PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PENGESAHAN... II HALAMAN PERNYATAAN... III HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... IV HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat menerbitkan sekuritasnya melalui pasar modal yang berupa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan (return) terhadap sekuritas yang dibelinya. Investor yang cakap harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

THE DAY OF THE WEEK EFFECT PADA PASAR MODAL ASEAN (INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA) PERIODE Wawan Kristianto J. Sukmawati Sukamluja

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan (Ahern, 2006). Ia juga menyatakan bahwa event study banyak

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang terjadi pada pasar modal yang efisien yaitu terjadinya

EFEK HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN DAN VOLATILITASNYA PADA SAHAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh: Najmudin 1 dan Jaryono 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. sarat akan keunikan (memiliki tingkat resiko yang tinggi, namun return yang

STUDI TENTANG PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN IHSG PERIODE JANUARI 1997 SAMPAI DENGAN MEI Oleh : Purwanto Widodo 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

PENGARUH HARI PERDAGANGAN PADA ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITAS RETURN SAHAM INDEKS LQ45

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

DAY OF THE WEEK DAN MONDAY EFFECT: FENOMENA YANG TERBUKTIKAN TIDAK KONSISTEN DI PASAR MODAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

DAY OF THE WEEK: SUATU FENOMENA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. a. Pada return saham tahun 2011 perusahaan manufaktur terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

PENGUJIAN WEEK-FOUR, MONDAY, FRIDAY DAN EARNINGS MANAGEMENT EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM

e-issn Vol 2 No 2, Juli 2017 Susunan Redaksi Penanggungjawab Iwan Setya Putra Pemimpin Editor Sulistya Dewi Wahyuningsih

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

PENGUJIAN FENOMENA EFEK SENIN (MONDAY EFFECT) DAN WEEKFOUR EFFECTDI BURSA EFEK INDONESIA. Liza Alvia Delia Tika Silaban Universitas Lampung ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

THE DAY OF THE WEEK EFFECT PADA PASAR MODAL ASEAN (INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA) PERIODE SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM LQ45 DAN NON LQ45

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP IMBAL HASIL IHSG SERTA KAITANNYA DENGAN RESIKO PASAR MODAL PERIODE

ANALISIS DAY OF THE WEEK EFFECT DAN ROGALSKI EFFECT PADA PERUSAHAAN LQ45 TAHUN Ajeng Saraswati 1 Made Gede Wirakusuma 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS THE MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA. I Ketut Teguh Dharma Putra 1 Putu Agus Ardiana 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor

ANALISIS PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN, ABNORMAL RETURN, DAN VOLATILITAS RETURN SAHAM (Studi Pada LQ 45 Periode Januari Desember 2005)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Fenomena efek day of the week adalah salah satu dari jenis anomali kalender yang merupakan bukti bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien. Hasil temuan yang dipelopori oleh Cross (1973) dan French (1980) menunjukkan adanya pola imbal hasil tertentu pada pergerakan indeks harga saham berdasarkan hari perdagangan. Temuan anomali pasar adalah bukti yang bertentangan dengan hipotesis pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga mencerminkan secara segera seluruh informasi masa lalu yang relevan, maka seharusnya tidak terdapat pola imbal hasil tertentu dan semestinya pola imbal hasil sulit diprediksi oleh investor. Namun, hasil temuan beberapa peneliti tidak konsisten dengan argumen tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fenomena day of the week. Fenomena tersebut terjadi ketika rata-rata imbal hasil tidak sama untuk setiap hari perdagangan dan diikuti pola yang persisten. Penelitian mengenai day of the week di bursa Amerika secara umum menunjukkan adanya pola imbal hasil signifikan pada hari Senin (Cross, 1973; French, 1980; Gibbons dan Hess, 1981; Keim dan Stambaugh, 1984; Lakonishok & Maberly, 1990; Rogalski, 1984) yang disebut sebagai Monday effect. Studistudi tersebut juga menemukan adanya imbal hasil positif pada hari Jumat dan disebut sebagai Weekend effect. Studi yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985) di beberapa negara, yaitu Amerika, Kanada, Inggris, Australia, dan Jepang memberikan 1

kesimpulan yang berbeda. Rata-rata imbal hasil terendah di Australia dan Jepang justru terjadi pada hari Selasa. Hal ini berbeda dengan hasil temuan sebelumnya di pasar modal Amerika yang umumnya imbal hasil terendah terjadi pada hari Senin. Studi di pasar modal Eropa menemukan pola yang sangat beragam (Alexakis dan Xanthakis, 1995; Berument dan Kiymaz, 2003; Jaffe dan Westerfield, 1985a, 1985b). Di Indonesia, studi yang mengamati efek day of the week telah banyak dilakukan. Studi yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999) menyimpulkan bahwa tidak terdapat imbal hasil negatif pada hari Senin secara signifikan. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan Cahyaningdyah (2005) yang justru menemukan adanya Monday effect di pasar modal Indonesia. Penemuan Monday effect ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh Sumiyana (2007 dan 2008) dengan menggunakan data intraharian. Studi-studi yang sudah dilakukan di Indonesia belum ada yang berhasil mengungkapkan penyebab terjadinya kecenderungan imbal hasil negatif pada hari Senin maupun imbal hasil postif pada hari Jumat. Argumen French dan Roll (1986) menyatakan bahwa terdapat variansi imbal hasil lebih besar pada hari perdagangan yang diikuti hari libur bursa daripada hari lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Campbell dan Hentschel (1992) berargumen bahwa peningkatan volatilitas pasar modal akan meningkatkan tingkat imbal hasil yang diharapkan dan membuat harga sekuritas menjadi lebih rendah. Peningkatan volatilitas imbal hasil akan mengakibatkan naiknya tingkat risiko yang dipandang investor sebagai peningkatan ukuran risiko dari suatu aset. 2

Beberapa studi lain kemudian mengamati hubungan pola imbal hasil dan volatilitasnya dengan efek day of the week. Studi yang dilakukan oleh Berument dan Kiymaz (2001), disamping menginvestigasi efek day of the week pada imbal hasil S&P500 antara 1973 dan 1977, juga menganalisis pola volatilitas imbal hasil dengan menggunakan model modifikasi dari GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity). Studinya menemukan bahwa rata-rata volatilitas imbal hasil bernilai positif terjadi pada hari Rabu dan negatif pada hari Senin. Berument dan Kiymaz (2003) menggunakan model yang sama untuk menguji pola efek day of the week pada 5 negara untuk mendapatkan bukti yang lebih luas. Hasil penelitian mereka menunjukkan hasil yang bervariasi tiap negara. Namun, secara umum imbal hasil terendah masih terjadi pada hari Senin dan tertinggi pada hari Jumat. Penelitan tersebut juga berhasil membuktikan adanya efek day of the week pada volatilitas imbal hasil. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa pada hari Jumat volatilitas imbal hasil secara statistik lebih tinggi dibandingkan pada hari-hari lainnya. Studi-studi tersebut berargumen bahwa variansi imbal hasil pada pasar saham berubah antar waktu (time varying) dan conditional heteroscedasticty. Penelitian mengenai fenomena day of the week dengan menggunakan metode model ARCH (Autoregressive Conditional Heteroskedasticity) dan modifikasinya sudah dilakukan di negara maju maupun negara berkembang. Namun, saat ini hasil temuan dengan konteks Indonesia (Cahyaningdyah, 2005; Sumiyana, 2007 dan 2008; Tandelilin dan Algifari, 1999) masih memberikan kesimpulan yang beragam. Sampel yang digunakan dalam penelitan sebelumnya hanya terdiri dari beberapa emiten dengan kriteria tertentu sehingga tidak 3

mencerminkan keseluruhan keadaan pasar. Selain itu, metode pengujian yang digunakan masih menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS) yang tidak bisa menangkap perubahan variansi data imbal hasil yang berbeda antar waktu. Studistudi tersebut juga masih menggunakan periode pengamatan yang masih relatif pendek dan lemah pada pendekatan metodologi. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab kekurangan tersebut dengan menguji kembali model yang digunakan oleh Berument dan Kiymaz (2001) serta membandingkan dengan temuan studi sebelumnya yang terkait. 1.2. RUMUSAN MASALAH Permasalahan utama yang akan diteliti adalah adanya pola imbal hasil dan variansinya akibat pengaruh hari perdagangan. Dengan memperhatikan pola imbal hasil dan variansi indeks, maka rumusan masalah disusun dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh hari perdagangan terhadap imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia. 4

2. Menguji pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia. 1.4. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini antara lain: 1. Kontribusi empiris, penelitan ini akan memberikan tambahan informasi dan konfirmasi terhadap penelitian sebelumnya dan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan tema penelitian yang sama. 2. Kontribusi praktis, bagi investor dan masyarakat penelitian ini akan memberikan informasi mengenai pola imbal hasil dan variansi pada setiap hari perdagangan di pasar modal. Dengan mengetahui pola imbal hasil dan volatilitas yang diprediksi, maka investor bisa menyusun strategi dalam melakukan transaksi saham serta menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan pertimbangan risiko dalam rangka memperoleh imbal hasil abnormal. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: BAB 1. Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 5

BAB 2. Tinjauan Literatur Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Bab ini juga berisi pengembangan hipotesis awal penelitian. BAB 3. Metodelogi Penelitian Bab ini mendeskripsikan sampel penelitian, jenis data, prosedur penelitian, model penelitian, metoda analisis data serta alat analisis yang digunakan dalam penelitan ini. BAB 4. Analisis dan Pembahasan Bab ini menjabarkan hasil penelitan, analisis hasil pengujian, serta pembahasan dari hasil analisis data. BAB 5. Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian, kelemahan dan keterbatasan dalam penelitan serta saran untuk penelitan yang terkait di masa mendatang. 6