BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah Eksperimen Kuasi Pretest-Posttest Design.

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak semua individu dapat menikmati kesehatan tersebut karena terjangkit

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. Stres karena infertilitas berbeda dari stres yang lain. Pasangan infertil menderita stres

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah experimental double blind non randomized clinical trial post test group design

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli di bidang psikosomatik menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker berada pada urutan kelima penyebab kematian di Indonesia. Lebih dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker ginekologi yang paling sering terjadi adalah kanker serviks, diikuti oleh kanker ovarium dan kanker uteri. Usia puncak insidensi kanker serviks adalah 45-54 tahun. Kelangsungan hidup lima tahun pada kanker serviks stadium I, II, III, IV adalah masing-masing 50%, 40%, 20%, dan 0% (Azis, 2009). Setiap tahun, di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker serviks dan lebih dari 250.000 kematian. Di Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta jiwa, terdapat sekitar 52 juta perempuan yang terancam kanker serviks (Rasjidi, 2009). Kanker menimbulkan stres fisik dan emosional. Penyakit dan terapi kanker sendiri menimbulkan beban psikologis yang berat. Sementara itu, kecemasan terkait diagnosis dan prognosis, biaya terapi medis, serta gangguan fungsi sosial, vokasional, dan keluarga juga merupakan serangkaian stresor psikologis sehingga dapat menginduksi depresi. Pasien kanker berulang kali menghadapi beban fisik dan emosi yang mengaktifkan mekanisme respon stres berupa aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Aktivasi berulang tersebut dapat menimbulkan gangguan aksis HPA dan konsekuensi klinis yang merugikan. 1

2 Salah satu tanda gangguan dalam sistem respon stres endokrin adalah perubahan ritme kortisol sirkadian (Sephton, 2000). Kortisol yang dikenali sebagai hormon stres terlibat dalam respon organisme terhadap stres dan kecemasan. Kadar kortisol dipengaruhi oleh ritme sirkardian dimana kadar tertinggi didapatkan pada pagi hari sebelum bangun tidur dan menurun sepanjang hari. Konsentrasi kortisol dalam serum darah meningkat pada individu yang mengalami stres biologis maupun emosional, depresi, gangguan tidur, demam, hipoglikemi, anoreksia nervosa, serta pasca operasi. Peningkatan kadar kortisol sebesar 3-10% didapatkan pada pasien kanker secara bervariasi tergantung pada beratnya penyakit. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi berada pada kondisi stres biologis dan emosi yang kuat. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol (Limberaki et al., 2011). Sekitar 70% pasien dengan kanker payudara tahap lanjut menunjukkan perubahan profil sirkardian yang menjadi rata, kadar tinggi yang konsisten, atau fluktuasi yang tidak menentu (Sephton, 2000). Kortisol sebagai hormon stres yang disekresikan dari kelenjar adrenal, diketahui memiliki efek imunosupresif dan menimbulkan gangguan fungsi imun sebagai akibat stres. Hipersekresi kortisol juga dapat menimbulkan mood depresif. Pola abnormal sekresi kortisol dilaporkan terjadi pada sekitar 75% pasien kanker payudara dan kanker ovarium baik menjelang dan selama menjalani terapi. Gangguan respon kortisol dapat mempengaruhi resistensi

3 tumor. Kortisol dapat mengakselerasi pertumbuhan tumor melalui aksi imunosupresi maupun efeknya pada proses metabolisme (Sephton, 2000). Pada pasien kanker serviks stadium lanjut, terjadi stres baik berupa stres biologis (progresifitas penyakit dan terapi), stres psikologis (kecemasan terkait diagnosis, prognosis, biaya terapi medis, takut kematian), serta stres sosial (dukungan keluarga, tekanan ekonomi, dan lingkungan). Akibat paparan stresor yang berlangsung lama dapat terjadi depresi. Banyak peneliti telah meninjau upaya reduksi stres sebagai suatu cara untuk memperbaiki kualitas hidup dan daya tahan pasien kanker. Terdapatnya hubungan antara faktor psikologis dan fungsi sistem imun, inflamasi, pertumbuhan pembuluh darah, dan perkembangan tumor telah mengarahkan banyak peneliti pada pertanyaan apakah intervensi psikoterapi, dapat membantu menurunkan gejala, menghambat rekurensi, dan meningkatkan daya tahan hidup pasien kanker (Schettler, 2013). Suatu review sistematik pada tahun 2002 mengenai kemanfaatan berbagai bentuk psikoterapi pada terapi kanker dimulai dengan mencatat adanya pandangan kuat bahwa psikoterapi dapat memberikan kemanfaatan dalam terapi pasien kanker. Caranya yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mereka mengenai penyakit dan terapi, memperbaiki penyesuaian emosi, kualitas hidup, kemampuan bertahan, kepuasan terhadap terapi, penyesuaian kesehatan fisik dan fungsional. Dengan demikian dapat menurunkan gejala terkait terapi dan terkait penyakit, meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi, memperbaiki indikator fungsi sistem imun, dan meningkatkan kelangsungan hidup (Newell et al, 2002).

4 Penambahan intervensi psikoterapi ke dalam terapi kanker rutin menunjukkan berbagai kemanfaatan. Perbaikan kualitas hidup dan berkurangnya gejala terkait stres dan terapi didapatkan pada perempuan dengan kanker payudara metastasis dan non metastasis. Intervensi psikososial dapat secara independen berkontribusi dalam menghambat rekurensi dan meningkatkan ketahanan hidup, khususnya pada pasien dengan penyakit non metastatik (Antoni, 2012). Prinsip utama dalam logoterapi mengenai makna hidup dan pengembangan spiritual pada individu sesuai untuk diterapkan pada pasien dengan penyakit kronis (Frankl 2003, Bastaman 2007). Logoterapi efektif digunakan sebagai psikoterapi pada pasien kanker, terutama kanker serviks di Indonesia karena tingkat spiritualitas mayoritas masyarakat Indonesia cukup tinggi. Hingga saat ini, peran intervensi psikoterapi, khususnya logoterapi terhadap pasien kanker serviks belum pernah diteliti. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar kortisol serum darah perempuan pasien kanker serviks di RSUD Dr.Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah untuk kemudian dibandingkan setelah intervensi psikoterapi logoterapi. B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan kadar kortisol serum antara pasien kanker serviks stadium lanjut yang di intervensi dan tidak psikoterapi logoterapi?

5 C. Tujuan penelitian Menganalisis perbedaan kadar kortisol serum antara pasien kanker serviks stadium lanjut yang di intervensi dan tidak psikoterapi logoterapi di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengetahui mekanisme peningkatan kadar kortisol pasien kanker serviks stadium lanjut b. Mengetahui perbedaan kadar kortisol serum antara pasien kanker serviks stadium lanjut yang di intervensi dan tidak psikoterapi logoterapi. 2. Manfaat Praktis Sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai peran intervensi psikoterapi logoterapi dalam meningkatkan kualitas hidup dan daya tahan serta menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien kanker serviks. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran publikasi ilmiah di Publikasi medik, dengan kata kunci psychotherapy dan cervical cancer, tidak ditemukan penelitian yang menganalisa perbedaan kadar kortisol pada serum darah perempuan pasien kanker serviks dibanding perempuan bukan pasien kanker serviks.