BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Oleh karena itu berbagai negara yang ada di dunia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DATA POTENSI INVESTASI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN BURU GUNUNG MASIGIT KAREUMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Jalur kereta api jurusan Bandung-Cianju memiliki potensi cukup besar yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam, Inta Sulisdiyanti, FKIP, UMP, 2017

Informasi Wisata di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

Oleh : Slamet Heri Winarno

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB 1 PENDAHULUAN. wisata alam tersebar di laut, pantai, hutan dan gunung, dimana dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata semakin mengokohkan dirinya menjadi salah satu peraup devisa

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

2015 PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut Portal Nasional Republik Indonesia (2010) bahwa luas lahan pertanian lebih kurang 82,71 % dari seluruh luas lahan dan sumber daya alam di laut diperkirakan memiliki sebesar 6,4 juta ton ikan per tahun. Posisi Indonesia yang terletak didalam ring of fire mempunyai dampak positif yaitu tanah yang subur dan gunung-gunung yang menarik untuk dikunjungi. Semua itu merupakan sumber daya pariwisata Indonesia. Sumber daya yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Sumber daya pariwisata menurut Pitana dan Diarta (2009:68) adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pariwisata adalah sektor yang memiliki manfaat dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi di negara berkembang sebagaimana yang diungkapkan Hakim (2004:5) bahwa di negara-negara yang tingkat perkonomiannya dikategorikan berkembang, sektor pariwisata secara aktif dipromosikan sebagai kunci bagi mesin pertumbuhan ekonomi. dengan kata lain sektor pariwisata di negara berkembang seperti Indonesia mempunyai peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi.

Populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun menyebabkan kebutuhan akan pariwisata semakin meningkat sedangkan suatu objek wisata itu bersifat statis atau tidak bertambah. Zaman dahulu dalam pembangunan pariwisata menerapkan konsep pembangunan pariwisata secara masal (mass tourism) yaitu pembangunan pariwisata yang memprioritaskan ekonomi yang sebesar-besarnya dan kurang memperhatikan kondisi alam sekitar. Kini seiring dengan berjalannya waktu mulai terasa efek negatif dari pariwisata masal yaitu terjadinya kerusakan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu timbulah gagasan baru dalam pembangunan pariwisata yang disebut dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu pembangunan pariwisata yang lebih mengedepankan kelestarian lingkungan. Hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh Damanik dan Weber (2006:38) bahwa kegiatan pariwisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri khas ekowisata. Potensi Indonesia dalam penerapan konsep ekowisata sangat besar karena masih banyak keindahan alam yang masih alami dan belum dimanfaatkan, seperti yang dikemukakan oleh Nugroho (2011 : 3) bahwa : Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan alam yang bernilai tinggi dalam pasar industri wisata alam, khususnya ekowisata. Sebagai bentuk wisata yang sedang Trend, ekowisata mempunyai kekhususan tersendiri yaitu mengedepankan konservasi lingkungan, pendidikan lingkungan, kesejahteraan penduduk lokal dan menghargai budaya lokal. Melihat pernyataan di atas, dengan kekayaan alam Indonesia yang tinggi, menjadikan potensi yang besar untuk melaksanakan ekowisata, agar potensi kekayaan alam di Indonesia ini tetap lestari dan dapat dirasakan oleh generasi yang akan datang.

Beberapa alasan yang melatarbelakangi geografi mengkaji Pariwisata menurut Maryani (2009:5-6) diantaranya: 1. Kegiatan pariwisata menggunakan aspek ruang didalamnya dan Geografi sangat memperhatikan ruang, khususnya persamaan dan perbedaan ruang di permukaan bumi. 2. Dalam aktivitas pariwisata ada penggunaan lahan dan Geografi melihat bagaimana suatu lahan dapat didayagunakan dan disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan 3. Dalam kegiatan pariwisata ada aktivitas manusia dan Geografi selalu memperhatikan aktivitas manusia yang bersifat komersial dalam memanfaatkan ruang yang dapat dilihat secara lokal, regional, nasional bahkan internasional. 4. Dalam kegiatan pariwisata mencerminkan interaksi dua tempat yang berbeda, yaitu daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata. 5. Geografi selalu melihat gerakan, aliran barang dan orang sebagai wujud dari adanya dan perbedaan potensi wilayah, baik secara alami maupun hasil dari aktivitas manusia. Aktivitas pariwisata selalu berkaitan dengan wisatawan, barang dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mengadakan perjalanan 6. Aktivitas pariwisata dapat berdampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari interaksi antara kehidupan manusia sebagai wisatawan dengan lingkungan alam sekitar dan Geografi selalu tertarik dengan dampak suatu gejala terhadap gejala lain baik di dalam maupun di tempat yang berbeda. Jawa Barat adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Wilayah Jawa Barat memiliki alam yang sangat indah untuk dikunjungi, mulai dari pegunungan hingga pantai menawarkan keindahan yang luar biasa. Ibu kota provinsi Jawa Barat adalah Bandung. Bandung mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar, baik dari sisi keindahan alam maupun kekayaan budayanya. Keindahan alam seperti pegunungan, situ, waduk hingga curug menawarkan pemandangan yang indah dan menarik untuk dikunjungi. Budaya yang mendominasi di daerah Bandung adalah budaya Sunda. Keramahannya, bahasa, kesenian, nilai-nilai tradisional yang unik menjadi potensi pariwisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain memiliki keindahan alam dan

keunikan budaya Bandung memiliki posisi yang cukup strategis karena berdekatan dengan ibu kota negara Indonesia yaitu Jakarta. Dengan posisi tersebut membuat minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah Bandung menjadi besar karena berdekatan dengan Jakarta yang menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara ke Indonesia, dengan posisi yang berdekatan dapat dijadikan variasi wisata oleh para wisatawan. Wisatawan dapat berwisata di pantai yang terletak di daerah Jakarta dilanjutkan dengan berwisata ke Bandung untuk menikmati keindahan alam. Objek Wisata Maribaya adalah salah satu objek wisata yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. Objek wisata ini terletak di Kecamatan Lembang yang jaraknya 5 km dari Kota Lembang, 22 km dari pusat Kota Bandung, tepatnya Jl. Raya Maribaya No. 105 Lembang Bandung. Objek Wisata Maribaya berada diatas ketinggian 1000 mdpl dan luas daerahnya meliputi sekitar 5,5 hektar yang mempunyai sumber air panas mineral dengan suhu kurang lebih 20-40 Celcius dikenal sebagai tempat wisata pemandian air panas yang terbentuk akibat dari aktivitas Gunung Tangkuban Perahu. Dalam Peraturan Daerah nomor 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat, terdapat 28 objek wisata yang ditentukan sebagai ekowisata. Salah satu objek wisata yang ditentukan sebagai ekowisata adalah Obyek Wisata Maribaya. Daftar objek wisata yang ditetapkan kedalam ekowisata menurut Dalam Peraturan Daerah nomor 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 dipaparkan pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1 Penetapan Lokasi Ekowisata di Kabupaten Bandung Barat No Nama Objek Wisata Lokasi 1 Gunung Tangkubanparahu Kecamatan Lembang 2 Bumi Perkemahan Cikole Kecamatan Lembang 3 Penangkaran Buaya Cikole Kecamatan Lembang 4 Jaya giri (Lintas Hutan) Kecamatan Lembang 5 Situ Lembang Kecamatan Parongpong 6 Maribaya Kecamatan Lembang 7 Wisata Ilmiah Observatorium Boscha Kecamatan Lembang 8 Curug Omas Kecamatan Lembang 9 Yunghuhn Kecamatan Lembang 10 Taman Bunga Cihideung Kecamatan Parongpong 11 Taman Wisata Berkuda Kecamatan Parongpong 12 Curug Cimahi Kecamatan Cisarua 13 Curug Panganten Kecamatan Cisarua 14 Gunung Padang Kecamatan Sindangkerta 15 Bumi Perkemahan Curug Sawer Kecamatan Cililin 16 Objek Wisata Situs Batu Payung Kecamatan Cililin 17 Objek Wisata situs mundinglaya Kecamatan Cililin 18 Curug Malela Kecamatan Rongga 19 Situ Ciburuy Kecamatan Padalarang 20 Gua Pawon Kecamatan Cipatat 21 Gua Terusan Air Sanghiang Tikoro Kecamatan Cipatat 22 Waduk Saguling Kecamatan Cipatat 23 Pemandian Air Panas Cisameng Kecamatan Cipatat 24 Curug Jawa Kecamatan Cipatat 25 Air Panas Cibaligo Kecamatan Ngamprah 26 Bumi Perkemahan Sela Gombong Kecamatan Cikalongwetan 27 Perkebunan teh Panglejar Kecamatan Cikalongwetan 28 Waduk Cirata Kecamatan Cipeundeuy Sumber : Perda Kabupaten Bandung Barat nomor 4 tahun 2012

Gambar 1.1 Peta Persebaran Ekowisata di Kabupaten Bandung Barat

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan undang-undang tersebut fungsi utama taman hutan raya adalah kawasan pelestarian flora dan fauna yang dapat digunakan sebagai tempat penelitian, mencari ilmu pengetahuan, pendidikan, tempat pembudidayaan, tempat mempelajari budaya bahkan dapat digunakan untuk pariwisata dan rekreasi. Letak Taman Hutan Raya Ir. Djuanda berdekatan dengan Objek Wisata Maribaya. Taman Hutan Raya Ir. Djuanda dikelola oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda terletak ± 7 km disebelah utara Kota Bandung. Taman Hutan Raya Ir. Djuanda dikenal sebagai tempat wisata alam yang mempesona karena didalamnya memiliki pemandangan yang indah dan banyak terdapat pohon-pohon yang berjajar rapi. Kurnia (2009) mengatakan bahwa saat ini di Kawasan Maribaya tampak fenomena yang tidak mencerminkan kelestarian lingkungan, seperti banyaknya limbah sampah dan kotoran sapi dari hulu Sungai Cikapundung. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal ini menarik untuk dipertanyakan apakah wisatawan mengetahui Maribaya sebagai kawasan ekowisata dan bagaimana pengelolaan objek wisata di kawasan Maribaya. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah

Brand Image Kawasan Maribaya sebagai objek wisata berwawasan lingkungan (Ekowisata). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya maka di ambil rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Brand image Kawasan Maribaya sebagai objek wisata berwawasan lingkungan (ekowisata) sudah sampai kepada wisatawan? 2. Seberapa jauh pengetahuan para wisatawan terhadap konsep ekowisata? 3. Apakah pengelola dan masyarakat di sekitar Kawasan Maribaya sudah menerapkan prinsip-prinsip ekowisata? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tujuan tertentu, adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain: 1. Mengidentifikasi sampai tidaknya brand image Kawasan Maribaya sebagai ekowisata kepada wisatawan. 2. Mengukur seberapa jauh pengetahuan wisatawan terhadap konsep ekowisata. 3. Mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip ekowisata oleh pengelola dan masyarakat di sekitar Kawasan Maribaya.

D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia akademis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Manfaat dari penelitian antara lain: 1. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya ilmu sosial khususnya Geografi Pariwisata dan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut tentang pengembangan ekowisata di kawasan Objek Wisata Maribaya dan Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, selain itu dapat memberikan pengetahuan tentang ekowisata kepada masyarakat maupun wisatawan. 2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola dan pemerintah setempat dalam hal pengelolaan dan pengembangan objek wisata di kawasan Maribaya.