year of 2015

LAMPIRAN I : PRAKTEK YANG DITERAPKAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM INSAG 4.

PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI TATA CARA PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING

ABSTRACT ROLE OF OPERATIONAL AUDIT TO INCREASE EFFECTIVENESS HEALTH SERVICES IN EMERGENCY ROOM AT SANTO BORROMEUS HOSPITAL BANDUNG

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing.

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Bab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PENGEMBANGAN PERATURAN TERKAIT PERIZINAN INSTALASI NUKLIR

SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS. Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

UPAYA PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN TELEPON DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN. (Studi Kasus : PT. TELKOM Kandatel Bandung)

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control, Purchase of Raw Materials, Methods Champion. viii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ACUAN. 1 World Nuclear Association (WNA) ( Juni 2007). Nuclear Power in the World Today. Nuclear Engineering International, including Handbook.

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN *

BUDAYA KESELAMATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN PLTN

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis

ABSTRAK. Kata Kunci: sistem, informasi, pengiriman, uang, cobit4.1, audit. Universitas Kristen Maranatha

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

PENILAIAN BUDAYA KESELAMATAN DENGAN METODE SAFETY CULTURE ASSESSMENT REVIEW TEAM (SCART) (STUDI KASUS DI PRSG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL)

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 394/KA/XI/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INSTRUMENTASI DAN ELEKTROMEKANIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: ISSN

ABSTRACT. Key words: standard operating procedure, procedure, form, ISO 9001:2000, quality management system, quality manual, ISO 9001:2000 clause 4

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

TINJAUAN PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. PSTA memiliki banyak bidang dimana terdapat beberapa sub bidang

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

Pengembangan Pelatihan Pengangkutan Zat Radioaktif untuk Pemangku Kepentingan yang Terkait


PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

INDIKATOR BUDAYA KESELAMATAN

ID IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN MUTU UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN OPERASIONAL INSTALASI P2TBDU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN COORDINATED RESEARCH PROJECT (CRP) IAEA Nomor: SOP /KS 01 02/HHK

ABSTRAKSI. Kata Kunci : COBIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Audit Teknologi Informasi, Maturity Models, Tingkat Kecukupan Kontrol.

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

KAJIAN TERHADAP PERATURAN TENTANG SEIFGARD DAN KEAMANAN BAHAN NUKLIR MENGGUNAKAN KUESIONER US DOE (UNITED STATES DEPARTMENT OF ENERGY)

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. luas dengan sangat cepat. Penyebaran informasi yang begitu cepat tersebut

Model Analisis Kesenjangan di Bidang Manajemen Sumberdaya Manusia

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

PENGUATAN BUDAYA KESELAMATAN DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 171/KA/VII/2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

ABSTRACT THE ROLE OF THE CONTROLLER IN THE CONTROL OF PURCHASE TO SUPPORT THE EFFECTIVENESS OF PURCHASE (CASE STUDY AT TOSERBA X)

CONTOH FORMULIR PERSETUJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

ORGANISASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR BATAN YOGYAKARTA DAN PENANGANAN FASILITAS PTAPB PASCA GEMPA BUMI

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGENDALIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BAB I PENDAHULUAN

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RADIOBIOLOGI

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

LAPORAN KINERJA 2015

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

ANALISIS PIUTANG TENANT DI MALL CITY OF TOMORROW SURABAYA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

Transkripsi:

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI Endang Kurnia Pusat teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN ABSTRAK PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSTEK NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BANDUNG. Dalam rangka meningkatkan pelayanan keselamatan kerja di Pustek Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) BATAN telah dilakukan identifikasi masalah yang menjadi penghambat peningkatan pelayanan keselamatan kerja. Untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat dilakukan dengan teknik pohon masalah, selanjutnya hubungan kausalitas antara sasaran spesifik, sasaran pokok, sasaran utama dan akibat dirumuskan dalam satu struktur yang disebut dengan pohon sasaran. Sasaran yang didapat digunakan untuk merumuskan alternatif kegiatan yang akan dilakukan. Dari beberapa alternatif kegiatan dipilih satu kegiatan dengan menggunakan kriteria: biaya, manfaat, efektivitas, efisiensi, administrasi, waktu, dan dukungan pimpinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab utama belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja di PTNBR adalah belum diterapkannya K, dan alternatif kegiatan yang diperlukan adalah melengkapi berbagai dokumen atau prosedur K. Kata Kunci: keselamatan, SMK, pohon masalah ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF SAFETY SERVICES AT NUCLEAR TECHNOLOGY CENTER FOR MATERIALS AND RADIOMETRY BANDUNG. In order to improve safety services at Nuclear Technology Center for Materials and Radiometry (NTCMR) BATAN, the lack of safety services as the core problem and their causal relationships has been identified. To identify the major cause of the core problem and their causal relationships, the tree analysis method has been applied. The output is a graphical arrangement of problems differentiated according to causes and effects related to the core problem. The problem tree is followed by an objective tree. These objective then provide a basis for selecting alternative programs. From several alternatives, it was selected one program according to funding, benefit, effectivity, efficiency, administration, time, and management support. The result show that, the cause of the lack of safety services at PTNBR is the safety management has not been implemented yet, and the alternative program priority should be done is completing all safety management procedures. Keywords: safety, Safety Management, problem tree 70

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 1. PENDAHULUAN Dalam struktur organisasi Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) BATAN, Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja (PRKK) berada di bawah Bidang Kesehatan, merupakan struktur eselon IV, berdasarkan SK Kepala BATAN SK Ka.BATAN no.9/ka/xi/005, mempunyai tugas melakukan kegiatan proteksi radiasi dan pengendalian keselamatan kerja 1. Menyadari bahwa keselamatan harus dijadikan prioritas utama dalam setiap aspek kegiatan yang dilakukan, sebagaimana kebijakan BATAN tentang keselamatan. Untuk mendukung komitmen memprioritaskan keselamatan, Sub Bidang PRKK berusaha selalu meningkatkan kinerja pelayanan keselamatannya. Saat ini kinerja pelayanan keselamatan kerja belum optimal, baru pada tahap memenuhi berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh BAPETEN, IAEA maupun Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan kinerja keselamatan yang baik adalah tujuan organisasi, belum pada tingkat paradigma bahwa kinerja keselamatan dapat ditingkatkan terus menerus. Sub Bidang PRKK memiliki berbagai program kerja, program yang paling bermasalah dan perlu mendapat perhatian adalah optimalisasi pelayanan keselamatan kerja. Walaupun pada saat ini pelayanan keselamatan kerja sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat meningkatkan budaya keselamatan organisasi dan seluruh personil PTNBR ke tingkat pemahaman atau paradigma bahwa kinerja keselamatan dapat terus ditingkatkan. Pada makalah ini akan dibahas berbagai faktor yang menjadi masalah belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja, selanjutnya dengan metode pohon analisis dilakukan analisis untuk menentukan hubungan kausalitas antar penyebab masalah dan penentuan prioritas kegiatan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah dimaksud.. METODE.1. Penentuan Prioritas Untuk menentukan masalah utama yang diprioritaskan untuk dipecahkan dilakukan dengan metode MGD menggunakan kriteria: mendesak (M), menunjukkan kepada waktu untuk segera mengambil langkah, gawat (G), menunjukkan pentingnya masalah tersebut segera diatasi, dan dampaknya (D), menunjukkan pengaruhnya masalah tersebut terhadap akibat yang ditambahkannya. Ketiga kriteria tersebut dinilai dengan menggunakan skala nilai 1 5 dengan ketentuan sebagai berikut: 5 = sangat mendesak/gawat/kuat/tinggi 705

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 = Mendesak/gawat/kuat/tinggi = cukup mendesak/gawat/kuat/tinggi = kurang mendesak/gawat/kuat/tinggi 1 = sangat kurang mendesak/gawat/kuat/tinggi.. Metode Pohon Analisis Untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat dilakukan dengan teknik pohon masalah. Hubungan kausalitas antara sasaran spesifik, sasaran pokok, sasaran utama dan akibat dirumuskan dalam satu struktur yang disebut dengan pohon sasaran. Pohon sasaran adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan. Pohon sasaran merupakan rangkaian sebab akibat yang pernyataannya merupakan kebalikan dari pernyataan pada pohon masalah. Semua pernyataan dari pohon masalah megandung pengertian negatif, sedangkan semua pernyataan dalam pohon sasaran mengandung pengertian positif.. HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Penentuan Prioritas Masalah Pokok Masalah pokok belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja antara lain adalah: sarana dan prasarana keselamatan kerja belum memadai; belum diterapkannya 5,6 ; belum memadainya jumlah petugas Proteksi Radiasi yang berkualifikasi sebagai PPR; kurangnya koordinasi dengan inspektur keselamatan, baik dari internal BATAN maupun dari luar BATAN seperti BAPETEN atau IAEA. Dari keempat masalah pokok di atas kemudian dianalisis untuk menentukan prioritas masalah pokok dengan menggunakan kriteria MGD. Penentuan masalah pokok yang menjadi prioritas dilakukan dalam Tabel 1. Dari hasil analisis dengan menggunakan kriteria MGD terhadap empat masalah pokok, didapat urutan prioritas masalah pokok sebagai berikut: Prioritas pertama adalah belum diterapkannya K; Prioritas kedua adalah sarana dan prasarana keselamatan kerja belum memadai; Prioritas ketiga adalah kurangnya koordinasi dengan inspektur keselamatan, baik dari internal BATAN maupun dari BAPETEN; dan Prioritas keempat adalah belum memadainya jumlah Petugas Proteksi Radiasi 706

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 yang berkualifikasi sebagai PPR 1 Tabel 1. Penentuan prioritas masalah pokok No Masalah Pokok Kriteria M G D Skor Priori tas Sarana dan prasarana keselamatan kerja belum memadai 5 1 II Belum diterapkannya K 5 1 I Belum memadainya jumlah Petugas Proteksi Radiasi yang 8 IV berkualifikasi sebagai PPR Kurangnya koordinasi dengan inspektur keselamatan, baik dari 11 III internal BATAN maupun dari BAPETEN Dari prioritas pertama masalah pokok, yaitu belum diterapkannya Keselamatan, dilakukan identifikasi penyebabnya yang merupakan masalah spesifik. Masalah spesifik adalah masalah yang merupakan penyebab langsung terjadinya masalah pokok, yang antara lain adalah: kurangnya pengetahuan staf Sub Bidang PRKK dalam memahami Keselamatan, tidak tersedianya sumber daya dalam mempromosikan Keselamatan, belum adanya penyempurnaan Keselamatan, dan kurangnya motivasi staf Sub Bidang PRKK dalam menerapkan Keselamatan. Dari keempat masalah spesifik di atas kemudian dianalisis dengan pembobotan menggunakan kriteria MGD. Penentuan masalah pokok yang menjadi prioritas dilakukan dalam Tabel No Tabel. Penentuan prioritas masalah spesifik Masalah Spesifik Kriteria M G D Skor Priori tas 1 Kurangnya pengetahuan staf Sub Bidang PRKK dalam memahami K 5 1 II Tidak tersedianya sumber daya dalam mempromosikan 11 IV K Belum adanya penyempurnaan K 5 5 5 15 I Kurangnya motivasi staf Sub Bidang PRKK dalam menerapkan K 1 III 707

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 Dari hasil analisis dengan menggunakan kriteria MGD terhadap empat masalah spesifik, didapat urutan prioritas masalah spesifik sebagai berikut: Prioritas pertama adalah belum adanya penyempurnaan K; Proritas kedua adalah kurangnya pengetahuan staf Sub Bidang PRKK dalam memahami K; Prioritas ketiga adalah kurangnya motivasi staf Sub Bidang PRKK dalam menerapkan K; Prioritas keempat adalah tidak tersedianya sumber daya dalam mempromosikan K... Pohon Analisis Pohon masalah dari belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja di PTNBR BATAN Bandung digambarkan dalam Gambar 1. Dalam usaha mengatasi masalah utama (belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja, masalah pokok) dan masalah spesifik diupayakan pemecahannya dengan mengubahnya menjadi sasaran. Agar akibat dapat diatasi maka sasaran utama, terpenuhinya pelayanan keselamatan kerja yang optimal, harus dicapai. Agar sasaran utama tercapai, harus diwujudkan sasaran pokok, yaitu: terpenuhinya sarana dan prasarana proteksi radiasi dan keselamatan kerja, terwujudnya penerapan K, tersedianya Petugas Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja yang memadai, dan terwujudnya koordinasi dengan inspektur keselamatan, baik dari internal BATAN maupun dari BAPETEN. Agar sasaran pokok tercapai harus diupayakan pencapaian sasaran spesifik. Dengan demikian jika sasaran spesifik tercapai, yaitu: terpenuhinya pengetahuan staf dalam memahami K, terpenuhinya penyempurnaan K, terwujudnya motivasi staf dalam penerapan K, dan tersedianya sumber daya dalam mempromosikan K maka sasaran pokok akan tercapai. Jika sasaran pokok tercapai maka sasaran utama akan tercapai, dan jika sasaran utama tercapai maka akibat akan terselesaikan. Mengingat terbatasnya sumber daya, maka tidak dapat disusun sebuah program untuk mewujudkan semua sasaran yang diidentifikasi secara lengkap. Oleh karena itu dipilih dan dianalisis cabang yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap sasaran utama dan paling relavan. Pohon sasaran agar terpenuhinya pelayanan keselamatan kerja yang optimal ditampilkan dalam Gambar. 708

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 Masalah spesifik (sebab) Masalah pokok (sebab) Masalah utama Akibat Belum berkembangnya budaya keselamatan di PTNBR BATAN, Bandung (baru pada tahap bahwa kinerja keselamatan yang baik adalah tujuan organisasi, belum sampai pada budaya bahwa kinerja keselamatan selalu dapat ditingkatkan) Belum memadainya sarana dan prasarana keselamatan kerja A Kurangnya pengetahuan staf dalam memahami Belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja di PTNBR BATAN Bandung tahun 005 Belum diterapkannya Keselamatan B Belum adanya penyempurnaan Kurang memadainya jumlah Petugas Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja yang berkualifikasi Kurangnya motivasi dalam menerapkan K Kurangnya koordinasi dengan Inspektur Keselamatan, baik dari internal BATAN maupun dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir Tidak tersedianya sumber daya dalam mempromosikan A B C D C D 1 Gambar 1. Pohon masalah 709

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 S asara n s p esifik S asaran p o k o k S asara n u tam a A kib at Terwujudnya budaya keselamatan yang tinggi di PTNBR BATAN, Bandung (sudah sampai pada budaya bahwa kinerja keselamatan selalu dapat ditingkatkan, dan telah meninggalkan paradigma bahwa kinerja keselamatan yang baik saja sudah mencukupi) Terpenuhinya sarana dan prasarana proteksi radiasi dan keselamatan kerja Terpenuhinya pengetahuan staf dalam memahami Terpenuhinya pelayanan keselamatan kerja yang optimal di PTNBR BATAN Bandung tahun 006 Terwujudnya penerapan Keselamatan Terpenuhinya penyempurnaan Tersedianya Petugas Proteksi Radiasi dan keselamatan kerja yang memadai Terwujudnya motivasi staf dalam menerapkan K Terwujudnya koordinasi dengan Inspektur Keselamatan, baik dari internal BATAN maupun dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir A B C D Tersedianya sumber daya dalam mempromosikan 1 A B C D Gambar. Pohon sasaran 710

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 Untuk mencapai sasaran spesifik dirumuskan alternatif kegiatan yang akan dilakukan. Dari beberapa alternatif kegiatan dipilih satu kegiatan dengan menggunakan kriteria: biaya, manfaat, efektivitas, efisiensi, administrasi, waktu, dan dukungan pimpinan. Penilaian terhadap kriteria waktu adalah semakin pendek waktu yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan semakin tinggi nilainya. Demikian juga penilaian terhadap kriteria biaya, yakni semakin sedikit biaya yang diperlukan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan, maka semakin besar nilainya. Kegiatan yang akan dilakukan agar terpenuhinya penyempurnaan K antara lain adalah: melaksanakan diklat tentang K (A); mengirim staf Sub Bidang PRKK ke berbagai workshop atau seminar tentang K (B); melengkapi berbagai prosedur yang disyaratkan oleh K (C); dan melengkapi buku acuan dan data lainnya tentang keselamatan kerja (D). Dari keempat kegiatan di atas dilakukan penentuan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara pembobotan, sebagaimana tercantum dalam Tabel. Tabel. Penentuan prioritas kegiatan No Kriteria Alternatif Kegiatan A B C D 1 5 6 7 Biaya Manfaat Efektivitas Efisiensi Administrasi Dukungan pimpinan Waktu Jumlah 5 6 5 Prioritas II III I IV Dari hasil penentuan prioritas kegiatan dari Tabel ternyata prioritas pertama bagi pencapaian spesifik yang harus dilakukan adalah melengkapi berbagai prosedur yang disyaratkan minimal harus ada dalam K. Prosedur dimaksud adalah berbagai dokumen mulai dari panduan mutu SMK, prosedur kerja, instruksi kerja, berbagai check list dan formulir kerja. Hubungan kausalitas antara sasaran spesifik yaitu terpenuhinya penyempurnaan K, dengan sasaran pokok yang diprioritaskan yaitu terpenuhinya manajemen K, dan dengan sasaran utama, terpenuhinya pelayanan keselamatan kerja yang optimal, akan mengakibatkan terwujudnya budaya keselamatan 711

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 yang tinggi, disertai empat alternatif kegiatan Alternatif kegiatan tersebut adalah: melaksanakan pelatihan tentang K; mengirim staf ke berbagai workshop, melengkapi berbagai prosedur yang dipersyaratkan oleh manajemen K; dan melengkapi buku acuan tentang manajemen K; digambarkan dalam pohon alternatif pada Gambar. Kegiatan Alternatif spesifik Alternatif pokok Alternatif utama Akibat Melaksanakan pelatihan tentang Terwujudnya budaya keselamatan yang tinggi di PTNBR BATAN, Bandung (sudah sampai pada budaya bahwa kinerja keselamatan selalu dapat ditingkatkan, dan telah meninggalkan paradigma bahwa kinerja keselamatan yang baik saja sudah mencukupi) Terpenuhinya pelayanan keselamatan kerja yang optimal di PTNBR BATAN Bandung tahun 006 Terwujudnya penerapan Keselamatan Terpenuhinya peyempurnaan Mengirim staf ke berbagai workshop atau seminar tentang Melengkapi berbagai prosedur yang disyaratkan oleh Melengkapi buku acuan dan data lainnya tentang keselamatan kerja 1 b b A B C D Gambar. Pohon alternatif 71

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58. KESIMPULAN Belum berkembangnya budaya keselamatan di Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN disebabkan oleh masalah belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja di Puslitbang Teknik Nuklir BATAN. Setelah dilakukan analisis dengan metode pohon analisis, dan metode pembobotan, penyebab belum optimalnya pelayanan keselamatan kerja di PTNBR adalah belum diterapkannya manajemen K yang merupakan bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang bertujuan untuk selalu meningkatkan kinerja keselamatan, dan hal ini selaras dengan manajemen mutu yang dianut PTNBR 7 yaitu manajemen mutu terpadu. Analisis lanjut dengan metode pohon alternatif menunjukkan bahwa diperlukan penyempurnaan yang mengacu pada standar K dengan cara melengkapi berbagai prosedur kegiatan yang disyaratkan minimal harus ada dalam K. 71

Seminar Keselamatan Nuklir Agustus 006 ISSN: 11 58 DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Ka.BATAN No. 9/KA/XI/005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN. International Atomic Energy Agency, Safety Culture, SAFETY SERIES No.75 INSAG, IAEA, Vienna 1991.. Suparman, Djoenaedi Tamim, Kertas Kerja Perorangan, Bahan Ajar Diklat PIM IV, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 00. Pitoyo, Djoenaedi Tamim, Pola Kerja Terpadu, Bahan Ajar Diklat PIM Tingkat IV, Lembaga AdMinistrasi Negara Republik Indonesia, 00 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per.05/MEN/1996 tentang 6. Undang undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1918) 7. PTkN, Program Jaminan Mutu Puslitbang Teknik Nuklir BATAN, nomor dokumen: PJM 0 C8 B1, revisi, Bandung 00. 71