ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

Integrasi Perspektif Adil Gender Dalam Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Pada Sekolah Menegah Atas Negeri 6 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015. Bayu Aji Kurniawan

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

PERILAKU PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA (Studi Kasus Guru Sosiologi SMA di Surakarta)

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Secara. keinginan yang besar terhadap sesuatu.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Pendidikan Inklusi, Sekolah Inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus.

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Arin Purwanti A

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan memberikan stimulus tindakan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

Inka Dwi Fitriana Sari. Pendidikan Sosiologi Antropologi. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia sejak era orde baru hingga saat ini buruh migran Indonesia ikut

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Pembelajaran, LKS, Tindakan Rasionalitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada sekolah Negeri yang terdiri dari SMA Negeri 1, SMA 2, SMA Negeri 3 dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

ANALISIS FAKTOR MEMPENGARUHI MINAT MEMILIH JURUSAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI, JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB III METODE PENELITIAN

POLA PERILAKU MASYARAKAT BERBASIS GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH DI KELURAHAN SUMBERREJO KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bentuk dan Strategi Penelitian

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia iklan pada era globalisasi ini sudah sangat bervariasi.

1Konsep dan Teori Gender

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

Transkripsi:

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012) Indah Suci Wulandari K8407032 Pendidikan Sosiologi Antropologi ABSTRAK : Indah Suci Wulandari. K8407032. ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Kasus di SMK Negeri 3 Sukoharjo Tahun 2012). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: alasan yang mendasari siswa laki-laki dan perempuan dalam memilih jurusan di SMK Negeri 3 Sukoharjo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data berasal dari informan, yang meliputi informan kunci (siswa) dan informan pendukung (guru) dan orangtua serta dokumen atau arsip yang berhubungan dengan sejarah perkembangan SMK N 3 Sukoharjo. Sampling diambil dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah yang hendak diteliti secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, dan wawancara mendalam. Triangulasi sumber dan triangulasi metode digunakan dalam teknik validitas data. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasinya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa alasan yang mendasari siswa dalam memilih jurusan di SMK N 3 Sukoharjo antara lain 1) pertimbangan peluang kerja yang ditawarkan oleh masing-masing jurusan. Jenis dan peluang pekerjaan tertentu yang disediakan di dunia kerja menjadi pertimbangan penting bagi siswa dalam menentukan jurusan. 2) Pertimbangan hobby dan kesenangan. Jurusan yang mereka pilih umumnya adalah cerminan dari kemampuan dan kegemaran serta kesenangan dari siswa itu sendiri. 3) Pertimbangan nilai. Kurang dipenuhinya persyaratan nilai akademis pada jurusan tertentu, turut menjadi pertimbangan bagi siswa dalam memilih jurusan. Hal ini kemudian akan berdampak pada pemilihan jurusan yang tidak sesuai dengan minat siswa, dan 4) Coba-coba atau iseng terhadap jurusan yang dipilih. Hal ini disebabkan oleh adanya kebingungan siswa dalam menentukan jurusan, 5) sebagai media untuk memperoleh ijazah kelulusan. Proses mempelajari ilmu yang menjadi program studi keahliannya dianggap tidak begitu penting karena nantinya nilai dan ijazah adalah yang terpenting untuk mencari pekerjaan. Kata Kunci: Tindakan Sosial, Gender, Pemilihan Jurusan

Pendahuluan Pada hakekatnya, sekolah menengah adalah lembaga-lembaga pendidikan yang mulai mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ada beragam pilihan jenis sekolah lanjutan yang bisa dimasuki oleh para siswa yang akan melanjutkan pendidikannya, yaitu SMA dan SMK. Meskipun mayoritas orang tua menyekolahkan anaknya di SMA, namun kehadiran SMK juga menjadi salah satu pilihan lain yang cukup menarik. Seperti kita ketahui bersama bahwa SMK mempunyai nilai plus dimana membekali siswanya dengan berbagai macam keterampilan dan keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk terjun ke dalam dunia kerja apabila nantinya tidak dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi. Beragamnya jurusan yang ditawarkan di SMK, membuat beragam pula minat dan motivasi dari masing-masing siswa dalam memilih dan menentukan jurusan yang akan dipelajarinya. Laki-laki ternyata sangat dominan dalam mempelajari ilmu-ilmu kejuruan yang berkaitan dengan sektor-sektor ekonomi industri seperti pertanian, kehutanan dan teknologi, sedangkan perempuan lebih dominan bersekolah pada jenis SMK yang mendalami ilmu-ilmu kejuruan yang sifatnya soft skill (keterampilan lunak), seperti seni dan kerajinan, kepariwisataan, serta bisnis dan manajemen. Hal ini dibuktikan dengan adanya dominasi siswa tertentu pada masing-masing jurusan yang ditawarkan di SMK. Menurut data pokok pendidikan SMK 2011 di SMK Negeri 3 Sukoharjo pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan banyak diminati oleh siswa laki-laki, sedangkan jurusan Pemasaran dan Akuntansi banyak diminati oleh siswa perempuan. Beragamnya pilihan jurusan yang ditawarkan di SMK, membuat beragam pula minat dan motivasi siswa dalam memilih jurusan. Akan banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang akan mereka gunakan sebelum akhirnya siswa memutuskan untuk menekuni bidang tertentu. Mengacu pada hal tersebut di atas, inilah yang peneliti rasa penting untuk dikaji bahwa terdapat perbedaan minat dalam memilih jurusan antara laki-laki dan perempuan yang didasari oleh pertimbangan tertentu sehingga menjadikan penelitian ini dengan judul Alasan Pemilihan Jurusan Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMK Negeri 3 Sukoharjo Tahun 2012).

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK N 3 Sukoharjo. Dalam penelitian ini hal yang yang menjadi rumusan masalah adalah apa alasan yang mendasari siswa laki-laki dan perempuan dalam memilih jurusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan yang mendasari siswa dalam memilih jurusan di SMK Negeri 3 Sukoharjo. Metode Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Sukoharjo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data berasal dari informan, yang meliputi informan kunci (siswa) dan informan pendukung (guru dan orangtua) serta dokumen atau arsip yang berhubungan dengan sejarah perkembangan SMK N 3 Sukoharjo. Sampling diambil dengan teknik purposive sampling yang dilakukan dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah yang hendak diteliti secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dan metode digunakan dalam teknik validitas data. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasinya. Review Literatur Untuk memahami konsep gender, maka kata gender harus dibedakan dengan kata seks (jenis kelamin) terlebih dahulu. Pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu (Fakih, 2008: 8). Apabila konsep sex lebih diartikan secara biologis semata maka konsep gender lebih diartikan sebagai suatu konstruksi sosial budaya masyarakat. Menurut Stoller gender adalah konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang

dibangun oleh kebudayaan manusia (Nugroho, 2008: 3). Sementara itu pengertian lain gender adalah keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem simbol masyarakat yang bersangkutan (Saptari & Holzner, 1997: 21). Tabel 1.1. Perbedaan Konsep Sex dan Gender Konsep Laki-Laki Perempuan Karakteristik Memiliki hormon testosteron Memiliki hormon estrogen Seks (Biologis) Memiliki penis Memiliki vagina Menghasilkan sperma Menghasilkan ovum Membuahi (spermatozoa) Menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui Karakteristik Diasumsikan lebih rasional Mengedepankan perasaan Gender (Kultural) Berperan sebagai kepala keluarga Berperan sebagai ibu rumah tangga Bertanggung jawab atas nafkah (ranah publik) Bertanggung jawab atas pekerjaan domestik Lebih kuat dan dominan Lemah dan penurut Sebagaimana telah diungkapkan oleh Kerstan dalam Sunarto (2004: 111) bahwa gender berbeda dengan seks (jenis kelamin), gender bukanlah bersifat biologis melainkan dikonstruksi secara sosial budaya. Gender tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, maka dari itu gender dapat berubah. Proses sosialisasi ini dalam sosiologi dinamakan sosialisasi gender (gender socialization). Sebagaimana sosialisasi pada umumnya, maka dalam sosialisasi gender terdapat pula beberapa ranah atau media yang berperan penting, media tersebut adalah keluarga, sekolah, dan media massa. Media tersebut saling memberikan pengaruhnya dalam rangka pembentukan ideologi pada diri seseorang dan menjadikannya sebagai dasar dalam melakukan hubungan dengan masyarakat. Ideologi-ideologi gender yang telah disosialisasikan kepada individu kemudian akan membentuk suatu konstruksi sosial, tidak terkecuali konstruksi mengenai peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Artinya perbedaan sifat, sikap, dan perilaku yang dianggap khas perempuan atau khas laki-laki atau

feminin dan maskulin adalah suatu konstruksi budaya yang dibentuk oleh masyarakat. Konstruksi ini berjalan seiringan dengan proses sosialisasi. Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan sosial yang rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Weber dalam Campbell (1994: 204) melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Weber menyatakan bahwa tindakan sosial berkaitan dengan interaksi sosial, sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Ini menunjukkan bahwa seorang pelaku memiliki sebuah kesadaran akan apa yang sedang ia lakukan yang bisa dianalisis menurut maksudmaksud, motif-motif dan perasaan-perasaan sebagaimana mereka alami. Selanjutnya Johnson (1986: 220) terjemahan Robert M.Z. Lawang menerangkan bahwa rasionalitas merupakan konsep dasar bagi Weber dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang diberikan adalah antara tindakan rasional dan yang nonrasional. Tindakan rasional berhubungan dengan pertimbangan sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya ke dalam empat tipe tindakan sosial yaitu Rasionalitas Instrumental, Rasionalitas yang Berorientasi Nilai, Tindakan Trasional, dan Tindakan Afektif. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah berawal dari pengambilan keputusan mengenai pemilihan jurusan pada siswa SMK. Dalam menentukan keputusan ini siswa mempunyai banyak pertimbangan yang berasal dari banyak sumber. Pertimbangan tersebut terakumulasi dan kemudian mengalami proses penyaringan sebelum akhirnya menghasilkan suatu keputusan dalam memilih jurusan yang akan mereka geluti nantinya. Berbagai alasan dan faktor-faktor yang mendasari siswa dalam memilih jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan ini juga turut mempengaruhi pemaknaan terhadap jurusan itu sendiri. Peneliti selanjutnya menjelaskan mengenai faktor yang memperngaruhi siswa dalam pemenentukan jurusan yang akan ditekuninya. Beragamnya alasan

dan faktor yang mempengaruhi siswa kemudian akan menghasilkan keanekaragaman pula motivasi siswa dalam memilih jurusan. Dari konsep di atas akan menghasilkan motivasi berbeda yang melatarbelakangi siswa dalam memilih dan menentukan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini skema kerangka berpikir yang akan mempermudah dalam memahaminya. Berikut skemanya : Pemilihan Jurusan Pada Siswa SMK Petimbangan yang digunakan Pemilihan Jurusan di SMK Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pemilihan Jurusan tertentu di SMK Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Makna Pemilihan Jurusan Pada Siswa ditemukan beragam alasan yang mendasari siswa dalam pemilihan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Alasan tersebut antara lain: pemilihan jurusan dengan pertimbangan peluang kerja yang ditawarkan oleh masing-masing jurusan, pertimbangan hobby dan kesenangan siswa terhadap salah satu jurusan, pemilihan jurusan yang didasarkan atas pertimbangan nilai, pemilihan jurusan yang didasarkan oleh unsur coba-coba atau iseng terhadap jurusan yang dipilih, dan jurusan sebagai media untuk mendapatkan ijazah kelulusan.

Beragamnya alasan yang melatarbelakangi siswa dalam memilih jurusan membuat beragam pula antusiasme siswa dalam mengikuti dan menekuni jurusan yang dipilihnya. Dalam pemilihan jurusan tentunya siswa telah melakukan berbagai pertimbangan, pemikiran dan tindakan yang berhubungan dengan persiapan menghadapi masa depannya setelah lulus sekolah nantinya. Ada informan yang mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar dan ada pula yang kurang bersemangat. Mereka yang bersemangat umumnya aktif di dalam kelas. Mereka selalu memperhatikan saat guru sedang menerangkan pelajaran, bertanya apabila ada pelajaran yang kurang dipahaminya, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak membolos sekolah apabila tidak ada alasan atau halangan yang penting dan mendesak. Sebaliknya, mereka yang mempunyai semangat rendah dalam belajar cenderung pasif di kelas; jarang bertanya, selalu diam atau bahkan asyik ngobrol sendiri dengan teman saat guru menerangkan pelajaran, jarang mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan membolos saat ada pelajaran yang kurang disukainya. Alasan pemilihan jurusan ini dapat dilihat dalam konteks pemikiran Weber yang dikutip oleh Johnson (1986: 220-222) yang berbicara mengenai tindakan sosial manusia. Tindakan tersebut antara lain: tindakan rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai, tindakan tradisional dan tindakan afektif. Dalam pemilihan jurusan pada siswa di SMK N 3 Sukoharjo faktor minat dan keinginan akan menjadi penentu dalam pemilihan jurusan yang akan ditekuninya. Akan tetapi selain hal tersebut, ternyata faktor konstruksi gender juga ikut bermain di dalamnya. Umumnya para siswa akan menyesuaikannya dengan peran gender yang disandang oleh masing-masing siswa, yaitu siswa laki-laki dan perempuan. Laki-laki umumnya memilih jurusan teknik kendaraan ringan sebagai prioritas pilihannya. Sedangkan perempuan akan memilih jurusan selain otomotif sebagai program studi yang akan ditekuninya, misalnya perhotelan, akuntansi, pemasaran dan jasa boga. Dengan begitu maka identitas gender seseorang akan diketahui dari jurusan apa yang dipilih oleh para siswa. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa ada pertimbangan pantas dan tidak pantas dalam pemilihan jurusan bagi siswa laki-

laki dan perempuan di SMK N 3 Sukoharjo. Pertimbangan pantas dan tidak pantas ini menjadikan timbulnya konsep bahwa dalam jurusan itu sendiri terkandung peran-peran gender tertentu yang harus disesuaikan terhadap masing-masing jenis kelamin baik itu siswa laki-laki maupun perempuan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dengan informan siswa di SMK tersebut, diketahui bahwa pada umumnya siswa merasa asing dan sedikit aneh dengan siswa perempuan yang mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan dan siswa lakilaki yang mengambil jurusan jasa boga sebagai program studi keahliannya. Mereka menganggap hal tersebut sedikit kurang wajar karena menyalahi aturan atau budaya yang berlaku dalam masyarakat. Masyarakat turut memberikan penilaian terhadap jurusan yang diambil oleh para anggota masyarakatnya, dalam hal ini adalah para siswa. Penilaian tersebut berupa pujian dan ejekan atau sindiran terhadap jurusan yang dipilih oleh siswa. Penutup Berdasarkan rumusan masalah yang pertama yakni tentang alasan yang mendasari siswa dalam memilih jurusan di SMK N 3 Sukoharjo maka deskripsi dan analisis yang didapat menunjukkan bahwa, didapatkan alasan yang beragam dari para siswa terkait dengan alasan yang mendasarinya dalam pemilihan jurusan di SMK. Alasan yang mendasari siswa dalam memilih jurusan antara lain: karena pertimbangan peluang kerja yang ditawarkan oleh masing-masing jurusan, pertimbangan hobby dan kesenangan siswa terhadap salah satu jurusan, pemilihan jurusan yang didasarkan atas pertimbangan nilai, pemilihan jurusan yang didasarkan oleh unsur coba-coba atau iseng terhadap jurusan yang dipilih, dan jurusan sebagai media untuk mendapatkan ijazah kelulusan. Setelah mengadakan penelitian tentang alasan yang mendasari siswa dalam pemilihan jurusan, maka peneliti memberikan saran-saran untuk menambah wawasan:

1. Bagi Siswa, hendaknya mengkonsultasikan pemilihan jurusan kepada orangtua masing-masing agar terdapat kesepahaman antara anak dengan orangtua sehingga apapun keputusan yang akan dibuat nantinya berdasarkan pertimbangan yang sadar dan matang serta demi kebaikan bersama. 2. Bagi Sekolah Bagi tim penyeleksi peserta didik di SMK Negeri 3 Sukoharjo untuk lebih selektif dalam menempatkan siswa pada jurusan yang ada di SMK, salah satunya dengan melakukan pre test terkait dengan penelusuran bakat, minat dan kemampuan siswa sehingga tidak terjadi kasus pemilihan jurusan yang sifatnya asal-asalan dan tidak sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. 3. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah agar memberikan dukungan terhadap keberadaan SMK. Dukungan tersebut salah satunya dengan memfasilitasi kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan SMK, agar tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik. Daftar Referensi Campbell, T. 1994. Tujuh Teori Sosial: Sketsa, Penilaian, Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius. Fakih, M. 2008. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jonhson, D. P. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terjemahan Robert M. Z. Lawang. Jakarta: Gramedia. Nugroho, R. 2008. Gender dan Strategi Pengarus-utamaannya di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saptari, R & Holzner, B. 1997. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial: Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Jakarta: PT Pustaka Utama Ghafiti. Sunarto, K. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi.

PERSETUJUAN Jurnal yang berjudul Alasan Pemilihan Jurusan Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Di SMK Negeri 3 Sukoharjo Tahun 2012) ini telah disetujui sebagai syarat ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 12 April 2013 Pembimbing I Pembimbing II Drs. A.Y. Djoko Darmono, M. Pd NIP. 19530826 198003 1 005 Siany Indria Liestyasari, S. Ant. M. Hum NIP. 19800905 200501 2 002