BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
Teller PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar sangat strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak masyarakat lebih selektif dalam memilih lembaga-lembaga keuangan

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SISTEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH (Studi Kasus : BTN dan BTN Syariah Kantor Cabang Solo)

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan kemudahan dan ketersediaan data bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

Materi 4 Perkembangan Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. Juni 2006, h Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Syariah,

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. BMT (Baitul Mal wa Tamwil) di seantero negeri. 1. bank syariah, BPRS dan BMT. Bank Syariah berkembang

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I. Pendahuluan. Allah berfirman dalam Alquran tentang keharaman riba,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia lainnya. Dengan adanya unsur tersebut, manusia. tetap mengacu pada ajaran agama Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, Perbankan Syariah di Indonesia. mengalami perkembangan yang cukup pesat dan signifikan.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK MEGA

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Skripsi ini dengan judul Kontribusi Pemikiran Adiwarman Karim Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH A. Kompetensi SDM Peran SDM di bidang teller dalam organisasi atau perusahaan mempunyai arti yang penting dalam menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan. Kompetensi sebagaimana yang telah disebutkan adalah suatu istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja, salah satunya digunakan dalam perbankan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti cakap (mengetahui) berkuasa (memutuskan, menentukan), sedangkan kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). 1 Kompetensi merupakan karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi efektifitas atau keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu. 2 Seorang teller dalam bidang pekerjaannya harus memiliki pengetahuan, keahlian dan kepiawaian yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 584. 2 Kaswan, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi(Yoyakarta: Graha Ilmu, 2012), 32. 26

27 suatu pekerjaan. Kompetensi menentukan aspek-aspek proses dari kinerja suatu pekerjaan. 3 Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. 4 Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting. Kompetensi menurut Spencer, merupakan sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengidikasikan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu. 5 B. Profesionalitas SDM Selain kompetensi SDM, profesionalitas SDM di bidang teller menjadi aspek yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan dalam perbankan syariah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesionalisme berasal dari kata dasar profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan keahlian. Profesionalisme itu sendiri berarti mutu, kualitas, 3 Dharma Surya, Manajemen Kinerja (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 103. 4 Wibowo, Sistem Manajemen Kinerja (Jakarta: Gramedia. 2007), 86. 5 Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: PT Amara Books, 2003), 87

28 dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. 6 Profesionalisme adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keahlian (knowledge and skill) yang memadai dan senantiasa berupaya melakuan pengembangan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dari masyarakat, menghindari perbuatan dan tindakan yang menjurus persaingan tidak sehat antar sesama Bank yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat, tatanan sistem perbankan serta Bank itu sendiri. 7 Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional berarti bersangkutan dengan profesi yang berarti memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. 8 Profesional ialah suatu nilai praktis berwujud keandalan dalam mengelola sebuah organisasi dan kecekatan dalam menjalankan kegiatan ataupun tugas. 9 Profesional lebih tercipta tercermin melalui kinerja nyata dari kegiatan usaha atau tugas yang dijalankan. C. Kompetensi dan Profesionalitas SDM Dalam Perbankan Syariah 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi II (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), 983. 7 Faisal Afiff,Strategi dan Operasional Bank (Bandung: PT Eresco, 2006), 260. 8 Amir Mu allim, Profesionalitas Sumber Daya Manusia Baitul Mal wa Tamwil (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 140. 9 Ichalizm, Pelaksana Pembiayaan di Bank Syariah, dalam http://ichalizm.blogspot.com/2009/07/pelaksana-pembiayaan-di-bank-syariah.html. (27 April 2014).

29 Menurut UU No. 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. 10 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah Islam. 11 Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti Bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur an dan Hadits. Dasar pemikiran terbentuknya Bank Syariah bersumber dari adanya larangan riba didalam Al-Qur an dan Al-Hadits sebagai berikut: 12 Surat Al-Baqarah ayat 275-276 10 Ibid, 50. 11 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 49. 12 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, 59.

30 Artinya: 275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 276. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah[177]. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178]. [174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.[178] Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan Riba dan tetap melakukannya. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam

31 menjalankan aktivitasnya, Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 13 a. Prinsip Keadilan Dengan sistem operasional yang berdasarkan profit and loss sharing system, Bank Islam memiliki kekuatan dalam sistem bagi hasil terkandung dimensi keadilan dan pemerataan. Apabila terjadi kerugian pada proyek yang didanai, maka dalam Bank Islam kelayakan usaha atau proyek yang akan didanai itu menjadi jaminannya, sehingga keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. b. Prinsip Kesederajatan Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank. c. Prinsip Ketentraman Sebagai lembaga ekonomi, tujuan pendirian Bank Syariah adalah untuk menciptakan keseimbangan sosial-ekonomi (material dan spiritual) masyarakat agar mencapai ketentraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Sebagai lembaga keuangan, Bank Syariah menjalankan peranannya untuk menjadi lembaga intermediasi antara pemilik modal dan pengusaha. 13 Muhammad, Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 78.

32 Untuk itu hadirnya Bank Syariah dianggap sangat mempunyai peranan penting dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi. Adapun tujuan dibentuknya lembaga keuangan Syariah sebagai berikut: 14 a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba. b. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang kepada kelompok masyarakat yang diarahkan pada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha (berwirausaha). Sebuah bank Syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan Syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan s}id}iq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Di samping itu, karyawan Bank Syariah harus skillful dan profesional (fat}anah), dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). 15 14 Sumar in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 53. 15 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori dan Praktek(Jakarta: Gema Insani, 2001), 34.

33 Cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi nasabah, akhlak harus senantiasa terjaga. 16 Kriteria-kriteria SDM yang harus dimiliki oleh semua individu dalam dunia perbankan syariah 17 secara rinci yaitu sebagai berikut: 1. Task skills, yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja. 2. Task management skills, yaitu keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam pekerjaan. 3. Contingency management skills, yaitu keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam pekerjaan. 4. Job role environment skills, yaitu keterampilan untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja. 5. Transfer skills, yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. Beberapa kualifikasi dan Standar Sumber Daya Manusia (SDM) Ekonomi Syariah yaitu sebagai berikut: 18 16 Ibid, 34. 17 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 15. 18 Kusuma Elida Astuti, Artikel Kompetensi Sumber Daya Manusia, dalam http://elidakusumastuti.blogspot.com/2014/03/artikel-kompetensi-sumber-daya-manusia.html (24-april 2014).

34 1. Memahami nilai-nilai moral dalam aplikasi fikih muamalah atau ekonomi syariah. 2. Memahami konsep dan tujuan ekonomi syariah. 3. Memahami konsep dan aplikasi transaksi-transaksi (akad) dalam muamalah ekonomi syariah. 4. Mengenal dan memahami mekanisme kerja lembaga ekonomi, keuangan, perbankan maupun bisnis syariah. 5. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja dan interaksi lembagalembaga terkait dalam bisnis syariah. 6. Mengetahui dan memahami hukum dasar baik hukum syariah (fiqh mumalah) maupun hukum yang berlaku. 7. Menguasai bahasa sumber ilmu, yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Selain itu penetapan oleh Institute Bankir Indonesia terhadap norma-norma tingkah laku yang harus ditaati oleh para anggotanya atau para pegawai bank yang terangkum dalam sembilan prinsip kode etik bankir Indonesia sebagai berikut: 1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai sejumlah transaksi yang berkaitan dengan kegiatan banknya. 3. Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat. 4. Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.

35 5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang terdapat pertentangan kepentingan. 6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya. 7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan. 8. Seorang bankir tidak boleh menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluarganya. 9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya. 19 19 Faisal Afiff, Strategi dan Operasional Bank (Bandung: PT Eresco, 2006), 260.