Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN UNDIP

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Pengembangan Stasiun Alastua sebagai Depo Penyimpanan dan Perawatan Kereta Api adalah untuk memaksimalkan stasiun tersebut untuk dimanfaatkan sebagai Depo. Diharapkan di area komplek ini dapat memberikan kinerja yang lebih baik untuk dijadikan Depo. 1. Rekapitulasi Pendekatan Besaran Ruang Depo Lokomotif Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif Unit KELOMPOK KEGIATAN PENERIMA 1 Lobby 20 30 1 30 2 Toilet Pria 3 9,4 1 9,4 3 Toilet wanita 2 2,9 1 2,9 42,3 Sirkulasi 30% 12,69 54,99 54,99 Unit KELOMPOK KEGIATAN UTAMA DAN PENYIMPANAN 1 Lokomotif 39,52 5 197,6 2 Kereta Rel Diesel 52,8 18 950,4 3 Forklift 4,18 1 4,18 4 Crane Overhed Mengikuti luasan 5 Dongkrak Hidrolik 1,1 4 4,4 6 Simpan Lokomotif 39,52 5 197,6 7 Simpan Kereta Rel 52,8 10 528 Diesel 8 Cuci Lokomotif 39,52 1 39,52 1921,7 Sirkulasi 150% 2882,5 4804,3 4804,3 Unit KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA 1 Ruang Kepala Depo 1 15 1 15 2 Ruang tamu 1 7,5 1 7,5 3 Toilet Pria 1 2,9 1 2,9 56

4 Spv Quality Control 1 12 1 12 5 Spv Rencana 1 12 1 12 6 Spv Losd 1 12 1 12 7 Spv Administrasi 1 12 1 12 8 Spv NR dan Fasilitas 1 12 1 12 9 Pengawas Gudang 1 7,92 1 7,92 10 Pengawas Losd DE 7 55,4 1 55,4 / DH / KRD 11 Pengawas Daily 4 31,68 1 31,68 Check 12 Pengawas Quality 4 31,68 1 31,68 Control 13 Pengawas NR dan 1 7,92 1 7,92 Fasilitas 14 Pelaksana Daily 14 53,76 1 53,76 Check 15 Pelaksana Losd DE 18 69,12 1 69,12 / DH / KRD 16 Pelaksana 4 15,36 1 15,36 Administrasi 17 Toilet Pria 2 urinoir 9,4 1 9,4 2 wastafel 3 toilet 367,64 Sirkulasi 30% 110,29 477,93 477,93 Unit KEGIATAN PENUNJANG 1 Kafetaria Ruang makan 20 45 1 45 Pantry 30 1 30 2 Musholla 30 45 1 45 3 Toilet Pria 1 3 1 3 123 Sirkulasi 30 % 36,9 159,9 159,9 Unit KELOMPOK KEGIATAN SERVIS 1 Ruang genset 22 1 22 2 Ruang penampungan air bersih 57

3 Ruang panel listrik 1 unit 4 Gudang 9 1 9 5 Ruang staff servis 4 32 1 32 6 Ruang keamanan 3 5,4 1 5,4 7 Locker 21 21,5 1 22,5 8 Toilet 3 9,4 1 9,4 150,3 Sirkulasi 20 % 30,06 180,36 180,36 Unit KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG 1 Gudang peralatan 2 Gudang kereta ekonomi 3 Gudang kereta bisnis 4 Gudang kereta eksekutif 5 Ruang Belajar 30 90 1 90 6 Ruang Rapat 20 34,65 1 34,65 259,3 Sirkulasi 20 % 51,86 311,16 311,16 Unit KELOMPOK KEGIATAN OUTDOOR 1 Parkir Pengunjung Parkir mobil 25 mobil 12 300 Parkir motor - 60 2 Parkir Pengelola Parkir mobil 30 mobil 12 360 Parkir motor - 72 792 Sirkulasi 100% 792 1584 1584 58

No. Kelompok Kegiatan (m²) 1 Kelompok Kegiatan Penerima 54,99m² 2 Kelompok Kegiatan Utama dan Penyimpanan 4804,3m² 3 Kelompok Kegiatan Pengelola 477,93m² 4 Kelompok Kegiatan Penunjang 159,9m² 5 Kelompok Kegiatan Servis 180,36m² 6 Kelompok Kegiatan Pendukung 311,16m² 5988,64m² Flow of Traffic 40% 2395,46m² 7 Kelompok Kegiatan Outdoor 1584m² 9968,10m² 59

2. Rekapitulasi Pendekatan Besaran Ruang Depo Kereta Tabel 5.2 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Kereta Unit KELOMPOK KEGIATAN PENERIMA 1 Lobby 20 30 1 30 2 Toilet Pria 3 9,4 1 9,4 3 Toilet wanita 2 2,9 1 2,9 42,3 Sirkulasi 30% 12,69 54,99 54,99 Unit KELOMPOK KEGIATAN UTAMA DAN PENYIMPANAN 1 Kereta 59,8 15 897 2 Forklift 4, 18 1 4,18 3 Crane Overhead Mengikuti luasan 4 Dongkrak Hidrolik 1,1 4 4,4 5 Penyimpanan Kereta 59,8 40 2932 3837,58 Sirkulasi 120% 4605,10 8442,68 8442,68 Unit KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA 1 Ruang Kepala Depo 1 15 1 15 2 Ruang tamu 1 7,5 1 7,5 3 Toilet Pria 1 2,9 1 2,9 4 Spv Quality Control 1 12 1 12 5 Spv Perencanaan 1 12 1 12 6 Spv Losd Mekanik 1 12 1 12 7 Spv Administrasi 1 12 1 12 8 Spv Elektrik 1 12 1 12 9 Staff Gudang 1 7,92 1 7,92 10 Staff Quality 7 55,4 1 55,4 Control 11 Pengawas Los 3 23,76 1 23,76 Mekanik 12 Pengawas Elektrik 5 39,6 1 39,6 13 Pengawas Gudang 1 7,92 1 7,92 14 Pelaksana Los 6 23,04 1 23,04 Mekanik 60

15 Pelaksana Elektrik 4 15,36 1 15,36 16 Pelaksana Gudang 2 7,68 1 7,68 17 Toilet Pria 2 urinoir 9,4 1 9,4 2 wastafel 3 toilet 275,48 Sirkulasi 30% 82,64 358,12 358,12 Unit KEGIATAN PENUNJANG 1 Kafetaria Ruang makan 20 45 1 45 Pantry 30 1 30 2 Musholla 30 45 1 45 3 Toilet Pria 1 3 1 3 123 Sirkulasi 30 % 36,9 159,9 159,9 Unit KELOMPOK KEGIATAN SERVIS 1 Ruang genset 22 1 22 2 Ruang penampungan air bersih 3 Ruang panel listrik 1 unit 4 Gudang 9 1 9 5 Ruang staff servis 4 32 1 32 6 Ruang keamanan 3 5,4 1 5,4 7 Locker 21 21,5 1 22,5 8 Toilet 3 9,4 1 9,4 150,3 Sirkulasi 20 % 30,06 180,36 180,36 Unit KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG 1 Gudang peralatan 2 Gudang kereta ekonomi 61

3 Gudang kereta bisnis 4 Gudang kereta eksekutif 5 Ruang Belajar 30 90 1 90 6 Ruang Rapat 20 34,65 1 34,65 259,3 Sirkulasi 20 % 51,86 311,16 311,16 Unit KELOMPOK KEGIATAN OUTDOOR 1 Parkir Pengunjung Parkir mobil 20 mobil 12 240 Parkir motor - 48 2 Parkir Pengelola Parkir mobil 25 mobil 12 300 Parkir motor - 60 648 Sirkulasi 100% 648 1296 1296 No. Kelompok Kegiatan (m²) 1 Kelompok Kegiatan Penerima 54,99m² 2 Kelompok Kegiatan Utama dan Penyimpanan 8442,68 m² 3 Kelompok Kegiatan Pengelola 358,12m² 4 Kelompok Kegiatan Penunjang 159,9m² 5 Kelompok Kegiatan Servis 180,36m² 6 Kelompok Kegiatan Pendukung 311,16m² 9507,21m² Flow of Traffic 40% 3802,88m² 7 Kelompok Kegiatan Outdoor 1296m² 13310,09m² 62

5.2 ASPEK DASAR PERANCANGAN 5.2.1 Aspek Kontekstual A. Makro Batas-batas tapak: Sebelah Utara : Jalan Banget Ayu Wetan Sebelah Timur : Pemukiman Sebelah Selatan : Jalan Gang 2 dan Pemukiman Sebelah Barat B. Potensi Lingkungan : Jalan Gang 2 dan Pemukiman - Aksesbilitas mudah dicapai dengan kendaraan pribadi (motor dan mobil). - Masih berada dikawasan terbuka yang luas sehingga dapat ditanami vegetasi yang akan bermanfaat untuk iklim mikro pada bangunan ini. - Bentuk kontur yang relative datar mempermudah dalam membuat perancangan. C. Lantai Dasar Bangunan dan Ketinggian Bangunan Regulasi tapak untuk Stasiun Alastua. GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 10 m KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 60% KLB (Koefisien Lantai Bangunan) : 1,5 Ketinggian Bangunan : Maksimal 4 lantai Maka perhitungannya adalah : KLB = lantai bangunan keseluruhan lahan = 23.278,19 m 2 50.000 m 2 = 0,47 (memenuhi) 63

KDB = lantai dasar keseluruhan lahan 60% = lantai dasar 17.500 m 2 lantai dasar = 60% x 50.000 m 2 = 30.000 m 2 lantai = lantai bangunan lantai dasar bangunan = 23.278,19 m 2 30.000 m 2 = 0,78 ~ 1 lantai 5.2.2 Aspek Kinerja A. Sistem Pencahayaan Menggunakan system pencahayaan alami dan buatan. Penggunaan pada siang hari menggunakan pencahayaan secara alami dengan maksimal. Untuk ruang tertentu yang memerlukan intensitas cahaya yang cukup dapat menggunakan pencahayaan buatan dengan lampu. Pada malam hari seluruh pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan berupa lampu. B. Sistem Transportasi Sistem transportasi yang digunakan adalah tangga yang terdiri dari tangga umum dan tangga darurat jika terjadi bahaya di dalam gedung. Serta untuk golongan difabel disediakan ramp sebagai jalur akses memasuki gedung. C. Sistem Akustik Penataan system akustik dengan penggunaan material yang spesifik untuk akustik baik pada plafon, dinding, dan lantai pada ruang yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan untuk diluar ruangan dapat menggunakan vegetasi untuk mengontrol akustik yang berlebih dari luar gedung. D. Sistem Pengkondisian udara Sistem pengkondisian udara ini menggunakan pengkondisian udara sacara alami dan buatan. Dalam pengkondisian sacara alami dapat dimaksimalkan potensi angin yang ada diluar ruangan dengan membuat bukaan secara 64

maksimal agar terjadi cross ventilation. Sedangkan pada beberapa ruangan yang memerlukan pengkondisian udara buatan dapat menggunakan AC. E. Sistem Pencegahan Kebakaran Jenis pencegahan bahaya kebakaran yang akan diaplikasikan pada bangunan ini adalah: - Perencanaan utilitas untuk pencegahan bahaya kebakaran adalah Fire alarm, Heat Detector, Smoke Detector. - Penanganan saat terjadi kebakaran berupa Sprinkle system, Fire Extinguiser, Hydrant box cabinet. F. Sistem Penangkal Petir System penangkal petir yang akan digunakan adalah system penangkal petir Faraday. G. Jaringan Air Bersih Sumber air bersih untuk bangunan ini diperoleh dari PDAM dan sumur artesis. H. Jaringan Air Kotor Limbah cair dialirkan menuju sumur resapan dan riol. Untuk limbah padat dialirkan menuju septiktank yang kemudian dialirkan menuju sumur resapan yang nanti secara otomatis akan terserap oleh tanah. Pembuangan air hujan yang tertampung oleh talang pada bagian atap bangunan dibuang melalui saluran drainase ke bawah, kemudian dialirkan menuju selokan lingkungan kampus. I. Jaringan Sampah Sistem distribusi sampah dibedakan menurut jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah non organik melalui kantong sampah yang dipasang pada box sampah. Peletakan sampah diletakkan pada setipa ruang untuk mempermudah jangkauan seseorang ketika mau membuang sampah. Pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan troley sampah yang dilakukan setiap hari diluar jam kerja. Pengumpulan sampah dari dalam gedung kemudian diletakkan pada tempat tersendiri yang sekiranya mudah dijangkau oleh truck pengangkut sampah. 65

J. Sistem Mekanikal Elektrikal Sumber listrik didapatkan dari PLN, namun jika kondisi tertentu juga disediakan genset untuk suplay listrik tambahan. Listrik dari PLN disalurkan menuju MDP (Main Distribution Panel) yang diletakkan dilantai dasar bangunan. Dari MDP kemudian listrik dialirkan menuju SDP (Sub Distribution Panel) melalui jaringan kabel yang diletakkan pada shaft elektrikalyang terhubung pada setiap lantai pada gedung ini. Setelah dari SDP baru kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan elektronika dalam bangunan ini. Selain itu energy listrik alternative njuga menggunakan solar cell yang dipasang pada atap bangunan. PLN Meteran Solar Cells Trafo ATS Charge Control Genset MDP Baterai SDP konverter Instalasi Instalasi Instalasi Gambar 5.1 : Sistem Mekanikal Elektrikal K. Sistem Telekomunikasi Untuk kelancaran komunikasi dan menunjang aktivitas dalam kompleks gedung ini disediakan alat komunikasi seperti telepon, internet, dan faximile. Sedangkan komunikasi di dalam kompleks bangunan atau antar ruang dalam bangunan ini disediakan interkom. Untuk melayani kebutuhan mahasiswa dan umum juga disediakan wi-fi. 5.2.3 Aspek Arsitektural Dengan mempertimbangkan beberapa komponen yang berpengaruh pada penekanan desain post modern pada bangunan Depo Lokomotif dan Depo Kereta. 66

A. Massa Bangunan 1. Untuk memperkecil perolehan panas pada bagian dalam gedung dibuat ventilasi ruang antara atap dengan langit-langitnya sehingga panas tidak langsung tertembus ke dalam ruangan. 2. Pertimbangan orientasi sumbu bangunan dengan membuat blok bangunan yang memanjang dari timur ke barat sehingga dapat meminimalkan fasad yang terkena sinar matahari langsung. Sedangkan penempatan ruang-ruang utama dan pengelola tidak berada di pinggir yang terkena sinar matahari secara langsung. 3. Menggunakan tritisan yang dapat menghindarkan sinar matahari langsung masuk kedalam ruang dan mengenai kaca-kaca jendela yang dapat menaikkan suhu udara di dalam ruang tersebut. 4. Efisiensi energy dengan cara memaksimalkan penggunaan cahaya langit dan penghawaan alami sehingga dapat menekan kebutuhan energy listrik. 5. Menciptakan cross ventilation sehingga ada aliran udara menerus yang dapat masuk ke dalam ruangan sehingga tidak terasa panas. B. Penataan Ruang Luar 1. Dalam penataan ruang luar diminimalkan penggunaan perkerasan agar peresapan air ke dalam tanah dapat lebih maksimal. 2. Ruang luar ditata sehingga menciptakan suatu aktifitas yang atraktif sebagai pendukung bangunan. Dengan menggunakan elemen-elemen alam seperti sinar matahari, air, vegetasi, serta kondisi tapak yang relative datar. 3. Pemanfaatan vegetasi dapat lebih dimaksimalkan untuk aktifitas di ruang luar, misalnya sebagai peneduh pedestrian di dalam kawasan tapak, vegetasi perdu, tanaman rambat dapat digunakan sebagai pengarah sirkulasi dalam tapak, rumput sebagai ground cover dapat berperan mereduksi radiasi panas matahari yang memantul ke tanah. 67