Dimuat juga dalam Lembaran Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun 1973 SerB Nomor : 28 NOMOR : 1 TAHUN 1972 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA SERI A TAHUN 1975 NOMOR : 1 DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan Daerah sebagai berikut : PERATURAN DAERAH Kotmadya surakarta tentang Padjak Pertunjukan. Pasal 1. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pertunjukan : a. Penyelenggaraan sesuatu acara yang tidak memandang nama dasn sifat nya baik profesional maupun amatir yang dapat dikunjungi oleh umum baik yang diselenggarakan sendiri sendiri maupun bersama sama dengan dipungut bea dengan cara dan/atau berupa apapun juga misalnya : pameran, pasar tahunan, pasar malam, pasar derma, pertandingan olah raga, wayang, sandiwara, gambar hidup, kesenian permainan dan pertunjukan serta keramaian lannya; b. penyelenggaraan sesuatu acara tertentu baik profesional maupun amatir oleh perkumpulan yang khusus untuk para anggotanya dengan memungut bea dengan cara berupa apapun juga; 2. Pertunjukan amal : Penyelenggaraan sesuatu acara dengan memungut bea yang seluruh hasil kotor usahanya dimksudkan guna memberi bantuan kepada mereka yang menderita akibat bencana alam, tanpa minta balas jasa berupa apapun juga; 3. a. Pertunjukan Profesional : Pertunjukan yang dijalankan oleh salah seorang atau semua pelaku nya untuk memperoleh hasil sebagai mata pencaharian; b. Pertunjukan Amatir : Pertunjukan yang pelakunya dijalankan untuk memperoleh hasil tetapi tidak semata mata sebagai pencaharian; c. Kesenian Daerah Nasional : Kesenian yang hidup secara tradisionil (klasik/modern) yang ada didaerah Indonesia yang menggunakan irama, gerak, pakaian, sopan santun (tata susila) dan bahasa menjadi milik Daerah /Nasional. 4. bea masuk : Harga karcis dikurangi pajak. 5. Harga karcis : harga nominal yang tercantum pada karcis. Bilamana ada ditmbah dengan lain lain pungutan yang ditetapkan dan disahkan oleh Pemerintah.
Pasal 2 Terhadap pertunjukan-pertunjukan yang diselenggarakan dalam Daerah Kotamadya Surakarta dipungut pajak, yang dinamakan Pajak Pertunjukan. Pasal 3 (1) Pajak Pertunjukan sebagai tersebut dalam pasal 2 berjumlah : a. 40% (empat puluh perseratus) dari bea masuk untuk gambar hidup, pasar tahunan dan pasar malam; b. 15% (lima belas perseratus) dari bea masuk untuk pertandingan olah raga Amatir dan pertunjukan yang keseluruhannya termasuk kesenian Daerah/Nasional Amatir; c. 30% (tiga puluh perseratus) dari bea masuk untuk pertunjukan dan pertandingan olah raga profesional lainnya. (2) Jika bea masuk ditambah dengan Pajak Pertunjukan belum merupakan jumlah harga kelipatan dari rupiah, maka Pajak Pertandingan dibulatkan keatas, sehingga bea masuk ditambah dengan Pajak Pertunjukan merupakan harga karcis kelipatan dari lima rupiah. Pasal 4. (1) Pembayaran Pajak Pertunjukan menjadi tanggungan orang atau badan yang menyelenggarakan atau yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pertunjukan. (2) Jika suatu pertunjukan diselenggarakan oleh lebih dari satu orang atau badan seperti termaksud ayat (1), maka kewajiban membayar pajak dapat dipikulkan seluruhnya kepada salah seorang atau salah satu badan tersebut. Pasal 5. (1) Pembayaran iuran perkumpulan, pemesanan tempat, pembelian prgrama, buku-buku teks dan lain-lain pembayaran, jika pembayaran itu tidak bersifat bea masuk, dibebaskan dari pembayaran pajak. (2) Apabila pembayaran seperti termaksud ayat (1) ternyata dimksud sebagai bea masuk, maka petugas pajak menentukan bea masuk bagi tiap-tiap kelas dan dengan dasar penentuan itu dipungut pajaknya. (3) Terhadap ketentuan seperti temaksud ayat (2), penyelenggara/penanggung jawab dalam wakttu selambat-lambatnya delapn hari sejak pertunjukan selesai dapat mengjukan keberatan secara tertulis kepada Walikota Kepada Kepala Daerah, tetapi harus membayar penuh pajak yang telah ditentukan itu terlebih dahulu. Pasal 6. (1) Pertunjukan amal da[pat dibebaskan dari Pajak Pertunjukan. (2) Pembebasan Pajak Pertunjukkan seperti termaksud ayat (1) ditetapkan oleh Walikota Kepala Daerah atas permintaan tertulis dari penyelenggaraan/penanggung jawab yang sekurangkurangnya sepuluh hari sebelum pertunjukan diselenggarakan harus sudah diterima oleh Walikota Kepala Daerah. (3) Sebelum ada ketetapan atas permintaan seperti termasuk ayat (2), penyelenggara/penanggung jawab harus membasyar penuh Pajak Pertunjukan terlebih dahulu. Pasal 7. Penyelenggara/penanggung jawab diwajibkan memberi karcis sebelum masuk tempat pertunjukan Kepada :
a. para pengunjung pertunjukan; b. para langganan dan mereka yang membeli buku-buku; c. mereka, yang atas kehendakpenyelenggara/penanggung jawab tidak karena jabatannya, dapat mengunjungi pertunjukan dengan Cuma-Cuma. Pasal 8. (1) Karcis-karcis seperti termaksud pasal 7, diberi nomor urut, kelas serta harganya, dijilid menjadi buku menurut kelasnya dan diberi kulit. (2) Karcis-karcis itu dipergunakan harus dimintakan cap Bagian Pajak terlebih dahulu dan kulitnya diberi tanggal, tanda tangan Kepala Bagian Pajak dan cap Bagian Pajak, keterangan banyaknya dan harga karcis, serta nama penyelenggara/penanggung jawab pertunjukan. (3) Selambat-lambatnya empat puluh enam delapan jam sebelum pertunjukan dimulai tidak terhitung hari libur, karcis- karcis itu harus sudah disediakan di Bagian Pajak. Pasal 9. Penyelenggara/penggung jawab pertunjukan dilarang : a. merubah atau merusak tanda-tanda yang termaktub pada karcis atau kulit buku karcis; b. memberi tempat dikelas lain kepada pengunjung dari yang termaktub pada karcis; c. menjual karcis yang sudah terpakai; d. mengambil karcis kecuali untuk diberikan kepada pengunjung. Pasal 10. (1) Barang siapa akan mengadakan pertunjukan, harus datang di Kantor Bagian Pajak dengan menunjukkan surat ijin pertunjukan dari fihak yang berwajib dan memberi keterangan tentang harga karcis untuk tiap-tiap kelas, harga pemesanan tempat, harga programa, buku teks dan lain-lain yang diperlukan untuk tketentuan penetapan pajak. (2) Terhadap Peraturan Daerah ini penyelenggara/penanggung jawabdianggap berkedudukan didaerah Kotamadya Surakarta. (3) Penyelenggara/penanggung jawab tidak diperbolehkan menaikkan harga karcis dan pembayaran lain-lain seperti termaksud ayat (1). (4) Ditempat penjualan karcis harus dipasang sebuah pengumuman yang jelas kelihatan, yang menerangkan harga tiap-tiap kelas, dengan pengesahan dari Bagian Pajak. Pasal 11 (1) Pengunjung dilarang : a. masuk tempat pertunjukan dengan tidak membawa tanda yang sah; b. mengambil tempat lain dari pada tempat yang menjadi haknya; c. menyerahkan kembali karcis yang dibelinya kepada penyelenggara/penanggung jawab, kecuali jika karcis-karcis itu dibeli kembali karena pertunjukan dibatalkan/ditunda. (2) Pengunjung diharuskan menyimpan tanda masuk selama pertunjukan berlangsung dan memperlihatkan kepada pegawai yang berwajib, atau jika dimintanya menyerahkan tanda itu karena tidak sah. Pasal 12. (1) Besarnya pajak dihitung menurut banyaknya karcis yang sudah diberi tanda dan harus dibayar terlebih dahulu. Terhadaptiap pembayaran diberikan tanda penerimaan.
(2) Pertunjukan tidak boleh dimulai sebelum pajaknya dibayar penuh, kecuali dalam hal-hal yang sepeerti termaksud pada pasal 13 ayat (1). Pasal 13. (1) Jika menurut pertimbangan Keepala Bagian Pajak, penyelenggara/penanggung jawab tidak mampu membayar penuh pajaknya atau separo dari pajaknya terlebih dahulu, makawalikota Kepala Daerah dapat memberi kelonggaran untuk membayar pajak itu sehari setelah pertunjukan berlangsung, dengan membawa sisa karcis yang tidak terjual. (2) Jika penyelenggara/penanggung jawab tidak memenuhi ketentuan seperti termaksud ayat (1), maka Kepala Bagian Pajak membuat berita acara tentang besarnya pajak yang harus dibayar dan lembar ke II berita acara terebut diberikan kepada penyelenggara/penanggung jawab, Kepala Bagian Pajak mewajibkan kepada penyelenggara/penanggung jawab supaya segera membayar pajak itu, dengan tidak mengurangi ancaman hukuman seperti termaksud pasal 17. Pasal 14. (1) Jika sudah pertunjukan berakhir ternyata bahwa karcis yang sudah diberi tanda seperti termaksud pasal 8 ayat (1) tidak habis terjual, maka dengan mengembalikan sisa karcis, berapa banyaknya kelebihan pajak yang sudah dibayar dikembalikan kepada penyelenggara/penanggung jawab. (2) Jika pertunjukan tidak jadi berlangsung, maka atas permintaan penyelenggara/penanggung jawab pajak yang sudah dibayarnya dikembalikan, sedang kasrcis-karcis yang sudah terjual wajib dibeli kembali oleh penyelenggara/penanggung jawab. Pasal 15. (1) Ketentuan-ketentuan tersebut dalam Peraturan Daerah ini berlaku itu diselenggarakan atas nama astau untung ruginya ditanggung oleh lebih dari seorang, maka ketentuan-ketentuan itu berlaku untuk diri masing-masing penyelenggara/penanggung jawab. (2) Jika penyelenggara/penanggung jawab itu suatu badan hukum, maka ketentuan-ketentuan seperti termaksud ayat (1) berlaku terhadap diri masing masing anggota pengurus. (3) Jika penyelenggara/penasnggung jawab sakit atau tidak berada ditempat itu, maka ketentuan ketentuan tersebut dalam Peraturan Dfaerah ini berlaku juga terhadap mereka yang diberi kuasa oleh penyelenggara/penanggung jawab pertunjukan itu, atau jika tidak ada surat kuasa terhadap diri yang memegang pimpinan. Pasal 16. (1) Yang diwajibkan mengawasi Peraturan Daerah ini disamping instansi-instansi yang telah mempunyai tugas mengusut pelanggaran-pelanggaran, adalah Kepala dinas Pengawasan Umum dan Kepala Bagian Pajak Daerah Kotamadya Surakarta. (2) Petugas seperti termaksud ayat (1) berhak masuk dalam semua tempat pertunjukan dan tempat penjualan karcis untuk memeriksa atau meminta buku-buku karcis dan karcis-karcis pegangan pengunjung.
(3) Penyelenggara/penanggung jawab diwajibkan memberi bantuan dan melaksanakan segala permintaan yang berhubungan dengan berlakunya pemeriksaan seperti termaksud ayat (2). (4) Apabila penyelenggara/penanggung jawab ternyata tidak mengindahkan Peraturan Daerah ini, petugas seperti termaksud ayat (1) berhak memerintahkan menghentikan pertunjukan dan uang pajak tetap harus dibayar, sedangkan kelebihan pajak yang telah dibayar tidak dikembalikan. Pasal 17. (1) Pelanggaran atas pasal 5 ayat (3), pasal 6 ayat (3), pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10 ayat (1), (3) dan (4) diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam ) bulan atau hukuman denda sebanyak-banyaknya Rp. 10.000,-- (sepuluh juta rupiah). (2) Hukuman seperti termaksud ayat (1) mengurangi kewajiban penyelenggara/penanggung jawab untuk membayar pajak yang harus dibayar olehnya. Pasal 18. Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur dengan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah. Pasal 19. (1) Peraturan Daerah Ini mulai berlaku sejak hari pengundangannya. (2) Dengan mulai berlakunya Perauran Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 1 Tahun 1953 tentang Pajak Pertunjukan dengan semua perubahannya tidak berlaku lagi. Surakarta, 6 Juni 1972. Pd. WALIKOTA KEPALA DAERAH KOTAMADYA SURAKARTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMDYA S U R A K A R T A Wakil Ketua, ( K O E S N A N D A R ) (SOEWANDO WIDIJOPUTRANTO SH.) Peraturan Daerah ini telah disahkan Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan tanggal 18 Nopember 1972 No. Pemda 10/34/22-226 Direktur Pemerintah Daerah, (Menteri Dalam Negeri) Diundangkan pada tanggal 15 Agustus 1973. Pj. Sekretaris Daerah, (SOENARTO) Ttd. (AMIR MACHMUD).
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.