UKDW BAB 1 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan

BAB V ANALISIS Pengantar

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 LATAR BELAKANG

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Persiapan yang wajib diperhatikan para calon pengusaha warung kopi :

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN Pertanyaan mengenai Soto Sedeep di Semarang Responden : Habib Ibnu Alwan No.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan kalangan muda Kota Padang senang berkumpul, berinteraksi dan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA FORGET ME NOT CAFÉ SURABAYA SKRIPSI

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Husni Umakhir Gitardiana, 2013

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

Private Elemen Interior Layout ruang Model meja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. Indonesia pada tahun 2013 berjumlah lebih dari 249,9 juta orang. Artinya, Indonesia

Putih Abu Hitam Coklat

GASKY CAFE 7 P DALAM PELAKSANAAN BISNIS MELIPUTI :

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

Semua jenis alat, sarana dan prasarana yang digunakan untuk keperluan penataan ruang makan/restoran. terdiri dari ruangan, perabot/furniture, lenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

USAHA AYAM BAKAR UNTUK MELENGKAPI TUGAS INDIVIDU NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. No. 7B Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Usaha ini dirintis mulai dari awal tahun

BAB II URAIAN TEORITIS

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Gamer s. Little Heaven. Di kafe ini, jangan berharap suasana tenang dan musik lembut mengalun. Teriakan seru yang justru kerap terdengar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. Toko Sumber Hidangan dibangun pada tahun 1929, didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya pada skala nasional, pertumbuhan ekonomi provinsi DI. Yogyakarta juga mengalami pertumbuhan positif.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan ( yang

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jasa kuliner. Usaha ekonomi di bidang kuliner ini merupakan

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha restoran di kota Bandung berjalan sangat pesat. Restoran-restoran ini

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Probo Hindarto (2010), lesehan merupakan istilah untuk cara duduk diatas lantai, dimana akar budayanya berasal dari tata krama duduk di dunia timur. Lesehan merupakan posisi duduk alternatif yang biasanya dipakai, karena dianggap menyenangkan dan lebih bebas. Posisi ini banyak digunakan sehari-hari di ruang keluarga, atau saat ada hajatan dan perkumpulan, karena dapat lebih banyak menampung orang. Menurut Ninin (2011), dalam budaya Indonesia lesehan merupakan cara menjual belikan makanan atau suatu barang sembari duduk di tikar atau lantai. Menurut Zulnynadia (2010), Mengembangkan potensi wisata kuliner di Yogyakarta menjadi semakin penting karena muncul kecenderungan kuat di kalangan kelas menengah dan masyarakat urban yang menjadikan makan bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan biologis untuk mengisi perut yang lapar, melainkan makan telah berubah fungsi menjadi gaya hidup yang didalamnya terdapat relasi-relasi sosial, ekonomi dan budaya yang saling berkaitan. Dalam masyarakat modern, mengkonsumsi makanan memiliki implikasi bukan hanya sekedar menyediakan nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup. Makanan dan makan juga memainkan peran utama dalam kehidupan bersosial, karena itu, tidak perlu heran jika ada hubungan yang kuat antara konteks sosial dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Penelitian tentang pengujian jumlah asupan makanan mengungkapkan bahwa orang cenderung makan lebih banyak ketika orang lain makan lebih dan kurang ketika orang lain makan lebih sedikit (cf Herman, Roth, & Polivy, 2003). Salah satu wisata kuliner di Yogyakarta yang memfasilitasi duduk lesehan adalah di Teratai Cafe. Teratai cafe memiliki konsep tempat terbuka, yang membuat pengunjung dapat langsung menghirup udara bebas, dengan pemandangan lampu remang-remang di samping persawahan. Kebanyakan pengunjungnya adalah anak muda yang datang secara berpasangan (terdiri dari 2 orang), dan jika berkelompok yaitu 4-6 orang, dengan rata-rata usia 17-25 tahun, dan segmentasi konsumen kelas menegah. Fasilitas duduk lesehan memiliki ruangan yang disekat bambu berukuran 2mx2m, dan tinggi sekat 52cm, sambil duduk diatas karpet, dan mengelilingi meja dari bahan kayu berlapis kaca dengan ukuran 65cmx65cm, dan tinggi 37cm. Meja digunakan untuk kegiatan makan, menaruh minuman, bermain kartu, dan menyandarkan lengan ke arah meja. Meja tersebut hanya mampu menampung 4 orang saja, dan jika pengunjung yang datang berkelompok lebih dari 4, mereka duduk berhadapan dengan sudut meja atau bersandar pada sekat yang mengelilingi ruangan. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sikap duduk lesehan yang digunakan pun memiliki berbagai macam gaya, seperti duduk bersimpuh, duduk bersila, lesehan dengan satu kaki menyilang ke atas, duduk selonjor kaki terjulur ke depan, atau duduk bersandar dengan tangan membelakangi punggung. Mereka mengubah posisi duduk mereka kira-kira setiap 15-20 menit, karena lama-kelamaan merasa tidak nyaman, pegal dan sesekali ingin bersandar untuk menghilangkan rasa pegal tersebut. Dari hasil kuisioner pada 20 responden tentang kebiasaan duduk lesehan, didapat kesimpulan bahwa kebanyakan dari mereka mengalami kesemutan pada kaki, kesulitan berdiri, dan sakit punggung saat duduk lesehan. Namun mereka tetap memilih budaya duduk lesehan karena menurut mereka tradisi duduk lesehan terkesan dekat dengan lawan bicara untuk bersosialisasi, lebih leluasa, dan dapat menampung orang dalam jumlah yang banyak. Dari pengamatan pada umumnya, terlihat berbagai aktivitas yang dilakukan pengunjung seperti : membuka obrolan, makan, minum, bercanda, menyimak obrolan orang lain, bermain handphone, atau bermain kartu. Sebagian besar pengunjung menghabiskan waktunya sambil bersosialisasi dengan cara bermain kartu, dan berbincang-bincang. Pengunjung tidak perlu repot membawa kartu dari rumah, karena fasilitas peminjaman kartu sudah disediakan di tempat makan tersebut. Setelah kegiatan makan selesai, terlihat perilaku pengunjung yang membereskan perabotan makan mereka ke tepi, atau ke bawah meja, dan menggunakan meja tersebut untuk kegiatan bermain. Perabotan makanan dan minuman yang ada disana seperti piring, sendok, garpu, pisau steak, gelas, dan sedotan. Menurut pengunjung, jika pramusaji yang dipanggil datangnya lama, mereka membenahi perabot sendiri untuk bermain. Adanya sisa makanan, menimbulkan kesan jijik untuk membereskan perabotan tersebut. Selain itu jumlah pramusaji yang ada di sana hanya 2 orang. Kesan kurang nyaman dan tidak enak hati juga dirasakan pengunjung saat memanggil pramusaji untuk membereskan perabot makan disaat pengunjung belum mau meninggalkan tempat tersebut. Pengunjung menata perabot dengan cara disusun, penyusunannya ada yang secara acak ataupun secara teratur. Saat menyusun piring yang terdapat sisa makanan, sisa makanan tersebut ada yang jatuh ke karpet, karena mereka menaruhnya secara cepat, supaya dapat langsung bermain. Sedangkan jika ada sisa makanan jatuh ke karpet, kondisi karpet tersebut jarang dibersihkan. Adapula pengunjung yang bermain kartu sambil menikmati minuman yang mereka pesan, minuman tersebut mereka letakkan di atas karpet (berdekatan dengan posisi mereka duduk), karena meja yang ada digunakan untuk kegiatan bermain kartu. Dan dari keterangan pengunjung, mereka sering lupa ketika sedang asyik bermain dan tidak sengaja menumpahkan minuman yang mereka pesan, karena tersenggol saat mereka menaruhnya di atas karpet. 2

Rata-rata minimal waktu yang mereka habiskan di Teratai 60 menit, waktu tersebut mencakup kegiatan seperti memilih tempat duduk, memesan menu, menunggu menu datang, makan atau minum, berbicara, dan bercanda. Jika mereka bermain kartu, waktu yang dihabiskan di Teratai bertambah lama, bahkan berjamjam. Rata-rata waktu yang dihabiskan pengunjung untuk bermain kartu adalah 90 menit.di Teratai sendiri tidak ada batasan waktu, karena konsep tempat ini adalah kepuasaan pelanggan yang diutamakan, selain itu jumlah persaingan diantara tempat yang sejenis semakin banyak, Bagi manager Teratai jika tempat terkesan penuh, hal ini tidak menjadi masalah dan menggangu alur pergerakan konsumen, karena ada kemungkinan untuk memesan menu tambahan yang berarti pengunjung betah berlama-lama, sehingga diharapkan pengunjung tidak menyesal untuk datang ke tempat tersebut. Dari paparan di atas ditarik kesimpulan bahwa duduk lesehan merupakan sikap duduk yang disukai oleh masyarakat, khususnya kelompok anak muda saat kegiatan makan bersama. Walaupun ada beberapa hal yang mengganggu kenyamanan saat duduk lesehan, namun ada banyak keunggulan lain yang didapat dari penataan ruang yang memungkinkan terjadi bermacam kegiatan, dan kedekatan secara psikologis yang sulit dicapai dengan posisi duduk lainnya, seperti misalnya berbincang-bincang, atau melakukan permainan berkelompok yang dapat menghibur dan membentuk proses bersosialisasi. Mereka berharap adanya fasilitas yang dapat mendukung kebutuhan aktivitas mereka saat harus duduk lesehan, dan meminimalisasikan gangguan yang diakibatkan dari kegiatan duduk tersebut. 1.2 PERNYATAAN DESAIN Sarana interaksi bermain bagi pengunjung di area makan lesehan dengan mebel makan untuk memudahkan pergerakan tubuh dan meminimalis sisa makanan dan minuman agar tidak tumpah ke karpet. 1.3 RUMUSAN MASALAH Pengunjung Teratai café mengalami masalah ketika aktivitas bersantai dengan permainan table game setelah aktivitas makan, atau sambil menikmati minuman yang ada. Masalahnya dikarenakan menggunakan media meja yang sama, saat kegiatan setelah makan dan ingin bermain table game, hal yang sering terjadinya adalah adanya sisa makanan yang jatuh tercecer di karpet saat ingin meringkas dan memindahkan perabot kotor tersebut. Selain itu saat kegiatan minum sambil bermain, minuman tersebut diletakkan di karpet yang dekat dengan posisi mereka duduk karena meja yang digunakan untuk bermain, akibatnya saat keadaan asyik bermain, pengunjung lupa bahwa ada minuman di dekatnya dan tidak sengaja menyenggol minuman tersebut. Rata-rata pengunjung Teratai café adalah mahasiswa dengan jumlah 4-6 orang, dan mereka datangnya secara berkelompok. Sedangkan ukuran meja yang ada hanya dapat menampung 4 orang saja, akibatnya sisanya tidak mendapatkan space meja saat kegiatan berinteraksi. Untuk itu diperlukan sarana mebel makan yang dapat meminimalis tingkat sisa makanan, dan minuman yang jatuh ke karpet, dan mendukung kegiatan berinteraksi berkelompok dengan pemerataan space meja yang di dapat oleh tiap-tiap pengunjung. 3

1.4 TUJUAN dan MANFAAT Tujuan : Mendukung aktivitas berinteraksi berkelompok dalam penggunaan space meja secara merata, mudah dan fleksibel sesuai kebutuhan jumlah pengunjung Memberikan rasa nyaman karena kebersihan tempat yang tetap terjaga Sebagai media promosi fasilitas hiburan yang ada di café tersebut untuk menarik minat pengunjung Manfaat : Mebel multifungsi yang dapat mencakup kegiatan aktivitas pengunjung dengan lebih mudah dan leluasa Membantu pramusaji dalam hal efisiensi waktu saat meringkas dan membawa perabot ke dapur cuci Menarik perhatian pengunjung dengan fasilitas hiburan yang dapat meningkatkan interaksi di antara anggota kelompoknya 1.5 METODE DESAIN Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Pengamatan yang dilakukan di Teratai café, yang meliputi pengamatan pengunjung Teratai café dengan segala macam aktivitas dan kegiatannya, segmentasi konsumen Teratai café,wawancara dengan manager Teratai café untuk mengetahui visi, misi, sejarah, dan harapan ke depannya Teratai, wawancara dan menyebarkan kuisinoner dengan sebagian pengunjung yang datang ke Teratai café untuk mengetahui, menjawab apa yang dibutuhkan bagi pengunjung, dan nama Teratai café di mata pengunjung yang membedakan dengan café sejenis lainnya. Metode eksperiment kelayakan fungsi produk Dengan membuat model yang akan diuju untuk menjawab apakah model tersebut sudah berfungsi dengan baik, dan menjawab kebutuhan pengunjung. Metode SCAMPER Merupakan metode penggabungan dari berbagai obyek lain menjadi satu obyek dengan cara mengkombinasikan produk yang sudah ada. Ada yang perlu dihilangkan dan ada juga yang perlu ditambahkan. Metode ini digunakan untuk mengembangkan produk yang sudah ada. 4

1.6 BRAINSTORMING NOBAR (NONTON BOLA RAMAI- RAMAI) HOTSPOT PEMINJAMAN KARTU JUMLAH 3-4 ORANG SHISA ADANYA SEKAT PADA MEMBUAT DUDUK PRIVASI BERKELOMPOK LEBIH NYAMAN WESTERN FOOD ANEKA MINUMAN DINGIN DAN PANAGS KONSEP TEMPAT SEMI TERBUKA DAPAT MERASAKAN LANGSUNG DINGINNYA MALAM LAMPU REMANG- REMANG MEMBUAT KDEKATAN ORIENTAL FOOD PRESEPSI MENENGAH USIA 17-25 TAHUN HIBURAN PRAMUSAJI MAHASISWA MENU DATANG SECARA BERPASANGAN (2 ORANG) DUDUK KURSI SEGMENTASI BERKELOMPOK (4-6 ORANG) BERJUMLAH 7 SET FASILITAS 1 MEJA TERDAPAT 4 KURSI BERJUMLAH 14 SET TERATAI CAFE MEJA RUANGAN 2MX2M TINGGI SEKAT 52CM PINTU 60 CM PERSEGI, UKURAN 65X65X37CM BAHAN KAYU LAPIS KACA MEMUAT MAK 4 ORANG LEBIH DARI 4, TIDAK MENDAPAT SPACE MEJA DIGUNAKAN UNTUK MENYANDARKAN TUBUH ME NGGUNAKAN MEDIA MEJA YANG SAMA AKTIVITAS YANG TERJADI MENIKMATI FASILITAS PERMAINAN TABLE GAME MINIMAL WAKTU YANG DIHABISKAN 45 MENIT TUJUAN MEMBUANG PENAT MENGHIBUR DIRI BERBAGI PENGALAMAN SAMBIL MENIKMATI MINUMAN POSISI MINUMAN DIPINDAHKAN KE KARPET DEKAT DENGAN POSISI DUDUK SAAT ASYIK BERMAIN, MINUMAN TANPA SENGAJA TERSENGGOL DUDUK BERBINCANG DENGAN KELOMPOK MENIKMATI MAKANAN MINUMAN SETELAH AKTIVITAS MAKAN YANG TERJADI KARENA MENIKMATI FASILITAS HOTSPOT AKIBATN YA MERINGKAS PERABOT MAKANNYA SENDIRI JUMLAH PRAMUSAJI HANYA 3-4 ORANG (SIBUK MELAYANI KONSUMEN LAIN) MENGGUNAKAN MEDIA MEJA YANG SAMA SISA MAKANAN ADA YANG JATUH KE KARPET KONDISI KARPET YANG JARANG DI CUCI KESAN KOTOR DAN JIJIK RASA TIDAK NYAMAN, KARENA MASIH INGIN MENGHABISKAN WAKTU BERLAMA-LAMA 5