PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

APLIKASI PENGGUNAAN BIODIESEL ( B15 ) PADA MOTOR DIESEL TIPE RD-65 MENGGUNAKAN BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS NaOH 0,6 %

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : DANIEL PASARIBU

EKA DIAN SARI / FTI / TK

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Industri Kimia) Universitas Sumatera Utara selama 2 minggu. Kelapa Sawit) Medan selama 2 minggu.

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

HIDROLISIS MULTI STAGE DAN ACID PRE-TREATMENT UNTUK PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR SOLAR DENGAN BIODIESEL (CPO) CAMPURAN B 25 DAN B - 35

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER MENGGUNAKAN SUPERCHARGER DENGAN BAHAN BAKAR BIODIESEL SESAMUM INDICUM

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang 2

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR DEXLITE DAN FATTY ACID METHYL ESTER GALLUS GALLUS DOMESTICUS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

8/5/2010. variasi volume campuran terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang mesin diesel.

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

III. METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

ANALISIS UNJUK KERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER MENGGUNAKAN SUPERCARJER BERBAHAN BAKAR PERTADEX DAN CAMPURAN PERTADEX BIODIESEL BIJI BUNGA MATAHARI

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PEMBUATAN BIODIESEL BERKUALITAS BAIK DENGAN ACID PRE-TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

III. METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

MODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO

I.PENDAHULUAN. Kata kunci: Biodiesel minyak jelantah, Start of Injection dan Durasi Injeksi, Injeksi bertingkat

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

4 Pembahasan Degumming

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BIODIESEL BIJI NYAMPLUNG PADA MESIN DIESEL MULTI INJEKSI DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BIODIESEL DAN BIOSOLAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi Bahan dan alat :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Transkripsi:

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED) Dwi Ardiana Setyawardhani 1), Sperisa Distantina 1), Anita Saktika Dewi 2), Hayyu Henfiana 2), Ayu Desi Nurliana 3), Dian Ratnafuri Damayanti 3) 1) Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Telp 0271-632112 2) Mahasiswa Prodi S1 Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Telp 0271-632112 3) Mahasiswa Prodi D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Telp 0271-632112 Abstrak Minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Salah satu sumber penghasil minyak nabati yang sangat potensial di Indonesia yaitu biji karet. Hal itu dikarenakan Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di Asia, selain itu biji karet masih sangat kurang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan biodiesel dari biji karet dengan cara membandingkan kinerja mesin diesel (Engine Test Bed) berbahan bakar solar murni dengan bahan bakar campuran antara solar-biodiesel (B10). Proses pembuatan biodiesel dari biji karet dilakukan dengan cara mengambil minyak biji karet dengan pengepresan mekanik, acid pre-treatment, trans-esterifikasi, dan pemurnian dilakukan dengan settling, pencucian, sentrifugasi dan adsorpsi dengan silica gel. Dari hasil uji menggunakan mesin diesel (Engine Test Bed) di dapatkan bahwa, mesin diesel yang berbahan bakar biodiesel memiliki kinerja yang lebih baik pada kecepatan putaran mesin < 2000 rpm ditinjau dari torsi, daya, dan BMEP; memiliki efisiensi pengisian yang lebih kecil, lebih irit dan memberikan polusi yang lebih sedikit dibandingkan bahan bakar solar pada setiap kecepatan putaran mesin. Kata kunci : biji karet, biodiesel, engine test bed, kinerja, minyak nabati 1. Pendahuluan Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi tak terbarukan (non renewable) sehingga cadangan minyak bumi di dunia terbatas jumlahnya. Akan tetapi saat ini minyak bumi masih menjadi sumber energi yang utama. Hal tersebut memunculkan perhatian terhadap penggunaan bahan-bahan terbarukan, misalnya minyak nabati, sebagai bahan bakar alternatif. Minyak nabati merupakan bahan baku pembuatan biodiesel (bahan bakar mesin diesel) karena mengandung asam lemak dan trigliserida yang dapat diubah menjadi metil/etil ester melalui proses transesterifikasi. Metil/etil ester merupakan komponen utama penyusun biodiesel (Setyawardhani dkk, 2009). Acid pretreatment merupakan proses penghilangan asam lemak bebas atau Free Fatty Acids (FFA). Asam lemak bebas perlu diminimalkan agar kualitas biodiesel lebih baik dan tidak menimbulkan korosi pada mesinmesin diesel. Acid pretreatment juga dapat meningkatkan rendemen biodiesel dari minyak biji karet. Reaksi pada Acid Pretreatment : RCOOH + CH 3 OH RCOOCH 3 + H 2 O Asam lemak metanol Metil ester Air Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan biodiesel dari biji karet dengan cara membandingkan kinerja mesin diesel (Engine Test Bed) berbahan bakar solar murni dengan bahan bakar campuran antara solar-biodiesel (B10). 2. Metode Penelitian Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi biji karet, n-heksan, aquadest, methanol, katalis (H 2 SO 4 dan KOH). Tahapan penelitian diawali dengan preparasi bahan baku dari biji karet menjadi minyak. Pengambilan minyak dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan solvent n-heksan dan Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 501

Torsi (Nm) pengepresan secara mekanik dengan mesin hydraulic press. Minyak di-preparasi dengan acid pretreatment menggunakan metanol dan katalis H 2 SO 4. Tahap berikutnya yaitu transesterifikasi minyak hasil acid pretreatment dengan menggunakan metanol dan katalis KOH. Selanjutnya biodiesel yang dihasilkan dimurnikan lewat settling, pencucian, sentrifugasi dan adsorpsi dengan silica gel. Biodiesel murni selanjutnya dicampur dengan solar dalam komposisi 10% volume biodiesel (B10). Campuran tersebut dianalisis kinerjanya (digunakan sebagai bahan bakar) dengan mesin diesel (Engine Test Bed). Analisis yang dilakukan meliputi pemeriksaan awal, start mesin, pencatatan indikator (laju bahan bakar, air pendingin, manometer dan beban (kg)), serta menghitung daya output, konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, dan perbandingan udara dan bahan bakar. Gambar 1. Engine Test Bed 3. Hasil dan Pembahasan Kinerja mesin dapat dilihat dari daya dan tenaga yang dihasilkan lewat silinder, jumlah konsumsi bahan bakar, tenaga output mesin, dan laju massa gas buang. Pengujian dilakukan pada kecepatan putaran mesin 1500-2500 rpm. Bahan bakar yang dibutuhkan untuk sekali uji sebanyak 4 L, yang terdiri atas 10% volume biodiesel biji karet dan 90% volume solar murni. 85.5 85 84.5 84 83.5 83 82.5 82 81.5 Murni Gambar 2. Grafik Perbandingan Torsi pada Bahan Bakar dan Biodiesel Dari grafik di atas, didapatkan bahwa mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel memiliki torsi lebih besar pada putaran mesin rendah (< 2000 rpm). Pada kecepatan putaran mesin 2000 rpm, torsi yang dihasilkan antara kedua bahan bakar sama. Sedangkan pada kecepatan putaran mesin >2000 rpm mesin diesel yang menggunakan 502 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia

BMEP (kpa) Daya (kw) bahan bakar solar menghasilkan torsi yang lebih besar. Torsi maksimum dengan bahan bakar biodiesel dicapai pada kecepatan putaran mesin 1800 rpm, sedangkan dengan bahan bakar solar pada kecepatan putaran mesin 1800-2000 rpm. Torsi maksimum ini terjadi saat seluruh bahan bakar dan udara terbakar secara sempurna di ruang bakar. 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 Sola r Mu rni Gambar 3. Grafik Perbandingan Daya pada Bahan Bakar dan Biodiesel Peningkatan putaran mesin mengakibatkan daya yang dihasilkan mesin menjadi tinggi. Putaran yang semakin tinggi mengakibatkan semakin banyak gesekan yang terjadi pada mesin, sehingga daya kembali turun. Dari gambar 3 didapatkan bahwa mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel juga memiliki daya lebih besar pada putaran mesin rendah (< 2000 rpm). Pada kecepatan putaran mesin 2000 rpm, daya yang dihasilkan antara kedua bahan bakar sama. Sedangkan pada kecepatan putaran mesin >2000 rpm mesin diesel yang menggunakan bahan bakar solar menghasilkan daya yang lebih besar. Perbedaan antara kedua bahan bakar tersebut tidak terlalu besar. Dengan demikian, torsi dan daya biodiesel paling optimal digunakan untuk kecepatan putaran mesin < 2000 rpm. 720 710 700 690 M 680 0 500 Kecepatan 1000 1500 Putaran 2000 2500 Mesin 3000 (rpm) Gambar 4. Grafik Perbandingan BMEP pada Bahan Bakar dan Biodiesel Brake Mean Effective Pressure (BMEP) sebanding dengan Daya (P), hal ini terlihat jelas bahwa besarnya daya sangat mempengaruhi tenaga output mesin. Daya yang dihasilkan mesin diesel dengan bahan bakar biodiesel lebih besar pada kecepatan putaran mesin < 2000 rpm, maka tenaga output mesin dengan bahan bakar biodiesel akan memberikan hasil yang sama. Dari grafik di atas, didapatkan bahwa mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel memiliki tenaga output mesin lebih besar pada putaran mesin < 2000 rpm. Pada kecepatan putaran mesin 2000 rpm, tenaga output mesin yang dihasilkan antara kedua bahan bakar sama. Sedangkan pada kecepatan putaran mesin > 2000 rpm mesin diesel yang menggunakan bahan bakar solar menghasilkan tenaga output mesin yang lebih besar. Dengan demikian, bahan bakar biodiesel lebih sesuai digunakan untuk mesin diesel pada kecepatan putaran mesin yang relatif rendah (< 2000 rpm), untuk menghasilkan tenaga yang lebih baik dibandingkan dengan solar. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 503

SFC (kg/kwh) Efisiensi 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 1000 2000 3000 Sola r M Gambar 5. Grafik Perbandingan Efisiensi Pengisian Bahan Bakar pada Bahan Bakar dan Biodiesel Dari gambar 5 terlihat bahwa efisiensi pengisian dari bahan bakar biodiesel lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar solar di berbagai kecepatan putaran mesin. Hal ini dimungkinkan karena viskositas dari bahan bakar biodiesel lebih tinggi dibandingkan dengan viskositas solar. Viskositas bahan bakar biodiesel tinggi, sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik dan dapat memperpanjang umur pakai mesin. Charging Efficiency yang rendah menyebabkan bahan bakar dan udara yang masuk ke chamber (silinder) berkurang, jadi bahan bakar akan habis lebih lama. Dapat disimpulkan bahwa viskositas bahan bakar berpengaruh pada banyaknya aliran udara masuk, yang mempengaruhi pemeliharaan mesin. 0.41 0.4 0.39 0.38 0.37 0.36 0.35 0.34 Mur ni Gambar 6. Grafik Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) pada Bahan Bakar dan Biodiesel Data hasil pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak 50cc. Uji didasarkan pada putaran mesin,putaran mesin yang digunakan adalah 2500 rpm, 2000 rpm, 1800 rpm, dan 1500 rpm. Dari gambar 6 terlihat bahwa bahan bakar solar mempunyai Spesific Fuel Consumption (SFC) lebih tinggi. Hal ini menunjukan bahan bakar solar lebih boros dibandingkan dengan bahan bakar biodiesel. Bahan bakar biodiesel lebih irit disebabkan heating value biodiesel lebih tinggi dari solar yaitu 9184,43 kkal/kg (Susila, 2010), sedangkan heating value solar yaitu sebesar 9063 kkal/kg (Migas_Indonesia@yahoogroups.com). Selain itu, besarnya konsumsi bahan bakar dapat disebabkan karena pembakaran dalam mesin tidak sempurna. Biodiesel B10 paling irit digunakan untuk kecepatan putaran mesin tinggi (2500 rpm). 504 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia

Gg (kg/s) 0.045 0.04 0.035 0.03 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 Murni Gambar 7. Grafik Perbandingan Laju Massa Gas Buang pada Bahan Bakar dan Biodiesel Dari gambar 7, terlihat laju massa gas buang untuk bahan bakar biodiesel lebih rendah dibandingkan bahan bakar solar. Hal ini disebabkan AFR biodiesel lebih kecil dari AFR solar. AFR (Air to Fuel Ratio) merupakan perbandingan udara terhadap bahan bakar. Besarnya hasil perhitungan AFR biodiesel dan solar dapat dilihat pada tabel berikut: No. Tabel 1. Hasil Perhitungan AFR Biodiesel dan Kecepatan putaran mesin (rpm) 1 2500 2 2000 3 1800 AFR Biodiesel 15,80723 9,986173 16,94478 10,88917 18,13854 11,59264 4 1500 19,90341 11,9417 AFR rendah menyebabkan pembakaran tidak sempurna, sehingga banyak yang menjadi deposit karbon. Deposit karbon pada proses pembakaran ini akan menyebabkan terbentuknya endapan yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Apabila sebagian hasil pembakaran menjadi deposit karbon, maka hidrokarbon yang menjadi CO dan CO 2 menjadi lebih sedikit. Sehingga laju massa gas buang biodiesel B10 menjadi berkurang. Kesimpulan yang dapat diperoleh, gas buang (emisi) yang dihasilkan mesin berbahan bakar biodiesel lebih sedikit sehingga dapat mengurangi global warming. 4. Kesimpulan Biodiesel dari minyak biji karet layak digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, karena mempunyai keunggulan: 1. Mesin diesel yang menggunakan bahan bakar biodiesel memiliki kinerja yang lebih baik apabila digunakan pada kecepatan putaran mesin < 2000 rpm karena memiliki torsi, daya dan BMEP yang besar dibandingkan solar. 2. Dari sisi efisiensi pengisian, konsumsi bahan bakar, dan laju massa gas buang yang dihasilkan bahan bakar biodiesel memberikan kinerja yang baik di setiap kecepatan putaran mesin. Daftar Pustaka Pradipta, O.S. 2008. Studi Komparasi Unjuk Kerja Mesin Diesel (Engine Test Bed), Universitas Indonesia, Jakarta Setyawardhani, D.A. dan Distantina, S. 2009. Acid Pre-treatment terhadap Minyak Biji Karet untuk Pembuatan Biodiesel, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 505

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Bandung Susila, I.W. 2010. Kinerja Mesin Diesel Memakai Bahan Bakar Biodiesel Biji Karet dan Analisa Emisi Gas Buang, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya 506 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia