KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

dokumen-dokumen yang mirip
Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti

TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK

KATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG

Dr. Zulkifli Rangkuti, MM

PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI UNTUK MINIMALISASI DAMPAK BAHAYA BANJIR PADA KECAMATAN SUKAJADI KELURAHAN SUKAWARNA RW004 BANDUNG (035L)

PENENTUAN LAJU RESAPAN BIOPORI (LRB) BERDASARKAN UMUR DAN JENIS SAMPAH YANG DIBENAMKAN DALAM LUBANG RESAPAN BIOPORI

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan. Variasi Umur Dan Jenis Sampah

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori

PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

mencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang

\?-e- r,c, OP cj 'TH ~

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

Oleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**, Farida**

Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori. Oleh : Sri Widyastuti *)

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

Kemampuan MOL (Mikroorganisme Lokal) Pada Proses Pengomposan di Dalam Lubang Resapan Biopori ABSTRAK

III. METODOLOGI Kerangka Pemikiran

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

KETUA TIM PENGGERAK PKK PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

PENGUKURAN LAJU INFILTRASI LUBANG RESAPAN BIOPORI DENGAN PEMILIHAN JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH DI KAMPUS I UKRIDA TANJUNG DUREN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN BAK RESAPAN DAN BIOPORI SISTEM GUNA MENGATASI MASALAH GENANGAN AIR

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peringatan Hari Air Se-Dunia ke-20

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PENINGKATAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU MELALUI PEMBANGUNAN TAMAN PKK DI KECAMATAN KALAWAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian rencana strategi BPBD Kota Bandar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

PENGARUH PERESAPAN AIR HUJAN MENGGUNAKAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERLANGSUNGAN AIR TANAH DI PERKOTAAN DENGAN SISTEM SUMUR RESAPAN

BAB II PENTINGNYA BIOPORI

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Ciptakan lingkungan hijau dan bersih! Sehat akan menjadi sahabat kita.

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

LAPORAN PPM PROGRAM REGULER PENYULUHAN DAN PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PROGRAM SATU JUTA BIOPORI PADA TAHUN 2011 DI WILAYAH DIY,

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

Analisa Penerapan Resapan Biopori Pada Kawasan Rawan Banjir Di Kecamatan Telaga Biru

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

Transkripsi:

Oleh : Amanda S. Sembel (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, amandasembel@gmail.com) Dwight Moody Rondonuwu (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado) Abstrak Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi permasalahan global. Masalah banjir yang melanda berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Manado menjadi indikator bahwa telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Kelompok Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah wadah organisasi Gereja yang dalam tugas dan tanggungjawab melayani di ladang Tuhan terpanggil juga untuk peduli pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai Anugerah ciptaan Tuhan yang perlu dijaga dan dipelihara. Generasi muda melalui kelompok remaja GMIM Sinode dapat berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kegiatan menjaga dan memelihara lingkungan dengan upaya-upaya mengantisipasi dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya sosialisasi tentang peningkatan sadar lingkungan untuk membangun remaja Sinode GMIM Peduli Lingkungan melalui kegiatan Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan rekayasa teknologi tepat guna untuk menanggulangi masalah keterbatasn lahan sebagai daerah resapan air.tujuan pembuatan LRB yaitu untuk meningkatkan kepedulian generasi muda GMIM terhadap lingkungan sehingga lingkungan menjadi sehat, hijau, dan lestari. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon adalah melalui penyuluhan dan pelatihan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi generasi muda sebagai pilar-pilar gereja masa depan tentang pentingnya memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos serta menerapkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi tanah melalui pembuatan lubang resapan biopori di Kota Tomohon. Kata kunci : kualitas lingkungan, lubang resapan biopori PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi permasalahan global. Pencemaran lingkungan di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Bencana kabut asap yang melanda sebagian wilayah di Indonesia karena perilaku manusia yang tidak peka terhadap lingkungan. Selain itu berbagai bentuk pencemaran udara, tanah, dan air dapat disaksikan melalui lingkungan di sekitar kita. Masalah banjir yang melanda berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Manado menjadi indikator bahwa telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Kelompok Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah wadah organisasi Gereja yang dalam tugas dan tanggungjawab melayani di ladang Tuhan terpanggil juga untuk peduli pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai Anugerah ciptaan Tuhan yang perlu dijaga dan dipelihara. Merupakan suatu hal yang sangat membanggakan jika generasi muda Indonesia dalam hal ini kelompok remaja GMIM Sinode turut berperan aktif dan berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kegiatan menjaga dan memelihara lingkungan dengan upaya-upaya mengantisipasi dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, - 62 -

kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya sosialisasi tentang peningkatan sadar lingkungan untuk membangun remaja Sinode GMIM Peduli Lingkungan melalui kegiatan Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB).LRB merupakan rekayasa teknologi tepat guna untuk menanggulangi masalah keterbatasn lahan sebagai daerah resapan air.tujuan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan kepedulian generasi muda GMIM terhadap lingkungan sehingga lingkungan menjadi sehat, hijau, dan lestari.lrb merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir berbentuk lubang silindris berdiameter sekitar 10 cm yang digali di dalam tanah dan diberikan bahan organik ke dalam lubang untuk makanan fauna tanah sehingga terbentuk biopori.kedalamannya tidak melebihi muka air tanah, yaitu sekitar 100 cm dari permukaan tanah.lrb dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air.air tersebut meresap melalui biopori yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Dengan demikian, akan menambah cadangan air dalam tanah serta menghindari terjadinya aliran air di permukaan tanah (Brata dan Nelistya, 2008). LRB merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mempercepat peresapan air hujan dan mengatasi masalah sampah organik. Kesadaran masyarakat terutama generasi muda Sinode Gereja terhadap lingkungan perlu terus ditumbuhkan, sebab melalui kesadaran menjaga alam serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat maka bahaya-bahaya lingkungan dapat diminimalisir.semangat cinta lingkungan bagi generasi muda dapat dilakukan dengan kegiatan konservasi seperti menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, dan membuat lubang resapan biopori. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan dengan mitra kelompok remaja Sinode GMIM di Kota Tomohon. Permasalahan Mitra Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan masalah prioritas yang perlu ditangani oleh anggota kelompok dan pendamping dari perguruan tinggi yaitu : 1. Kurangnya pemahaman anggota tentang pembuatan lubang resapan biopori sebagai upaya memelihara ketersediaan air tanah di lingkungan permukiman dan penanganan banjir 2. Kurangnyapemahaman anggota dalam penanganan dan pengelolaan sampah organik. Target dan Luaran Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu penyuluhan dan pelatihan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi generasi muda sebagai pilar-pilar gereja masa depan tentang pentingnya memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos serta menerapkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi - 63 -

tanah melalui pembuatan lubang resapan biopori di Kota Tomohon. Metode Pelaksanaan Berdasarkan permasalahan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon maka diperlukan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok tersebut. Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan untuk menangani beberapa masalah prioritas yang dapat dilakukan dengan tahapan diantaranya: 1. Penyuluhan Penyuluhan dilakukan terhadap anggota kelompok Remaja GMIM di Kota Tomohon dengan tujuan mengubah perilaku sumberdaya anggota agar semakin peduli dengan peningkatan kualitas lingkungan yang bersih, sehat dan hijau. Materi penyuluhan menyangkut pembuatan Lubang Resapan Biopori. Untuk kegiatan penyuluhan disiapkan modul-modul, stiker, dan leaflet. 2. Penyuluhan menata tanaman dilakukan terhadap anggota kelompok Remaja GMIM di Kota Tomohon dengan tujuan memperluas wawasan tentang pengembangan Materi penyuluhan menyangkut Lubang resapan Biopori sebagai Solusi Mengatasi banjir dan menjaga Lubang Resapan Biopori tetap Berfungsi. Pelatihan. Pelatihan dimaksud adalah praktek penerapan teknologi, yang diantaranya ; a. Pembuatan kompos dari limbah bahan makanan, untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA. b. Pelatihan pembuatan lubang resapan biopori. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pengelolaan Lubang Resapan Biopori Biopori atau yang biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur resapan. Pemanfaatan Biopori ini akan membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Ide awal ini pertama kali diperkenalkan oleh Kamir Raziudin Brata, seorang peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB. Selain itu kelebihan dari Biopori ini adalah memperkaya kandungan air hujan. Karena setelah diresapkan kedalam tanah lewat Biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan kemudian mengandung mineral-mineral yang diperlukan oleh kehidupan. Adapun tujuan Lubang Resapan Biopori (LRB) ini adalah agar air masuk sebanyak mungkin kedalam tanah. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan. Diharapkan melalui sistem ini akan dapat menjadi acuan pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat. - 64 -

Pengertian Biopori Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008) menjelaskan biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai (Gambar 1). udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. (Gambar 2). Gambar 2 Foto Mikroskop Elektron dari lubang cacing dan akar di dalam tanah (dalam lingkaran kuning) Lubang Resapan Biopori (LRB) Gambar 1 Ilustrasi Penyerapan Air Hujan dengan dan tanpa Lubang Resapan Biopori Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi Berdasarkan pengertian diatas maka menurut Ir Kamir R. Brata, lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.m Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:P.70 / Menhut-II / 2008 / Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan, menyebutkan bahwa lubang resapan biopori adalah lubanglubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah Lubang diisi dengan sampah organik - 65 -

untuk memicu terbentuknya biopori (Gambar 3). Biopori adalah metode alternatif untuk meresapkan air hujan dan mengolah sampah organic. Sampah yang dimasukkan ke dalam lobang akan memancing fauna-fauna di dalam tanah untuk membuat terowongan kecil sehingga air cepat meresap. Gambar 3 Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori dan Contoh Penerapan 1. Keunggulan dan Manfaat LRB Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang bermanfaat untuk mengatasi banjir. Adapun cara-cara mengatasi banjir tersebut adalah dengan: a. Meningkatkan daya resapan air Meningkatkan daya resap air melalui lubang-lubang yang dibuat untuk menampung air hujan. Lubang resapan ini akan menjaga kadar air tanah yang terserap beserta aktifitas fauna di dalam tanah sehingga biopori akan terbentuk dan terpelihara keberadaannya. Kombinasi antara luas bidang resapan dan biopori akan bersama-sama meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air. b. Mengubah sampah organic menjadi kompos Lubang resapan biopori diaktifkan dengan memberikan sampah organic kedalamnya. Sampah tersebut akan mengalami proses dekomposisi yang akhirnya menjadi kompos. Kompos tersebut dapat diambil pada waktu/periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic pada berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias, sayur, dan lain sebagainya. c. Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman Aktifitas organisme tanah dalam lubang resapan biopori akan menciptakan lubanglubang atau rongga-rongga dalam tanah. Rongga-rongga tersebut akan berfungsi sebagai saluran air untuk meresapkan air ke tubuh tanah. Dengan adanya aktifitas tersebut maka rongga-rongga tersebut akan terpelihara keberadaannya dalam proses penyerapan air tanpa ada campir tangan manusia. Hal ini akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Sampah organic tersebut juga akan menjadi humus sehingga mengurangi emisi pembuangan jika sampah hanya dibiarkan dialam terbuka. Hal ini dapat mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah. - 66 -

Hadirnya LRB dapat mencegah genangan air yang dapat mengakibatkan banjir dan mengatasi berbagai penyebab penyakit seperti malaria, demam berdarah, kaki gajah dan penyakit-penyakit lainnya. Gambar 4 LRB pada dasar saluran, batas taman dan sekeliling pohon 2. Lokasi dan Jumlah LRB Lokasi penempatan LRB harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan lahan yang ada. Karena berfungsi sebagai peresap air maka penempatan LRB harus memilih lokasi dimana air cenderung akan tergenang atau berkumpul. Dapat juga diarahkan ke LRB yang akan dibuat/berada dengan membuat alur dimana LRB berada di dasar/akhir alur tersebut. Diusahakan agar posisi/letak LRB tidak akan dilalui orang (tempat berlalu lalang) atau anak-anak sehingga tidak akan terinjak atau didatangi. Lubang resapan biopori dapat dibuat di dasar saluran atau pada batas taman. Dapat juga ditempatkan ditengah-tengah taman jika taman tersebut luas/besar. LRB juga dapat ditempatkan disamping pohon sehingga membantu peredaran unsur hara untuk pohon dan tanaman yang ada disekitarnya. Dengan menempatkan LRB di dekat pohon atau tanaman, sampah organic (daun-daunan) yang dibuang ke dalam LRB akan menjadi kompos dan dapat diambil pada periode tertentu untuk digunakan sebagai pupuk pada tanamantanaman tersebut. Jumlah LRB yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: = ( / ) ( ²) ( / ) Setiap lubang berdiameter 10cm dengan kedalaman 100cm dapat menampung 7,8 liter sampah organic. Dengan demikian setiap lubang dapat diisi dengan sampah organic selama ± 2-3 hari, sehingga 28 lubang baru dapat diisi dengan sampah organic selama ±56-84 hari. Dalam kurun waktu tersebut sampah yang diisi pertama kali akan mengalami dekomposisi menjadi kompos dan menyusut. Lubang-lubang tersebut dapat diisi - 67 -

kembali dengan sampah organic yang baru, demikian seterusnya hingga dalam waktu tertentu kompos yang sudah terkumpul dapat diambil untuk dijadikan pupuk. kemarau bersamaan dengan pemeliharaan LRB. a. Alat yang dipakai untuk membuat LRB dapat dibeli/dipesan atau dapat dibuat sendiri di bengkel-bengkel besi. Sosialisasi dan Pembuatan Lubang Resapan Biopori Gambar 5 Contoh alat Biopori 3. Cara pembuatan LRB Adapun teknis pembuatan LRB adalah sebagai berikut: a) Buat lubang selindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10cm dengan kedalaman ±100cm (1 meter) atau tidak melampaui permukaan tanah apabila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang 50-100cm. b) Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3cm dengan tebal 2cm di sekeliling mulut lubang. c) Isi lubang dengan sampah organic yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, daun-daunan atau pangkasan rumput. d) Sampah organic dapat selali ditambahkan karena sampah tersebut akan berkurang seiring dengan proses pembusukan sampai menjadi kompos. e) Kompos yang terbentuk dapat diambil dalam lubang pada setiap akhir musim Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan diatas yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih dan terawat, banjir dan metode pengelolaan sampah organic, maka perlu dilakukan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi dalam hal ini dilaksanakan untuk generasi muda yaitu kelompok Remaja GMIM Sinode dengan tujuan menumbuhkan semangat cinta lingkungan melalui kegiatan konservasi yaitu menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya dan membuat lubang resapan biopori. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Gereja dan dihadiri oleh remaja-remaja anggota gereja. Adapun materi sosialisasi yang diberikan anatara lain penjelasan tentang konservasi lingkungan, kebersihan lingkungan, bahaya banjir, pengelolaan sampah organic dan lubang respan biopori serta penerapannya. Materi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan pemahaman peserta yang masih remaja (rata-rata tingkat pendidikan SMP dan SMA) agar dapat dipahami dan isi materi dapat tersampaikan dengan baik. Materi tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam keseharian para remaja baik dalam lingkungan tempat tinggal mereka, sekolah atau dimana saja mereke berada. - 68 -

Gambar 6 Penyuluhan LRB pada Kelompok Remaja GMIM Sinode Selain sosialisasi, para remaja juga diajak untuk mempelajari dan melihat secara langsung praktek pembuatan LRB. Praktek ini dilakukan di halaman gereja dengan menentukan lokasi-lokasi yang dapat diterapkan/dibuat LRB. Para remaja diminta untuk terlibat secara langsung dalam pembuatan LRB dengan membuat lubanglubang LRB dibeberapa titik lokasi yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sambil membuat LRB tersebut materi yang sudah disampaikan sebelumnya dalam sosialisasi kembali dijelaskan agar lebih dapat dipahami pada saat dipraktekkan. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan sudah dipahami dengan benar oleh peserta. Gambar 7 Pelatihan Pembuatan LRB KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan sadar lingkungan dengan memahami konsep ramah lingkungan dan upaya konservasi lingkungan sangat penting - 69 -

dilaksanakan khususnya kepada generasi muda sekarang ini yang nantinya akan melanjutkan pembangunan di segala bidang. Diharapkan pemahaman dan kesadaran tentang lingkungan sejak usia muda akan memberikan sumbangsih yang besar untuk kelanjutan pembangunan melalui turut serta menjaga dan memelihara lingkungan sebagai upaya mengantisipasi dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Keterlibatan Kelompok Remaja Sinode GMIM dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori diharapkan dapat memberikan partisipasi dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dengan memanfaatkan sampah organic menjadi pupuk kompos untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi tanah baik di lingkungan rumah tinggal, sekolah atau dimana saja. Saran 1) Perlu dibentuknya kelompok-kelompok remaja untuk membersihkan lingkungan daerah tempat tinggal secara rutin yang dikoordinir oleh pengurus remaja gereja. 2) Pengurus remaja gereja dapat mengusulkan kepada Gereja untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan sejenis agar peningkatan sadar lingkungan bisa disampaikan kepada anggota gereja dan masyarakat pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Brata, K.R & Nelistya, A. (2011). Lubang Resapan Biopori. Penebar Swadaya. 74 hal. Suryati, T. (2014). Bebas Sampah dari Rumah, Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos & Pupuk Cair. PT AgroMedia Pustaka. 106 hal. Tim Biopori IPB (2016). Lubang Resapan Biopori. Biopori TM Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan. http://www.biopori.com/ diakses 30 Oktober 2016 (Online). R, Kamir Brata. (2009). Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di Gedung BPPT 2009. Jakarta. - 70 -