Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

LAPORAN PENDAHULUAN HNP

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

Naskah Publikasi. Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Diploma III fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

HUBUNGAN BERATNYA PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. nucleus yang terbuat dari material berbentuk gel dalam spinal cord keluar dari

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

kemungkinan penyebabnya adalah multifactorial sehingga sulit untuk mengetahui penyebab pasti dari keluhan tersebut dan kebanyakan LBP pada usia

BAB IV HASIL PENELITIAN

CEDERA PADA AXIALE DORSALE SUFITNI. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja. Hal ini disebabkan karena 65% penduduk Indonesia. adalah usia kerja 30% bekerja disektor formal dan 70% disektor

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

Kelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

Di susun oleh : LUFHI TIARANITA J

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

Di susun oleh : LUFHI TIARANITA J

makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gejala terbanyak kedua, setelah masalah saluran pernapasan atas, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dalam paradigma kesehatan ini

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patologis dimana terjadi protusi dari anulus fibrosus beserta nukleus pulposus ke

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

Nama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: Pembimbing: dr. Haidar Nasution

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen

SPINAL DISC HERNIATION L4-S1 WITH CHRONIC EROSIVE GASTRITIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri pinggang bawah atau dalam istilah medisnya Low Back Pain (LBP)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN MC. KENZIE DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick

Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

ABSTRAK. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Pungggung Bawah. Januari-Desember 2009

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN SUSPECT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUl... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS L4-L5 DI RST Prof. Dr. SOEDJONO MAGELANG

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN ET CAUSA SPONDILOSIS LUMBAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Volume 3 No. 1 April 2017 ISSN :

Transkripsi:

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBAL RINGAN PADA JANDA LANJUT USIA YANG TINGGAL DENGAN KEPONAKAN DENGAN USIA YANG SAMA Leksana JS 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Latar Belakang. Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathies adalah penyebab tersering nyeri pungung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang. Kasus. Ny. Nurhayati, usia 71 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang bagian bawah sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan kelemahan otot pada ekstremitas bawah dan keterbatasan Range Of Motion. Pasien didiagnosis menderita Hernia Nucleus Pulposus, diberikan terapi diathermi. Simpulan. Masalah klinis dan psikososial yang kompleks membutuhkan waktu yang lama dan kerjasama antara provider kesehatan dan keluarga. Dimana provider tidak hanya menyelesaikan masalah klinis tetapi juga menciptakan kehangatan, dan juga masalah psikososial dengan bantuan komunitas lingkungan sekitar kehidupannya. [Medula Unila.2013;1(2):96-101] Kata kunci: aktifitas sehari-hari, geriatri, HNP, pelayanan kedokteran keluarga MILD LUMBAR NUCLEUS PULPOSUS HERNIA IN THE ELDERLY WIDOW WHO LIVE WITH HER NEPHEW WITH THE SAME AGE Leksana JS 1) 1) Students of the Faculty of Medicine Lampung University Abstract Background. Hernia nucleus pulposus (HNP) or herniation of intervertebral discs, which are often referred to as the Lumbar Disc Syndrome or lumbosacral radiculopathies is a common cause of the acute chronic or recurrent lower back pain. Case. Mrs. Nurhayati 71 yaers old, come with low back pain since a weeks ago. In physical exam low extremity muscle weakness and limited Range Of Motion. This patient was diagnosed with Hernia Nucleus Pulposus, management by diathermi. Summary. Complex psychosocial and clinical issues needs a long time and cooperation between health care providers and family to be solved. Where providers do not only solve problems but also create warmth condition to solve clinical, and psychosocial issues surrounding the environment with the help of the community. [Medula Unila.2013;1(2):96-101] Keywords: daily activity, family medicine services, geriatrics, HNP Pendahuluan 96

Dalam bahasa Inggris kedokteran, pinggang dikenal sebagai Low Back, secara anatomi pinggang adalah daerah tulang belakang L1 sampai tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya. Daerah pinggang mempunyai fungsi penting pada tubuh manusia, yaitu membuat tubuh berdiri tegak, untuk pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting yang ada di dalamnya. Peranan otot-otot erektor truski adalah memberikan tenaga imbangan ketika mengangkat benda (Harsono, 1993). Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathies adalah penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang (Harsono, 1993). Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis dan mengakibatkan penekanan radiks saraf (Mansjoer, 1997). Kasus Ny Nurhayati, 71 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang bagian bawah sejak satu minggu yang lalu, dirasa semakin memberat bila melakukan aktifitas fisik sehari-hari. Dua hari kemudian pasien merasakan pegal-pegal pada lutut dan betisnya. Satu minggu yang lalu pasien merasakan nyeri pinggang bagian bawah, nyeri dirasa bertambah berat apabila pasien melakukan aktifitas sehari-hari. Dua hari kemudian pasien juga merasakan pegal-pegal pada daerah lutut dan betisnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, frekuensi napas 21x/menit, suhu 36,9 0 C. Mata tampak konjungtiva tidak pucat, sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak oral higiene baik. Tenggorokan, leher, paru, jantung serta abdomen dalam batas normal. 97

Pada pemeriksaan inspeksi vertebra lumbal tidak didapatkan deformitas, pada palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, suhu normal. ROM flexi <80 o, extensi <30 o, flexi external <35 o. Pada pemeriksaan inspeksi ekstremitas superior dan inferior tidak tampak kelainan, pada palpasi tidak ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan kekuatan otot dan sensoris didapatkan hasil; Kekuatan otot : 555 555 333 333 Sensoris: + + + + Pada pemeriksaan reflek fisiologis tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan reflek patologis juga tidak ditemukan adanya kelainan. Dukungan dari keluarga sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dan untuk mengeliminir aktifitas sehari hari yang berat, selain itu pemberian nutrisi yang tinggi vitamin B. Terapi lain yang dapat dilakukan adalah fisioterapi dengan diathermi. Edukasi posisi-posisi yang ergonomis sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dan monitoring care giver dalam pencatatan aktifitas sehari-hari. Pembahasan Pada studi kasus ini yang menjadi penekanan utama adalah penatalaksanaan terhadap gejala nyeri punggung bagian bawah karena adanya hernia nucleus pulposus. Nyeri pinggang, pegal di daerah lutut dan betis merupakan manifestasi dari adanya hernia nucleus pulposus terutama lumbal 4 dan lumbal 5. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rubinstein et al. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa untuk penatalaksanaan HNP lumbal ringan, diathermi merupakan terapi yang masih efektif. Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera. Cidera dapat terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada posisi gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat tulang belakang akan terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang mendorong cukup besar 98

akan terjadi robekan pada annulus pulposus yaitu cincin yang melingkari nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar sehingga disebut hernia nucleus pulposus. Sebenarnya cincin (annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi pada pasien tertentu di bagian samping belakang (posterolateral) ada bagian yang lemah (locus minoris resistentiae) (Mary, 1995). Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, pembentukan osteofit, degenerasi dan dehidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus (Mary, 1995). Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang, sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang. Hanya prolapsus discus intervertebralis yang terdorong ke belakang yang menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah (Rubinstein et al., 2013). Herniasi atau ruptur dari discus intervertebra adalah protrusi nucleus pulposus bersama beberapa bagian annulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen intervertebralis. Karena ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada ligamentum longitudinalis posterior, maka herniasi diskus hampir selalu terjadi ke arah posterior atau posterolateral. Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu dengan badan diskus, walaupun fragmenfragmennya kadang dapat menekan keluar menembus ligamentum longitudinalis posterior dan masuk lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis. Perubahan morfologik pertama yang terjadi pada diskus adalah memisahnya lempeng tulang rawan dari korpus vertebra di dekatnya. Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Karena adanya gaya traurnatik yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan 99

timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan bisa terjadi pada trauma berikutnya. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya traumatik ketika hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat, dan sebagainya (Sufitni, 1996). Menjebolnya (herniasi) nukleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang di atas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Sobekan sirkumferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus Schmorl atau merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai ischialgia. Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral. Tidak akan ada radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah. Pada tingkat L2, dan terus ke bawah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi yang berada di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi HNP, sisa diskus intervertebral ini mengalami lisis, sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan (Sidharta, 1999). Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastis. Simpulan, telah ditegakan diagnosa hernia nucleus pulposus lumbal ringan pada pasien Ny. Nurhayati usia 71 tahun. Sudah dilakukan penatalaksanaan berupa pemberian analgetik dan terapi diathermi. Sampai saat ini terapi diathermi masih merupakan terapi yang efektif bagi pasien penderia hernia nucleus pulposus ringan (Rubinstein et al., 2013). Daftar Pustaka 100

Harsono. 1993. Kapita Selekta Neurologi. Jogjakarta : Gadjah Mada University Mansjoer, Arief. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: FK UI. Mary L. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses Penyakit, Edisi 4, EGC. 964 972 Rubinstein SM, Middelkoop M, Assendelft WJJ, de Boer MR, van Tulder MW. Spinal manipulative therapy for chronic low-back pain. The Cochrane Collaboration and published. 1(7):161-165 Sufitni. 1996. Diagnosis topik neurologi. Edisi 2. Jakarta : EGC. Sofwan, Rudianto. 2010. Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Sidharta Priguna. 1999. Neurologi Klinis Dasar. Edisi IV. Jakarta: PT Dian Rakyat. Hlm. 87-95. 101