4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

dokumen-dokumen yang mirip
4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

3 Percobaan dan Hasil

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)

Metoda-Metoda Ekstraksi

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

3. Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BABm METODOLOGI PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

III. METODOLOGI PENELITIAN

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

4 Pembahasan Degumming

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

III. BAHAN DAN METODA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Transkripsi:

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana karboksilat H yeast C 8 H 12 3 C 8 H 14 3 (156.2) (158.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reduksi, reduksi stereoselektif Ester karboksilat, keton, alkohol, enzim, bahan alam Teknik Laboratorium Pengadukan dengan pengaduk magnet, penambahan bertetes menggunakan corong tetes, bekerja dengan termostat, penyaringan, evaporasi dengan rotavapor, ekstraksi, perforasi, fraksinasi, penggunaan kolom distilasi, distilasi pengurangan tekanan, pemanasan dengan penangas minyak, pengadukan dengan pengaduk baling-baling. Dengan skala 10 mmol: Pengadukan dengan pengaduk magnet baling-baling Instruksi (skala batch 10 mmol) Peralatan Labu alas bulat 2L, corong tetes, termostat, rotavapor, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, peralatan distilasi, kolom packing 10 cm, corong Buchner (Ø 15 cm), labu penghisap, peralatan untuk ekstraksi cairan secara kontinu, penangas minyak. Bahan fresh yeast (ragi roti) etil siklopentanon-2-karboksilat (kemurnian > 95%) (td 109 C, 20 hpa; produk dari NP 4023) air (mendidih) dietil eter (td 35 C) Celite 545 (membantu penyaringan) natrium sulfat untuk pengering 78,0 g 1,56 g (10,0 mmol) 750 ml 500 ml Reaksi 78,0 g fresh yeast disuspensikan dengan pengadukan lambat dan sedikit demi sedikit ke dalam labu alas bulat dalam 750 ml air dingin yang telah didihkan dan temperatur dinaikkan 1

sampai 30 C. Setelah sempurna, 1,56 g (10,0 mmol) etil siklopentanon-2-karboksilat ditambahkan bertetes-tetes dengan corong pisah selama 30 menit. Labu ditutup dengan aluminium foil atau segumpal kapas dan campuran reaksi diaduk perlahan pada 30 C selama dua hari. Penyelesaian Ke dalam campuran reaksi ditambahkan 1 g Celite dan campuran diaduk selama satu jam. Corong Buchner (Ø 15 cm) dipenuhi dengan 2 cm lapisan Celite yang telah dibasahi dan larutan disaring melalui media penyaringan yang lembab ke dalam labu penghisap. Filtrat diekstrak dengan peralatan untuk ekstraksi cairan kontinu dengan 500 ml dietil eter. Ekstrakdikeringkan dengan natrium sulfat, zat pengering disaring dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Residu didistilasi pengurangan tekanan (kira kira 20 hpa) menggunakan kolom packing 10 cm. 1. fraksi 50-90 C: awal (fore-run) 2. fraksi 94-112 C: produk Fraksi berikutnya tidak diperoleh. Fraksi produk kemudian didistilasi kembali pada sistem pengurangan tekanan dengan kolom yang sama. Diperoleh satu fraksi pada 110 C (15 hpa). Yield: 0,55 g (3,5 mmol, 35%); n D 20 = 1,4578, rotasi optis: +15.1 (c = 1, CHCl 3 ) Komentar Jika fermentasi dengan suspensi yeast tidak digunakan, batch sangat mungkin berjamur. Larutan hasil penyaringan tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama sehingga harus segera diekstraksi. leh karena itu air yang digunakan harus dididihkan terlebih dahulu. Selama reaksi, semua wadah reaksi harus ditutup dengan sempurna. Selama ekstraksi, volume fasa air akan naik 5-7%!. Untuk mengamankan ekstraksi kontinu, volume cadangan yang sesuai harus disediakan pada peralatan ekstraksi. Manajemen limbah Daur ulang Dietil eter dari evaporasi dikumpulkan dan didistilasi ulang. Pembuangan limbah Limbah Residu penyaringan dengan Celite Fasa air dari ekstraksi Fraksi awal dari distilasi Residu distilasi natrium sulfat Pembuangan Campuran pelarut air, bebas halogen Waktu Persiapan larutan reaksi: 1 jam Pengadukan: dua hari 2

Penyelesaian: 4 jam Penghentian sementara Sebelum distilasi Tingkat kesulitan Sedang Instruksi (skala batch 100 mmol) Peralatan Gelas beker 10 L, corong tetes, motor pengaduk dengan pengaduk baling-baling, termostat, rotavapor, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, peralatan distilasi, kolom packing 10 cm, corong Buchner (Ø 26 cm), peralatan untuk ekstraksi cairan secara kontinu, penangas minyak. Bahan fresh yeast (ragi roti) etil siklopentanon-2-karboksilat (kemurnian > 95%) (td 109 C, 20 hpa; produk dari NP 4023) air (mendidih) dietil eter (td 35 C) Celite 545 (membantu penyaringan) natrium sulfat untuk pengering 780 g 15,6 g (100 mmol) 5 L 1 L Reaksi 780 g fresh yeast disuspensikan dengan pengadukan lambat dan sedikit demi sedikit ke dalam labu alas bulat 10 L dalam 5 L air dingin yang telah didihkan dan temperatur dinaikkan sampai 30 C. Setelah sempurna, 15,6 g (100 mmol) etil siklopentanon-2-karboksilat ditambahkan bertetes-tetes dengan corong pisah selama 30 menit. Labu ditutup dengan aluminium foil dan campuran reaksi diaduk perlahan pada 30 C selama dua hari. Penyelesaian Ke dalam campuran reaksi ditambahkan 200 g Celite dan campuran diaduk selama satu jam. Corong Buchner (Ø 26 cm) dipenuhi dengan 2 cm lapisan Celite yang telah dibasahi dan larutan disaring melalui media penyaringan yang lembab ke dalam labu penghisap. Jika digunakan corong Buchner yang lebih kecil, campuran harus disaring dalam beberapa bagian dengan media penyaringan yang baru untuk setiap kali penyaringan. Filtrat diekstrak dengan peralatan untuk ekstraksi cairan kontinu dengan 1 L dietil eter. Setelah kira-kira 20 jamm ekstraksi akan selesai. Ekstrak dikeringkan dengan natrium sulfat, zat pengering disaring dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Residu didistilasi pengurangan tekanan (kira kira 20 hpa) menggunakan kolom packing 10 cm. 1. fraksi 50-90 C: awal (fore-run) 2. fraksi 94-112 C: produk Fraksi berikutnya tidak diperoleh. 3

Fraksi produk kemudian didistilasi kembali pada sistem pengurangan tekanan dengan kolom yang sama. Diperoleh satu fraksi pada 110 C (15 hpa). Yield: 8,69 g (55,3 mmol, 55%); n D 20 = 1,4578, rotasi optis: +15.1 (c = 1, CHCl 3 ) Komentar Jika fermentasi dengan suspensi yeast tidak digunakan, batch sangat mungkin berjamur. Larutan hasil penyaringan tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama sehingga harus segera diekstraksi. leh karena itu air yang digunakan harus dididihkan terlebih dahulu. Selama reaksi, semua wadah reaksi harus ditutup dengan sempurna. Selama ekstraksi, volume fasa air akan naik 5-7%!. Untuk mengamankan ekstraksi kontinu, volume cadangan yang sesuai harus disediakan pada peralatan ekstraksi. Manajemen limbah Daur ulang Dietil eter dari evaporasi dikumpulkan dan didistilasi ulang. Pembuangan limbah Limbah Residu penyaringan dengan Celite Fasa air dari ekstraksi Fraksi awal dari distilasi Residu distilasi natrium sulfat Pembuangan Campuran pelarut air, bebas halogen Waktu Persiapan larutan reaksi: 1 jam Pengadukan: dua hari Penyelesaian: 5 jam Penghentian sementara Sebelum distilasi Tingkat kesulitan Sukar Analisis Pengamatan reaksi dengan KLT dan GC Persiapan sampel: 10 ml larutan reaksi dipisahkan dari yeast menggunakan sentrifugasi atau penyaringan menggunakan Celite. Filtrat diekstrak dengan 10 ml dietil eter. Ekstrak dikeringkan dengan natrium sulfat dan dianalisis dengan KLT atau GC. Kondisi KLT: adsorben: KLT-aluminium foil (Kieselgel 60) eluen: sikloheksana/dietil eter 10 : 4 4

Reagen penampak: Setelah pelarut eluen diuapkan, kromatogram dicelupkan ke dalam larutan ninhidrin 2% dan kemudian dikeringkan dengan pengering udara panas. Reagen berwarna ungu kemerahan, produk berwarna abu-abu kebiruan R f (reagen) 0,74 R f (produk) 0,40 GC Kondisi GC: Kondisi-GC: kolom: DB-1, 28 m, diameter dalam 0,32 mm, film 0,25 µm inlet: on-column-injection Gas pembawa: hidrogen (40 cm/dtk) oven: 100 C isotermal detektor: FID, 270 C Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak GC produk setelah distilasi pertama GC produk setelah distilasi ke dua Waktu retensi Luas puncak % Senyawa (menit) Setelah distilasi pertama Setelah distilasi ke dua 5,1 Produk 98,9 99,4 5

Spektrum 1 H NMR produk murni (500 MHz, CDCl 3 ) δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 1,19 t 3 -CH 2 -CH 3 1,5 2,0 m 6 CH 2 cincin 2,54 2,65 m 1 CH-C 3,2 br.s 1 H 4,08 q 2 -CH 2 4,34 m 1 H-CH 6

Spektrum 13 C NMR produk murni (125,8 MHz, CDCl 3 ) δ (ppm) Keterangan 174,6 C-1 73,6 C-5 60,4 C-2 49,5 C-4 33,9 C-6 26,1 C-8 21,8 C-7 14,0 C-3 76,5-77,5 pelarut 2 1 3 4 8 H 5 6 7 Spektrum IR produk murni (film) cm -1 (cm -1 ) Keterangan 3480 Ikatan -H 2973, 2877 Ikatan C-H, alkana 1736 Ikatan C=, ester 7