BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat akan peningkatan derajat kesehatan mereka juga meningkat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jaringan lunak yang menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar

PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA WILLIAM FLEXION DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL PADA IBU MULTIPARA

EFEKTIFITAS KEGEL EXERCISE UNTUK PENCEGAHAN POSTPARTUM FEMALE SEXUAL DYSFUNCTION DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELUARGA

PENGARUH LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL TERHADAP PENCEGAHAN INCONTINENSIA URINE PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

Referat Fisiologi Nifas

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (peurperiurn) berasal dari bahasa latin yaitu peur yang

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

Jade Egg: Rahasia Kegel Sehat Sensual BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

Anatomi Dasar Panggul : Dibuat Mudah dan Sederhana. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-24 sampai dengan minggu ke-28. Tepat sebelum pertumbuhan abdomen

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian. Tabel 5.1

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Disfungsi dasar panggul merupakan salah satu penyebab morbiditas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Anatomi Perineum Wanita

: ENDAH SRI WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode pascasalinatau disebut juga masa nifas. (puerperium) merupakan masa sesudah persalinan hingga

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

METODE PELVIC FLOOR MUSCLE TRAINING DALAM MENURUNKAN INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI DESA DARUNGAN KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

DAFTAR ISI ii. KATA PENGANTAR..i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas. dari penyakit dan kecacatan tetapi juga meliputi

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

HUBUNGAN ANTARA DIASTASIS MUSCULUS RECTUS ABDOMINIS DENGAN INVOLUSI UTERI POSTPARTUM PERVAGINAM

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dari latihan kegel akan diperoleh jika frekuensi latihan berkisar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. emosi dalam kehamilan (Walsh, 2007). Salah satu ketidaknyamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP PENURUNAN NILAI NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA SKRIPSI. Disusun Oleh : PURWANDARI J

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

AMNIOTOMI. Diadjeng Setya W

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dijumpai di masyarakat dan praktek sehari-hari. Pada

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, maka tuntutan masyarakat akan peningkatan derajat kesehatan mereka juga meningkat. Pembangunan nasional di segala bidang yang selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum (Simson 2012). Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit baik fisik maupun mental dan juga bebas dari kecacatan yang berdampak terhadap perbaikan tingkat harapan hidup yang semakin meningkat. ( Dorlan 2004 ) Kesehatan wanita saat ini juga tidak luput dari perhatian, contohnya sarana yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak swasta terhadap rumah sakit, untuk memberikan pelayanan kesehatan khusus untuk wanita, mulai dari penyediaan jasa konsultasi kesehatan, pelayanan kesehatan dan berbagai bentuk pelayanan kesehatan khusus untuk wanita. Survei yang dilakukan ( Machel 2007) pada wanita usia 15-57 tahun menyatakan bahwa setengah dari ibu post-partum mengalami kelemahan otototot dasar panggul. Hal ini diperkuat oleh penelitian sinuaji didukung juga oleh hasil penelitian WHO ( 2006 ) yang menyatakan bahwa 8 11% ibu yang melahirkan mulai mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah 3 bulan 1

2 persalinan.penelitian ini juga menyatakan bahwa kejadian kelemahan otot dasar panggul lebih tinggi pada ibu multipara dari pada ibu primipara Para ahli Ginekologi ( 2001) memperkirakan bahwa kebutuhan akan pelayanan bagi wanita yang mengalami kelemahan otot dasar panggul terus meningkat sekitar 45% hingga 30 tahun ke depan. Data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari sepuluh wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul ( Santoso, 2009) dan sekitar 50% wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah melahirkan dan akan berakibat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita (Junizaf, 2009). Prevalensi terjadinya kerusakan otot levator ani berkisar antara 15-30% pada wanita yang mengalami persalinan pervaginam (Santosa, 2008). Kehamilan, melahirkan banyak anak, dan mengejan sewaktu melahirkan bersama-sama dengan laserasi dan episiotomi pada waktu melahirkan menyebabkan hipermobilitas uretra, trauma pada persarafan dan disfungsi dasar panggul. Ini yang melatar belakangi hubungan korelasi antara melahirkan anak dengan resiko terjadinya nyeri, posture, keseimbangan, inkontinensia urine pada wanita (Nugroho 2010). Menurut Margaret Polden (2004), kehamilan akan diikuti dengan peningkatan berat bayi di dalam kandungan selama 40 minggu sehingga akan memberi tekanan ekstra pada panggul yang menyebabkan kinerja otot otot dasar panggul akan berkurang. Selain itu, selama kehamilan akan mengaktifkan hormon relaksin sehingga otot otot dasar panggul tidak akan bekerja secara maksimal dan cenderung dalam keadaan relaks menunggu proses persalinan.

3 Pada proses persalinan, akibat adanya tekanan dari kepala bayi pada dinding vagina, dan tekanan yang kuat ini sering mengakibatkan timbulnya penguluran otot dasar panggul dan saraf pudendal sehingga timbul kelemahan pada otot dasar panggul dan dapat menyebabkan cidera lebih lanjut melalui berbagai macam mekanisme. Cedera yang paling banyak ditemukan adalah cidera mekanik atau trauma pada otot levator ani, termasuk juga cedera pada syaraf pudendal, fasea, dan ligamen. Cedera pada saraf pudendal dan kerusakan atau kelemahan otot dasar panggul bias diakibatkan oleh kehamilan, persalinan, dan tekanan fisik saat proses kelahiran dengan robeknya perineum, atau memotong perineum dan vagina untuk memperluas jalan lahir. Mekanisme ini mempunyai hubungan dengan resiko nyeri, postur, keseimbangan, inkontinensia urin yang lebih tinggi (Lapitan, 2001). Otot dasar panggul adalah otot yang terletak pada pintu bawah panggul yang terdiri dari tiga lapisan otot. Lapisan yang terdalam disebut otot levator ani yang sangat besar peranannya, berasal dari kedua sisi pelvis dan menyatu di tengah dengan menyisakan tiga saluran pengeluaran yakni rektum, vagina dan uretra. Otot levator ani mempunyai fungsi sebagai penyangga isi pelvis yakni kandung kemih, rahim, vagina, uretra dan rektum, menahan tekanan intra abdominal, mengontrol pelepasan air seni dan faecal, mempermudah proses kelahiran, dan berkontribusi terhadap kualitas hubungan seksual wanita, dan pencapaian orgasme (Hooi & Kaur 2001). Disfungsi otot - otot dasar panggul akibat riwayat kehamilan dan persalinan yang normal melalui vagina yang berulang, merupakan masalah

4 kesehatan yang dapat menimbulkan berbagai gejala yang berdampak pada kualitas hidup kaum wanita seperti inkontinensia urin, prolap organ pelvis, dan disfungsi seksual (Santosa, 2008). Selama kehamilan terjadi beberapa perubahan sistem muskuloskeletal meliputi peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, mengendurnya otot otot dinding perut, kulit abdomen akan melebar dan mengendur serta terjadi peregangan pada ligamen ligamen, diafragma pelvis dan fasia (Joane, 1998). Perubahan postur selama kehamilan, dimana terjadi hiperlordosis pada vertebra lumbosacral akan menyebabkan ketegangan postural selama kehamilan berlangsung sehingga menimbulkan nyeri pada punggung bagian bawah serta terganggunya stabilisasi lumbal akibat penurunan kemampuan otot multividus dan transvers abdominis dalam mengontrol postur dan mempertahankan posisi dan gerak dari erektor spine hingga pelvik (Snooks, 1985). Otot multividus dan transvers abdominis merupakan komponen penting dalam memberikan kekuatan otot lokal dan keseimbangan serta bagian trepenting dari otot Core untuk memelihara postur tubuh (Bandon, et al, 2011). Menurut Huge (2007), selama kehamilan produksi hormon progesteron dan hormon relaksin meningkat sehingga menimbulkan efek negatif terhadap integritas struktur jaringan lunak yang menyebabkan terjadinya kelemahan jaringan kollagen di seluruh tubuh. Otot dasar panggul yang berfungsi sebagai penyokong isi abdomen dan pelvis (vagina, rektum, kandung kemih, dan kandung rahim), fasea, ligamen sekitar pelvis juga ikut melemah. Kelemahan struktur jaringan lunak ini menyebabkan sendi-sendi terutama sendi pelvis mudah

5 meregang bahkan sering terjadi subluksasi sendi sakroiliaka atau juga simpisiolisis pada sendi simphisis pubis yang menimbulkan kesakitan saat melakukan aktivitas. Melemahnya otot dasar panggul juga dipicu oleh karena menahan isi perut dan dengan bertambah besarnya janin selama kehamilan. Otot dasar panggul melorot kebawah sampai 2,5 cm dari posisi saat multipara. Selain otot dasar panggul yang lemah akibat kehamilan, kelemahan juga terjadi pula pada otot-otot yang melingkupi trunk dari lapisan terluar sampai lapisan terdalam. Lapisan otot terdalam dari trunk disebut otot Core. Yang termasuk otot core adalah otot transfersus abdominus, otot multifidus, otot diafragma, otot dasar panggul. Setelah melahirkan otot abdominus menjadi menggelambir dan bisa diangkat apalagi bagi wanita yang telah beberapa kali melahirkan. Kelemahan otot dasar panggul dapat menimbulkan berbagai gejala yang dapat mengganggu kualitas hidup seperti inkontinensia urine, inkontinensia fekal, inkontinensia alvi, prolapsus organ panggul, dan disfungsi seksual. Kelemahan otot dasar panggul dikaitkan dengan adanya kerusakan otot dasar panggul selama pertolangan persalinan normal ( PPN), ( Lubis, 2009). Menurut Soetoyo (2010), inkontinensia urine adalah keluarnya urine tanpa disadari dan tidak bisa ditahan, akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial, hegiene, dan ekonomi, dan menjadi rendah diri. Prevalensi stress inkontinensia urine pada wanita sebesar 20% pada usia 25-50 tahun yang disebabkan kelemahan otot dasar panggul. Survey yang dilakukan di RSUP Cipto mangunkusumo tahun 2003, dari 179 penderita inkontinensia urine didapatkan

6 angka kejadian tipe stress inkontinensia urine pada laki laki sebesar 20,5% dan pada wanita sebesar 32,5%. Pada nulliparae yang tidak mempunyai masalah tentang otot dasar panggulnya, rata-rata dibutuhkan waktu 1,96 detik untuk menghentikan laju urin, tetapi pada multipara membutuhkan waktu lebih lama sekitar 4,4 detik (Sapsford, 1999). Fisioterapi merupakan salah satu profesi kesehatan juga mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas hidup. Seperti yang tercantum dalam Permenkes No.80 tahun 2013, fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi. Pelayanan fisioterapi diberikan karena terkait dengan gangguan gerak yang disebabkan oleh cidera, penyakit atau kondisi kesehatan yang mengganggu kemampuan mereka dalam menjalankan aktivitasnya. Layanan fisioterapi tidak hanya terpaku pada masalah fisik saja, dapat juga dengan tujuan peningkatan kemampuan fisik dan mencegah resiko cidera individu ataupun kelompok dengan cara pemberian metode terapi latihan yaitu dengan latihan otot dasar paggul (pelvic muscle exercise ) atau disebut juga latihan Kegel dan senam Pilates dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul yang terjadi selama masa kehamilan dan setelah proses persalinan. Menurut Pangkahila (2008), kelemahan otot dasar panggul dapat dilatih untuk meningkatkan kekuatannya. Ada berbagai cara latihan untuk meningkatkan

7 kekuatan otot dasar panggul diantaranya dengan menggunakan metode Kegel yakni melakukan latihan dengan kontraksi otot dasar panggul secara berkelanjutan, tepat, dan benar latihan ini telah terbukti sangat efektif untuk memperbaiki inkontinensia urin, prolaps organ pelvis, dan disfungsi seksual. Kebanyakan wanita tersebut sangat sulit melakukan kontraksi otot dasar panggul secara selektif dan tanpa menyadari telah melakukan kontraksi bersamaan dengan kontraksi otot-otot adduktor hip, maksimus gluteus, dan abdominal sehingga otot dasar panggul tidak bisa berkontraksi secara optimal seperti yang diharapkan dr.kegel. Telah dilaporkan oleh dr. Kegel bila wanita tersebut rajin melakukan latihan penguatan otot dasar panggulnya maka akan pulih kembali kekuatannya (Hidayati, 2010). Latihan Pilates adalah latihan fisik yang mempunyai tingkat kelenturan dan pilates juga di percaya memperbaiki postur tubuh dan mengatasi otot-otot dasar panggul. Adapun gerakan dasar dalam senam pilates yang sudah ada sejak tahun 1920 tersebut lebih mengutamakan pada konsentrasi, pernapasan, pemusatan gerakan, kontrol gerakan, presisi dalam melakukan gerakan, isolasi terhadap otot yang dilatih, dan rutinitas. Inti pada pergerakan Pilates lebih banyak melatih otot-otot perut, punggung bagian bawah, panggul dan bokong, dimana otot-otot yang dilatih bukan hanya otot luar, tetapi juga otot dalam (deep muscle). Karena belum jelas sejauh mana keberhasilan pelatihan Kegel dan pilates dalam meningkatkan kekuatan otot dasar panggul dan mempercepat penyembuhan nyeri, keseimbangan, postur, inkontinensia urin pada wanita post partum.

8 Maka penulis tertarik untuk meneliti, sehingga dapat memberikan motivasi kepada para wanita melakukan latihan secara teratur untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggulnya, dengan Harapan dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat kelemahan otot dasar panggul sehingga kualitas hidupnya meningkat, bebas dari inkontinensia urin, hubungan suami istri lebih serasi, gairah kerja meningkat dan kehidupan rumah tangganya sejahtera dan membahagiakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah latihan Kegel dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada wanita post partum? 2. Apakah latihan Pilates dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada wanita post partum? 3. Apakah ada perbedaan latihan Kegel dengan latihan Pilates dalam meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada ibu post partum? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk membuktikan latihan Kegel dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada ibu post partum. 2. Untuk membuktikan latihan Kegel dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada ibu post partum.

9 3. Untuk membuktikan perbedaan latihan Kegel dengan latihan Pilates dalam meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada ibu post partum 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Akademis 1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai manajemen terapi kelemahan otot dasar panggul. 2. Memberi masukan kepada tenaga profesional dibidang kesehatan yang terkait, apakah pelatihan senam Kegel lebih efektif meningkatkan kekuatan otot dasar panggul pada ibu post partum dibandingkan pelatihan senam Pilates. 1.4.2. Secara Praktis Diharapkan dapat membantu permasalahan-permasalahan yang timbul pada wanita post partum.

1