Sambutan Dirjen HAM dalam acara peluncuran buku ajar Hukum Hak Asasi Manusia Pusham UII, Yogyakarta, 14 Maret 2009

dokumen-dokumen yang mirip
MENGELUARKAN PENDAPAT BERLANDASKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dikdik Baehaqi Arif

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

Pendidikan Kewarganegaraan

PENGERTIAN HAM Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekua

Negara Hukum. Manusia

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

HAK ASASI MANUSIA. I. Pengertian HAM. II. Karakteristik HAM. III. Hubungan HAM dalam Hukum

A. Pengertian Hak Asasi Manusia B. Tujuan Hak Asasi Manusia C. Perkembangan Pemikiran HAM

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

10 [SEPULUH] HAK YANG DILINDUNGI UNDANG - UNDANG HAK ASASI MANUSIA RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

Dapat memahami materi tetang HAM. Dapat memahami materi HAK dan Kewajiban Warga Negara. Dapat memahai dan menjelaskan pelaksanaan HAM di Indonesia

2013, No Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Ta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

DISKUSI MATA KULIAH PERKUMPULAN GEMAR BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA. : IRVAN AGUSTIAN PRATAMA NIM : Kelompok : C Program Studi : STRATA 1 : Teknik Informatika

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) (Siklus I)

DEFINISI, TEORI, DAN RUANG LINGKUP HAK AZASI MANUSIA

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA. Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila Dosen Pengampu : Kalis Purwanto, MM

KEWARGANEGARAAN NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : KELOMPOK : I (NUSA) DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

HAK ASASI MANUSIA.

SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi.

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

HAM KEWARGANEGARAAN. Hak Asasi Manusia FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

LATAR BELAKANG MASALAH

HAK ASASI MANUSIA PANCASILA. Dosen Pengajar : PROF.DR. SUHARIYONO, MA

Oleh: Robi Dharmawan, S. IP. Pusat Studi HAM Surabaya

Hak Azasi adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersama dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan

Dr. KURNIASIH, SH, M.Si DIREKTUR PRODUK HUKUM DAERAH

MAKALAH TUGAS AKHIR PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

ATAU BERKEPERCAYAAN. Nicola Colbran Norwegian Centre for Human Rights. Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat

ASAL USUL HISTORIS KONSEPSI HAM

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEJARAH PEMILU DUNIA

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan olehnya dapat di pertanggung jawabkan dihadapan hukum.

Materi Kuliah HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

- 1 - GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan dan harus diperlakukan sama tanpa diskriminasi yang tidak rasional.

BAB II PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA DAN INDONESIA, SERTA KONTRIBUSI INDONESIA DALAM PEMBENTUKAN BADAN MEKANISME HAM DI ASEAN

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara Hukum

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

PENANGKAPAN DAN HAM. ( Studi Terhadap Praktek Penangkapan Tersangka Pelaku Tindak Pidana di. Wilayah Polres Sukoharjo ) SKRIPSI

PERATURAN WALIKOTA PALU NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RANCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

II. TINJAUAN PUSTAKA

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) KEWARGANEGARAAN (PKN) HAM & IMPLIKASINYA

HUKUM HAK ASASI MANUSIA: KUHAP DALAM KAJIAN HAM. Rocky Marbun, S.H.,M.H.

Kusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

Training Metode Pendekatan Pengajaran, Penelitian, Penulisan Disertasi dan Pencarian Bahan Hukum HAM Bagi Dosen-Dosen Hukum HAM

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP HAK ASASI MANUSIA. lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta antara lain

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Transkripsi:

Sambutan Dirjen HAM dalam acara peluncuran buku ajar Hukum Hak Asasi Manusia Pusham UII, Yogyakarta, 14 Maret 2009 Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua. Yth, Rektor Universitas Islam Indonesia; Direktur PUSHAM UII Perwakilan NCHR Universitas Oslo Norwegia Bapak Ibu yang hadir dalam peluncuran buku Hukum Hak Asasi Manusia Sebelumnya saya sampaikan pernyataan maaf kepada pihak penyelenggara, kepada Bapak Rektor dan Hadirin, karena sedianya yang berdiri dihadapan bapak-bapak dan ibu-ibu disini adalah Ibu Prof. Harkristuti Harkrisnowo, namun karena kesibukan beliau dalam melakukan tugas sebagai Direktur Jenderal HAM, sehingga tidak dapat hadir disini. Dan kehadiran saya dimimbar ini mewakil Ibu Prof. Harkristuti Harkrisnowo untuk menyampaikan sambutan dalam peluncuran buku ajar Hukum Hak Asasi Manusia. Hadirin yang saya hormati, Hak Asasi Manusia adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta yaitu hak-hak yang bersifat kodrati. Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian bukan berarti dengan hak-haknya itu dapat berbuat semaumaunya. Sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi orang lain, maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia sebagai lembaga pemerintahan bertugas mensosialisasikan masalah HAM yang terjadi di masyarakat. Terdapat 2 (dua) mandat yang utama yang diemban dan harus dikerjakan. Yaitu PERTAMA, memastikan aparatur negara memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan

di bidang HAM. KEDUA, selayaknya sebagai aparatur memiliki suatu sistem informasi mengenai bagaimana HAM itu diimplementasikan di Indonesia. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain. Sejarah munculnya permartabatan terhadap HAM di dunia internasional. Umumnya para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta antara lain mencanangkan bahwa Raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut (Raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum ), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di muka umum. Dari sinilah lahir doktrin bahwa Raja harus tunduk pada aturan dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak itu bagi Raja yang melanggar hukum harus diadili dan harus mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya kepada parlemen. Jadi, sudah mulai dinyatakan dalam bahwa Raja terikat kepada hukum dan bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang pada masa itu lebih banyak berada di tangan Raja. Akan tetapi kekuasaan Raja mulai dibatasi sebagai embrio lahirnya monarkhi konstitusional yang berintikan kekuasaan Raja sebagai simbol belaka. Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret, dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu mulai timbul adagium yang intinya adalah bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the law). Adagium ini memperkuat dorongan timbulnya negara hukum dan demokrasi. Bill of rights melahirkan asas

persamaan. Para pejuang HAM dahulu sudah berketetapan bahwa hak persamaan harus diwujudkan betapapun beratnya resiko yang dihadapi karena hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Untuk mewujudkan semua itu, maka lahirlah teori Roesseau (tentang contract social/perjanjian masyarakat), Motesquieu dengan Trias Politikanya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna mencegah tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan yang dicanangkannya. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan Montesqueu. Jadi, walaupun di Perancis sendiri belum dirinci apa HAM itu, tetapi di Amerika Serikat lebih dahulu mencanangkan secara lebih rinci. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu. Selanjutnya seratus tahun kemudian yaitu pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration, hak-hak yang lebih rinci lagi melahirkan dasar The Rule of Law. Antara lain dinyatakah tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena, termasuk ditangkap tanpa alasan yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah. Dinyatakan pula presumption of innocence, artinya orang-orang yang ditangkap kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. Dipertegas juga dengan freedom of expression (bebas mengeluarkan pendapat), freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama yang dikehendaki), the right of property (perlindungan terhadap hak milik) dan hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam French Declaration sudah tercakup semua hak, meliputi hak-hak yang menjamin tumbuhnya demokrasi maupun negara hukum yang asas-asasnya sudah dicanangkan sebelumnya. Keberadaan HAM di Indonesia sebenarnya juga sudah diakui sejak lama. Sebagai contoh HAM di Sulawesi Selatan pengenalan HAM telah ditulis dalam buku-buku adat kuno (Lontarak). Antara lain dinyatakan dalam buku Lontarak bahwa apabila raja berselisih faham dengan Dewan

Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para Dewam Adat sendiri berselisih, maka rakyatlah yang memutuskan. Jadi asas-asas HAM yang telah disorot sekarang, semuanya sudah diterapkan oleh raja-raja dahulu, namun hal ini kurang diperhatikan karena sebagian ahli hukum Indonesia sendiri agaknya lebih suka mempelajari teori hukum Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HAM sudah lama lahir di Indonesia, namun dalam perkembangannya tidak menonjol karena kurang dipublikasikan. Ada yang mengatakan bahwa pelaksanaan HAM di Indonesia harus sesuai dengan latar belakang budaya Indonesia. Artinya, Universal Declaration of Human Rights kita akui, hanya saja dalam implementasinya mungkin tidak sama dengan di negara-negara lain khususnya negara Barat yang latar belakang sejarah dan budayanya berbeda dengan kita. Negara-negara di dunia (tidak terkecuali Indonesia) memiliki kondisi-kondisi khusus di bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya, yang bagaimanapun, tentu saja berpengaruh dalam pelaksanaan HAM. Tetapi, tidak berarti dengan adanya kondisi yang bersifat khusus tersebut, maka prinsip-prinsip mendasar HAM yang universal itu dapat dikaburkan apalagi diingkari. Sebab, universalitas HAM tidak identik dengan penyeragaman. Dalam pelaksanaan tugasnya, Ditjen HAM harus mengkaji tuntutan-tuntutan masyarakat tentang berbagai permasalahan HAM, pada Pemerintah Pusat telah dibentuk Panitia Nasional Rencana Aksi Nasional HAM (PANNAS RANHAM), dan berkaitan dengan kewajiban Pemerintah untuk mengenalkan HAM hingga di tingkat daerah, Gubernur dan Bupati / Walikota membentuk Panitia Pelaksana Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (Panpel RANHAM) di Provinsi, kabupaten / kota. Saat ini jumlahnya mencapai 33 Panitia Pelaksana RANHAM Provinsi dan 440 Panitia RANHAM tingkat Kabupaten/Kota. Panitia RANHAM sesuai dengan Keppres Nomor 40 Tahun 2004, menjadi ujung tombak dalam melakukan tugas pengenalan HAM di Provinsi, Kabupaten/Kota. Adapun anggota berasal dari berbagai kalangan yaitu Kanwil Hukum dan HAM, Pemda, Civil society, dan Kalangan Akademisi. Hal tsb untuk memastikan bahwa aparatur mengetahui pengetahuan HAM dan

implementasinya, mereka juga melakukan mediasi, seminar, training, diskusi tentang HAM, dan lain-lain yang berkaitan dengan HAM. Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia, Departemen Hukum dan HAM menyambut baik dan memberikan apresiasi atas diterbitkannya Buku Ajar Hak Asasi Manusia, dengan diterbitkannya buku ini akan membantu upaya sosialiasasi dan publikasi HAM kepada seluruh lapisan masyarakat, utamanya kepada Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas seluruh Indonesia, dan penerbitan buku ini tentunya tanpa disadari telah membantu pemerintah dalam memajukan sosialisasi HAM, sebagaimana menjadi program dalam RANHAM 2004-2009. Buku HAM ini sudah sepatutnya di sebarluaskan selain kepada para Mahasiswa Hukum, juga disebarluaskan kepada masyarakat, khususnya lembaga pendidikan, karena di lembaga pendidikan inilah nantinya akan dihasilkan pemimpin bangsa ke depan, dan kita semua mengharapkan agar pemimpin bangsa ke depan adalah pemimpin yang mengerti, memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip HAM dalam setiap langkah dan perbuatan. Kepada Bapak / Ibu Dekan Fakultas Hukum Universitas di seluruh Indonesia, kami titipkan mata ajar Hukum Hak Asasi Manusia, wajib dimasukan dalam kurikulum dan diberikan sebagai mata kuliah pada Fakultas Hukum, harapan ini bukanlah hal muluk-muluk namun merupakan kebutuhan para akademisi mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan HAM. Akhir kata, saya haturkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada Universitas Islam Indonesia, Pusham UII dan Norwegian Center for Human Rights (NHCR) Universitas Oslo Norwegia yang telah meluncurkan buku Hukum Hak Asasi Manusia karena dengan demikian telah membantu program pemerintah dalam menyebarluaskan informasi dan pemahaman HAM kepada masyarakat luas, khususnya di kalangan mahasiswa. Dan langkah kedepan kami mengharapkan agar kita dapat bekerjasama dalam membangun informasi di bidang hak asasi manusia.

Dengan mengucapkan BISMILLAHIRAKHMANNIRAHIEM, kami luncurkan Buku, berjudul Hukum Hak Asasi Manusia semoga buku ini memberi manfaat bagi penyebarluasan HAM. Terimakasih, Wassalamualaikum warahmatullahhiwabarakatuh. Mewakili : Profesor Harkristuti Harkrisnowo, Direktur Jenderal HAM Budi Sulaksana, SH, M.Si. Direktur Informasi HAM.