BAB III PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Seting dalam penelitian ini meliputi: Materi yang diteliti, tempat dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA 3 di

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK adalah suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

BAB III METODE PENELITIAN. Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Negeri Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

3 BAB III METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngadirejo 03 Kecamatan Reban.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi Kelas X semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi berada di jalan Mariwati Km. 4 Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Untuk melihat lebih jelas lokasi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi dapat dilihat pada gambar 3.1. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 dengan jumlah siswa 39, siswa laki-laki berjumlah 17 dan siswa perempuan berjumlah 22. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru bidang studi geografi bertindak sebagai pelaksana tindakan. Adapun alasan pemilihan Kelas X-4 sebagai subjek penelitiaan, yaitu : 1. Nilai akhir pada raport siswa pada mata pelajaran geografi semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 masih sangat rendah bila dibandingkan dengan kelas yang lainnya. 2. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran geografi sebanyak 33 siswa atau sekitar 84,61%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau sekitar 15,38% dari 39 siswa. 3. Nilai Rata-rata mata pelajaran Geografi yang diperoleh yaitu sebesar 60,97 sehingga dinyatakan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan skala yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi yaitu sebesar 75. 4. Hasil bimbingan peneliti dengan dosen pembimbing setelah melihat pencapaian nilai rata-rata pelajaran geografi selama semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 kelas X-4 memperoleh nilai rata-rata paling rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas yang lainnya dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM yang paling banyak dibandingkan dengan kelas lainnya. 27

Kelas X4 SMAN 1 Sukaresmi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi)

5. Hasil rundingan peneliti dengan guru bidang studi geografi untuk melaksanakan tindakan di kelas X-4 dikarenakan jadwal pelajaran geografi untuk kelas X-4 dilaksanakan pada jam pertama yaitu pada pagi hari sehingga daya serap siswa lebih baik dan mendukung untuk menerima materi pelajaran yang diberikan bila dibandingkan dengan kelas lain yang jadwal pelajaran geografinya dilaksanakan pada siang hari. B. Faktor-faktor yang diteliti/ Aspek yang dikaji : 1. Siswa : Peningkatan motivasi berprestasi siswa yang meliputi aspek durasi, aspek persistensi, aspek hasil belajar, serta kendala penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) selama penelitian tindakan kelas (PTK). 2. Guru : Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada materi pokok hidrosfer. C. Rencana Pemecahan Masalah/ Tindakan Untuk pemecahan masalah maka dalam pelaksanaan tindakan kelas akan diterapkan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) adalah model pembelajaran yang berusaha untuk menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa, berusaha menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa serta diadakan evaluasi dan pada akhirnya ingin menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan. Rencana penelitian yang akan dilaksanakan dalam satu siklus dimana dalam satu siklus terdapat 3-5 tindakan sehingga total pertemuan pada penelitian ini sebanyak 3-5 pertemuan. Model siklus ini merupakan model PTK menurut Elliot dalam Sanjaya (2010:52), yaitu model yang menekankan kepada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Elliot adalah menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang dilanjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni studi untuk mempertajam

gagasan atau ide. Manakala peneliti sudah merasa cukup, selanjutnya melakukan rencana secara menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melakukan tindakan pertama yang selama pelaksanaannya dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari monitoring dan eksplorasi peneliti dapat melakukan tindakan kedua atau kembali merevisi rencana. Adapun dalam setiap satu kali tindakan yang meliputi tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (action), dan tahap refleksi (reflection). Penelitian ini akan dilaksanakan terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan: a. Model pembelajaran yang digunakan: Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) pada mata pelajaran geografi. b. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). c. Menyusun intrument tes, yaitu tes berbentuk pilihan uraian dan lembar kerja siswa selama proses pembelajaran. d. Menentukan cara observasi, observasi akan dilakukan oleh peneliti secara langsung dan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. e. Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan. f. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan oleh siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti untuk memecahkan permasalahan yang diberikan selama di kelas. g. Menentukan waktu pelaksanaan sesuai dengan jam pelajaran dan program semester. h. Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi geografi. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanan pembelajaran pada setiap tindakan yang merupakan implementasi dari tahap persiapan atau dalam pengertian yang lebih sederhana melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada RPP. Pokok bahasan yang akan diberikan selama pelaksanaan tindakan mengenai

dinamika perubahan hidrosfer. Pemilihan materi pembelajaran mengikuti program semester yang sudah ditentukan oleh sekolah sebagai tempat penelitian. Penjabaran mengenai langkah-langkah pada pelaksanaan setiap tindakan sebagai berikut : 1) Tindakan Pertama Proses pembelajaran tindakan pertama membahas tentang siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, dan sungai. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan pertama sebagai berikut: a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/ percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian hidrosfer, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku. b) Guru menggunakan contoh-contoh siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, air tanah dan sungai yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata. c) Guru menjelaskan tentang materi tentang siklus hidrologi, jenis-jenis perairan darat, air tanah dan sungai dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan. d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS). e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS). f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya.

g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus. h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya. j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui 2) Tindakan Kedua pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran tindakan kedua membahas tentang danau, rawa, air tanah, dan banjir. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan kedua sebagai berikut : a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/ percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian danau, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku. b) Guru menggunakan contoh-contoh danau, rawa, air tanah, dan banjir yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata. c) Guru menjelaskan tentang materi tentang danau, rawa, air tanah, dan banjir dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan. d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS). e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).

f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya. g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus. h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya. j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui 3) Tindakan Ketiga pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran tindakan ketiga membahas tentang perairan laut. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tindakan ketiga sebagai berikut: a) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menanamkan rasa yakin/ percaya diri pada peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan tentang pengertian laut, dan mengatakan kepada peserta didik bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa melihat buku. b) Guru menggunakan contoh-contoh perairan laut yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata. c) Guru menjelaskan tentang materi tentang perairan laut dengan menggunakan media pembelajaran seperti power point presentation, gambar maupun video sehingga peserta didik merasa tertarik mengenai materi yang disampaikan. d) Setelah guru menjelaskan materi, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Kemudian guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok dan siswa diberikan permasalahan yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS).

e) Peserta didik berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS). f) Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) dengan memberikan alasan/ penjelasan dari hasil kerjanya dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya. g) Guru memberikan umpan balik tentang kebenaran mengerjakan tugas dan guru memberikan penguatan verbal dan non verbal kepada peserta didik yang hasil kerjanya sudah bagus. h) Guru menarik kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. i) Guru memberikan penguatan dan penghargaan yang pantas, baik secara verbal maupun non verbal kepada peserta didik yang telah berhasil menampilkan keberhasilannya. j) Guru memberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. b. Pelaksanan observasi, dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan jalannya pelaksanaan tindakan atau sebagai observer guna memperoleh data kualitatif pada setiap tindakan. c. Pelaksanaan tes, berupa pemberian soal yang akan diberikan di akhir kegiatan guna mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan selama proses belajar mengajar. 3. Tahap evaluasi dan refleksi yaitu mengadakan analisis data, evaluasi proses dan hasil serta rencana pembelajaran, kemudian merefleksikannya dalam bentuk perbaikan-perbaikan bagi setiap tindakannya. D. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010:86). Lembar observasi merangkum segala aktivitas proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai akhir kegiatan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). 2. Tes Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya (Purwanto, 2011:63-64). Tes dalam penelitian ini merupakan soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dengan lima option yaitu (A, B, C, D, dan E). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang baik dan layak digunakan maka diujicobakan terlebih dahulu. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi yaitu aspek hasil belajar siswa a. Uji Validitas R-Biserial r bis( i) xi xt S t p q i i Keterangan : r bis (i) = Koreasi biserial poin ke-i x i = Rata-rata skor total responden yang menjawab benar pada butir no 1 x t = Rata-rata skor total semua responden p i = Proporsi jawaban benar q i = Proporsi jawaban salah S t = Standar deviasi skor total (Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati) Indeks validitas diklasifikasikan sebagai berikut : r bis < r tabel = Tidak Valid r bis > r tabel = Valid Validitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3. Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.1. Dari tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 7 butir soal yang valid yaitu nomor

soal 2,3,4,5,6,7,dan 10, sedangkan soal invalid terdapat 3 butir soal yaitu nomor 1, 8, dan 9. Untuk 7 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 3 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes. Tabel 3.1 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama No Soal r bis r tabel Interpretasi 1-0,026 0,514 Invalid 2 0,643 0,514 Valid 3 0,678 0,514 Valid 4 0,704 0,514 Valid 5 0,726 0,514 Valid 6 0,626 0,514 Valid 7 0,735 0,514 Valid 8 0,168 0,514 Invalid 9 0,158 0,514 Invalid 10 0,546 0,514 Valid Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua No Soal r bis r tabel Interpretasi 1 1,303 0,514 Valid 2 0,609 0,514 Valid 3 0,609 0,514 Valid 4 1,174 0,514 Valid 5 0,722 0,514 Valid 6 0,609 0,514 Valid 7 1,103 0,514 Valid 8 0,159 0,514 Invalid 9 1,511 0,514 Valid 10-0,31 0,514 Invalid Dari tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 8 butir soal yang valid yaitu nomor soal 1, 2,3,4,5,6,7, dan 9, sedangkan soal invalid terdapat 2 butir soal yaitu nomor

8, dan 10. Untuk 8 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 2 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes. Untuk melihat validitas uji coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Validitas Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga No Soal r bis r tabel Interpretasi 1 2,075 0,514 Valid 2-1,088 0,514 Invalid 3 0,582 0,514 Valid 4 3,105 0,514 Valid 5 1,125 0,514 Valid 6 0,717 0,514 Valid 7 0,639 0,514 Valid 8 3,794 0,514 Valid 9 0,825 0,514 Valid 10 1,445 0,514 Valid Dari tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan ketiga terdapat 9 butir soal yang valid yaitu nomor soal 1,3,4,5,6,7, 8, 9, dan 10, sedangkan soal invalid terdapat 1 butir soal yaitu nomor 2. Untuk 9 butir soal yang valid tersebut digunakan sebagai instrumen tes dan untuk 1 butir soal yang invalid harus diganti atau diperbaiki sehingga soal layak digunakan sebagai instrumen tes. b. Tingkat Kesukaran P = Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Arifin, 2009 : 272) Klasifikasi Indeks Kesukaran : Harga Koefisien Kriteria P < 0,70 Mudah 0,30 < P 0,70 Sedang P < 0,30 Sukar (Arifin, 2009 : 272)

Tingkat kesukaran instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.4, tabel 3.5, dan tabel 3.6. Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan 1 P = 0,6 Sedang 2 P = 0,8 Mudah 3 P = 0,4 Sedang 4 P = 0,6 Sedang 5 P = 0,6 Sedang 6 P = 0,4 Sedang 7 P = 0,7 Mudah 8 P = 0,4 Sedang 9 P = 0,2 Sukar 10 P = 0,5 Sedang Dari tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu nomor soal 2 dan 7, untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 7 butir soal yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 9. Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.5. Dari tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 2 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu nomor soal 1 dan 2, untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 7 butir soal yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sukar terdapat 1 butir soal yaitu nomor 8. Untuk melihat tingkat kesukaran uji coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.6. Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 4 butir soal dengan tingkat

kesukaran mudah yaitu nomor soal 1, 2, 4, dan 10, dan untuk tingkat kesukaran sedang terdapat 6 butir soal yaitu nomor 3, 5, 6, 7, 8, dan 9. c. Daya Pembeda D = Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan 1 P = 0,8 Mudah 2 P = 0,8 Mudah 3 P = 0,4 Sedang 4 P = 0,5 Sedang 5 P = 0,4 Sedang 6 P = 0,6 Sedang 7 P = 0,6 Sedang 8 P = 0,3 Sukar 9 P = 0,4 Sedang 10 P = 0,5 Sedang Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga Nomor Butir P (Tingkat Kesukaran) Keterangan 1 P= 0,8 Mudah 2 P= 0,7 Mudah 3 P= 0,5 Sedang 4 P= 0,7 Mudah 5 P= 0,5 Sedang 6 P= 0,5 Sedang 7 P= 0,5 Sedang 8 P = 0,5 Sedang 9 P = 0,4 Sedang 10 P = 0,7 Mudah Keterangan : D = Daya pembeda butir B A = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab soal dengan betul J A = banyaknya subjek kelompok atas B B = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab soal dengan betul J B = banyaknya subjek kelompok bawah (Arikunto, 2006 : 214)

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal : Harga Koefisien Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-0,100 Baik Sekali Daya pembeda instrumen uji coba soal untuk diberikan pada tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga, masing-masing dari setiap uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.7, tabel 3.8, dan tabel 3.9. Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan pertama dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan 1 D = 0 Jelek 2 D = 0,4 Baik 3 D = 0,8 Baik sekali 4 D = 0,8 Baik sekali 5 D = 0,8 Baik sekali 6 D = 0,8 Baik sekali 7 D = 0,6 Baik 8 D = 0,4 Baik 9 D = 0 Jelek 10 D = 0,6 Baik Dari tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan pertama terdapat 2 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1 dan 9, untuk daya pembeda baik terdapat 4 butir soal yaitu nomor 2, 7, 8, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir soal yaitu nomor 3, 4, 5, dan 6. Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan kedua dapat dilihat pada tabel 3.8. Dari tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan kedua terdapat 1 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1, untuk daya pembeda cukup terdapat 1 butir soal yaitu nomor 8, untuk daya pembeda baik terdapat 4 butir soal yaitu nomor 2,

4, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 4 butir soal yaitu nomor 3, 5, 6, dan 7. Tabel 3.8 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan 1 D = -0,4 Jelek 2 D = 0,4 Baik 3 D = 0,8 Baik sekali 4 D = 0,6 Baik 5 D = 0,8 Baik sekali 6 D = 0,8 Baik sekali 7 D = 0,8 Baik sekali 8 D = 0,2 Cukup 9 D = 0,4 Baik 10 D = 0.6 Baik Untuk melihat daya pembeda coba soal untuk tindakan ketiga dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Daya Pembeda Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga Nomor Butir D (Daya Pembeda) Keterangan 1 D = 0 Jelek 2 D = 0,2 Cukup 3 D = 0,6 Baik 4 D = -0,2 Jelek 5 D = 0,6 Baik 6 D = 1 Baik sekali 7 D = 0,6 Baik 8 D = 0,2 Cukup 9 D = 0,4 Baik 10 D = 0,6 Baik Dari tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa dari 10 soal yang telah diberikan untuk uji coba soal tindakan ketiga terdapat 2 butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1 dan 4, untuk daya pembeda cukup terdapat 2 butir soal yaitu nomor 2 dan 8, untuk daya pembeda baik terdapat 5 butir soal yaitu nomor 3, 5, 7, 9, dan 10, dan untuk daya pembeda baik sekali terdapat 1 butir soal yaitu nomor 6.

d. Uji Reliabilitas 1) Product Moment r xy = Keterangan : X = Skor butir belahan ganjil Y = Skor butir belahan genap N = Jumlah Responden (Purwanto,2011 : 162) 2) Spearman-Brown r11 = Keterangan : r11 = Reabilitas instrumen r = Korelasi antara dua belahan instrumen (Arikunto, 2006 : 180) Klasifikasi Guilford sebagai berikut: < 0,20 = Tidak ada korelasi 0,20-0,39 = Rendah 0,40-0,69 = Sedang 0,70-0,89 = Tinggi 0,90-0,99 = Tinggi sekali 1,00 = Sempurna (Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Geografi oleh Sri Hayati) Reliabilitas instrumen uji coba soal untuk diberikan pada soal tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga selama penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction). Adapun langkah-langkah untuk menghitung reliabilitas soal mulai dari tindakan pertama, tindakan kedua, dan tindakan ketiga sebagai berikut:

Tabel 3.10 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Pertama Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X 2 Y 2 1 4 4 16 16 16 2 3 2 6 9 4 3 1 3 3 1 9 4 2 1 2 4 1 5 3 3 9 9 9 6 3 3 9 9 9 7 2 2 4 4 4 8 2 5 10 4 25 9 2 3 6 4 9 10 4 3 12 16 9 11 2 1 2 4 1 12 0 1 0 0 1 13 4 4 16 16 16 14 1 1 1 1 1 15 4 5 20 16 25 Total 37 41 116 113 139 Menghitung dengan rumus korelasi product moment rxy = 0,62 Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown :

tinggi. Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas Tabel 3.11 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Kedua Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X 2 Y 2 1 5 3 15 25 9 2 2 3 6 4 9 3 1 3 3 1 9 4 2 0 0 4 0 5 3 3 9 9 9 6 4 3 12 16 9 7 4 2 8 16 4 8 2 5 10 4 25 9 2 2 4 4 4 10 4 3 12 16 9 11 2 1 2 4 1 12 1 2 2 1 4 13 4 4 16 16 16 14 1 1 1 1 1 15 4 5 20 16 25 Total 41 40 120 137 134 Menghitung dengan rumus korelasi product moment

rxy = 0,408 Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown : cukup. Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas Tabel 3.12 Item Soal Benar dengan Belah Ganjil-Genap Uji Coba Soal Untuk Tindakan Ketiga Responden Ganjil (X) Genap (Y) XY X 2 Y 2 1 4 4 16 16 16 2 2 3 6 4 9 3 3 4 12 9 16 4 2 2 4 4 4 5 3 4 12 9 16 6 4 3 12 16 9 7 2 3 6 4 9 8 3 4 12 9 16 9 2 3 6 4 9 10 4 3 12 16 9 11 2 2 4 4 4 12 1 2 2 1 4 13 4 4 16 16 16 14 1 2 2 1 4 15 4 5 20 16 25 Total 41 48 142 129 166

Menghitung dengan rumus korelasi product moment rxy = 0,75 Hasil tersebut merupakan reliabilitas sebagian tes, untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka dihitung maka dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown : Dari data diperoleh angka 0,76 berarti menunjukkan koefisien reliabilitas sangat tinggi. 3. Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa (LKS) berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan dan melihat sejauhmana kinerja dan cara berpikir siswa dalam kerjasama kelompok untuk memecahkan permasalahan yang diberikan di kelas. Fungsi dari lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi siswa yaitu aspek durasi.

4. Presentasi Presentasi digunakan untuk melihat dan mengukur kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil kerjasama kelompok dalam mennyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Fungsi dari presentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur salah satu indikator motivasi berprestasi siswa yaitu aspek persistensi. E. Analisis Data Data yang dikumpulkan dari penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data kuantitatif yang didapatkan dari hasil test yang dilakukan oleh siswa dan data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi aktivitas peneliti di kelas selama proses pembelajaran. 1. Data kuantitatif dianalisis secara statistika sederhana yaitu persentase sehingga diperoleh hasil yang nantinya akan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan nilai siswa sebelum penelitian tindakan kelas ini dan guna melihat apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil atau tidak. 2. Data kualitatif dianalisis secara kualitatif yang diperuntukan untuk merefleksi di pelaksanaan tindakan berikutnya. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah manakala seorang siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran geografi yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Sukaresmi sebesar 75. Masing-masing indikator keberhasilan dilihat dari aspek durasi, aspek persistensi, dan aspek hasil belajar dengan target 80% dari seluruh siswa sebanyak 39 siswa yaitu sekitar 31 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).