BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.

Bab 5. KESIMPULAN dan SARAN

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Calon TKI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIII/2015

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

PENGUATAN PERANAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang cukup kompleks dan multidimensional. Sehingga pembenahan. Sebuah lembaga pemerintah non Kementerian di Indonesia yang

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

RechtsVinding Online. manusiawi selama masa penampungan;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI.

BERITA NEGARA. KEMENAKER. Perjanjian Kerja. Perpanjangan. Pengguna Perseorangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

LAMPIRAN I MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI. No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi Perwakilan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi

Dunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia diarahkan untuk mencapai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Analisa Media Edisi November 2013

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG: SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013

PERANAN PPTKIS DALAM RANGKA PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya

2017, No Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 590); 5. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.11/MEN/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN REFORMASI SISTEM PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Laut Bering lepas pantai Chukotka, Rusia. Juru bicara Kementerian Kelautan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, tingkat pendidikan dan keahlian yang rendah juga menjadi salah satu

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN HAK DAN KESELAMATAN PEKERJA MIGRAN

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN. terbuka itu. Begitu pula dengan jumlah masyarakat miskin yang pada tahun 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik perhatian masyarakat Indonesia yang notabene negara

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 /DPD RI/ I / TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

Perlindungan Anak yang Ditinggalkan Pekerja Migran

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA PEKERJA

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi pada TKI di Saudi Arabia selama bertahuntahun membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan perlindungan yang maksimal dan secara menyeluruh kepada para TKI tersebut. Perlindungan terhadap TKI ini tidak dapat diberikan karena selama bertahuntahun pula Indonesia mengirimkan TKI ke Saudi Arabia tanpa adanya suatu perjanjian yang mengikat antara kedua negara untuk melindungi para TKI dari berbagai aksi kekerasan dan pelanggaran hak asasinya. Berdasarkan tingginya tingkat kekerasan dan kasus yang terjadi terhadap TKI di Saudi Arabia, maka pemerintah Indonesia memberlakukan moratorium pengiriman TKI ke negara tersebut sejak tanggal 1 Agustus 2011. Dengan diberlakukan moratorium ini diharapkan Indonesia dapat meningkatkan posisi tawarnya dalam upaya perlindungan TKI di negara tersebut, bahkan sampai kepada tahap penandatanganan perjanjian penempatan dan perlindungan TKI antara kedua negara tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari BNP2TKI, pada tahun 2012 dimana ini sudah memasuki masa moratorium, masih terdapat TKI Informal yang dikirim ke Saudi Arabia. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia tidak dapat bertindak tegas terhadap kebijakan yang telah diambil. Ketidaktegasan pemerintah Indonesia ini tentu membuat Saudi Arabia merasa seperti tidak mendapatkan hukuman atas 81

kondisi buruk yang terjadi pada TKI selama ini. Meskipun demikian, selama masa moratorium, jumlah permasalahan yang terjadi pada TKI mengalami penurunan. Berdasarkan data BNP2TKI, penurunan permasalahan ini menunjukkan hasil yang signifikan sehingga moratorium yang diberlakukan dapat dianggap berhasil dalam pelaksanaannya. Permasalahan yang masih sering terjadi terhadap TKI bahkan pada masa moratorium dan memerlukan perhatian serius oleh pemerintah Indonesia adalah PHK sepihak, sakit akibat kerja, majikan bermasalah, penganiayaan,gaji tidak dibayar, pelecehan seksual, sakit bawaan, dokumen tidak lengkap, kecelakaan kerja, pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja. Upaya perlindungan terhadap TKI ini juga mendorong Indonesia untuk memiliki kebijakan dalam realisasi hal tersebut. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri menjadi hukum domestik yang mengatur perlindungan terhadap TKI. Dalam undang-undang tersebut diatur hak dan kewajiban berbagai pihak yang memiliki keterkaitan dalam hal penempatan dan perlindungan TKI, begitu juga mengenai hal teknis yang bersinggungan dengan hal tersebut. Meskipun demikian, undang-undang tersebut masih belum dapat mengakomodasi semua bentuk perlindungan yang dibutuhkan oleh para TKI, maka Indonesia meratifikasi United Nations Convention on The Protection of The Rights of All Migrant Workers and Member of Their Families. Dengan diratifikasinya konvensi tersebut, perlu diadakan penyempurnaan UU No. 39 Tahun 2004 tersebut, karena ada beberapa bentuk perlindungan buruh migran yang diatur dalam konvensi tersebut belum tercantum pada hukum domestik Indonesia. 82

Pemberlakuan moratorium juga merupakan sebuah bentuk kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk melindungi TKI di Saudi Arabia. Selain itu, kebijakan yang diambil oleh Indonesia sebagai bagian dari upaya perlindungan TKI adalah pembentukan BNP2TKI. Pembentukan BNP2TKI diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006, dimana pembentukan ini merupakan bukti nyata untuk dari implementasi UU No. 39 Tahun 2004. Fungsi dari BNP2TKI adalah merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis perlindungan TKI yang meliputi standarisasi, sosialisasi, dan pelaksanaan perlindungan mulai dari prapenempatan, penempatan, dan pemulangan. BNP2TKI memiliki beberapa tindakan sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap TKI, yaitu tindakan preventif antisipatif, tindakan represif, dan tindakan fasilitatif rehabilitatif. BNP2TKI juga telah memiliki Crisis Center yang memiliki tugas menerima pengaduan dari keluarga TKI yang ada di Indonesia mengenai permasalahan yang dihadapi atau diduga terjadi pada TKI yang ada di luar negeri tersebut. Penelitian ini melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui langkah diplomasi dengan Saudi Arabia dalam upaya melindungi TKI. Sejak moratorium diberlakukan hingga Februari 2014, peneliti melihat ada tiga bagian diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Indonesia berdiplomasi terhadap Saudi Arabia dalam menanggapi kebijakan amnesti yang diberlakukan Saudi Arabia dari tanggal 11 Mei 2013 3 Juli 2013 untuk para buruh migran yang melanggar ketentuan keimigrasian Saudi Arabia, termasuk TKI. Oleh karena besarnya jumlah WNI overstayers di Saudi Arabia 83

dan terlalu singkatnya waktu yang diberikan, serta tidak kooperatifnya pihak keimigrasian Saudi Arabia dalam memberikan exit permit dan memperbaharui dokumen TKI yang tetap ingin bekerja kembali, maka Indonesia melakukan beberapa diplomasi. Adapun diplomasi tersebut seperti melalui surat Presiden RI kepada Raja Saudi Arabia, pembicaraan telepon langsung Menlu RI dengan Menlu Saudi Arabia, pertemuan Wamenlu RI dengan Direktur Jenderal Wilayah Barat Kemenlu Saudi Arabia, pertemuan Direktur PWNI dan BHI Kemlu RI dengan instansi setempat. Selain itu juga diadakan demarche bersama Dubes RI dengan Keppri lainnya Kemenlu Saudi Arabia, demarche bersama Acting Konjen RI dengan Konsul-konsul Jenderal Perwakilan Asing di Jeddah, dan pemanggilan Dubes Saudi Arabia di Jakarta. Melalui berbagai upaya diplomasi yang telah dilakukan, maka Indonesia berhasil untuk memohon perpanjangan masa amnesti tersebut, dimana Saudi Arabia memperpanjang masa amnesti hingga tanggal 3 November 2013. Diplomasi lainnya yang dilakukan adalah Senior Official Meeting dimana telah berlangsung selama empat kali, SOM I diadakan pada tahun 2010, SOM II diadakan pada Oktober 2011 di Yogyakarta, SOM II diadakan pada 1 2 Oktober 2012 di Jeddah, dan SOM IV diadakan pada 9 13 September 2013. Pada SOM I, Saudi Arabia tidak mau menandatangani ROD, sedangkan pada SOM II, isi dari ROD diubah secara sepihak oleh Saudi Arabia sehingga perjanjian dibatalkan. Diplomasi Indonesia semakin menunjukkan prestasi yang lebih baik lagi dengan 84

melihat keberhasilan dari SOM III & IV, dimana Saudi Arabia sudah menandatangani ROD dan menjalankannya dengan baik. Proses diplomasi yang paling penting pada masa moratorium ini adalah penandatanganan MoU Indonesia Saudi Arabia mengenai penempatan dan perlindungan TKI. Selama bertahun-tahun tidak ada perjanjian antar kedua negara ini, sehingga tidak ada jaminan hukum yang harus dipatuhi kedua belah pihak untuk melindungi para TKI. Terdapat beberapa kali pertemuan antara kedua negara ini sampai pada akhirnya MoU ditandatangani pada tanggal 19 Februari 2014. Diharapkan dengan adanya MoU ini, para TKI tidak lagi mengalami hal-hal yang tidak seharusnya terjadi pada mereka. Proses hingga terjadinya kesepakatan mengenai perjanjian ini merupakan suatu keberhasilan besar dari diplomasi Indonesia terhadap Saudi Arabia, dimana selama ini negara ini tidak memiliki aturan hukum untuk melindungi para buruh migran yang bekerja di negaranya. Dalam penelitian ini juga menganalisis beberapa hal yang belum dilakukan pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan terhadap para TKI. Perlindungan yang maksimal terhadap TKI, baik pada masa pra penempatan, penempatan, dan purna penempatan menjadi hal yang belum dilakukan. Apabila pemerintah serius dalam memberikan perlindungan dalam berbagai masa tersebut, maka dapat dipastikan ketidakadilan terhadap TKI dapat direduksi hingga pada titik minimal. Selain itu, belum ada koordinasi yang baik antar kementerian dan lembaga yang terkait dalam penanganan TKI ini, sehingga berbagai ketidakmasilan terjadi dalam pemberian perlindungan TKI. Seharusnya kementerian dan lembaga tersebut saling bekerja sama dalam memberikan 85

perlindungan yang maksimal, tidak saling melemparkan tanggung jawab satu sama yang lainnya. Hal yang belum dilakukan terakhir di dalam penelitian ini adalah upaya penghapusan sistem Kaffalah yang berlaku di Saudi Arabia. Meskipun MoU telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, tetapi apabila sistem Kaffalah ini masih berlaku di Saudi Arabia, maka ada kemungkinan hal-hal yang tidak baik akan menimpa TKI kembali. Dalam menjalankan diplomasi terhadap Saudi Arabia tentunya terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi adalah adanya perbedaan budaya antara kedua negara. Selain itu, perbedaan hukum yang sangat mencolok tentu menyulitkan Indonesia untuk melakukan diplomasi untuk melindungi para TKI. Dengan adanya perbedaan budaya dan hukum ini tentu akan menciptakan perbedaan pandangan antara kedua belah pihak dalam menanggapi suatu isu, terutama dalam pemberian perlindungan terhadap TKI. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memiliki upaya diplomasi yang baik sehingga akhirnya tantangan ini tidak menghalangi pencapaian tujuan dari diplomasi itu sendiri. Dengan dilakukannya diplomasi antara Indonesia dan Saudi Arabia ini diharapkan hubungan bilateral kedua negara dapat semakin lebih baik, terutama dalam konteks buruh migran yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam hubungan internasional, diplomasi merupakan soft power yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan internasional yang terjadi. Keberhasilan diplomasi yang telah dilaksanakan dengan Saudi Arabia dapat dijadikan pembelajaran oleh Indonesia kepada negara-negara penerima TKI lainnya yang 86

bermasalah lainnya. Dengan demikian, permasalahan TKI di berbagai negara juga dapat direduksi secara kuantitas sehingga Indonesia dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi negara-negara pengirim buruh migran lainnya. B. Saran Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan terhadap TKI di Saudi Arabia sudah baik. Meskipun demikian melalui penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Pemerintah Indonesia harus serius dalam mengevaluasi penerapan MoU tersebut di lapangan, sehingga hak para TKI dapat dilindungi dengan baik. Dalam tahap ini, pemerintah Indonesia harus membentuk Joint Working Commitee sehingga semua dapat berjalan maksimal. Bahkan pembentukan ini harus dilakukan jauh sebelum moratorium dicabut dan dilakukan pengiriman TKI kembali ke Saudi Arabia. 2. Pemerintah Indonesia perlu mengevaluasi PPTKIS yang telah menjadi rekan pemerintah Indonesia dalam menempatkan TKI di Luar Negeri. PPTKIS yang memiliki catatan buruk dan tidak bertanggung jawab dalam pemberian perlindungan terhadap TKI dapat ditindak tegas dan bahkan dicabut Surat Izin Pengerahan-nya. 3. Ketegasan dan keseriusan pemerintah Indonesia juga diperlukan dalam mempersiapkan TKI di dalam negeri. Keahlian dan pengetahuan yang rendah juga menjadi pemicu utama tindak kekerasan terjadi terhadap TKI di Saudi 87

Arabia. Selain itu, pengetahuan TKI mengenai budaya, hukum, dan jika perlu bahasa negara penempatan harus ditingkatkan. 4. Perlu dilakukan perbaikan kinerja dari masing-masing kementerian dan lembaga yang memiliki keterkaitan dalam penempatan dan perlindungan TKI. Tidak hanya kinerja dari masing-masing pihak tersebut, tetapi perlu juga dilakukan perbaikan di dalam koordinasi antar kementerian dan lembaga tersebut, sehingga setiap kementerian/lembaga dapat bekerja secara maksimal. Selain itu diperlukan undang-undang atau hukum yang mengatur kewajiban dan wewenang dari masing-masing kementerian/lembaga sehingga tidak terjadi tumpang tindih tanggung jawab. 5. Pemerintah Indonesia perlu melihat sistem Kaffalah sebagai sebuah ancaman bagi TKI. Sistem Kaffalah yang dapat dilihat sebagai bentuk perbudakan modern, oleh karena itu pemerintah Indonesia harus mampu berdiplomasi terhadap Saudi Arabia untuk penghapusan sistem ini. 6. Revisi Undang-undang No. 39 Tahun 2004 harus segera diselesaikan dan disahkan kembali sebagai undang-undang yang dipakai menjadi hukum domestik Indonesia untuk menempatkan dan melindungi TKI. Revisi tersebut harus disesuaikan dengan konvensi internasional mengenai buruh migran dan memasukkan hal-hal yang belum tercantum sebelumnya di dalam aturan domestik Indonesia. 88