Pendahuluan. Metode Penelitian. Hasil Sementara. Rencana Selanjutnya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DALAM PEMANFAATAN DATA PALSAR UNTUK PENGURANGAN RISIKO DAN MITIGASI BENCANA

Oleh: Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

TOR (Term Of Reference) KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS DAN KOORDINASI KE-2

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

LAPORAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS DAN KOORDINASI KE-2

III. METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

Uji Efektivitas Filter Quasi-Gaussian DCT untuk Memperbaiki Kualitas Citra Ekokardiografi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah lokasi penelitian tumpahan minyak berada di sekitar anjungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 6 Kenampakan pada citra Google Earth.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maret hingga Agustus. Kondisi ini didukung oleh suhu rata-rata 21 0 C 36 0 C dan

Hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 9 No. 1 Juni 2012 : 12-24

Bab 7 Fusi Data Dan Deteksi Perubahan

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 P e n d a h u l u a n

BAB II IDENTIFIKASI DAERAH TERKENA BENCANA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

IDENTIFIKASI AREAL BEKAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA, KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

EKSPLORASI ALOS PALSAR MENGGUNAKAN POLSARPRO V3.0 DENGAN AREAL KAJIAN PT. SANG HYANG SERI, SUBANG, JAWA BARAT. Oleh : DERY RIANSYAH A

3. METODE PENELITIAN. Daerah penelitian berlokasi di Laut Timor di sekitar Platform Montara dan

Operasi dalam Erdas 12/18/2011 IMAGE ENHANCEMENT (PENAJAMAN CITRA) A. Radiometric Enhancement. a. Histogram Match Mengapa perlu Histogram Match :

PENGOLAHAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR MENGGUNAKAN METODE POLARIMETRI UNTUK KLASIFIKASI LAHAN WILAYAH KOTA PADANG ABSTRACT

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Jurusan Geografi, Universitas Negeri Malang 2. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

Minggu 9: Pra Proses (Pre Processing)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. ambang batas (thresholding), berbasis tepi (edge-base) dan berbasis region (regionbased).

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

4 BAB IV HASIL DAN ANALISA

Heru Noviar dan Bambang Trisakti Peneliti Bidang Sumber Daya Wilayah Darat, Pusfatja, Lapan

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB IV PENGOLAHAN DATA

III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.3. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

Phased Array Type L-Band Synthetic Aperture Radar (PALSAR)

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN MODEL PENDUGAAN DAN PEMETAAN BIOMASSA PERMUKAAN PADA TEGAKAN JATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

LAMPIRAN 1 Daftar Istilah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Diterima 30 April 2014; Disetujui 23 Mei 2014 ABSTRACT

BAB 3 PENDEKATAN LOGIKA SAMAR DALAM PEMROSESAN CITRA. Dalam dunia pemetaan untuk skala yang besar, teknik penginderaan jarak jauh

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: PiSAR-L2, Berbasis piksel, Berbasis obyek, Band tekstur

Review Paper. Image segmentation by histogram thresholding using hierarchical cluster analysis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Spektrum Gelombang. Penginderaan Elektromagnetik. Gelombang Mikro - Pasif. Pengantar Synthetic Aperture Radar

STATISTIKA DESKRIPTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bencana alam merupakan bencana yang disebabkan oleh perubahan kondisi

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ALGORITMA TDOA UNTUK PENGUKUR JARAK ROKET MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UHF

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana kebakaran yang dapat terjadi setiap saat. yang terlambat ( tahun 2010)

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Metode GLCM ( Gray Level Co-Occurrence Matrix)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DALAM PEMANFAATAN DATA SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR) UNTUK PENGURANGAN RESIKO DAN MITIGASI BENCANA

Pendahuluan Metode Penelitian Hasil Sementara Rencana Selanjutnya

LATAR BELAKANG (1) Bahaya alam (natural hazard) merupakan peristiwa yang mampu mengancam dan menghasilkan kerusakan lingkungan Indonesia dipandang dari sudut geografis memiliki posisi yang unik dan strategis Ragam perbedaan di Indonesia karekteristik penduduk, cuaca, jenis bencana dan lain-lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Indonesia mencatat sebaran kejadian bencana dan jumlah korban dari tahun 1815 2012 Kejadian bencana di Indonesia dengan frekuensi tertinggi banjir, kebakaran, puting belitung, tanah longsor dan kekeringan

LATAR BELAKANG (2) Jumlah korban jiwa semakin meningkat dari tahun ke tahun Kegiatan pencegahan bencana untuk meminimalisir dampak terhadap jumlah korban jiwa dan kerugian lainnya Upaya tersebut diperlukan setiap daerah dalam perencanaan pencegahan dan pengurangan resiko mitigasi bencana Pencapaian kebutuhan data kebencanaan dapat dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan kemampuan teknologi Teknologi tersebut salah satunya adalah data penginderaan jauh (remote sensing)

LATAR BELAKANG (3) Jenis Data Penginderaan Jauh Optis dan Synthetic Aperture Radar (SAR) OPTIS SPOT 4 Gangguan Atmosferik dan Cuaca Awan, Asap, Kabut, dll RADAR SAR ALOS PALSAR Bebas Gangguan Atmosferik dan Cuaca Tembus Awan, Asap, Kabut, dll Beropesasi Siang dan Malam ALOS PALSAR Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Diluncurkan 24 Januari 2006 Roket H-IIA Terkait Permasalahan Atmosferik, Cuaca dan Gangguan Pada Citra Optis ALOS PALSAR Alternatif Pengganti Citra Satelit Optis

LATAR BELAKANG (4) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) salah satu lembaga resmi di Indonesia yang dapat menyediakan data penginderaan jauh. Pusat Pemanfaaatan Penginderaan Jauh LAPAN mempunyai salah satu tupoksi untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana Kegiatan pemanfaatan data PALSAR untuk pengurangan dan resiko mitigasi bencana dapat mendukung renstra LAPAN

LATAR BELAKANG (5) REVIEW PENELITIAN State of the art PENELITIAN Penerapan & Pengembangan Metodologi PERANAN KAPASITAS DAERAH Permasalahan dan Kondisi di Lapangan

PERUMUSAN MASALAH (1) Bencana banjir memiliki porsi tertinggi 32% frekuensi seluruh kejadian bencana di Indonesia (BNPB 2012). Kegiatan penguatan kapasitas daerah dalam pemanfaatan data PALSAR untuk pengurangan resiko dan mitigasi bencana lebih difokuskan pada permasalahan banjir

PERUMUSAN MASALAH (2) Kelebihan Kelemahan Kejadian Banjir Kebutuan data Kebencanaan banjir - Fase pada saat terjadi bencana banjir Metode efektif, efisien, ruang & waktu Remote Sensing Perkembangan metode remote sensing SAR untuk deteksi banjir Interpretasi visual Mazian, et.al, 1989 Threshold Townsend, P. A. & Walsh, S. J., 1998; Townsend, P. A., 2001; Brivio, P. A., et.al 2002 Klasifikasi supervised Wang, Y., 2004 Segmentasi Benz, U.,et.al. 2004; Ferreira dan Bioucas D, 2008 Multi Temporal Change Detection Herrera-Cruz & Koudogbo, 2009; Martinis, S.et.al, 2009; Martinis, S.et.al, 2010 Akurasi yang cukup akurat dalam menentukan batas air dan non-air secara visual Cocok digunakan untuk pemetaan cepat (rappid mapping), perhitungan komputasi cepat Klasifikasi dapat dilakukan dengan cepat dengan perhitungan komputasi Perhitungan segmentasi dapat dilakukan dengan cepat menggunakan perhitungan komputasi Menggunakan multitemporal data dalam mendeteksi objek banjir, deteksi dampak banjir terlihat lebih jelas Rekomendasi dari beberapa penelitian Memakan waktu relatif lama dalam hal proses pengerjaan, Interpretasi subjektif Threshold global tidak dapat mewakili kondisi lokal Rentan terhadap kesalahan akibat adanya kesamaan nilai obyek Kerapatan kelas diestimasi dengan pemilihan sampel secara manual Memerlukan pengolahan perhitungan matematik dan statistik yang panjang

PERUMUSAN MASALAH (3) Multi Temporal Change Detection didasarkan pada 2 data berbeda akusisi (pre-banjir) dan (post-banjir) Change Detection Normalized Change Index (NCI) Rasio positif antara selisih nilai backscatter pada saat post-banjir dan pre-banjir Dengan jumlah nilai backscatter pada saat post-banjir dan pre-banjir (Martinis, S. et.al, 2010) Normalized Change Index (NCI) Kelas Banjir dan Non Banjir Threshold Global Threshold Global satu scene tidak mewakili kondisi lokal, sehingga terjadi batas bias atau kurang jelas antar objek Threshold Global Split Based Approach (SBA) Threshold lokal Threshold lokal Threshold Global Kelas Banjir dan Non Banjir Split Based Approach (SBA) Pendekatan metode pembagian scene citra Menjadi beberapa bagian / split-image untuk menentukan nilai threshold lokal pengganti threshold global (Martinis, S. et.al, 2009)

Tujuan 1. Mengkaji status penelitian (state of the art) pemanfaatan data penginderaan jauh SAR untuk deteksi banjir 2. Penerapan dan pengembangan model pemanfaatan data penginderaan jauh SAR untuk deteksi banjir dengan melihat status penelitian yang telah dikaji 3. Meningkatkan kemampuan kapasitas daerah dalam pemanfaatan data SAR untuk pemetaan dampak bencana banjir Sasaran 1. Tersedianya hasil kajian (dokumen) status penelitian (state of the art) pemanfaatan data SAR untuk deteksi banjir 2. Tersedianya penerapan dan pengembangan model pemanfaatan data SAR untuk deteksi banjir dengan melihat status penelitian yang telah dikaji 3. Tersedianya modul praktis dan bimbingan pengolahan data SAR untuk pemetaan dampak bencana banjir

Lokasi Penelitian Banjir yang terjadi di wilayah Karawang, Provinsi Jawa Barat pada 24 Maret 2010, merupakan banjir terparah sejak 10 tahun terakhir. Banjir tersebut merendam sekitar 6.119 rumah di 7 wilayah kecamatan dan mengakibatkan sekitar 5 ribu orang mengungsi Data SAR ALOS PALSAR Akusisi Data 09 Maret 2010 Pre- Banjir 26 Maret 2010 Post-Banjir

Diagram Alir Penelitian Data SAR Scene X1-Pre Data SAR Scene X2-Post Pre-Processing Metodologi Change Detection Banjir Non Banjir

PENGOLAHAN DATA UNTUK MEMPERJELAS DETEKSI OBJEK BANJIR (1) Adaptive Filter SAR Menghilangkan Effect Speckle Noise 1. Frost (Frost, V.S., et.al., 1982) 2. Lee (Lee, J.S., et.al., 1980) 3. Kuan (Kuan, D.T., et.al., 1985) 4. Gamma (Lopes, A., et.al., 1993) 5. Gaussian (Martinis, S., 2010) Texture Filter SAR Menunjukkan Tekstur Suatu Objek 1. Tingkat Kehalusan Tekstur contrast, dissimilarity, inverse difference moment 2. Tingkat Keseragaman Tekstur entropy, max probability, angular second moment 3. Statistik Tekstur mean, variance, correlation 4. Pengelompokan piksel cluster shade, cluster prominence grey scale value mirip (Lee, J.S., et.al., 1999; Katmoko, A.S., et al., 2007) Soil Moisture Menunjukkan Keterkaitan Banjir Vs. Kelembaban Tanah 1. Pendekatan Empiris Soil Moisture Normalized Backscatter Moisture Index (NMBI) (Engman, 1990; Kite & Pietroniro, 1996)

PENGOLAHAN DATA UNTUK MEMPERJELAS DETEKSI OBJEK BANJIR (2) Adaptive Filter SAR Texture Filter SAR Analisis Statistik Covariance Variable x = distribusi nilai piksel back-scattering data sebelum bencana SAR X 1 pre Variable y = distribusi nilai piksel back-scattering data sesudah bencana SAR X 2 post (-) 0 (+) Covariance s (db) 2.0 1.5 1.0 0.5 Keterangan: Pre Banjir Post Banjir Covariance s = 0.84334 Filter / Texture A Covariance s = 3.81169 Filter / Texture B Soil Moisture Pendekatan Empiris 1. Pendekatan Empiris Soil Moisture Normalized Backscatter Moisture Index (NMBI) (Engman, 1990; Kite & Pietroniro, 1996) = Nilai Backscatering SAR scene X 2 post 0.0 = Nilai Backscatering SAR scene X 1 pre Ws = Kelembaban empiris ar dan br = Konstanta empiris A B C D E F Filter / Texture

CHANGE DETECTION NORMALIZED CHANGE INDEX (NCI) = Nilai Backscatering SAR scene X 2 post = Nilai Backscatering SAR scene X 1 pre SAR scene X 1 SAR scene X 2 Pre - Banjir Post - Banjir Hasil Normalized Change Index (NCI) Banjir & Non Banjir Threshold Global Tidak mewakili kondisi lokal Split Based Approach (SBA) Threshold lokal Threshold lokal Threshold Global Normalized Change Index (NCI) Kelas Banjir & Non Banjir

SPLIT BASED APPROACH (SBA) (1) Split image dilakukan dalam satu scene citra NCI dari perhitungan SAR scene X 1 dan X 2 dengan size P * Q P adalah baris dalam satu scene image P * Q Q adalah kolom dalam satu scene image P * Q p adalah salah satu split bagian baris dari split-image X C q adalah salah satu split bagian kolom dari split-image X C X Ci adalah sub-image X C ke i dimana (i = 1,2,3,, n) Split-image X Ci dengan size p * q Hitung mean (µ XCi ), standar deviasi (σ XCi ) Sumber: Bazi, et.al., 2007 Nilai koefisien variasi (CV XCi ) = mean (µ XCi ) / standar deviasi (σ XCi ) Nilai rasio scene (R XCi ) = mean (µ XCi ) dari split-image / mean (µ XC ) citra satu scene Rasio scene (R XCi ) Y Distribusi Variasi Data Dari Koefisien Variasi Terhadap Rasio Scene Split-image X ci Koefisien variasi (CV XCi ) X

SPLIT BASED APPROACH (SBA) (2) Rasio scene (R XCi ) Y Distribusi Koefisien Variasi Terhadap Rasio Scene Split-image X ci X Pemilahan split-image (X n ) = X n = {X Ci CV XCi a1 a2λr XCi b1 b2, i = 1,2,3,, N} Koefisien variasi (CV XCi ) Menghitung Jarak Euclidean terendah dari selisih nilai (CV XC ) - (CV XCi ) dan (R XC ) - (R XCi ) pada semua split-image (X n ) Pemilahan split-image (X n ) = X n = { X 1, X 2, X 3,, X n CV X 1 CV X 2 CV X n, n N }

Threshold Kelas Banjir dan Non Banjir Penentuan threshold batas kelas NCI hasil perhitungan data X 1 dan X 2 digunakan untuk mengkelaskan setiap nilai piksel kedalam beberapa kelas Dalam penelitian ini kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu: Banjir atau (C-) dan Non Banjir atau (C+) Hasil pengkelasan yang dilakukan tidak dapat secara langsung terbagi menjadi dua kelas yang diperlukan, karena terdapat kelas bias (Unlabeled) atau (U) Kelas bias merupakan rentang kelas dimana terdapat sebagian nilai piksel (C-/U) dan (C+/U). T U adalah batas antara (C-) dan (U) atau dapat disebut dengan (C-/U) dan T C adalah batas antara (C+) dan (U) atau dapat disebut dengan (C+/U) Perhitungan threshold T =? dilakukan berdasarkan pendekatan algoritma Kittler dan Illingworth (KI) prinsip kesalahan (error) minimum TKI

Algoritma KI (Kittler dan Illingworth, 1986) Histogram dimodelkan secara statistik 2-D distribution normal kelas banjir dan non banjir p(g i), i = {1 if banjir, 2 if non banjir} T Prob. P1 =? µ1 =? σ1 =? P2 =? µ2 =? σ2 =? Mean Std. Dev a = 1 jika i = banjir, a = T+1 jika i = non banjir b = T jika i = banjir, b = G jika i = non banjir p(g 1) Banjir p(g 2) Non Banjir J(T) = 1 + 2 [P 1 (T) log σ 1 (T) + P 2 (T) log σ 2 (T)] 2[P 1 (T) log P 1 (T) + P 2 (T) log P 2 (T)] G TKI = argmin J(T) Kelas Banjir & Non Banjir

Hasil yang diharapkan Normalized Change Index (NCI) Soil Moisture Split Base Approach Split Image Terpilih Threshold Lokal Nilai Threshold Pengkelasan Banjir Non Banjir

Hasil terkait substansi penelitian 1. State of the art penelitian data SAR untuk deteksi banjir 2. Pemahaman konsep dan metodologi SAR untuk deteksi banjir 3. Penyusunan riset design penelitian untuk deteksi banjir

Hasil terkait pengumpulan dan pengolahan data 1. Request ketersediaan archive data di Sentinal Asia System JAXA 2. Diperoleh 4 scene data dan 2 scene data dalam proses pemesanan 3. Pengolahan data awal (pre-processing) Geo-Coding & Radiometric Calibration Co-Registration Citra Filter Adaptive dan Filter Texture dalam proses

Rencana Penelitian (1)

Rencana Penelitian (2)

Daftar Pustaka

TERIMA KASIH