JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-66

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Meningkatkan Eksistensi Kampung melalui Arsitektur sebagai Tantangan Modernisasi Kota Surabaya

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

Hunian Vertikal Sewa dengan Konsep Eko-modular Arsitektur

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

Perancangan Pusat Komunitas Tunanetra Indonesia dengan Pendekatan Indera

Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

Responsive Environment Sebagai Acuan Desain Terhadap Kebutuhan Anak Autis

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Elemen Arsitektur sebagai Perantara Komunikasi antar Manusia

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

Pusat Terapi Anak Autis Sindrom Asperger di Surabaya

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Resor Ekologis di Titik Nol Indonesia

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Pasar Seni Parangtritis Dengan Pendekatan Fungsi Ruang dan Hemat Energi untuk Mencapai Kenyamanan Termal Melalui Pendinginan Pasif

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

BAB VI HASIL RANCANGAN

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

DAFTAR GAMBAR. Pemandangan Selat Lombok dari Amankila Gambar 2.2 Latar Belakang Gunung Agung dari Amankila...55

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Peningkatan Aktivitas Fisik dan Kesehatan dengan Penerapan Active Design Guidelines

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Desain Interior Restoran Seafood Layar Bukit Mas dengan Konsep Modern Country di Surabaya

Healing Garden : Aplikasi Taman Inklusif dalam Perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai Upaya Penyembuhan Pasien

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V HASIL RANCANGAN

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

Desain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

International Fash on Institute di Jakarta

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

Bangunan Portabel Sebagai Solusi Kebutuhan Hunian Temporer yang Layak Huni

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Desain Apartemen Dengan Pendekatan Edible Landscape

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Arsitektur sebagai Media Interaksi Manusia dan Hewan

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-92 Alam sebagai Fasilitator Perilaku Anak Dita Pranditya Putri, dan Collinthia Erwindi Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: erwindicollinthia@gmail.com Abstrak Dewasa ini semakin marak perilaku buruk yang muncul pada anak, diakibatkan oleh menurunnya perhatian dari orang tua akibat orang tua sibuk bekerja. Banyaknya sikap destruktif yang muncul pada anak perlu diwaspadai dan dikontrol dengan cara memberi perlakuan atau respon tertentu yang dapat dilakukan oleh lingkungan terdekat anak, baik dari lingkungan orang tua, keluarga, teman, dan alam sekitar. Melalui pendekatan psikologis dan perilaku, maka pemilihan kegiatan juga desain dari objek diharapkan dapat meminimalisir perilaku buruk yang ada pada diri anak. Objek dirancang untuk menghadirkan suasana yang berbeda kepada pengguna, supaya tersampaikan pengalaman yang berbeda pula, sehingga memunculkan respon tertentu. Suasana alam dihadirkan dengan tujuan memberi penyegaran dari suasana perkotaan. Pemilihan kegiatan didasarkan dari sifat atau sikap yang ingin direspon dari pengguna, dan yang memberi dampak positif tertentu sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan menggunakan metode merancang Aritektur Organik, penataan massa juga pembentukan objek merespon lingkungan eksisting pada lahan, sehingga diharapkan objek dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik.. P Kata Kunci Alam, Anak, Buruk, Perilaku, Psikologis. I. PENDAHULUAN ERKEMBANGAN jaman dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup ialah salah satu alasan bagi para orangtua untuk mencari nafkah. Keadaan ini lah yang kemudian membawa perubahan tertentu terhadap kondisi sebuah keluarga, terutama kepada sang anak. Seorang anak ialah sebuah pribadi yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pihak terdekatnya, yaitu orang tua dan keluarga. Jika aspek ini mulai kurang terpenuhi, maka anak juga merupakan pribadi yang mudah terpengaruh dengan banyak hal lain. Anak kemudian akan mencari perhatian di luar lingkup keluarga, hal inilah yang kemudian memicu perubahan perilaku anak menjadi buruk jika apa yang ia terima merupakan hal yang tidak baik. Maka, untuk merespon keadaan ini, ada baiknya dihadirkan sebuah wadah dimana sang anak merasakan suasana baru yang berbeda dari kehidupan sehari-harinya. Kegiatan yang dihadirkan pun merespon akan perilaku yang muncul dan kebutuhan dari sang anak. Walaupun perilaku yang muncul akibat hubungan dengan orangtua sebagai pihak terdekat anak, namun dari pendekatan dan penghadiran tipe kegiatan didasarkan pada kebutuhan dari perilaku yang muncul pada anak, dimana respon tersebut dapat dilakukan bersama pihak lain selain keluarga, seperti teman dan makhluk hidup lain yaitu hewan dan tumbuhan. Melalui kegiatan-kegiatan yang dihadirkan, diharapkan dapat membawa pengalaman baru bagi sang anak, sehingga dapat mengontrol keadaan emosi sang anak, sehingga saat anak kembali kepada pihak keluarga dan orangtuanya, keadaan psikologis anak sudah lebih baik dan dapat lebih pengertian terhadap keadaan orangtuanya yang sibuk bekerja. Dengan begitu, emosi anak dapat lebih terkontrol dan perilaku buruk pada anak dapat dikurangi. Pemilihan lokasi guna mewadahi tujuan yang diinginkan disesuaikan dengan fungsi dari objek yang ingin dihadirkan yang bersifat rekreatif. Sehingga yang dirasa cocok ialah kawasan Kenjeran Park Surabaya. Kawasan ini berdasarkan perkembangan dari sejarah, saat ini, hingga rencana ke depannya, tetap dimanfaatkan sebagai area rekreasi keluarga. Sehingga sesuai fungsinya dirasa cocok. Selain itu, lokasi dari Kenjeran Park ini masih berada di area pinggir kota Surabaya, sehingga penghadiran suasana yang berbeda dari perkotaan namun tetap mudah dicapai dari segi jarak dan waktu dapat terpenuhi. II. METODE DAN PENDEKATAN DESAIN Tahapan perancangan menggunakan metode dari William M. Pena, dimana tahapan yang dilakukan berupa pengumpulan data dan fakta yang ditemukan, kemudian melanjutkan ke tahap proses untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya, yang dapat membantu proses mendesain objek. Proses merancang yang digunakan kali ini dimulai dengan melihat fenomena yang terjadi pada anak dewasa ini. Berdasar fenomena tersebut kemudian ditentukan tujuan dan solusi yang perlu dilakukan dan disesuaikan dengan pilihan lokasinya. Dalam tahapan rancang, juga diberlakukan pendekatan yang sesuai dengan isu dan tujuan yang diharapkan, yaitu: A. Psikologi Berdasarkan teori-teori dalam dunia psikologi, disebutkan bahwa adanya hubungan yang dekat antara individu dengan sosok terdekatnya, dapat menjadi awal dari individu untuk berinteraksi secara sosial dan berkembang di masa pertumbuhannya. Eratnya hubungan antara orangtua dan individu juga memberi dampak pada proses terbentuknya kecerdasan moral pada anak. B. Psikologi Lingkungan Arsitektur Perilaku Perilaku seseorang dipengaruhi oleh persepsi terhadap lingkungannya. Hasil dari sebuah desain arsitektur menjadi

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-93 salah satu fasilitator terjadinya perilaku, namun juga bisa menjadi penghalang terjadinya perilaku. Munculnya sebuah keinginan untuk memecahkan masalah (lingkungan), menumbuhkan ilmu psikologi lingkungan. Teori tersebut beranggapan bahwa pengalaman merupakan hal yang paling berpengaruh dalam pembentukan perilaku., Hal tersebut

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-94 Gambar 1. Siteplan Objek Gambar 5. Perspektif Bird Eye View Gambar 2. Layout Objek Gambar 6. Perspektif Normal Eye View Gambar 6. Gambaran suasana dalam objek Gambar 4. Tampak Site Objek

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-95 menunjukkan bahwa manusia mudah dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang diinginkan. Apabila penerimaan

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-96 Gambar 7. Gambaran suasana dalam objek Gambar 8. Pola Grid yang diterapkan pada objek Gambar 9. Penerapan skala heroik pada bangunan Gambar 10. Gambar denah bangunan pada objek

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-97 perilaku baru melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan yang bersifat berkelanjutan. III. EKSPLORASI & HASIL DESAIN Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai kepada pengguna dengan menghadirkan suasana yang berbeda dari sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman yang berbeda, maka konsep Kembali ke Alam dirasa cocok dengan keadaan kehidupan perkotaan yang semakin padat diiringi dengan perkembangan kehidupannya. Perwujudan konsep alam dilakukan melalui pemilihan kegiatan yang berhubungan dengan alam, perwujudan objek, pemilihan material, pengaturan zoning, pengaturan sirkulasi, konsep ruang dan pengaturan vegetasi. Konsep penataan massa bangunan dilakukan dengan mengembangkan pola lingkaran dari titik pusat yang tersirat pada perkerasan eksisting pada lahan (gambar 8) Dari pola yang dimunculkan juga kemudian menghasilkan luasan dari tiap zona aktivitas. Perletakan zona aktivitas dibagi berdasarkan kebutuhannya masing-masing. Penerapan metode Arsitektur Organik juga berlaku pada bentuk bangunan. Setelah muncul bidang untuk zona tiap aktivitasnya, maka bidang tersebut yang kemudian menjadi dasar untuk bentuk bangunan. Sifat lengkung pada Arsitektur Organik pun didapat dari pola ini. Pemanfaatan skala heroik pada tiap massa bertujuan mengurangi batasan antara bangunan dengan alam. Harapannya dengan semakin tinggi batas ruang dengan pengunjung, suasana alami yang ingin dicapai juga terwujud. Terlebih dengan bantuan pencahayaan dan penghawaan alami yang terwujud dengan pemanfaatan skala tersebut Pemanfaatan bangunan menjadi dua lantai, bertujuan untuk pengelolaan view dari dalam bangunan, menjadikan daya tarik untuk penunjung, juga pemanfaatan lahan agar lebih efektif.. Penempatan halaman yang lapang di bagian tengah antar tiap bangunan berfungsi sebagai pemersatu antar bangunan, dan dapat dinikmati pengunjung dalam jumlah besar sekaligus. Bentuk sirkulasi radial akan memudahkan pengunjung dalam memilih jenis aktiivitas apa yang akan dinikmati, dan mempermudah perpindahan gerak pengunjung dari satu bangunan ke bangunan lain. Pemanfaatan material yang mendukung bentuk dan fungsi bangunan didapat dari pemanfaatan material kaca atau glass block pada sejumlah sisi dinding bangunan, yang bermanfaat menghasilkan pencahayaan alami dan mengekspos view keluar bangunan sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung. Kemudian pemanfaatan material kayu pada sejumlah bagian bangunan bermanfaat sebagai symbol unsur alam yang dihadirkan pada bangunan. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Merespon dari isu berupa perilaku buruk anak yang muncul akibat kesibukan orang tua bekerja, maka melalui pendekatan psikologis dan arsitektur perilaku akan muncul respon-respon yang dibutuhkan anak bergantung jenis perilaku buruknya. Nantinya kegiatan yang dilakukan dapat mmemberi dampak positif pada psikologis pengguna, sehingga emosi anak bisa menjadi lebih baik dan terkontrol. Kebutuhan ruang dan suasana yang dibutuhkan oleh pengguna disesuaikan dengan suasana alam yang mendominasi pada objek. Suasana alam yang alami dan berbeda dari suasana kota, diyakini dapat membantu mempengaruhi psikologis pengguna untuk mencapai tujuan awal dari desain. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis D.P.P mengucapkan terima kasih sebanyakbanyaknya kepada Allah SWT atas dimudahkan dan dilancarkannya selama proses Tugas Akhir ini hingga akhir; kepada kedua orang tua dan keluarga atas segala doa dan semangat yang tidak kunjung putus; kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dan seluruh dosen pengajar di jurusan Arsitektur ITS, atas bantuan, masukan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan selama proses hingga akhir; juga kepada para sahabat dan teman-teman yang turut membantu dan direpotkan dalam hal apapun hingga tahap akhir.. DAFTAR PUSTAKA [1] www.bps.go.id [2] Pena, William M., Steven A. Parshall, 2001. Problem Seeking, An Architectural Programming Primer [3] Hartig, T., M. Mang, and G.W. Evans. 1991. Restorative effects of natural environment experiences. Environment and Behavior 23, 3 26 [4] Health Council of the Netherlands and Dutch Advisory Council for Research on Spatial Planning, Nature and the Environment. 2004. Nature and Health: The Influence of Nature on Social, Psychological and Physical well-being. The Hague: Health Council of the Netherlands and RMNO [5] http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/arsitektur_psikologi_dan_mas yarakat/bab1_arsitekture_dan_psikologi.pdf [6] ----. 2013, 1 Juni. Pantai Kenjeran Surabaya. jawatimuran1.wordpress.com/2013/06/01/pantai-kenjeran-surabaya/ ijun13 [7] Naufert, Peter, Archetct s Data Second & Third Edition