KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK AYAM RAS PEDAGING DAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN PERMINYAKAN KULIT SAMAK KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN KONSENTRASI MIMOSA PADA PROSES PENYAMAKAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

D. Teknik Penyamakan Kulit Ikan

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN MINYAK IKAN TERSULFIT PADA PROSES FAT LIQUORING

PENGGUNAAN AIR PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT Sumber Air Yang Digunakan Pada Industri Penyamakan Kulit

KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENYAMAK NABATI (MIMOSA) TERHADAP KUALITAS FISIK KULIT KAKAP MERAH TERSAMAK

Materi-1. PENGANTAR Manik-manik

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN MINYAK DALAM PROSES PEMINYAKAN TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

Jajang Gumilar. Key word: salty, blotten, wet blue, leather area

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN ASAM FORMIAT (HCOOH) PADA PROSES PIKEL TERHADAP KUALITAS KULIT JADI (LEATHER) DOMBA GARUT

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN ASAM FORMIAT (HCOOH) PADA PROSES PIKEL TERHADAP KUALITAS KULIT CRUST DOMBA PRIANGAN

HUBUNGAN ANTARA BERAT KULIT KAMBING GARAMAN DAN BERAT BLOTEN DENGAN LUAS KULIT PIKEL

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN ENZIM PAPAIN PADA PROSES BATING TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK

Jajang Gumilar, Wendri S. Putranto, Eka Wulandari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjran

' ' ".'". EVALUASI PENGGUNAAN KC1 DAN NaCl SEBAGAI

PENYAMAKAN KULIT IKAN PARI (DASYATIS SP.) DALAM PEMBUATAN PRODUK VAS BUNGA

Jajang Gumilar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM PERKARBONAT DAN JUMLAH AIR PADA PENYAMAKAN KULIT SAMOA TERHADAP MUTU KULIT SAMOA

KARAKTERISTIK PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN GAMBIR PADA ph 4 DAN 8

PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR

PENYAMAKAN KULIT BULU DOMBA DENGAN METODE KHROM DALAM UPAYA PEMANFAATAN HASIL SAMPING PEMOTONGAN TERNAK

PENGARUH JENIS BAHAN PENYAMAK TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA TERSAMAK

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kulit. 2.2 Proses Penyamakan (Kurst)

PENYAMAKAN KULIT. Cara penyamakan melalui beberapa tahapan proses dan setiap tahapan harus berurutan tidak bisa di balak balik,

ALUR PROSES PENYAMAKAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENGARUH KONSENTRASI MIMOSA TERHADAP SIFAT FISIK KULIT IKAN PARI TERSAMAK

PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN TERSULFIT TERHADAP NILAI KELEMASAN DAN KUALITAS KULIT IKAN PARI MONDOL (Himantura gerardi) TERSAMAK

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2009, Hal Vol. 4, No. 1 ISSN :

III. METODE PENELITIAN

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

KUALITAS KULIT SARUNG TANGAN GOLF DARI KULIT DOMBA PRIANGAN YANG BERASAL DARI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT DI KABUPATEN GARUT

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad

BAB I PENDAHULUAN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Iskandar Sembiring, T. Marzuki Jacob, dan Rukia Sitinjak. Departemen Perternakan, Fakultas Pertanian USU

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN KONSENTRASI PEREKAT BERBEDA

PERBEDAAN KUALITAS KULIT KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DAN PERANAKAN BOOR(PB) YANG DISAMAK KROM

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

Perbedaan Kualitas Kulit Samak Dari Berbagai Provenans Akasia (Acacia mangium Willd) dan Kepekatan

KUALITAS KIMIA GELATIN HASIL EKSTRAKSI KULIT SAPI YANG DIRENDAM DALAM ASAM KLORIDA (HCl) DENGAN KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN BINDER ALAMI PADA PROSES FINISHING TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK

PENENTUAN WAKTU OKSIDASI UNTUK PROSES PENYAMAKAN KULIT SAMOA DENGAN MINYAK BIJI KARET DAN OKSIDATOR NATRIUM HIPOKLORIT*

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XV (2): ISSN:

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SPLIT INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT UNTUK GLUE DENGAN HIDROLISIS KOLAGEN

PENGARUH POSISI RADIAL KAYU BAWANG (Dysoxylum sp.), JENIS FILLER DAN DERAJAT KELEMBUTANNYA TERHADAP KETEGUHAN REKAT

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I MADE ADITYA SASTRAWAN

PEMBUATAN KULIT JOK (UPHOLSTERY) RAMAH LINGKUNGAN UNTUK OTOMOTIF

III. BAHAN DAN METODE

J. Peng. & Biotek. Hasil Pi. Vol. 5 No. 3 Th Hasil Penelitian ISSN :

LAPORAN PRAKTIKUM KUNJUNGAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT SAPI DAN DOMBA DI WILAYAH GARUT

KUALITAS KIMIA DAGING DADA AYAM BROILER YANG PAKANNYA DITAMBAHKAN CAMPURAN MINYAK IKAN KAYA ASAM LEMAK OMEGA-3 SKRIPSI DANNI HARJANTO

TINGKAT PENGGUNAAN BAHAN SAMAK CHROME PADA KULIT KELINCI SAMAK BULU DITINJAU DARI KEKUATAN SOBEK, KEKUATAN JAHIT, PENYERAPAN AIR DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENYAMAKAN KHROM KULIT IKAN KAKAP PUTIH DIKOMBINASI DENGAN EKSTRAK BIJI PINANG TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK KULIT

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang

KAJIAN PENGARUH BAHAN PENYAMAK ALAMI (MIMOSA) TERHADAP KUALITAS KULIT PARI TERSAMAK

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

KUALITAS FISIK GELATIN HASIL EKSTRAKSI KULIT SAPI DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ASAM KLORIDA (HCl) YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN GAMBIR SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI TERHADAP MUTU KIMIAWI KULIT KAMBING SKRIPSI. Oleh : JASRI HELSON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing. Kambing adalah hewan yang ideal hidup di negara-negara tropis dan daerah

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1 ISSN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Kajian Penambahan Gambir sebagai Bahan Penyamak Nabati terhadap Mutu Kimiawi Kulit Kambing

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Prasarat Untuk dapat mengambil mata kuliah ini disyaratkan sudah mengambil mata kuliah Dasar Teknologi Hasil Ternak (PTH)

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

ENERGI METABOLIS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG LIMBAH RESTORAN SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI

PENGARUH PENGGUNAAN BINDER ALAMI PADA PROSES FINISHING KULIT CAKAR AYAM TERSAMAK TERHADAP KEKUATAN SOBEK DAN KETAHANAN GOSOK CAT

KARAKTERISTIK KULIT CEKER AYAM YANG DISAMAK DENGAN KOMBINASI KROM DAN MIMOSA SERTA EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.

PROSES PEMINYAKAN (FATLIQUORING) PADA PROSES PENYAMAKAN KULIT IKAN TUNA (Thunnus sp) UNTUK BAHAN BAGIAN ATAS SEPATU ANDRIAN SAPUTRA

UJI PENGARUH KERAPATAN SALURAN UDARA DAN KETINGGIAN MINYAK GORENG BEKAS TERHADAP KUALITAS PEMBAKARAN KOMPOR BIOBRIKET LIMBAH SAWIT SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

HIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

F. Teknologi Pengolahan Produk Kulit Ikan

Transkripsi:

KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK AYAM RAS PEDAGING DAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN PERMINYAKAN KULIT SAMAK KAMBING (Study of broiler fat and coconut oil as material fatliquoring the quality of goat tanning leather) Endah Murpi Ningrum Staf Pengajar Jurusan Produksi Ternak, FAPET UNHAS ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kulit samak kambing dalam hal tingkat kekuatan jahit dan kekuatan sobek, dengan menggunakan lemak ayam ras pedaging dan minyak kelapa dalam proses penyamakan kulit kambing. Penelitian ini dilakukan berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 2 dengan ulangan tiga kali. Faktor A adalah konsentrasi bahan peminyakan (4%, 6%, 8%) dan faktor B adalah lama perminyakan (1 jam dan 2 jam) dengan 3 kali ulangan untuk masing-masing kombinasi perlakuan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi perminyakan serta interaksinya tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap kulit samak kambing. Kata kunci : Lemak ayam, Minyak kelapa, Kulit kambing ABSTRACT The aim of the research was to evaluate the use of broiler fat and coconut oil in the tanning process of goat leather in terms of sewing strength and torn strenght. The research was conduted factorially (3x2), according to completely randomized design. Faktor A was the concentration of fatliquoring material (4%, 6%, 8%) and factor B was time of fatliquoring (1 and 2 hours). Replication for each treatment combination was three. The result of this experiment indicated that there was no effects of concentration of fatliquoring material and time of fatliquoring and their interaction on the quality of tanned goat leather. Key word : chicken fat, coconut oil, goat leather 1

PENDAHULUAN Kambing merupakan salah satu jenis ternak kecil di Indonesia, yang mempunyai peranan pentung bagi manusia. Kambing dapat dimanfaatkan oleh manusia melalui konsumsi daging yang mempunyai protein tinggi dan kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam industri kulit. Penyamakan kulit pada prinsipnya adalah suatu tehnik untuk mengubah kulit mentah mentah. Kulit samak adalah kulit hewan yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga lebih bersifat permanen, tahan terhadap dekomposisi bila basah dan bersifat lemas bila kering (Judoamidjojo, 1981). Ayam ras pedaging adalah salah satu jenis unggas yang dagingnya paling banyak dikonsumsi masyarakat dan hampir sebagian besar dari tubuh ayam sudah dimanfaatkan orang sebagai produk yang dapat dijual kecuali lemak ayam, sedangkan jumlah lemak ayam yang tersedia sangat banyak sehingga dianggap sebagai limbah ternak. Ketersediaan lemak ayam ras pedaging yang jumlahnya banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku perminyakan yang mudah didapatkan dan murah harganya dibandingkan dengan minyak kelapa dan minyak sintetis yang digunakan sebagai bahan perminyakan pada proses kulit samak. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas kulit samak kambing dalam hal tingkat kekuatan jahit dan kekuatan sobek pada kulit kambing yang menggunakan lemak ayam ras pedagig dan minyak kelapa dalam spenyamakan kulit kambing. METODOLOGI Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL), pola faktorial 3 x 2 (Gaspersz, 1991). Faktor A adalah konsentrasi bahan perminyakan, terdiri dari : A 1 = 4 %, A 2 = 6 %, dan A 3 = 8 %. Faktor B adalah lama perminyakan, terdiri dari : B 1 = 1 jam dan B 2 = 2 jam. Ulangan untuk setiap perlakuan adalah 3. Sedangkan untuk kulit kontrol menggunakan Remsynol OCS (6 %). Penelitian ini menggunakan kulit kambing kacang jantan umur ± 1 tahun. Lemak ayam dipilih pada bagian abdominan gizzard serta minyak kelapa. Tahap-tahap penyamakan kulit adalah perendaman (soaking), pengapuran (liming), buang daging (fleshing), pencucian (washing), pengetaman (shaving), penetralan (neutralizing), penyamakan tulang (retanning), pengecatan dasar (dying), perminyakan (fatliquoring), pengeringan (drying), pelembaban 2

(conditioning), perengangan (staking), pengampelasan (buffing) dan penyelesaian akhir (finishing) (Anonim, 1995). Perubahan yang diukur: (i) kekuatan jahit adalah besarnya gaya maksimal yang diperlukan untuk menyobek cuplikan sejalan dengan tarikan benang jahit, dengan jarak antara dengan 2 lubang 6 mm, diuji dengan alat Tensile strength tester dengan kecepatan 25 ± 5 cm permenit, dan (ii) kekuatan sobek dengan uji mesin kekuatan tarik besarnya gaya maksimal yang diperlukan untuk menyobek cuplikan sampai sobek, diuji dengan alat Tensile strength tester dengan kecepatan 25 ± 5 cm permenit Kekuatan Jahit (kg/cm) HASIL DAN PEMBAHASAN Besarnya kekuatan jahit pada kulit akan menentukan ketahanan produk terhadap besarnya gaya mekanik yang diberikan sejalan dengan tarikan benang jahit (Anonim, 1995). Kesempurnaan peminyakan dalam penelitian ini dapat diketahui dari tingginya nilai kekuatan jahit kulit samak kambing yang dihasilkan. Rata-rata nilai kekuatan jahit kulit samak kambing berdasarkan konsetrasi bahan peminyakan (4 %, 6 %, 8 %) dan lama peminyakan (1 jam dan 2 jam) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Nilai Kekuatan Jahit Kulit Samak Kambing (kg/cm) berdasarkan Konsentrasi Bahan dan Lama Peminyakan. Konsentrasi Bahan Lama Peminyakan Rata-rata Peminyakan 1 Jam 2 Jam 4 % 6 % 8 % 189,59 201,58 188,94 195,99 182,72 165,05 192,79 192,15 176,99 Rata-rata 193,37 181,25 187,31 Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi bahan peminyakan (4 %, 6 %, 8 %) dan lama peminyakan (1 jam dan 2 jam) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hal ini berarti bahwa kombinasi kedua perlakuan tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi bahan peminyakan (4 %, 6 %, 8 %) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hasil ini berarti bahwa konsentrasi bahan peminyakan (4 %, 6 %, 8 %) masing-masing memberikan nilai kekuatan jahit sebesar 192,79 kg/cm, 192,15 kg/cm dan 176,99 kg/cm yang digunakan 3

mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam mempengaruhi jumlah minyak yang dapat terikat oleh kulit sehingga menyebabkan kekuatannya bertambah termasuk kekuatan jahit. Hal ini sejalan dengan pendapat Thorstensen (1985) bahwa penggunaan minyak yang tepat dapat mempengaruhi sifat fisik seperti tegangan putus, kekuatan jahit, kekuatan tarik, pegangan kulit dan pemakaian minyak yang berlebihan akan menghasilkan kulit yang lemas, tetapi apabila jumlahnya kurang/penyerapan minyak yang tidak tepat akan menghasilkan kulit yang keras dan dapat retak apabila diterapkan pada barang jadi. Analisis ragam menunjukkan bahwa lama peminyakan (1 jam dan 2 jam) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hal ini berarti bahwa lama peminyakan (1 jam dan 2 jam) masing-masing sebesar 193,37 kg/cm dan 181,25 kg/cm yang digunakan memberikan nilai kekuatan jahit yang tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan jarak antara lama peminyakan yang digunakan masih terlalu dekat sehingga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Didukung oleh pernyataan Sharphouse (1983) bahwa waktu putar yang efisien dari peminyakan adalah 1-2 jam, karena lebih dari waktu itu tidak efektif lagi sebab jumlah lemak atau minyak yang terikat pada kulit tidak bertambah. Kekuatan Sobek (kg/cm) Rata-rata nilai kekuatan jahit sobek samak kambing berdasarkan jenis bahan peminyakan (lemak ayam dan minyak kelapa) dan konsetrasi bahan peminyakan (4 %, 6%, 8%) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Lemak Ayam Rata-rata Nilai Kekuatan Sobek Kulit Samak Kambing (kg/cm) berdasarkan Jenis dan Konsentrasi Bahan Peminyakan. Jenis Bahan Peminyakan Minyak Kelapa Konsentrasi Bahan Peminyakan 4 % 6 % 8 % 197,84 187,74 182,27 202,04 166,6 187,32 Rata-rata 182,26 192,37 Rata-rata 192,79 192,15 176,99 187,31 Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara jenis bahan peminyakan (lemak ayam dan minyak kelapa) dan konsentrasi bahan peminyakan (4%, 6%, 8%) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hal ini berarti bahwa kombinasi kedua perlakuan tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. 4

Analisis ragam menunjukkan bahwa jenis bahan peminyakan (lemak ayam dan minyak kelapa) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hal ini berarti bahwa jenis bahan peminyakan yaitu lemak ayam dengan kekuatan jahit sebesar 182,26 kg/cm dan minyak kelapa dengan kekuatan jahit sebesar 192,37 kg/cm juga dapat digunakan sebagai bahan peminyakan pada proses peminyakan karena menghasilkan nilai kekuatan jahit kulit samak kambing yang sama baiknya dalam menghasilkan kualitas kulit jadi sebagai bahan baku pembuatan barang kulit seperti dompet, tas dan kulit sepatu wanita bagian atas. Keadaan ini disebabkan minyak tersebut tidak berikatan dengan kolagen melainkan hanya berfungsi melapisi serat-serat kulit kambing tersebut. Hal ini ejalan dengan pendapat Gunarto dan Sugiyono (1979), bahwa proses peminyakan bertujuan sebagai pelican serat sehingga tahan tarik dan tahan getar. Analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi bahan peminyakan (4 %, 6 %, 8 %) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kekuatan jahit kulit samak kambing. Hasil ini berarti bahwa konsentrasi bahan peminyakan (4%, 6%, 8%) masing-masing memberikan nilai kekuatan jahit sebesar 192,79 kg/cm, 192,15 kg/cm dan 176,99 kg/cm yang digunakan mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam mempengaruhi jumlah minyak yang dapat terikat oleh kulit sehingga menyebabkan kekuatannya bertambah termasuk kekuatan jahit. Hal ini sejalan dengan pendapat Thorstensen (1985) bahwa penggunaan minyak yang tepat dapat mempengaruhi sifat fisik seperti tegangan putus, kekuatan jahit, kekuatan tarik, pegangan kulit dan pemakaian minyak yang berlebihan akan menghasilkan kulit yang lemas, tetapi apabila jumlahnya kurang/penyerapan minyak yang tidak tepat akan menghasilkan kulit yang keras dan dapat retak apabila diterapkan pada barang jadi. KESIMPULAN Penggunaan lemak ayam broiler dan minyak kelapa dengan konsentrasi 4 %, 6 %, 8 % dengan lama perminyakan 1 atau 2 jam menghasilkan kulit samak yang cukup berkualitas. Hal ini didasarkan pada kekuatan jahit dan kekuatan sobek kulit tersamak yang dihasilkan, berada di atas nilai SNI. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1995. Daftar Standar Nasional Indonesia (SNI) Komoditi Kulit Kelompok Peneliti Standardisasi dan Normalisasi Kulit dan Produk Kulit. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta. 5

Biro Pusat Statistik. 2007. Data Statistik Peternakan. Dinas Peternakan Profinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Gaspersz, Vincent. 1991. Metode Rancangan Percobaan. CV. Armico, Bandung. Gunarto, G dan Sugiyono. 1979. Pengetahuan Tehnik Kerajinan Kulit. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan DEPDIKBUD, Jakarta. Maulinawati, Y. 2000. Daya Peminyakan Beberapa Kombinasi Minyak Sawit dan Telur Ayam dalam Penyamakan Kulit Biawak Awet Kering. Skripsi Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Purnomo, E. 1985. Pengetahuan Dasar Teknologi Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta. Purnomo, E. 1992. Penyamakan Kulit Kaki Ayam. Kanisius, Yogyakarta. Sharphouse, J. H. 1983. Leather Technician s Association. Vernon Lock Ltd, London. Thorstensen, T. C. 1985. Practical Leather Technology. Robert E. Krieger Publishing Company Malabar. Florida. 6