BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR *) TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I-2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dalam institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi, indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya. Kondisi daerah yang secara geografis dan sumber alam yang berbeda, menimbulkan daerah yang lebih makmur dan lebih maju dibandingkan daerah lain. Oleh karena itu kebijakan pembangunan dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan cara memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dan berbeda-beda bagi masing-masing daerah. Proses tersebut dilakukan agar pembangunan dilaksanakan secara lebih merata. Untuk itu perhatian pemerintah harus tertuju pada semua daerah tanpa ada perlakuan khusus pada daerah tertentu. Namun hasil pembangunan terkadang masih dirasakan belum merata dan masih terdapat kesenjangan antar daerah (Wicaksono, 2010). Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata. Pertumbuhan ekonomi ini diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan (Masli, 2008). 1

2 Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi pada teori ekonomi berasal dari kemampuan suatu negara dalam mengembangkan potensi sumberdayanya. Makin besar kuantitas dan makin tinggi kualitas sumberdaya tersebut, maka makin besar pula potensi suatu negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya (Tanjung, 2009). Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005), ada empat faktor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yaitu (1) sumberdaya alam, (2) sumberdaya manusia, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi. Kekayaan sumberdaya alam sangat membantu perekonomian suatu negara, walaupun belum cukup bila didukung oleh keahlian penduduk untuk mengeksplorasi sumberdaya alam. Pembentukan modal juga merupakan faktor produksi sebagai unsur dominan untuk pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan datang. Demikian pula, perkembangan teknologi dapat diterima secara luas sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena teknologi memungkinkan bagi produsen untuk memproduksi lebih banyak dengan tingkat input yang sama. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota dari tahun ke tahun data PDRB yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan karena dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan pengaruh perubahan harga terhadap nilai PDRB telah dihilangkan.

3 Provinsi Sumatera Utara salah satu dari 33 provinsi yang ada di wilayah Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Perekonomian Provinsi Sumatera Utara merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian nasional. Gambar berikut merupakan perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Nasional dan Provinsi Sumatera Utara selama periode 2005-2012. (Persen) 8 7 6 5 4 3 5,69 5,48 6,20 5,51 6,90 6,27 6,39 6,06 5,07 4,63 6,42 6,63 6,20 6,49 6,22 6,23 2 1 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Nasional Sumatera Utara (Sumber : BPS Sumatera Utara) Gambar 1.1. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode 2005-2012 (%) Gambar 1.1, memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan nasional maupun Provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun selalu mengalami fluktuasi. Bila dilihat perkembangan laju pertumbuhan ekonomi antara nasional dengan Provinsi Sumatera Utara, maka laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu delapan tahun memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 6,16 persen

4 tiap tahunnya. Namun dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,88 persen setiap tahunnya, maka dapat dikatakan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara berada di atas dari laju pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2009, terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Nasional maupun Sumatera Utara bahkan terendah selama periode tahun 2005-2012. Hal ini berasal dari dampak krisis perekonomian global yang bermula dari krisis di Amerika Serikat, Eropa hingga ke Asia pada semester kedua tahun 2007 yang mencapai puncaknya pada triwulan IV tahun 2008. Gejolak perekonomian global tersebut pada gilirannya mempengaruhi dinamika kestabilan makroekonomi. Tingginya resiko disektor keuangan, berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi disektor riil domestik. Kondisi tersebut mengakibatkan turunnya kepercayaan pelaku ekonomi disektor keuangan dan sektor riil serta menurunkan berbagai kinerja yang telah dicapai pada beberapa tahun sebelumnya. Sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang berangsur mulai terjadi sejak separuh pertama 2009 masih berlanjut ke tahun 2010, ditopang dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging markets. Perekonomian Nasional dan Sumatera Utara pada tahun 2010 semakin membaik didukung oleh permintaan domestik yang solid dan kondisi eksternal yang kondusif.

5 Persentase (%) 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 5,00 17,16 11,60 13,36 13,28 11,40 11,91 11,13 10,57 6,73 7,80 8,62 6,90 6,20 6,39 6,42 6,24 6,45 7,48 5,48 5,07 6,28 6,63 6,22 4,13 4,21 4,80 4,86 4,95 4,01 3,93 3,57 4,07 1,88 0,90 2,45 2005 2006 2007 2,17 1,22 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 3,48 4,56 2,71 10,00 Pertumbuhan Ekonomi Sumut Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Pertumbuhan Kualitas SDM/Tenaga Kerja Pertumbuhan Sumberdaya Alam (SDA) Pertumbuhan Tenaga Kerja (Sumber : BPS Sumatera Utara) Gambar 1.2. Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Sumberdaya Alam, Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Pertumbuhan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)/Tenaga Kerjadi Provinsi Sumatera Utara 2005-2012 Secara regional, perkembangan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari kecenderungan perkembangan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara Tahun 2005-2012. Pada Gambar 1.2, terlihat bahwa kondisi perekonomian Sumatera Utara mulai tahun 2005 sampai tahun 2012 menunjukkan trend pertumbuhan positif. Bahkan pada tahun 2007 PDRB Sumatera Utara tumbuh sebesar 6,90 persen, yang menunjukkan terjadinya akselesari pertumbuhan yang relatif tinggi, bila dibandingkan dengan tahun 2005 dan 2006 yang hanya mampu tumbuh masing-masing sebesar 5,48 persen dan 6,20 persen. Bila dibandingkan tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012 memperlihatkan terjadinya fluktuasi pertumbuhan

6 ekonomi yang hanya tumbuh masing-masing sebesar 6,39 persen, 5,07 persen, 6,42 persen, 6,63 persen dan 6,22 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2009 merupakan pertumbuhan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang sangat lambat selama periode tahun 2005-2012, seperti pada Gambar 1.2 di atas. Pada tahun 2005-2012, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan bahwa sumberdaya alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi. Perkembangan Sumberdaya Alam (SDA) diproksikan dengan nilai tambah dari sektor kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian yang dihasilkan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang positif namun berfluktuasi. Pada periode tahun yang sama pertumbuhan sumberdaya alam mengalami fluktuasi tahun 2005 sebesar 3,93 persen, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 4,21 persen, tahun 2007 meningkat tumbuh menjadi 6,28 persen. Tahun 2008-2009 mengalami perlambatan tumbuh yakni tahun 2008 sebesar 4,80 persen, dan tahun 2009 melambat menjadi 3,57 persen. Sementara tahun 2010 mengalami akselerasi tumbuh menjadi 6,45 persen, sedangkan tahun 2011-2012 mengalami perlambatan kembali menjadi 4,13 persen tahun 2011 dan tahun 2012 melambat menjadi 4,01 persen. Selama periode 2005-2012 pertumbuhan sumberdaya alam mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2009 sebesar 3,57 persen. Pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto menunjukkan trend pertumbuhan yang positif. Tahun 2005-2006 mengalami peningkatan

7 pertumbuhan dari 11,61 persen tahun 2005 menjadi 13,36 persen tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007-2010 mengalami perlambatan pertumbuhan, dari 13,28 persen tahun 2007 menjadi 11,13 persen tahun 2008 melambat menjadi 6,73 persen tahun 2009 dan tahun 2010 melambat menjadi 4,95 persen. Sementara tahun 2011 mengalami akselerasi tumbuh menjadi 7,80 persen kemudian tahun 2012 kembali mengalami perlambatan menjadi 7,48 persen. Selama periode 2005-2012 pertumbuhan PMTB mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2010 sebesar 4,95 persen. Jumlah tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara mengalami trend pertumbuhan yang positif pada periode 2005-2012 kecuali tahun 2006, 2011 dan 2012. Petumbuhan jumlah tenaga kerja tahun 2005 sebesar 8,62 persen, mengalami penurunan sebesar 4,56 persen pada tahun 2006 kemudian tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 1,88 persen, tahun 2008 meningkat sebesar 17,16 persen, tahun 2009 mengalami perlambatan menjadi 4,07 persen dan tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 6,24 persen. Sementara tahun 2011-2012 mengalami penurunan, tahun 2011 pertumbuhan tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 3,48 persen demikian juga tahun 2012 pertumbuhan tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 2,71 persen. Selama periode 2005-2012 pertumbuhan tenaga kerja mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2006 sebesar negatif 4,56 persen. Pertumbuhan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)/tenaga kerja yang diproksi dengan pendidikan menengah ke atas yang ditamatkan mengalami trend pertumbuhan yang positif pada periode tahun 2005-2012, kecuali tahun 2007,

8 2011 dan 2012 yaitu: tahun 2005 pertumbuhan SDM/tenaga kerja sebesar 11,40 persen, tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 2,17 persen, demikian juga tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,22 persen, tahun 2008 meningkat menjadi 17,16 persen, tahun 2009 melambat menjadi 4,86 persen dan tahun 2010 meningkat menjadi 10,57 persen sedangkan tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan yakni sebesar 2,14 persen dan 0,90 persen. Terkait dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2006, pertumbuhan tenaga kerja, kualitas sumberdaya manusia/tenaga kerja, dan sumberdaya alam cenderung menurun tetapi pertumbuhan ekonomi malah meningkat. Dalam kondisi ini hanya pembentukan modal tetap bruto yang searah dengan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2007, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto dan kualitas sumber daya manusia/tenaga kerja cenderung menurun malah mencapai titik terendah dalam kurun waktu 2005-2010 tetapi pertumbuhan ekonomi meningkat demikian juga pertumbuhan tenaga kerja dan sumberdaya alam. Dalam kondisi ini hanya justru tenaga kerja dan sumber daya alam yang searah dengan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2009 dan 2010, semua faktor-faktor sumber pertumbuhan malah searah dan sesuai dengan pergerakan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2012, pertumbuhan tenaga kerja dan kualitas SDM/tenaga kerja mengalami penurunan sedangkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto dan sumberdaya alam mengalami peningkatan searah dan sesuai dengan pergerakan pertumbuhan ekonomi. Melihat fenomena ini maka ada sesuatu yang terjadi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara walaupun pernyataan ini harus didukung dengan penelitian lebih mendalam, seperti apa sesungguhnya yang mendasari

9 pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, seberapa besar dampak dari sumber pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara dan faktor apa yang paling dominan diantara faktor-faktor sumber bertumbuhan ekonomi tersebut, seperti: sumberdaya alam, pembentukan modal, tenaga kerja, dan teknologi. Untuk melihat secara lebih mendalam tentang faktor-faktor sumber pertumbuhan ekonomi yang terdiri dari sumberdaya alam, tenaga kerja, pembentukan modal, dan teknologi maka perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, fenomena dan data serta uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan yang ingin dikaji dalam tesis ini, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh Sumber Daya Alam, Pembentukan Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana elastisitas variabel Sumberdaya Alam, Pembentukan Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi yang paling besar yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan tesis ini

10 adalah: 1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel Sumber Daya Alam, Pembentukan Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. 2. Menganalisis elastisitas variabel Sumberdaya Alam, Pembentukan Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi yang paling besar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan tersebut, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Memberikan gambaran umum pengaruh sumber-sumber pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan tambahan informasi bagi para pengambil kebijakan dalam merumuskan model sumber-sumber pertumbuhan di Provinsi Sumatera Utara baik pemerintah maupun kalangan dunia swasta. 3. Sebagai tambahan informasi teoritis dan empiris bagi penelitian selanjutnya menganalisis sumber-sumber pertumbuhan dan pertumbuhan ekonomi.